Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
karena
mengalami
ketidakefisienan
pemanfaatan
tenaga
kerja
dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin
tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerja. Di era globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade
Organization) dan GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) yang akan
berlaku tahun 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah
satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan
jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk
bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan
perlindungan masyarakat pekerja Indonesia; telah ditetapkan Visi Indonesia Sehat
2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yang penduduknya
Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah
1.
3.
4.
5.
6.
C. Tujuan
1.
Tujuan umun
Tujuan khusus
a.
kesehatan kerja
b.
c.
d.
puskesmas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga
kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, Sedangkan pengertian secara
keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses
produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah
Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja
yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan
kerja.Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi
dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis
kecelakaannya.
Sejalan
dengan
itu,
perkembangan
pembangunan
yang
dilaksanakan tersebut maka disusunlah UU No.14 tahun 1969 tentang pokokpokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi UU
No.12 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan.Dalam pasal 86 UU No.13 tahun
2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan
kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai
agama.Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka dikeluarkanlah
peraturan perundangan-undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja
sebagai pengganti peraturan sebelumnya yaituVeiligheids Reglement, STBl
No.406 tahun 1910 yang dinilai sudah tidak memadai menghadapi kemajuan dan
perkembangan yang ada.Peraturan tersebut adalah Undang-undang No.1 tahun
1970 tentang keselamatan kerja yang ruang lingkupnya meliputi segala
lingkungan kerja, baik di darat, didalam tanah, permukaan air, di dalam air
maupun udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik
Indonesia.Undang-undang tersebut juga mengatur syarat-syarat keselamatan kerja
dimulai dari perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan,
pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan,
barang produk tekhnis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat
menimbulkan bahaya kecelakaan.Walaupun sudah banyak peraturan yang
diterbitkan,
namun
pada
pelaksaannya
masih
banyak
kekurangan
dan
Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat
pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani,
maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau
Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan salah sau faktor yang harus dilakukan selama
bekerja. Tidak ada seorang pun didunia ini yang menginginkan terjadinya
kecelakaan. Keselamatan kerja sangat bergantung. pada jenis, bentuk, dan
lingkungan
dimana
pekerjaan
itu
dilaksanakan.
( http//wikipedia.indonesia_kesehatan_keselamatan)
a)
1)
diatas.
2)
3)
4)
kesehatan kerja.
Keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara
melakukan pekerjaan (Sumamur). Sasaran Segala tempat kerja (darat, di dalam
tanah, permukaan dan dalam air, udara) seperti Industri, Pertanian, Purtambangan,
Perhubungan dan Pekerjaan umum. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja adalah upaya perlindungan bagi
tenaga kerja agar selalu dalam keadaan sehat dan selamat selama bekerja di
tempat kerja.Tempat kerja adalah ruang tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap,
atau sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan usaha dan tempat terdapatnya
sumber-sumber bahaya.
b) Kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi kecelakaan yang disebabkan oleh :
1)
Mesin
Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi
untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Biasanya
membutuhkan sebuah masukan sebagai pelatuk, mengirim energi yang telah
diubah menjadi sebuah keluaran, yang melakukan tugas yang telah disetel. Mesin
dalam bahasa Indonesia sering pula disebut dengan sebutan pesawat, contoh
pesawat telepon untuk tejemahan bahasa Inggris telephone machine. Namun
belakangan kata pesawat cenderung mengarah ke kapal terbang.
2)
Alat angkutan
Alat angkutan adalah perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat
lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia
atau mesin. Alat angkutan digunakan untuk memudahkan manusia dalam
melakukan aktivitas sehari-hari.
3)
Bahan kimia
Bahan kimia merupakan bahan berbahaya yang terdiri dari semua materi dengan
komposisi kimia tertentu. Sebagai contoh, suatu cuplikan air memiliki sifat yang
sama dan rasio hidrogen terhadap oksigen yang sama baik jika cuplikan tersebut
diambil dari sungai maupun dibuat di laboratorium. Suatu zat murni tidak dapat
dipisahkan menjadi zat lain dengan proses mekanis apapun.
