You are on page 1of 6

DASAR TEORI

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL

A. PENGERTIAN
Nifas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali
alat kandungan yang lamanya kurang lebih 6 minggu.
1. Keadaan yang terjadi setelah persalinan sampai 24 jam sesudah persalinan
yang disebut IMMEDIATE PUERPERIUM
2. Keadaan yang terjadi permulaan puerpurium, satu hari setelah melahirkan
sampai tujuh hari (1 minggu pertama) disebut EARLY PUERPERIUM
3. Waktu 1 minggu sesudah melahirkan sampai 6 minggu disebut LATER
PUERPERIUM
B. PERUBAHAN FISIK PADA WAKTU NIFAS MELIPUTI :
1. Sistem Vaskuler
a. Pada ibu hamil cenderung terjadi hipervolume darah lebih dari 40% untuk
persedian kelahiran pervaginam, kehilangan antara 300-400 cc bila
melalui operasi dapat dua kali lipat kehilangan darah.
b. Perubahan dari blood volume haemotokrit pada persalinan pervaginam,
hemacontration akan naik, sedangkan pada caesar cenderung stabil dan
akan kembali normal setelah 4-6 minggu.
Volume darah ibu akan bertambah, keadaan ini akan menimbulkan
dekompensasi cordis.
2. Sistem Reproduksi
a. Involusi rahim terjadi sebab setelah placenta lahir uterus akan mengeras
karena kontraksi pada otot uterus, setelah placenta lahir berat uterus 1.000
gram, 1 minggu PP 500 gram, 2 minggu PP 350 gram, 6 minggu PP 50
gram, 8 minggu PP 30 gram.
Involusi uterus ini dari luar dapat diamati dengan memeriksa TFU :
setelah bayi lahir setinggi pusat, setelah placenta lahir 2 jari bawah pusat,
penurunan kurang lebih 1 cm setiap hari, 1 minggu pertengahan pusat
symphisis, 2 minggu tidak teraba datas symphisis.

b. Involusi Tempat Placenta


Tempat placenta merupakan permukaan kasar, tidak rata dan kira-kira
sebesar telapak tangan, luka ini cepat mengecil pada akhir minggu ke-2
hanya sebesar 3-4 cm dan akhir nifas 1-2 cm
c. Perubahan Cerviks dan Vagina
Keadaan cerviks dan vagina setelah persalinan timbul kelainan,
pinggirnya tidak rata karena robekan dalam persalinan, setelah bayi lahir
tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam PP masih dapat
dilalui 2 jari. Pada akhir minggu pertama dapat dilalui 1 jari, pada minggu
ke-3 PP vagina mencapai ukuran normal dan vagina mulai tampak
kembali.
d. Pembuluh Darah Rahim
Dalam uterus mempunyai banyak pembuluh darah yang besar kaena
persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak, maka
pembuluh darah arteri harus , mengecil dalam nifas.
e. Perubahan Dinding Perut
Setelah persalinan dinding perut menjadi longgar, tetapi akan pulih
kembali dalam waktu 6 minggu.
f. Saluran Kencing/Miksi
Pada kandung kemih memperlihatkan oedema dan kadang-kadang
oedema ini menimbulkan retensio utin, karena obstruksi dari uretra. Sisa
urine waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi, dilatasi ureter dan
pyelum, normal kembali dalam waktu 2 minggu.
C. LOCHEA
Yaitu cairan yang dikeluarkan oleh uterus oleh vagina dalam masa nifas, yang
berasal dari bekas melekatnya placenta. Bekas melekatnya placenta dapat
menimbulkan pecahnya pembuluh darah dan dalam proses penyembuhan
mengeluarkan darah.
Lochea dibagi dalam beberapa jenis :
1. Lochea Rubra

Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks
caseosa, lanugo dan kemungkinan mekonium selama 2 hari pasca persalinan.
2. Lochea Sanguilenta
Berwarna merah kekuning-kuningan berisi darah dan lendir, hari ke 3-7 pasca
persalinan.
3. Lochea Serosa
Berwarna kuning cairan tidak berwarna lagi, hari ke 7-14 pasca persalinan.
4. Lochea Alba
Cairan putih selama 2 minggu.
5. Lochea Purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
Apabila pengeluaran lochea lebih dari yang disebutkan diatas kemungkinan
adanya :

Tertinggalnya selaput plasenta atau selaput janin karena kontraksi uterus yang
kurang baik.

