You are on page 1of 21

Mata Kuliah

Dosen Pengampuh

Tafsir tarbawy

Sopyan M. Asyari, S. Ag., M. Ag

Allah, Nabi dan Rasul sebagai Prototip Pendidik

Disusun oleh

JURAIDA
RIRI RIANI
SISPA DENI
UZNUL PAJRI

Kelas : PBI 4E
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2014

1 | Page

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Al Quran telah menambahkan dimensi baru terhadap studi
mengenai fenomena jagad raya dan membantu pikiran manusia
melakukan terobosaan terhadap batas penghalang dari alam materi.
Al Quran menunjukan bahwa materi bukanlah sesuatu yang kotor
dan tanpa nilai, karena padanya terdapat tanda- tanda yang
membimbing kepada allah serta kegaiban dan keagungan Nya
alam semesta yang amat luas adalah ciptaan Allah, dan AlQuran
mengajak manusia untuk menyeledikinya, mengungkap keajaiban
dan kegaibannya, serta berusaha memanfaatkan kekayaan alam
yang melimpah ruah untuk kesejahteraan hidupnya.
Di Syurga, ketika Nabi Adam AS hendak diciptakan oleh Allah
SWT, tidak hanya para Iblis saja yang cemburu, dan merasa dirinya
lebih hebat dalam segala hal daripada Adam AS, tetapi juga para
malaikat (Al-Baqarah 2: 30). Hampir-hampir saja Allah SWT murka
kepada malaikat, namun berkat kesadarannya, pada akhirnya
malaikat bersujud dihadapan Adam, AS atas perintah Allah SWT.
Sedangkan Iblis yang tertutup dengan kesombongannya pada
akhirnya mendapat murka Allah SWT.
Untuk
membuktikan
kehebatan
Adam
AS
pasca
penciptaannya, Allah SWT mengadu kecerdasan antara Adam, AS
dengan malaikat, yaitu dengan menyebutkan nama-nama benda di
Syurga. Malaikat hanya terdiam, sementara Adam AS mampu
menyebutkan satu per satu dengan benar nama-nama benda itu.
Karena kalah telak, maka malaikat dengan penuh hormat mengakui
kehebatan Adam, AS. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Quran.

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)


seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat
lalu berfirman:Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika
kamu memang orang-orang yang benar! (Al-Baqarah 2 : 31)

2 | Page

Mereka menjawab : Maha Suci Engkau tidak ada yang kami ketahui
selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami,
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana. (Al-Baqarah 2 : 32)

Allah berfirman : Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka namanama benda ini. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka
nama-nama benda-benda kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku
mengetahui rahasia langit & bumi dan mengetahui apa yang kamu
lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan? (Al-Baqarah 2 : 33).
Kenapa Adam mampu menyebutkan benda tersebut dengan
lancar, tepat dan benar? Karena Allah SWT-lah yang mengajarinya.
Allah SWT memiliki sifat Al-Alim (Maha Pemilik Ilmu), Al-Haadiy
(Maha Pemberi Petunjuk) dan Ar-Rasyid (Maha Pemberi Tuntunan).
Allah SWT adalah Sang Maha Guru bagi seluruh ciptaan-Nya.
Allah menciptakan Nabi dan Rasul di muka bumi bertujuan
memberbaiki akhlak manusia menjadi yang lebih baik. Dan maka
dari itu akhlak mereka di jadikan contoh untuk umatnya.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Allah menunjukan eksistensinya kepada manusia
sehingga disebut dengan Allah sebagai Maha Guru?
2. Apa yang dimaksud dengan nabi dan rasul?
3. Apa saja tugas nabi dan rasul?
4. Apa sifat wajib yang harus dimiliki seorang nabi dan rasul?