4)
Lingkungan kerja
Lingkungan kerja adalah kehidupan sosial, psikologi, dan fisik dalam perusahaan
yang berpengaruh terhadap pekerja dalam melaksanakan tugasnya.
5)
Merupakan penyebab kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh hal hal lain yang
tidak di inginkan.
3.
Keamanan Kerja
pekerjaan umum, jasa dan lain-lain. Salah satu aspek penting sasaran keselamatan
kerja mengingat resiko bahanya adalah penerapan teknologi, terutama teknologi
yang lebih maju dan mutakhir. Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang
bekerja.Keselamatan kerja adalah dari, oleh, untuk setiap tenaga kerja serta orang
lainnya dan juga masyarakat pada umumnya. Keamanan kerja adalah unsur-unsur
penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja yang aman, baik berupa
materil
maupun
nonmateril.
(http//wikipedia.indonesia_kesehatan_keselamatan_kerja)
Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat material diantaranya sebagai
berikut.
a)
Baju kerja
Merupakan jenis alat pelindung diri yang berfungsi melindungi tubuh dari
kontaminasi langsung terhadap bahaya luar.
b)
Helm
Adalah bentuk perlindungan tubuh yang dikenakan di kepala dan biasanya dibuat
dari metal atau bahan keras lainnya seperti kevlar, serat resin, atau plastik. Helm
biasanya digunakan sebagai perlindungan kepala untuk berbagai aktivitas
pertempuran (militer), atau aktivitas sipil seperti olahraga, pertambangan, atau
berkendara. Helm dapat memberi perlindungan tambahan pada sebagian dari
kepala (bergantung pada strukturnya) dari benda jatuh atau berkecepatan tinggi.
c)
Kaca mata
Sarung tangan
rusak, permukaan benda yang kasar atau tajam, dan material yang panas atau
dingin.
e)
Sepatu
b)
c)
Himbauan-himbauan
d)
Petugas keamanan
4.
Kecelakaan tidak terjadi begitu saja, kecelakaan terjadi karena tindakan yang
salah atau kondisi yang tidak aman.Kelalaian sebagai sebab kecelakaan
merupakan nilai tersendiri dari teknik keselamatan. Ada pepatah yang
mengungkapkan tindakan yang lalai seperti kegagalan dalam melihat atau berjalan
mencapai suatu yang jauh diatas sebuah tangga. Hal tersebut menunjukkan cara
yang lebih baik selamat untuk menghilangkan kondisi kelalaian dan memperbaiki
kesadaran mengenai keselamatan setiap karyawan pabrik. Diantara kondisi yang
kurang aman salah satunya adalah pencahayaan, ventilasi yang memasukkan debu
dan gas, layout yang berbahaya ditempatkan dekat dengan pekerja, pelindung
mesin yang tak sebanding, peralatan yang rusak, peralatan pelindung yang tak
mencukupi, seperti helm dan gudang yang kurang baik.Diantara tindakan yang
kurang aman salah satunya diklasifikasikan seperti latihan sebagai kegagalan
menggunakan
peralatan
keselamatan,
mengoperasikan
pelindung
mesin
Studi kasus menunjukkan hanya proporsi yang kecil dari pekerja sebuah industri
terdapat kecelakaan yang cukup banyak.Pekerja pada industri mengatakan itu
sebagai kecenderungan kecelakaan.Untuk mengukur kecenderungan kecelakaan
harus menggunakan data dari situasi yang menunjukkan tingkat resiko yang
ekivalen.Begitupun, pelatihan yang diberikan kepada pekerja harus dianalisa,
untuk seseorang yang berada di kelas pelatihan kecenderungan kecelakaan
mungkin hanya sedikit yang diketahuinya.Satu lagi pertanyaan yang tak terjawab
ialah apakah ada hubungan yang signifikan antara kecenderungan terhadap
kecelakaan yang kecil atau salah satu kecelakaan yang besar.Pendekatan yang
sering dilakukan untuk seorang manager untuk salah satu faktor kecelakaan
terhadap pekerja adalah dengan tidak membayar upahnya. Bagaimanapun jika
banyak pabrik yang melakukan hal diatas akan menyebabkan berkurangnya ratarata pendapatan, dan tidak membayar upah pekerja akan membuat pekerja malas
melakukan pekerjaannya dan terus membahayakan diri mereka ataupun pekerja
yang lain. Ada kemungkinan bahwa kejadian secara acak dari sebuah kecelakaan
dapat membuat faktor-faktor kecelakaan tersendiri. (Sumakmur, keselamatan kerja
dan pencegahan kecelakaan,CV. Masagung, Jakarta 1989)
B.
