You are on page 1of 5

Improving Oral Hygiene In Institutionalised Elderly by Educating

Their Caretakers
in Bangalore City, India : a Randdomised Control Trial
2015

Peningkatan Kebersihan Mulut (Oral Hygiene) Pada Lansia dengan


Mengedukasi Pengasuh Lansia di Bangalore, India : Penelitian
Secara Acak Percobaan Terkontrol
2015

BAB I
PENDAHULUAN

I.

LATAR BELAKANG
Lansia selalu dikaitkan dengan kehilangan gigi dalam jumlah
yang cukup banyak atau bahkan tidak lagi memiliki gigi. Studi
epidemiologis menunjukkan bahwa secara umum kesehatan mulut
lansia cukup memprihatinkan. Karies, penggunaan gigi palsu, serta
kebersihan gigi yang merupakan hal yang sering dikaitkan dengan
kejadian penyakit-penyakit pada daerah mulut.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan pada populasi lansi di
Bangalore menunjukkan bahwa status kesehatan dan kebersihan
mulut sangat memprihatinkan sehingga dibutuhkannya beberapa
program untuk meningkatkan kesehatan dan kebersihan mulut
khususnya bagi Lansia

II.

TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi mengenai
program pendidikan kesehatan gigi dan mulut yang diperuntukkan
bagi pengasuh lansia (caregiver) dapat memberi efek positif bagi
kesehatan serta kebersihan mulut lansia.

BAB II
PEMBAHASAN
I.

ANALISA PICO
A. Population
Populasi dalam penelitian ini diambil secara acak dari 7
panti jompo dengan jumlah total sebanyak 322 lansia dengan
tingkat

fungsional

pengasuh/caregiver.

ketergantungan

dan

78

orang

Panti jompo tersebut dipilih berdasarkan

tingkat ketergantungan (kemampuan lansia dalam melakukan


oral hygiene), lansia yang berada dalam 7 panti jompo tersebut
merupakan lansia yang benar-benar tergantung pada pengasuh
mereka dalam hal perawatan serta kebersihan mulut. Tujuh
panti jompo tersebut juga belum pernah menerima program
edukasi mengenai program kesehatan dan kebersihan mulut.
Status kebersihan dan kesehatan mulut lansia dinilai
berdasarkan tingkat kekeroposan gigi, plak baik pada gigi asli
maupun pada gigi palsu serta ada tidaknya stomatitis.
Tujuh panti jompo tersebut secara acak dimasukkan ke
dalam kelompok kontrol serta kelompok intervensi. Tiga panti
jompo diberlakukan sebagai kelompok intervensi, sedangkan 4
kelompok lainnya diberlakukan sebagai kelompok kontrol,
Populasi yang mengikuti penelitian ini, baik lansia ataupun
penyedia perawatan (caregiver) harus tinggal di pati jompo
selama 6 bulan, dan telah menandatangani lembar persetujuan
Lansia yang mengikuti penelitian ini harus memiliki 10 atau
lebih gigi alami atau memiliki gigi palsu serta mampu (segi
kognitif dan fisik) untuk menajalani ujian lisan.
B. Intervention
Para pengasuh yang berada dalam dua kelompok baik
kelompok

intervensi

kuesioner

pada

maupun

tahap

awal

kelompok

kontrol

diberikan

penelitian

untuk

megetahui

pengetahuan mereka mengenai oral hygiene. Bagi kelompok


intervensi, pengasuh/ caregiver diberikan pendidikan mengenai
pendidikan kesehatan mulut pada tahap awal penelitian dan
pada waktu tiga bulan setelahnya dengan menggunakan metode
presentasi

(power

point)

serta

pembagian

CD

mengenai

kesehatan mulut. Sedangkan bagi kelompok control tidak


diberikan pengetahuan seperti yang diberikan pada saat 3 bulan
tetapi pada waktu 6 bulan. Evaluasi penelitian dilakukan dengan
memberikan kuesioner yang sama dengan kuesioner yang
diberikan pada saat tahap awal penelitian.
Bagi lansia, dilakukan pemeriksaan untuk melihat plak
gigi, gigi yang keropos, gigi palsu dan ada tidaknya stomatitis
pada gigi palsu yang digunakan. Tingkat kebersihan mulut pada
lansi dinilai dengan menggunakan OHI-S (Simplified Oral
Hygiene

Index).

Digunakan

pula

Barthel

Index

untuk

mengetahui tingkat ketergantungan dari lansia.


C. Comparation
Perbandingan mengenai pengetahuan pengasuh/caregiver
kelompok intervensi dan kelompok kontrol mengenai kesehatan
mulut menunjukkan agka yang sama serta tidak terdapat
perbedaan

yang

mencolok,

tetapi

terdapat

peningkatan

pengetahuan mengenai kesehatan mulut yang signifikan yang


ditunjukkan

oleh

setelah/pasca

pengasuh

diberikannya

dari

kelompok

perlakuan/intervensi

intervensi
terhadap

mereka.
D. Outcome
Hasil

dai

penelitian

menunjukkan

bahwa

terdapat

peningkatan pengetahuan para pengasuh lansia/caregiver yang


berada dalam kelompok intervensi mengenai kesehatan mulut,

sedangkan para pengasuh yang berada di kelompok kontrol


tidak menunjukkan peningkatan pengetahun kesehatan mulut.
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang

signifikan

antara

pengetahuan

pengasuh

mengenai

kesehatan mulut dengan status kesehatan mulut lansia.

II.

KELEBIHAN & KEKURANGAN JURNAL


1. Kelebihan
Kelebihan dari jurnal ini adalah menunjukkan

bahwa

pengetahuan pengasuh lansia mengenai kesehatan mulut dan


gigi sangat mendukung untuk menurunkan angka kejadian oral
disase pada lansia.
2. Kekurangan
a. Terlalu singkatnya penelitian (hanya 6 bulan) sehingga
peneliti kurang mengetahui apakah intervensi yang telah
diajarkan akan terus dilaksanakan oleh pengasuh atau hanya
dilakukan untuk sementara waktu.
b. Belum terstandarisasinya penilaian (alat ukur) terhadap
pengetahuan, praktek serta perilaku caregiver

You might also like