3 | Page

BAB II
ISI
Allah, Nabi dan Rasul sebagai Prototipe Pendidik

1. Allah sebagai Maha Guru


Sebagaimana kita ketahui bahwa Allah SWT mempunyai
Sembilan puluh Sembilan nama baik , namun lebih dari itu.
Selain itu Allah juga mempunyai sebuah nama yang teragung.
Hal ini para alim ulama berselisih pendapat dalam menentukan
nama teragung bagi Allah SWT tersebut. Tetapi yang rajih (dapat
dianggap kuat dan baik digunakan sebagai pegangan dan
pedoman) ialah pendapat yang mengatakan bahwa nama
teragung yang dimaksudkan itu merupakan kalimat yang
tersusun dari beberapa buah nama Allah SWT, apabila kalimat ini
digunakan oleh seseorang untuk berdoa kepada Allah dengan
melengkapi semua syarat berdoa yang telah ditentukan menurut
peraturan syariat, maka Allah SWT akan mengabulkan doanya.
Jadi nama teragung itu bukanlah sebagai suatu rahasia yang
tersembunyi atau seolah olah hal yang ghaib yang hanya
diberikan atau diperlihatkan oleh Allah SWT kepada orang
tertentu saja, sedang lain orang yang bukan termasuk khusus
lalu tidak dapt mengetahuinya. Itu sama sekali tidak. 1
Pendidikan itu dibangun atas dasar tauhid, maka segala kegiatan
kependidikan mesti berawal dari Allah. 2 Tauhid merupakan hal
yang menjadikan allah itu esa. Selain itu pembahasan tentang
tauhid semakin hari semakin jelas. Al Quran menjelaskan tentang
1 Sayyid, Sabiq. 1996. Aqidah Islam Pola Hidup MAnusia Beriman, Bandung: Diponegoro,

2Nata, Abuddin, Haji, Tafsir ayat ayat/ H. Abuddin Nata, - ed. 1-5 Jakarta:
Rajawali pers, 2012.hal 55
4 | Page

Tuhan kepada umat nabi Muhammad dimulai dari


memperkanalkan sifat sifat Nya. Sesuai dengan ayat dibawah
ini

bacalah demi Tuhan-mu yang menciptakan (segala Sesuatu).


Dan dia telah menciptakan manusia dari Alaq. Bacalah dan
Tuhan - mullah yang (bersifat) Maha pemurah, yang mengajar
manusia dengan qalam, mengajar manusia apa yang tidak
diketahuinya (nya). Q.S Al Alaq 96: 1-5
Dari ayat diatas dapat kita ambil maknanya bahwa Allah SWT itu
merupakan sang maha guru. Allah mengajarkan kepada manusia
dari apa yang tidak di ketahui sampai dia tahu. Allah telah
menyiapkan banyak pengetahuan di muka bumi ini untuk
manfaatkan dalam kehidupanya tinggal bagaimana manusia
tersebut mencarinya.

1. Allah Yang Maha Pencipta


Alam semesta in adalah ciptaan Allah Swt. Manusia
tidak akan bisa menciptakan suatu benda yang tidak ada
menjadi ada, secerdas apapun manusia itu. Manusia hanya
memiliki kemampuan mengolah benda benda yang tersedia
di alam ini menjadi karya yang bermanfaat. Seperti penemuan
penemuan yang ditemukan oleh para ahli sehingga dapat
digunakan orang banyak dan hemat waktu. Seperti
5 | Page

penemuaan pesawat terbang, dan tekhnologi- tekhnologi


modern.
Namun tidak dapat di pungkiri bahwa tidak sedikit orang
yang percaya bahwa alam semesta ini ciptaan Allah SWt.
Mereka percaya bahwa alam semesta yang tercipta melalui
proses yang panjang dan membutuhkan waktu yang cukup
lama berdasarkan teori teori yang dipelajarinya. Begitu pula
pada suatu saat nanti, alam semesta ini akan musnah tanpa
campur tangan Allah. Allah berfirman dalam Al Quran bagi
orang orang yang sombong.

Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang


membentuk Rupa, yang mempunyai asmaul husnah,
bertasbih kepada Nya apa yang di langit dan di bumi, dan
Dialah yang Maha Perkaralagi Maha Bijaksana. (Q.S. Hasyir:
24)
Berdasarkan dengan ayat tersebut, al Maraghi
mengatakan bahwa Dialah Allah yang menciptakan segala
sesuatu dan menampakannya di alam jagatraya berdasarkan
sifat yang dikehendakiNya. Dialah Allah yang memiliki asmaul
husnah dan tidak ada satupun yang dapat menyamai Nya.
Dengan sifat- sfat yang demikian itulah maka segala apa yang
ada dilangit dan dibumi memuji- Nya.3
2. Allah Yang Maha Pemelihara
Allah SWT memperhatikan makhluk makhluk Nya,
memberikan rezeki, dan juga memelihara hambah hambah
_nya yang memerlukan perlindungan dan Pertolongan Nya.
Orang orang yang benar benar mendapat pemeliharaan hakiki
(dunia akhirat) adalah orang yang benar benar yang percaya
kepada Allah. Karena tidak mungkin jika seseorang butuh
bantuan kepada orang lain namun ia tidak menghargai dan
menghormati orang tersebut . atau orang yang ingin di
perhatikan namun ia tidak pernah memperhatikan orang .
Demikian juga kepada Allah harus ada timbal baliknya,
walaupin pada hakikatnya Dia (Allah ) tidak memerlukannya,
3 M. Quraish Shihab, wawasan Al- Quran
6 | Page

karena Allah MAha Kaya dan Maha Sempurna.4 Allah SWT


berfirman :

Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Maha Raja yang MAha
Suci, yang Maha sejahtera, yang mengaruniakan keamanan,
yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa,
yang memiliki segala keagungan, Maha suci Allah dari apa yang
mereka persekutukan. (Q.S. Hasyr: 23)
Dalam hadis
Ibnu Abbas r.a. mengatakan semua makhluk- Nyaakan merasa
aman, karena Allah tidak akan menganiaya mereka, yang maha
Memelihara. penggalan ini seperti firman Nya. Sesungguhnya
Allah menyaksikan segala sesuatu. (an Nisa: 33). Maksudnya
ialah Dialah yang mengawasi hambah-hambah Nya.
Firman Allah SWT, Yang Maha Perkasa dialah yang
menggenggam segala sesuatu kemudian menundukkanya dan
mengalahkan segala sesuatu. Maka tidak ada yang lain yang
akan mendapatkan keperkasaan, keagungan, kemuliaan, dan
kebesaran Nya. Itulah sebabnya Allah SWt berfirman, yang
Maha Kuasa, Yang Maha Memilikisegala keagungan kebesaran
tidak layak disandang kecuali oleh Zat Yang Maha Mulia. Dan
takabur tidak layak disandang kecuali oleh Zat Yang Maha Agung.
Jabar itu adalah yang memberikan kemaslahatan terhadap segala
urusan makhluk Nya, dan yang memberikan aturan di tengahtengah mereka, yang akan mengantarkan kemaslahatan untuk
mereka. Sedang arti mutakabbir adalah Yang Maha Tinggi dari
segala macam keburukan. Kemudian Allah swt berfirman maha
suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

3. Allah Yang Maha Pemberi Pentunjuk

4 M. Ali Hasan. 2003.Muhammad dan Meneladani Asmaul Husna. Jakarta: PT


Raja Grafindo Persada. Hal 95
7 | Page

Dialah yang memberi petunjuk bagi hamba- Nya yang


dikehendaki Nya. Dialah yang memandu dan mengarahkan
segala perbuatan yang ada manfaatnya untuk diri hamba Nya
dan orang lain. Maka dari iru manusia memerlukan hidayah
(petunjuk) dari Allah tanpa ada petunujuk dari Allah, ia akan
terjerumus ke ledalam lembah kehancuran dan kesesatan.
Meskipun manusia sudah menjadi ilmuwan tersohor, tetap masih
memerlukan petunjuk Allah.5 Allah SWT berfirman:

orang orang yang kurang akalnya di antara manusia akan


berkata:apakah yang memalingkan mereka (umat islam) dari
kitabnya (Bait al- MAqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat
kepadanya? katakanlah: kepunyaan Allah lah timur dan barat;
dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki Nya ke
jalan yang lurus. (Q.S Al- Baqarah: 142)
4. Allah Yang Maha Menghakimi
Allah swt adalah Maha Menghakimi. Jangan sesekali panggil
orang lain sebagai orang munafiq walaupun ada benarnya.
Karena kta tidak ada hak untuk mengatakan, menghakimi dan
menuding jari terhadapnya. Kita tidak mempunyai hak untuk
menghakimi seseorang karena kita sadari bahwa kita tidaklah
sempurna. Yang layak menghakimi seseorang adalah Allah SWT
saja. Dialah sebenar benar Hakim. Hal ini sesuai dengan firman
Allah SWT.