Bahaya ditempat kerja telah mulai diidentifikasi oleh para ahli ilmu kedokteran
tahun 1800-an Ramuzzini (1633 1714) dikenal sebagai Bapak Pengobatan Kerja
(Occupational Medicine). Kematian dan cacat akibat kerja saat itu memang
dianggap biasa, terutama dibidang pertambangan dan pertanian. Ramuzzini adalah
orang yang merekomendasikan penyelidikan kedalam sejarah kesehatan pasien.
Mekanisasi memberikan banyak keuntungan, tetapi diiringi pula dengan
meningkatnya resiko, penyakit dan cedera pada orang yang terpapar padanya.
Penggunaan bahan kimia juga tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Bahn
pembersih, cat, perekat, bahan campuran hanyalah sedikit dari benda yang kita
gunakan sehari-hari. Tetapi pembuatan dan pemakaian dari bahan-bahan ini bisa
membahayakan
tubuh
kita,
atau
bisa
menimbulkan
resiko
kebakaran.
Suatu sebab berkembangnya dan adanya hygene perusahaan dan kesehatan kerja
ialah adanya pekerjaan dalam hubungan pengupahan atau penggajian, kapan
setepat-tepatnya mulai ada pekerjaan atas dasar pengupahan atau penggajian
tidaklah kita ketahui. Namun dapatlah dianggap, bahwa ketentaraan dijamanjaman silam yang jauh dahulu adalaha pemiulan adalah pekerjaan atas dasar
pengupahan itu, dan peperangan dapat di anggap pekerjaan yang menimbulkan
korban-korban atau kecelakaan-kecelakaan akibat perang. Selain itu pekerjaan
atas dasar paksaan atau hukuman juga menjadi sebab berkembangnya hygene
perusahaan dan kesehatan kerja. Pekerja-pekerja tambang jamna dahulu adalah
tawanan perang dan pesakitan, yang akhirnya mereka mati oleh karena
pekerjaannya. (Sumakmur, hygine perusahaan dan kesehatan kerja, CV,
Masagung, jakarta 1989)
2.
Sejarah k3 di Indonesia
Sejak kapan hygene perusahaan dan kesehatan kerja di indonesia mulai, tidaklah
kita tahu dengan pasti. Namun demikian adalah pasti, bahwa cara-cara kedokteran
kuno dan pengobatan indonesia asli suda dipergunakan untuk menolong korbankorban peperangan dan penyakit atau kecelakaan-kecelakaan oleh karena
pekerjaan dalam bidang perindustrian rakyat pada waktu itu. Kemudian datanglah
belanda diabad ke-17, dengan pendaratan V.O.C. di jakarta. Dianas kesehatan
yang di adakan oleh belanda pada permulaannya adalah dinas kesehatan militer,
yang baru kemudian beralih kepada Dianas Sipil. Barangkali, mengikuti riwayat
itu, dapatlah dikatakan, bahwa Hygene perusahaan dan kesehatn kerja kolonial itu
1.
