Professional Documents
Culture Documents
Identitas Pasien
Nama
: By. A
Usia
: 25 hari
Jenis kelamin
: Laki-laki
Tanggal Lahir
: 10 Agustus 2015
Nama Ayah
: Tn.X
Pekerjaan Ayah
: Tani
Nama Ibu
: Ny.X
Pekerjaan ibu
: IRT
: 4 september 2015
riwayat lahir di puskesmas ditolong bidan tanggal 10-8-2015 spontan, saat lahir langsung
menangis, BBL 3300 gr.Riwayat panas badan disangkal, mencret disangkal, os dimandikan.
Pemeriksaan fisik
Menangis kuat
Reflek hisap ada dan kuat
Bayi tampak kuning
Tali pusat kotor
Pemeriksaan penunjang :
Bilirubin total
: 15,77 mg/dl
bilirubin direk
: 2,11 mg/dl
1
Bilirubin Indirek
: 13,66 mg/dl
Hb
: 10,8 gr%
Leukosit
: 9700 mm
Trombosit
: 160.000 mm
Hematokrit
: 31 %
Golongan darah
: O / Rh (+)
Diagnosis :
-
Ikterus neonatorum
Omphalitis
O=
menangis kuat, reflek hisap ada dan kuat, bayi tampak kuning, Tali pusat kotor,
tidak sesak , tidak sianosis
A=
ikterus neonatorum
Omphalitis
P =
tidak ada
O=
menangis kuat, reflek hisap ada dan kuat, tidak sesak , tidak sianosis
Ikterik berkurang.
2
A=
P=
intervensi dilanjutkan
O=
menangis kuat, reflek hisap ada dan kuat, tidak sesak ,tidak sianosis
Ikterik berkurang .
A=
P=
intervensi dilanjutkan
O=
menangis kuat, reflek hisap ada dan kuat, tidak sesak ,tidak sianosis
Tidak Ikterik .
A=
masalah teratasi
P=
Resume
bayi laki-laki usia 25 hari datang dengan ikterus neonatorum dan omphalitis (peradangan tali
pusat), riwayat lahir di puskesmas ditolong bidan tanggal 10-8-2015 spontan, saat lahir
langsung menangis, BBL 3300 gr.Riwayat panas badan disangkal, mencret disangkal, os
dimandikan . pemeriksaan fisik menunjukkan kramer 4 , menagis kuat, reflek hisap ada dan
kuat, sclera ikterik , conjungtiva anemis, tidak takipneu , memar dilengan bawah kanan
dengan diameter kurang lebih 2cm, gerakan aktif tidak letargik.
Pemeriksaan Penunjang:
Bilirubin total
: 15,77 mg/dl
bilirubin direk
: 2,11 mg/dl
Hb
: 10,8 gr%
Hematokrit
: 31 %
Golongan darah
: O / Rh (+)
3
Diagnosis kerja
-
Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan dengan ikterus neonatorum patologis
Omphalitis
Anemia
Diagnosis banding
Ikterus fisiologis
Ikterus patologis
Penatalaksanaan
Bayi usia 25 hari dengan BB 3930 gr
Fototerapi
Pemberian ASI adlib
PEMBAHASAN
riwayat lahir di puskesmas ditolong bidan tanggal 10-8-2015 spontan, saat lahir langsung
menangis, BBL 3300 gr.Riwayat panas badan disangkal, mencret disangkal, OS dimandikan .
Kesan :Anamnesa yang dilakukan diruangan kurang lengkap, belum cukup menggali factor
risiko yang mungkin ada sehingga timbul ikterus neonatorum, adapun factor risiko yang
berpengaruh pada kejadian hiperbilirubinemia pada bayi adalah sebagai berikut :
Risiko minor :
Usia kehamilan 37-38 minggu
Sebelum pulang, bayi tampa kuning
Riwayat kuning pada anak sebelumnya
Bayi makrosomia dari ibu DM
Usia ibu > 25 tahun
Bayi berjenis kelamin laki-laki
Pada anamesa disini tidak digali lebih dalam mengenai penyebab terjadinya ikterus
neonatorum, sementara kita perlu membedakan apakah ini termasuk ikterus fisiologis atau
ikterus patologis karena masing-masing klasifikasinya memiliki penyebab yang berbeda,
berikut penjelasannya :
Ikterus fisiologis
Pada bayi cukup bulan dan akan mencapai puncaknya sekitar 6-8mg/dl pada hari ke-3
kehidupan dan kemudian akan turun cepat selama 2-3 hari diikuti dengan penurunan yang
lambat sebesar 1mg/dL selama 1-2 minggu,
Pada BKB, peningkatan sampai 10-12 mg/dl masih dalam kisaran fisiologis, bahkan
hingga 15 mg/dL tanpa disertai kelainan metabolisme bilirubin. Kadar normal bilirubin
tali pusat <2 mg/dL dan kisaran dari 1,4-1,9 mg/dL.