5 Ibid. 95
8 | Page

Maka patutkanlah aku mencari hakim selain daripada Allah,


padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Al Quran )
kepadamu dengan terperinci? Orang orang yang telah Kami
datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al
quran itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenernya. Maka
janganlah kamu sekali kali termasuk orang yang ragu ragu.
(Q. S Al Anam: 114)

5. Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang


Sejak lahir, manusia dianugerahi rasa kasih dan
sayang.Rasulullah saw, menjelaskan bahwa kasih sayang yang
kita miliki berasal dari satu bagian dari seratus bagian yang
dimiliki Nya. Beliau bersabda Allah SWT menjadikan rahmat
itu seratus bagian, disimpan di sisi Nya Sembilan puluh
Sembilan dan dturunkan Nya di bumi ini satu bagian inilah
yang dibagi kepada seluruh makhluk, yang tercermin antara
lainpada seekor binatang yang mengangkat kakinya dari
anaknya, terdorong oleh rahmat dan kasih sayang, khawatir
jangan sampai menyakitinya (HR Muslim)
Dilihat dari banyaknya penyebutan Ar Rahman disebut
sebanyak 57 kal, sedangkan Ar Rahim sebanyak 95 kali. Ar
Rahman dan Ar Rahim adalah zat allah swt. Kasih sayang allah
yang di berikan kepada hamba Nya bagaikan pancaran sinar
matahari pada pagi hari. Dari dulu sampai sekarang , ia terus
menerus memancarkan sinarnya dan ia tidak pernah
mengharapkan sedikit pun balasan.

Sesungguhnya allah telah menerima taubat Nabi, orang orang


muhajirin dan orang orang anshar yang mengikuti Nabi dalam
masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka hamper
berpaling , sesungguhnya allah Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang kepada mereka (Q.S at Taubah:117)

9 | Page

2. Nabi dan Rasul sebagai Prototipe Pendidik


1. Pengertian Nabi dan Rasul
Menurut bahasa, NAbi berasal dari kata Nabbaa-wanbaa yang
berarti yang berarti mengabarkan. Jadi nabi adalah yang
memberitakan dari Allah dan ia diberi kabar di sisi Nya. Dan
berasal dari kata nabaa yang berarti alaa wartafaa (tinggi dan
naik). Maka nabi adalah makhluk yang termulia dan tertinggi
derajat atau kedudukannya.
Sedangkan menurut istilah, nabi adalah seorang laki laki yang
diberi wahyu oleh Allah swt berupa syariat yang dahulu
(sebelumnya), ia mengajarkan dari sekitarnya dari umatnya.
Adapaun rasul secara bahasa ialah orang yang mengikuti
berita berita orang yang mengutusnya; diambil dari ungkapan
jaa atil iblu rosalan (unta itu dating secara beriringan). Rasul
adalah nama bagi risalah atau bagi yang di utus. Sedangkan irsal
adalh pengarahan.
Menurut istilah, rasul ialah seorang laki laki merdeka yang
diberi wahyu oleh Allah dengan membawa syariat dan ia
diperintahkan untuk menyampaikan kepada umatnya, baik orang
yang tidak ia kenal dan yang memusuhinya.6 Firman Allah swt.

Kami tiada mengutus rasul- rasul sebelum kamu (Muhammad),


melainkan beberapa orang laki laki yang kami beri wahyu
kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang
orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui. (Q.S Al
Anbiyya: 7)
Perbedaan nabi dan rasul :
Para nabi menerima tuntunan berupa wahyu akan tetapi
tidak mempunyai kewajiban menyampaikan wahyu itu
kepada umat manusia.
Rasul adalah utusan tuhan yang berkewajiban
menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada umat
manusia.7
6
7 Prof.H.mohammad daud ali, SH. 2008. Pendidikan agama islam. Jakarta
10 | P a g e

Jadi seorang rasul adalah nabi, tetapi seorang nabi belum


tentu seorang rasul.
2. Kedudukan (Fungsi) Nabi dan Rasul
1. Tunduk dan Pasrah Di Hadapan Allah Swt
Allah Swt dalam banyak ayat menjelaskan kedudukan
dan derajat Nabi Muhammad Saw di dunia dan akhirat. Di
antara posisi istimewa itu adalah sikap tunduk dan pasrah di
hadapan Tuhan. Rasul Saw memiliki kepasrahan yang begitu
murni sampai-sampai Allah Swt memuji kedudukan ini. (QS: Ali
Imran:2, Al An'am:41, 17 dan 361)
2. Risalah Kenabian
Risalah kenabian termasuk posisi istimewa lain yang
diberikan Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw. Risalah
kenabian beliau Saw memiliki keistimewaan yang khas
dibanding risalah para Nabi as sebelumnya. Karakteristik
risalah Rasul Saw adalah sebagai penutup, penghapus risalah
sebelumnya, penyempurna risalah para Nabi as terdahulu,
ditujukan untuk seluruh umat manusia, dan sebagai rahmat
bagi semesta alam. Ciri-ciri ini dimiliki oleh Nabi Muhammad
dan tidak dimiliki oleh para Nabi as sebelumnya.
Risalah Nabi-nabi as terdahulu hanya untuk kaum
tertentu saja dan sesuai dengan kondisi pada masa itu.
Sementara risalah Nabi Muhammad Saw diperuntukkan bagi
seluruh umat manusia dan berlaku hingga akhir zaman. Allah
Swt juga telah menjelaskan bahwa Rasul Saw adalah penutup
para Nabi sehingga tidak ada Nabi lain setelahnya.