menyebutkan bahwa tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksana dari
pembangunan. Adanya undang-undang dan peraturan-peraturan pemerintah lainya
dalam prakte Hygine perusahaan dan kesehatan kerja adalah keperluan yang tak
bisa ditawar tawari lagi atas kekuatan undang-undanglah pejabat-pejabat
departemen tenaga kerja Transkop atau departemen kesehatan dapat melakukan
inspeksi dan memaksakan segala sesuatunya yang diataur oleh undang-undang
atau peraturan-peraturan itu kepada perusahaan. Apa bila nasehat-nasehat atu
peringatan-peringatan tidak dihiraukan, maka atas kekuatan undang-undang pula
dipaksakan sangsi-sangsi menurut undang-undang pula.tentang ketentuanketentuan pokok mengenai tenaga kerja mengatur hygene perusahaan dan
kesehatan kerja sebagai berikut:
Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan,
kesusilaan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat
manusia dan moral agama (pasal 9).
Pemerintah membina perlindungan yang mencakup:
a.
b.
c.
Norma kerja.
d.
keraja.
2.
menjadi wewenan dan tanggung jawab kerja Transkop adalah pasal 16 ayat 1
yang menetapkan, bahwa majikan harus mengadakan tempat kerja dan perumahan
yang memenuhi syarat-syatat kebersihan dan kesehatan, yang syarat-syarat
oleh seorang pekerja untuk melindungi dirinya dari kontaminasi lingkungan. APD
dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan Personal Protective Equipment
(PPE). Dengan melihat kata "personal" pada kata PPE terebut, maka setiap
peralatan yang dikenakan harus mampu memperoteksi si pemakainya. Sebagai
contoh, proteksi telinga (hearing protection) yang melindungi telinga pemakainya
dari transmisi kebisingan, masker dengan filter yang menyerap dan menyaring
kontaminasi udara, dan jas laboratorium yang memberikan perlindungan
pemakainya dari kontaminisasi bahan kimia.
APD dapat berkisar dari yang sederhana hingga relatif lengkap, seperti baju
yang menutup seluruh tubuh pemakai yang dilengkapi dengan masker khusus dan
alat bantu pernafasan yang dikenakan dikala menangani tumpahan bahan kimia
yang sangat berbahaya. APD yang sering dipakai a.I., proteksi kepala (mis.,
helm), proteksi mata dan wajah (mis., pelindung muka, kacamata pelindung),
respirator (mis., masker dengan filter), pakaian pelindung (mis., baju atau jas yang
tahan terhadap bahan kimia), dan proteksi kaki (mis., sepatu tahan bahan kimia
yang menutupi kaki hingga mata kaki).
1.
dikenakan oleh pemakai dikala bekerja dengan bahan kimia. Hal ini dimaksud
untuk melindungi mata dan wajah dari kecelakaan sebagai akibat dari tumpahan
bahan kimia, uap kimia, dan radiasi. Secara umum perlindungan mata terdiri dari :
a.
b.
wajah dari radiasi dan bahaya laser. Walaupun telah banyak model, jenis, dan
bahan dari perlindungan mata tersebar di pasaran hingga saat ini, Anda tetap harus
berhati-hati dalam memilihnya, karena bisa saja tidak cocok dan tidak cukup
aman melindungi mata dan wajah Anda dari kontaminasi bahan kimia yang
berbahaya.
2.
Perlindungan Badan
Baju Lab
jas pengaman
Pelindungan Tangan
Hanscoon
pelindung tangan
peralatan gelas yang pecan atau rusak, permukaan benda yang kasar atau tajam,
dan material yang panas atau dingin.
Bahan kimia dapat dengan cepat merusak sarung tangan yang Anda pakai
jika tidak dipilih bahannya dengan benar berdasarkan bahan kimia yang ditangani.
