Professional Documents
Culture Documents
DENGAN ANEMIA
OLEH :
DIV KEPERAWATAN TINGKAT 2 SEMESTER 3
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2015
Manifestasi klinis
Keadaan umum
Kulit
Mata
Penglihatan
kabur,
jaundice
sclera,
konjungtiva pucat.
Telinga
Vertigo, tinnitus
Mulut
Paru paru
Kardiovaskuler
bunyi
Anoreksia,
hepatospleenomegali
hemolitik)
Muskuloskletal
mual-muntah,
(pada
anemia
System persyarafan
Sakit
kepala,
pusing,
berkunang-kunang,
irritable,
lesu
tinnitus,
kelemahan
perasaan
mata
otot,
dingin
pada
ekstremitas.
hemplitik)
maka
hemoglobin
akan
muncul
dalam
plasma
akan
berdifusi
dalam
glomerulus
ginjal
dan
kedalam
urin
PATHWAY
Defisiensi B12,
asam folat,
besi
Kegagalan
produksi SDM
o/ sum-sum
tulang
Destruksi SDM
berlebih
Perdarahan/hemofil
ia
Penurunan
SDM
Hb berkurang
Anemia
PK Anemia
Suplai O2 dan
nutrisi ke jaringan
Gastro
intestinal
Penurun
an kerja
GI
Peristalti
k
menurun
Makana
n susah
dicerna
SS
P
Mekanisme an
aerob
Kerja
lambung
menurun
Asam
laktat
Anoreksia
mual
Perubaha
n nutrisi
kurang
dari
kebutuha
5. Klasifikasi Anemia.
Kelelahan
Intoleran
si
aktivitas
Gg.
perfusi
jaringa
n
Reaksi antar
saraf
Pusing
ATP
berkurang
As.
Lambung
meningkat
Konstipa
si
Hipoksia
Pola
nafas
tidak
sesak
Energy untuk
membentuk
antibodi
berkurang
Resiko
infeksi
Nyeri
tidak akan menimbulkan anemia. Bila disertai malnutrisi, baru akan terjadi
anemia.
2) Anemia Penyakit Kronik.
Penyakit ini banyak dihubungkan dengan berbagai penyakit infeksi,
seperti infeksi ginjal, paru-paru (abses, empiema dll), inflamasi kronik
(artritis reumatoid) dan neoplasma.
b. Anemia Makrositik :
1) Defisiensi Vitamin B12.
Kekurangan vitamin B12 akibat faktor intrinsik terjadi karena gangguan
absorpsi vitamin yang merupakan penyakit herediter autoimun, namun di
Indonesia penyebab anemia ini adalah karena kekurangan masukan
vitamin B12 dengan gejala-gejala yang tidak berat.
2) Defisiensi Asam Folat.
Anemia defisiensi asam folat jarang ditemukan karena absorpsi terjadi di
seluruh saluran cerna. Gejalanya yaitu perubahan megaloblastik pada
mukosa, mungkin dapat ditemukan gejala-gejala neurologis, seperti
gangguan kepribadian.
c. Anemia karena perdarahan.
1) Perdarahan akut akan timbul renjatan bila pengeluaran darah cukup
banyak, sedangkan penurunan kadar Hb baru terjadi beberapa hari
kemudian.
2) Perdarahan Kronik biasanya sedikit - sedikit sehingga tidak diketahui
pasien. Penyebab yang sering adalah ulkus peptikum dan perdarahan
saluran cerna karena pemakian analgesik.
d. Anemia Hemolitik.
Pada anemia hemolitik terjadi penurunn usia sel darah merah ( normal 120
hari). Anemia terjadi hanya bila sumsum tulang telah tidak mampu
mengatasinya karena usia sel darah merah sangat pendek.
e. Anemia Aplastik.
Terjadi karena ketidaksanggupan sumsum tulang untuk membentuk sel-sel
darah. Hal ini bisa karena kongenital namun jarang terjadi.
Terapi yang diberikan pada pasien dengan anemia dapat berbeda-beda tergantung
dari jenis anemia yang diderita oleh pasien. Berikut ini beberapa terapi yang
diberikan pada pasien sesuai dengan jenis anemia yang diderita:
a. Anemia Deficiensi Besi
Setelah diagnosa ditegakkan maka dibuat rencana pemberian terapi berupa:
1) Terapi kausal: tergantung pada penyebab anemia itu sendiri, misalnya
pengobatan menoragi, pengobatan hemoroid bila tidak dilakukan terapi
kausal anemia akan kambuh kembali.