3. Pemberi Syafaat
Pemberi syafaat termasuk gelar lain yang disandang
oleh Rasul Saw. Kedudukan ini juga dapat diperoleh oleh
manusia biasa melalui shalat tajahud dan sunnah di
pertengahan malam. Hanya saja syafaat yang dimiliki Rasul
Saw adalah syafaat yang bersifat mutlak. Allah Swt memberi
wewenang kepada Rasul Saw untuk memberi syafaat kepada
umatnya kelak. Meski Allah Swt dalam kitab sucinya tidak
pernah menyebutkan nama seorang pun yang kelak di hari
kiamat
akan
memberikan
syafaat,
namun
al-Quran
menyebutkan beberapa kriteria pemberi syafaat dan siapa
saja yang memiliki sifat-sifat tersebut, berarti ia adalah
pemberi syafaat di hari kiamat.
11 | P a g e

Ada beberapa golongan yang disebut oleh al-Quran


sebagai pemberi syafaat. Di antaranya adalah para Nabi as,
malaikat, dan kaum mukmin yang saleh. Selain itu, amal
perbuatan yang baik juga dapat memberikan syafaat kepada
pelakunya.

4. Kemaksuman Mutla
Kemaksuman mutlak (kesucian mutlak) juga termasuk
kedudukan lain yang dimiliki Rasul Saw. Mazhab Syiah
meyakini bahwa Nabi Muhammad Saw dan Nabi-nabi as lain
terjaga dari dosa dan maksiat, baik dosa kecil atau besar,
yang disengaja atau tidak. Tujuan utama diutusnya Nabi Saw
adalah untuk memberikan petunjuk kepada seluruh umat
manusia dan membimbing mereka kepada hakikat kebenaran.
Pada dasarnya, Nabi Saw adalah duta Tuhan untuk seluruh
umat manusia. Beliau ditugaskan untuk memberi hidayah
kepada jalan yang lurus. Apabila beliau sendiri tidak konsisten
dengan ajaran Ilahi, atau bahkan mengamalkan yang
sebaliknya, maka umat manusia akan tersesat dan ini
bertentangan dengan tujuan pengutusan Nabi.
Allah Swt dalam ayat 23 dan 231 surat Ali Imran
menegaskan kewajiban mentaati Rasul Saw secara mutlak
dan menganggap ketaatan kepada manusia suci ini sebagai
ketaatan
kepada-Nya.
Perintah
ini
mengindikasikan
kemaksuman mutlak dan sempurna yang dimiliki Rasul Saw,
sebab jika tidak demikian, tentu saja Allah Swt akan
memerintahkan manusia untuk mematuhinya dalam kasus
tertentu saja. Sementara Allah Swt menilai ketaatan kepada
Rasul Saw sama dengan ketaatan kepada-Nya dan tanpa
pengecualian sama sekali. Dalam surat An-Nisa' ayat 64, Allah
Swt berfirman:
"Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun melainkan
untuk ditaati dengan izin Allah." Ketaatan mutlak kepada Nabi
Saw hanya terjadi jika beliau berada di bawah ketaatan
kepada Allah Swt dan sebagai perpanjangan dari-Nya.
Metode penjelasan seperti itu dengan sendirinya
membuktikan kemaksuman mutlak Rasul Saw. Beliau terjaga
dari segala bentuk kesalahan, kekeliruan, kelupaan dan
sejenisnya. Jika tidak, mustahil Allah Swt memerintahkan
manusia untuk mematuhinya secara mutlak.

12 | P a g e

5. Hakim dan Pemberi Putusan


Di antara kedudukan dunia dan akhirat Nabi Muhammad
Saw adalah bertindak sebagai hakim dan pemberi putusan
atas sebuah perkara dan sengketa yang terjadi di tengah
umatnya. Selama di dunia, Nabi Saw juga bertugas
memutuskan perkara dan sengketa di tengah umat manusia
berdasarkan hukum Allah Swt. Beliau bertindak sebagai hakim
dan memberi putusan yang adil terhadap setiap kasus.
Sementara di akhirat, Nabi Saw menjadi pembagi antara
penghuni surga dan neraka.