Selain itu, kriteria yang lain adalah berdasarkan pada ketebalan dan rata-rata daya
tembus atau terobos bahan kimia ke kulit tangan. Sarung tangan harus secara
periodik diganti berdasarkan frekuensi pemakaian dan permeabilitas bahan kimia
yang ditangani. Jenis sarung tangan yang sering dipakai di laboratorium,
diantaranya, terbuat dari bahan karet, kulit dan pengisolasi (asbestos) untuk
temperatur tinggi.
Jenis karet yang digunakan pada sarung tangan, diantaranya adalah karet
butil atau alam, neoprene, nitril, dan PVC (Polivinil klorida). Semua jenis sarung
tangan tersebut dipilih berdasarkan bahan kimia yang akan ditangani. Sebagai
contoh, sarung tangan yang terbuat dari karet alam baik apabila Anda bekerja
dengan Ammonium hidroxida, tetapi tidak baik bila bekerja dengan Dietil eter.
4.
Perlindungan Pernafasan
Masker pelindung pernafasan
Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh
manusia adalah lewat pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel udara, debu, uap
dan gas yang dapat membahayakan pernafasan. Laboratorium merupakan salah
satu tempat kerja dengan bahan kimia yang memberikan efek kontaminasi
tersebut. Oleh karena itu, para pekerjanya harus memakai perlindungan
pernafasan, atau yang lebih dikenal dengan sebutan masker, yang sesuai.
Pemilihan masker yang sesuai didasarkan pada jenis kontaminasi, kosentrasi, dan
batas paparan. Beberapa jenis perlindungan pernafasan dilengkapi dengan filter
pernafasan yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk. Filter masker
tersebut memiliki masa pakai. Apabila tidak dapat menyaring udara yang
terkontaminasi lagi, maka filter tersebut harus diganti.
5.
Pelindung kaki
Sepatu yang dipakai selama bekerja merupakan suatu perlengkapan yang
wajib dikenakan untuk melindungi kaki dari bahaya bahaya yang dapat
membahayakan kaki.
E.
puskesmas
merupakan
unit
pelaksana
teknis
dinas
kesehatan
Puskesmas
kabupaten/kota
yang
bertanggung
jawab
menyelenggarakan
Perencanaan Puskesmas
3)
Penggerakkan Pelaksanaan
dari
rencana
pelaksanaan
kegiatan.
Penyelenggaraan
penggerakan
kegiatan
Penyantun Puskesmas atau badan sejenis dan mitra yang lain puskesmas sebagai
wujud tanggung jawab puskesmas perihal kegiatan.
c.
2)
2.
dilingkungan
tempat
kerja.
Berdasarkan
Kepmenkes
Nomor
antara
lain
masyarakat
pekerja
di
puskesmas,
balai
semua manusia yang terlibat dalam suatu kegiatan. (International Labour Office,
Geneva, pencegahan kecelakaan , Buku pedoman, PT. Pustaka Binaan Presindo.
Jakarta, 1989.)
F.
Standar
Operasional
Prosedur
adalah
pedoman
atau
acuan
untuk
operasional
prosedur
tidak
saja
bersifat
internal
tetapi
juga
eksternal, karena SOP selain digunakan untuk mengukur kinerja organisasi publik
yang berkaitan dengan ketepatan program dan waktu, juga digunakan untuk
menilai kinerja organisasi
pemerintah.
Hasil
kajian
Pemerintah
berbagai
masyarakat,
mengeluarkan
fasilitas
kebijakan
untuk
meningkatkan
kinerja
instansi
Sistem
dan
Prosedur
Kegiatan,
Penyusunan
Akuntabilitas
dana,
sarana,
teknologi, kompetensi
sumberdaya
manusia
mewujudkan
kinerja
pelayanan
publik
kebijakan
pemerintah,
kerja
pada
unit
kerja
menciptakan komitment mengenai apa yang dikerjakan oleh satuan unit kerja
instansi pemerintahan untuk mewujudkan good governance. Standar operasional
prosedur tidak saja bersifat internal tetapi juga eksternal, karena SOP selain
dapat digunakan untuk mengukur kinerja organisasi publik,
juga dapat
responsibilitas,
dan
akuntabilitas
kinerja
instansi
pelaksanaan
kinerja instansi
pemerintah
berdasarkan
indikator-
indikator teknis, administratif dan prosedural sesuai dengan tata hubungan kerja
dalam organisasi yang bersangkutan. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan
yang dibahas dalam tulisan ini berkaitan dengan penilaian kinerja organisasi
publik, Standar operasional prosedur (SOP) dan langkah langkah menyusun
SOP, serta peningkatkan akuntabilitas pelayanan publik melalui penerapan
SOP.