2) Pemberiian preparat besi untuk mengganti kekurangan besi di dalam
tubuh. Besi per oral (ferrous sulphat dosis 3x200 mg, ferrous gluconate,
ferrous fumarat, ferrous lactate, ferrous suuccinate). Besi parentral, efek
sampingnya lebih berbahaya besi parentral diindikasikan untuk intoleransi
oral berat, kepatuhan berobat kurang, kolitis ulseratif, dan perlu
peningkatan Hb secara cepat seperti pada ibu hamil dan preoperasi.
(preparat yang tersedia antara iron dextran complex, iron sorbitol citric
acid complex)Pengobatan diberikan sampai 6 bulan setelah kadar
hemoglobin normal untuk cadangan besi tubuh.
3) Pengobatan lain misalnya: diet, vitamin C dan transfusi darah. Indikasi
pemberian transfusi darah pada anemia kekurangan besi adalah pada
pasien penyakit jantung anermik dengan ancaman payah jantung, anemia
yang sangat simtomatik, dan pada penderita yang memerlukan
peningkatan kadar hemoglobin yang cepat.dan jenis darah yang diberikan
adalah PRC untuk mengurangi bahaya overload. Sebagai premediasi dapat
dipertimbangkan pemberian furosemid intravena. (Bakta, 2003:36)
b. Anemia Akibat Penyakit Kronis
Dalam terapi anemia akibat penyakit kronik, beberapa hal yang perlu
mendapat perhatian adalah:
1) Jika penyakit dasar daat diobati dengan baik, anemia akan sembuh dengan
sendirinya.
2) Anemia tidak memberi respon pada pemberian besi, asam folat, atau
vitamin B12.
3) Transfusi jarang diperlukan karena derajaat anemia ringan.
dipakai
teknik
supertransfusi
atau
hipertransfusi
untuk
f. Mual berhubungan dengan rasa makanan/ minuman yang tidak enak di lidah
ditandai dengan sensasi muntah dan melaporkan mual.
3. Rencana Asuhan Keperawatan.
Terlampir.
DAFTAR PUSTAKA
Dochterman, Joanne Mccloskey, Bulechek, Gloria M. (2008). Nursing Interventions
Classification (NIC), Fifth Edition. Missouri: Mosby
Fadil,
M.(2005).
Konsep
Dasar
Anemia.
Available
at
Dian.
(2006).
Anemia
Defisiensi
Besi.
Available
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21579/4/Chapter%20II.pdf.
at
Diakses
Lampiran
Pathway Anemia
Defisiensi nutrient
Perdarahan
ANEMIA
anoreksia
Mual
Mual/muntah
Defisiensi pengetahuan
Berkurangnya Hb dalam
darah
Intake nutrisi
inadekuat
Intoleransi
aktivitas
Ketidakseimbangan Nutrisi
kurang dari dari kebutuhan
tubuh
Keletihan
No
1
Diagnosa
Ketidakefektifan
Intervensi
NIC label :
Rasional
NIC label :
perfusi jaringan
keperawatan selama x 24
Hemodynamic Regulation
Hemodynamic Regulation
perifer berhubungan
jam, diharapkan
1. Kenali adanya
dengan perubahan
ketidakefektifan perfusi
komponen seluler
yang diperlukan
lainnya
3. Monitor dan
untuk mengirim O2
ke sel ditandai
NOC label
Tissue perfusion :
Peripheral
dokumentasikan denyut
jantung, ritme dan nadi
4. Monitor nadi di
sekeliling, kapiler dan
suhu serta warna
ekstremitas
5. Pertahankan
keseimbangan cairan
dengan memberikan
cairan IV atau diuretic
dengan tepat
6. Monitor masukan dan
pengeluaran nutrisi,
keluaran urine, dan berat
badan pasien dengan
tepat
2
Ketidakseimbangan
NIC Label:
Nutritional therapy
kebutuhan tubuh
1. Menentukan kerjasama
pasien
2. Membantu kebutuhan nutrisi