6. Wilayah dan Kepemimpinan


Rasul Saw mengemban tugas untuk memberi
penjelasan berbagai urusan dunia dan akhirat umat manusia.
Beliau menjelaskan kepada masyarakat sesuai dengan
ketentuan wahyu. Beliau juga menjalankan roda pemerintahan
yang kelak menjadi sumber manifestasi rahmat Tuhan,
keadilan Islam dan simbol memerangi kezaliman.

7. Penghambaan
Lembaran kehidupan Rasul Saw adalah kumpulan
makrifat, keilmuan dan amal saleh yang mendidik umat
manusia. Manusia agung ini telah melakukan puncak
penghambaan kepada Allah Swt dan melepaskan diri dari
segala bentuk ikatan selain-Nya. Di hadapan keagungan Allah
Swt, beliau menjadi hamba yang pasrah secara mutlak
sehingga menggapai kekuatan spiritual yang agung. Karena
itu, Rasul Saw tak pernah gentar menghadapi kekuatan syirik,
kufur, gemerlap materi atau penguasa yang berhias diri
dengan harta dan bala tentara.
Ibadah adalah tangga yang mengantarkan manusia ke
puncak kesempurnaan ruh dan spiritual. Setiap amal kebaikan
yang dilakukan dengan niat mendekatkan diri kepada Allah
Swt, tergolong ibadah dan penghambaan.
3. Tugas Nabi dan Rasul
Sebelum, kita membahas tentang tugas nabi dan rasul,
mengingat kembali bahwa diantara 25 (dua puluh lima) orang
Nabi dan Rasul yang wajib kita imani dan kita ketahui jumlah dan
13 | P a g e

nama-namanya itu, ada 5 (lima) Rasul yang diberi gelar Ulul Azmi
yaitu Nabi Nuh as, Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as, Nabi Isa as,
dan Nabi Muhammad SAW.
Adapun maksud dari Ulul Azmi adalah orang yang memiliki
kesabaran, ketaatan, ketabahan, dan keteguhan hati luar biasa
dan dalam menempuh segala cita-cita akan dikejar dengan
segenap tenaga (kemampuan) yang dimiliki hingga akhirnya
tercapai. Sedangkan Rasul-rasul Ulul Azmi, maksudnya adalah
para Rasul yang paling banyak mendapat tantangan dan
pernderitaan, tetapi mereka tetap teguh, tabah, sabar, dan terus
berjuang hingga mereka berhasil mengemban tugas yang di
pikulkan oleh Allah SWT.
Allah SWT mengutus para Rasul kepada umat manusia
dengan membawa tugas-tugas tertentu. Adapun tugas-tugas
yang Allah berikan kepada para Rasul antara lain sebagai berikut:
1. Menegakkan Kalimat tauhid (kalimat : Laa ilaaha illallaah)
Firman Allah SWT didalam kitab suci Al-Quran:

Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu,


melainkan Kami wahyukan kepadanya: Bahwasanya tidak
ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian
akan Aku. (QS. Al-Anbiya: 25)

2. Menyeru manusia untuk menyembah hanya kepada Allah.


Firman Allah SWT :

14 | P a g e

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat


untuk menyerukan : Sembahlah Allah saja dan jauhilah thoghut.
(QS. An-Nahl: 36)
3. Membawa Rahmat
Allah SWT berfirman didalam kitab suci Al-Quran:

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)


rahmat bagi semesta alam. (QS. Al-Anbiya: 107)
4. Memberikan petunjuk kejalan yang benar.
Allah SWT berfirman:

Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa


kebenaran, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan (QS. Fathir: 24)
5. Memberi peringatan kepada manusia
Allah SWT Berfirman:

Dan tidaklah Kami mengutus para Rasul itu, melainkan untuk


memberi kabar gembira dan memberi peringatan (QS. Al-Anam:
48)

6. Memberi suri teladan yang baik.


15 | P a g e

Nabi Muhammad SAW bersabda:


Sesungguhnya aku diutus semata-mata untuk menyempurnakan akhlak.
(HR.
Ahmad)
Didalam mengemban tugas-tugas tersebut, para Rasul
mendapat tantangan dari kaumnya, karena itulah, untuk
membuktikan kerasulan dan kebenaran ajaran yang dibawanya,
para Rasul dilengkapi oleh Allah SWT dengan mukjizat, yaitu suatu
kemampuan luar biasa yang tidak dapat ditiru oleh manusia biasa,
yang terjadi semata-mata atas izin Allah SWT. Mukjizat para Rasul
itu berbeda-beda satu sama lain sesuai dengan kecenderungan
umat masing-masing atau situasi yang menghendaki.
MIsalnya mukjizat Nabi Ibrahim as tidak hangus terbakar api,
Nabi Nuh as dapat membuat perahu besar yang dapat
menyelamatkan semua umatnya yang beriman kepada Allah dan
hewan-hewan dari bencana banjir, Nabi Musa as memiliki tongkat
yang dapat berubah menjadi ular untuk mengalahkan para tukang
sihir Firaun dan dapat membelah laut merah menjadi jalan raya,
Nabi Isa as dapat menghidupkan orang yang sudah mati dengan
seizin Allah SWT serta dapat menyembuhkan berbagai macam
penyakit yang sulit disembuhkan seperti penyakit kusta dan buta
sejak lahir dan Nabi Muhammad SAW memiliki Al-Quran yang
merupakan kitab suci lengkap serta terjaga kemurniannya
sepanjang masa (universal).
Kejadian yang luar biasa itu bisa juga terjadi pada orangorang yang shaleh yang sangat dekat dengan Allah SWT atau yang
biasa disebut Waliyullah (wali Allah). Kejadian yang luar biasa itu
jika terjadi pada para Rasul disebut Mukjizat dan jika terjadi pada
para waliyullah disebut Karomah.
Baik Mukjizat maupun karomah, keduanya hanya sematamata pemberian Allah SWT. Sama sekali tidak bisa diusahakan atau
dipelajari, apalagi diajarkan. Dengan demikian, nyatalah bagi kita
bahwa kesaktian yang dimiliki oleh orang-orang tertentu yang bisa
dipertontonkan, bisa diajarkan dan bisa pula dipelajari, bukan
merupakan karomah.
Setiap Nabi dan Rasul makshum, artinya terpelihara dari
segala macam kemaksiatan dan dosa, baik itu dosa kecil maupun
dosa besar. Tetapi sebagai manusia biasa Nabi dan Rasul juga tidak
terbebas dari sifat khilaf dan keliru. Sifat khilaf dan keliru tidaklah
menghilangkan sifat kemakshuman Nabi dan Rasul, karena
16 | P a g e

kekhilafan dan Kekeliruan betapapun kecilnya selalu mendapat


koreksi dari Allah SWT, sehingga selain dari hal-hal yang dikoreksi
itu, para Nabi dan Rasul selalu menjadi panutan dan teladan bagi
umat manusia, terutama para pengikutnya.

Perhatikan Firman Allah SWT :

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu Uswatun


Hasanah (contoh teladan yang baik) bagimu, yaitu bagi orang-orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan
dia banyak menyebut nama Allah. (QS. Al-Ahzab: 21)
4. Kualifikasi (Syarat) Nabi dan Rasul8
Dikatakan bahwa nabi dan rasul memiliki beberapa kriteria
yang harus dipenuhi, di antaranya adalah:

Dipilih dan diangkat oleh Allah.

Mendapat mandat (wahyu) dari Allah.

Bersifat cerdas.

Dari umat Bani Adam (Manusia).

Nabi dan Rasul adalah seorang pria.


5. Sifat Wajib Nabi dan Rasul
Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah ta'ala mempunyai sifat
wajib, mustahil dan Jaiz. Hal ini berlaku untuk semua Nabi dan
Rasul yang semuanya berjumlah 124.000 nabi. Adapun
perbedaan Nabi dan Rasul adalah :
Nabi diutus dan menerima wahyu dari Allah ta'ala dengan
mengikuti syari'at Rasul sebelumnya. Sedangkan Rasul diutus
dan menerima wahyu dengan membawa syari'at baru. Sebagai

8 http://id.m.wikipedia.org/wiki/nabi
17 | P a g e

contoh: Nabi Isa 'alayhissalam adalah seorang Nabi dan Rasul,


maka cara shalat Nabi 'Isa 'Alayhissalam berbeda dengan
syari'atnya Nabi Musa 'alayhissalam.
Sifat Wajib Rasul adalah sifat yang harus dimiliki dan pasti ada
pada setiap nabi dan Rasul. Sifat Mustahil adalah sifat yang tidak
boleh dan tidak mungkin dimiliki oleh setiap Nabi dan Rasul.
Sedangkan Sifat Jaiz adalah sifat yang boleh ada dan tidak pada
setiap Nabi dan Rasul.