(iftah
Thoha.
2001.
Perilaku
Organisasi
Konsep
Dasar
dan
Organisasi adalah jaringan tata kerja sama kelompok orang-orang secara teratur
dan kontinue untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan dan
didalamnya terdapat tata cara bekerjasama dan hubungan antara atasan dan
bawahan. Organisasi tidak hanya
pembagian
kewenangan,
siapa
sekedar
mengatur
wadah
apa dan
tetapi
kepada
juga
siapa
terdapat
harus
bertanggung jawab (Gibson; 1996 :6). Organisasi dapat dilihat dari dua sudut
pandang yaitu pandangan obyektif dan pandangan subyektif. Dari sudut pandang
obyektif, organisasi berarti struktur, sedangkan berdasarkan pada pandangan
subyektif, organisasi berarti proses (Wayne Pace dan Faules, dalam Gibson, 1997 :
16). Kaum obyektivis menekankan pada struktur, perencanaan, kontrol, dan
tujuan serta menempatkan faktor-faktor utama ini dalam suatu skema adaptasi
organisasi, sedangkan kaum subyektivis mendefinisikan organisasi sebagai
perilaku pengorganisasian (organizing behaviour).
Organisasi sebagai sistem sosial, mempunyai tujuan-tujuan kolektif tertentu yang
ingin dicapai (Muhadjir Darwin; 1994). Ciri pokok lainnya adalah adanya
hubungan antar pribadi yang terstruktur ke dalam pola hubungan yang jelas
dengan pembagian fungsi yang jelas, sehingga membentuk suatu sistem
administrasi. Hubungan yang terstruktur tersebut bersifat otoritatif, dalam arti
bahwa masing-masing yang terlibat dalam pola hubungan tersebut terikat pada
pembagian kewenangan formal dengan aturan yang jelas. Fremont Kast dan
James Rosenzweig (2000) mengatakan bahwa organisasi merupakan suatu
subsistem dari lingkungan yang lebih luas dan berorientasi tujuan (orangorang dengan tujuan), termasuk subsistem teknik (orang-orang memahami
atau
pencapaian hasil
juga
atau
disebut
the
performance
degree
of
dapat
didefinisikan
accomplishment.
sebagai
Sementara
itu,
terutama
untuk
memenuhi
3) Akuntabilitas (accountability)
Menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik tunduk
pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat. Data akuntabilitas dapat
diperoleh dari berbagai sumber, seperti penilaian dari wakil rakyat, para
pejabat politis, dan oleh masyarakat.
Weisbord (1993) mengemukakan 6 indikator pengukuran kinerja organisasi
publik, yang meliputi tujuan, struktur, reward, mekanisme tata kerja, tata
hubungan dan kepemimpinan. Tujuan berkaitan dengan arah yang hendak
ditempuh organisasi, karena itu tujuan organisasi harus direncanakan sebaik
mungkin
dengan melibatkan
dari
perumusan
4)
Kemampuan
ketrampilan
petugas
yang dimiliki
pelayanan,
petugas
yaitu
dalam
tingkat
keahlian
dan
memberikan/menyelesaikan
yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman
kepada penerima pelayanan.