Penyebab ikterus fisiologis
Produksi bilirubin meningkat:
Umur sel darah merah pada bayi baru lahir lebih singkat
Peningkatan eritropoiesis inefektif
Resirkulasi melalui enterohepatik shunt meningkat:
Aktivitas -glukoronidase meningkat
Tidak ada flora bakteri
Pengeluaran mekonium yang terhambat
Bilirubin clearens menurun:
Defisiensi protein karier
Aktivitas UDPGT menurun
Ikterus patologis
Awitan ikterus sebelum usia 24 jam
catatan : keterangan ibu mengenai keluhan bayinya kuning sejak 2 hari lalu perlu kita pikirkan
kembali, terjadinya ikterus pada tubuh bayi bertahap mulai dari sephalocaudal kemudian
perlahan lahan ke seluruh tubuh, kemungkinan ikterus ini sudah terjadi sejak lahir hingga saat ini
dan ibunya baru menyadari ketika bayi sudah kuning hampir diseluruh tubuh, hal ini
menunjukkan tanda ikterus yang patologis.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik diruangan
Menangis kuat
Reflek hisap ada dan kuat
Bayi tampak kuning
Tali pusat kotor
Kesan : perlu dilakukan tambahan pemeriksaan fisik untuk mengetahui tingkat ikrus dengan
pemeriksaan menggunakan skor kremer, tampilan ikterus dapat ditentukan dengan memeriksa
bayi dalam ruangan dengan pencahayaan yang baik, serta menekan kulit dengan tekanan ringan
untuk melihat warna kulit dan jaringan subkutan.
Area Tubuh
4-8
5-12
8-16
11-18
> 15
Pemeriksaan fisik harus difokuskan pada identifikasi salah satu penyebab ikterus patologis.
Kondisi bayi harus di periksa diantaranya pucat, petekia, ekstravasasi darah, memar kulit yang
berlebihan, hepatosplenomegali, kehilang BB, dan bukti dehidrasi.
Pendekatan klinis yang perlu dilakukan:
Tentukan adanya pucat, bukti infeksi, perdarahan (memar), penurunan berat badan
:Suhu : 36,9 C,
Kepala
Leher
: tampak kuning.
Thorax
: tampak kuning pada dada dan punggung, denyut jantung regular, suara napas
vesikuler, tidak sesak , tidak tampak retraksi dinding dada.
Abdomen
: tampak kuning, datar, lembut. Pemeriksaan hati tidak dilakukan. Tali pusat kotor
dan kemerahan
Krammer
:4
Ekstremitas
: tangan dan kaki tampak kuning, telapak tangan dan kaki tidak kuning. tidak
Sianosis, terdapat memar dilengan bawah kanan dengan diameter kurang lebih
2cm.
Bilirubin total
: 15,77 mg/dl
bilirubin direk
: 2,11 mg/dl
Bilirubin Indirek
: 13,66 mg/dl
Hb
: 10,8 gr%
Leukosit
: 9700 mm
Trombosit
: 160.000 mm
Hematokrit
: 31 %
Golongan darah
: O / Rh (+)
Kesan : pemeriksaan penunjang yang dilakukan diruangan belum untuk mengetahui etiologi dan
tatalaksana yang harus dilakukan pada pasien ini.pemeriksaan tambahan yang perlu dilakukan
adalah jumlah eritrosit, mengingat salah satu penyebab dari ikterus fisiologis adalah jumlah sel
darah merah yang meningkat.Apabila terjadi prolonged jaudiance (kuning > 7 hari) dianjurkan
melakukan pemeriksaan fungsi hepar (SGOTSGPT, alkali fosfatase), fungsi tiroid (tiroksin/T4),
pemeriksaan terhadap infeksi bakteri atau virus, dan pemeriksaan urin untuk galaktosemia.
Berikut bagan diagnosis etiologi neonatal hiperbilirubinemia
9
10
Diagnosis kerja :
dari rangkaian pemeriksaan yang sudah dilakukan , pasien ini dapat didiagnosis :
-
Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan dengan ikterus neonatorum patologis
Omphalitis
Anemia
Alasan diagnosis :
Bayi tidak premature, bayi tidak mengalami penurunan berat badan, jaudiance kemungkinan
timbul selama 25 hari, bilirubin total serum 15,77mg/dl , bilirubin direc 2,11 mg/dl, ditemukan
tanda ikterus patologis seperti pucat konjungtiva anemis dan memar kulit lengan kanan .
Penatalaksanaan
Tatalaksana yang didapat:
Fototerapi dimulai sejak tgl 4-9-2015 pukul 10.20 wib.
Tali pusat dibersihkan dengan H2O2
Beri ASI adlib
Kesan : tatalaksana yang dilakukan sudah tepat , dengan dilakukan fototerapi diharapkan terjadi
penurunan kadar bilirubin total sehingga dapat mengurangi gejala klinis yang timbul. Setelah
dilakukan fototerapi selama 3x24jam tampak perbaikan pada bayi, jaudiance berkurang. Perlu
dipikirkan mengeni penatalaksanaan anemia pada bayi ini setelah dilakukan pemeriksaan darah
rutin ulang untuk mengetahui jenis anemianya.
Tujuan tatalaksana: menurunkan kadar bilirubin dan mencegah toksisitas bilirubin dengan Cara
menurunkan kadar bilirubin :
Fototerapi
Tata Laksana Hiperbilirubinemia pada Bayi Cukup Bulan yang Sehat
Usia
Fototerapi
(Jam)
(Kadar
Transfusi tukar
bilirubin
total
(Kadar
bilirubin
total
11
mg/dL)
mg/dL)
24
10-12
20
25-48
12-15
20-25
49-72
15-18
25-30
>72
18-20
25-30
larut air)
Bilirubin indirek
lumibilirubin
isomerisasi
struktural
Bilirubin indirek
Diare
Hipokalsemia
Kerusakan retina
Ruam kulit
Hipertermia
13
14