Sifat-Sifat Wajib Bagi Nabi dan Rasul9


1. Siddiq (Jujur)
Siddiq berarti benar dan perkataan dan perbuatan. Jadi
mustahil jika seorang nabi dan rasul adalah seorang pembohong
yang suka berbohong.











Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, (al-Hasyr, 7)
2. Amanah (Dipercaya)
Amanah artinya terpercaya atau dapat dipercaya. Jadi
mustahil jika seorang nabi dan rasul adalah seorang pengkhianat
yang suka khianat.



Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang
diutus) kepadamu, (asy-syuara 143)
3. Tabligh (Menyampaikan)
Tabligh adalah menyampaikan wahtu atau risalah dari Allah
SWT kepada orang lain. Jadi mustahil jika seorang nabi dan rosul
menyembunyikan dan merahasiakan wahyu / risalah Alaah SWT.

9 http://abuhelwa.blogspot.com/2009/09/pai-nabi-dan-rasul-yang-diutusoleh.html
18 | P a g e


















Allah berfirman, (yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah
Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada
seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat
Perhitungan. (al-Ahzab, 39).
4. Fathanah (Cerdas)
Fathanah adalah cerdas, pandai atau pintar. Jadi mustahil jika
seorang nabi dan rasul adalah seorang yang bodoh dan tidak
mengerti apa-apa.






Allah berfirman: Dan itulah hujah Kami yang Kami berikan kepada
Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. (al-Anam, 83)

Sifat jaiz bagi nabi dan rasul


Satu sifat Jaiz para Nabi dan Rasul, yaitu Arodhul Basyariyah,

artinya mereka juga memiliki sifat-sifat sebagaimana manusia pada


umumnya, seperti ; makan, minum, tidur, sakit dan lain-lain
sebagainya.

19 | P a g e

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Allah memiliki nama nama baik, diantaranya maha pencipta,
maha pemelihara, mahapemberi petunjuk, maha menghakimi,
maha pengasih, maha penyayang, dan masih banyak lagi.
Nabi adalah adalah seorang laki laki yang diberi wahyu oleh
Allah swt berupa syariat yang dahulu (sebelumnya), ia
mengajarkan dari sekitarnya dari umatnya.
Rasul adalah seorang laki laki merdeka yang diberi wahyu
oleh Allah dengan membawa syariat dan ia diperintahkan untuk
menyampaikan kepada umatnya, baik orang yang tidak ia kenal
dan yang memusuhinya
Perbedaan nabi dan rasul adalah Para nabi menerima
tuntunan berupa wahyu akan tetapi tidak mempunyai kewajiban
menyampaikan wahyu itu kepada umat manusia. sedangkan,
Rasul adalah utusan tuhan yang berkewajiban menyampaikan
wahyu yang diterimanya kepada umat manusia. Jadi seorang
rasul adalah nabi, tetapi seorang nabi belum tentu seorang rasul.
Sifat yang harus dimiliki nabi dan rasul adal siddiq,
amanah, tablig, dan fathonah.
2. Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan kita
tentang allah, nabi dan rasul sebagai prototip pendidik. Dan
dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari- hari.

20 | P a g e

REFERENCES
Sayyid, Sabiq. 1996. Aqidah Islam Pola Hidup Manusia Beriman, Bandung:
Diponegoro,
Nata, Abuddin.2012. Tafsir ayat ayat.Jakarta: Rajawali pers.
Hasan, M.Ali. 2003. Memahami Dan Meneladani Asmaul Husna.
Jakarta:Raja Grafindo.
Shihab, M Quraish. 2007. Wawasan Al Quran. Mizan.
Syaikh Abdurrahman bin Natsir as- saadi.1996. tafsir as-sadi.pustaka
sahipa.
Daud Ali, Mohammad. 2008. Pendidkan Agama Islam. Jakarta : Rajawali
Pers
http://id.m.wikipedia.org/wiki/nabi
http://abuhelwa.blogspot.com/2009/09/pai-nabi-dan-rasul-yang-diutusoleh.htm
http://indonesian.irib.ir/alquran/-/asset_publisher/b9BB/content/kedudukan-dan-derajat-rasul-sawdalam-al-quran/pop_up
http://islamiqolbu.blogspot.com/2011/02/tugas-para-nabi-dan-rasul.html

21 | P a g e

You might also like