14)
sedangkan
penilaian
ke
luar
(eksternal)
dilakukan
dengan
mengukur
yang
bersifat
prosedural
inilah
Operasional Prosedur (SOP). Analisis sistem dan prosedur kerja. (Prof. Dr.
Soekidjo notoamodjo, prinsip-prinsip dasar ilmu kesehatan masyarakat, jakarta,
rineka cipta, 2003.)
Analisis sistem dan prosedur kerja adalah kegiatan mengidentifikasikan
fungsi- fungsi utama dalam suatu pekerjaan, dan langkah-langkah yang
diperlukan dalam melaksanakan fungsi sistem dan prosedur kerja. Sistem adalah
kesatuan unsur atau unit yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi
sedemikian
bekerja,
dapat memberikan
keterangan
mengenai
pekerjaan,
sifat
Analisa tugas
Deskripsi tugas
Merupakan garis besar data informasi yang dihimpun dari analisa tugas, disajikan
dalam bentuk terorganisasi yang mengidentifikasikan dan menjelaskan isi
tugas atau jabatan tertentu. Deskripsi tugas harus disusun berdasarkan fungsi
Spesifikasi tugas
Penilaian tugas
Berupa prosedur
penggolongan
dan
penentuan
kualitas
tugas untuk
Merupakan prosedur
setiap tugas dan menetapkan ukuran yang dipergunakan untuk menghitung tingkat
pelaksanaan pekerjaan. Melalui analisa tugas ini tugas-tugas dapat dibakukan,
sehingga dapat dibuat pelaksanaan tugas yang baku. Setidaknya ada dua
manfaat analisis tugas dalam penyusunan standar operasional prosedur yaitu
membuat penggolongan pekerjaan yang direncanakan dan dilaksanakan serta
menetapkan hubungan kerja dengan sistematis.
c) Analisis prosedur kerja
Analisis prosedur kerja adalah kegiatan untuk mengidentifikasi urutan
langkah-langkah pekerjaan yang berhubungan apa yang dilakukan, bagaimana
hal tersebut dilakukan, bilamana hal tersebut dilakukan, dimana hal tersebut
dilakukan,
dan
siapa yang
melakukannya.
Prosedur
diperoleh
dengan
Melindungi pekerja dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari
c)
pekerja.
d)
Alat keselamatan kerja yang biasanya dipakai oleh tenaga kerja adalah
Melindungi pekerja dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari
c.
pekerja.
d.
Alat keselamatan kerja yang biasanya dipakai oleh tenaga kerja adalah
Puskesmas.
b.
Puskesmas.
c.
Dapat meningkatkan konsistensi pekerjaan karena sudah ada arah yang jelas.
g.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani ,
Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja
Upaya Kesehatan Kerja Di Puskesmas Ditujukan untuk melindungi pekerja agar
hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh pekerja.
Prosedur yang berkaitan dengan keamanan (SOP, Standards Operation Procedure)
di Puskesmas wajib dilakukan. Prosedur itu antara lain adalah penggunaan
peralatan kesalamatan Petugas.
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
http//wikipedia.indonesia_kesehatan_keselamatan.
Prof. Dr. Soekidjo notoamodjo, prinsip-prinsip dasar ilmu kesehatan masyarakat,
jakarta, rineka cipta, 2003.
Silalahi bennet dkk, manajemen keselamatan dan keselamatan kerja, jakarta,
sbdodadi, 1995
Sumamur, keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan, jakarta, gunung agung,
1986
Sulakmono, handout, manajemen keselamatan kerja, surabaya, mahasiswa
unair,1997.
International Labour Office, Geneva, pencegahan kecelakaan , Buku pedoman,
PT. Pustaka Binaan Presindo. Jakarta, 1989.
Sumakmur, hygine perusahaan dan kesehatan kerja, CV, Masagung, jakarta 1989
Sumakmur, keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan,CV. Masagung, Jakarta
1989
iftah Thoha. 2001. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya.
Jakarta : RajaGrafindo Persada.