Ibu tidak menyusui anaknya, lochea rubra lebih lama karena kontraksi uterus
kurang baik.

Adanya infeksi jalan lahir, membuat kontraksi uterus kurang baik sehingga
lebih lama mengeluarkan lochea rubra dan berbau busuk.

D. PERAWATAN DALAM NIFAS


Perawatan kala IV : Perawatan jam pertama dari nifas meliputi :
1. Pemeriksaan placenta supaya tidak ada bagian-bagian yang tertinggal.
2. Pengawasan TFU
3. Pengawasan perdarahan pervaginam
4. Pengawasan konsistensi rahim
5. Pengawasan KU ibu
E. MOBILISASI
Karena setelah melahirkan, ibu harus istirahat, tidur telentang selama 8 jam
pasca persalinan, kemudian boleh miring kanan dan kiri untuk mencegah
terjadinya trombosis dan tromboemboli hari ke-2 diperbolehkan duduk, hari ke 45 sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi mempunyai variasi, bergantung pada
komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.

F. PAYUDARA DAN LAKTASI


1. Payudara adalah organ pelengkap organ reproduksi wanita yang pada masa
laktasi mengeluarkan ASI.
2. Anatomi Fisiologi
Payudara terletak pada superfisialis diantara sternum dan axila melebar dari
iga ke-2 dan ke-7. Payudara terdiri dari korpus mammae, puting dan areola,
alveolus dari jaringan kelenjar duktus tubulus alveolus dari jaringan ikat,
pembuluh darah limfe dan syaraf. Korpus mamamae terdiri dari 15-25 lobus,
tiap lobus terdiri dari 20-40 lobulus dan lobulus terdiri dari 10-100 alveolus
masing-masing kelenjar tubulus alveolus tersebut bermuara keduktus
laktiferus yang kemudian agak melebar ke sinus laktiferus kemudian menuju
kearah puting susu.
3. Fungsi Payudara
a. Untuk mengeluarka ASI pada masa laktasi
b. Sebagai simbol kewanitaan
4. Buah Dada/Lakasi Masa Nifas
Masing-masing buah dada terdiri dari 15-25 lobus yang terpisah satu sama
lain oleh jaringan lemak. Pada masa kehamilan karena pengaruh hormon
estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh plasenta akan mempengaruhi
kelenjar mammae antara lain :
a. Profilerasi jaringan pada kelenjar-kelenjar alveoli dan jaringan lemak
bertambah.
b. Keluaran cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut colostrum,
berwarna kuning.
c. Hypervaskurarisasi pada permukaan dan bagian dalam. Dimana vena
vena berdilatasi sehingga tampak jelas.
d. Setelah persalinan, pengaruh supresi estrogen dan progesteron hilang,
maka timbul hormon laktogenik (LH) atau prolaktin yang merangsang air
susu. Disamping itu pengaruh oxytocin menyebabkan mioepitel, kelenjar
susu berkontraksi sehingga air susu keluar. Produksi akan banyak sesudah
2-3 hari persalinan.

Jumlah ASI Tersebut di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :


1. Makanan ibu
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan oleh ibu,
apabila ibu makan teratur dan cukup mengandung gizi maka akan
mempengaruhi produksi ASI karena kelenjar pembuat ASI tidak dapat
bekerja dengan sempurna tanpa bahan makanan yang cukup.
2. Ketenangan Jiwa dan Pikiran
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh kejiwaan, ibu yang selalu dalam
keadaan tertekan, kurang percaya diri, berbagai bentuk ketegangan
emosional akan mempengaruhi produksi ASI.
3. Penggunaan Alat Kontrasepsi
Pada ibu yang menysui bayinya penggunaan alat kontrasepsi hendaknya
diperhatikan, karena pemakaian kontrasepsi yang tidak sesuai akan
mempengaruhi produksi ASI.
4. Perawatan Payudara
Perawatan payudara sebaiknya telah dimulai pada masa kehamilan dan
saat menyusui.
Tujuan Perawatan Payudara
1. Untuk memelihara kebersihan payudara.
2. Memperbanyak dan memperlancar produksi ASI.
3. Memperlancar peredaran darah pada mammae.

You might also like