You are on page 1of 5

BAB I

KARAKTERISTIK PAHAM AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH


Nahdlatul Ulama adalah Jamiyah Diniyah Islamiyah, didirikan oleh para ulama yang memiliki
kesamaan visi dan misi keagamaan Islam Aswaja.
Paham Aswaja bersumber dari sebutan yang dinyatakan oleh Nabi Muhammad yaitu maana
alahil yauma wa ashhabi ( apa yang aku berada di atasnya bersama para sahabatku). Dengan
kata lain Aswaja adalah ajaran ( wahyu Allah) diturunkan kepada Nabi Muhamad dan
disampaikan kepada para sahabatnyadan diamalkan oleh Nabi Muhammad beserta para
sahabatnya. Intinya terletak pada keterpaduan iman, Islam dan ihsan yang tercermin pada cara
berpikir, bersikap, dan berperilaku dalam seluruh aspek kehidupan.
Syarat mutlak bagi segenap anggota Jamiyyah terutama para pemimpin harus memiliki karakter
pejuang. Pada hakekatnya Jamiyyah NU adalah medan pengabdian dan perjuangan, tidak masuk
akal apabila seorang pemimpin tidak memiliki karakter pejuang yang tercermin pada
kepribadiaannya.
Kepribadian dan identitas pejuang NU menandai karakteristik yang berbeda dengan orang lain
dalam praktik sehari-hari dalam melaksanakan ibadah dan muamalah. Itulah sebenarnya yang
menjadi tujuan NU yang sejak awal berdirinya dikenal dengan Mabadi Khaira Ummah .
A. MABADI KHAIRO UMMAH SEBAGAI MISI NAHDLATUL ULAMA
1. Pengertian, Tujuan dan Prinsip-prinsip Mabadi Khaira Ummah
a. Pengertian Mabadi Khairo Ummah
Mabadi Khaira Ummah adalah Prinsip-prinsip dasar yang melandasi
terbentuknya umat yang terbaik. Gerakan Mabadi Khaira Ummah merupakan
langkah awal pembentukan umat terbaik (Khaira ummah) yaitu suatu umat yang
mampu melaksanakan tugas-tugas waljamaah yang merupakan bagian terpenting
dari kiprah Nahdlatul Ulama.
Amar Maruf adalah mengajak dan mendorong perbuatan, baik yang bermanfaat
bagi kehidupan duniawi dan ukhrowi, sedangkan Nahi Munkar adalah menolak dan
mencegah segala yang dapat merugikan, merusak dan merendahkan nilai-nilai
kehidupan dan kemanusiaan.
Oleh karena itu, Amar Maruf Nahi Munkar merupakan dua sendi yang tidak
dapat dipisahkan untuk mencapai kebahagiaan lahiriyah dan batiniyah. Prinsip dasar
yang melandasi disebut Mabadi Khaira Ummah, kalimat Khairo Ummah diambil dari
kandungan Al-Quran suarat Ali Imran ayat 110 yang berbunyi :



Artinya : Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah (QS. Ali Imran :110)
b. Tujuan dan Isi Mabadi Khaira Ummah

Gerakan Mabadi Khaira Ummah yang pertama diarahkan kepada penggalangan


warga untuk mendukung program pembangunan ekonomi NU. Program ini menjadi
perhatian serius saat ini, sebagaimana hasil keputusan Muktamar NU ke 28 di
Yogyakarta tahun 1989 yang mengamanatkan kepada PBNU agar menangani
masalah sosial dan ekonomi secara bersungguh-sungguh.
Prinsi-prinsip dasar yang terkandung dalam Mabadi Khaira Ummah tersebut
amat relevan dengan dimensi personal dalam pembinaan manajemen organisasi, baik
organisasi usaha (bisnis) maupun organisasi sosial lainnya.
c. Prinsi-prinsip Mabadi Khaira Ummah
Pada Musyawarah Nasional Alim Ulama di Lampung tahun 1992, gerakan
Mabadi Khaira Ummah kembali dimunculkan ke permukaan dan bahkan lebih
dikembangkan lagi. Mabadi Khaira Ummah yang pada asalnya hanya terdiri atas tiga
prinsip, yaitu Assidqu, Alamanah/Al wafa bil ahdi dan attaawun sebagaimana
yang dirumuskan oleh KH. Mahfudz Shidiq selaku ketua PBNU pada tahun 1935.
Kemudian dalam Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Bandar Lampung tahun
1992, tiga prinsip tersebut ditambah dua poin lagi yakni Aladalah dan Al
istiqomah. Sehingga menjadi lima prinsip dan disebut juga sebagai Mabadiul
Khomsah .
Dasar pemikiran adanya penambahan tersebut adalah perbedaan tantangan
situasional yang berbeda antara tahun 1935 dan tahun-tahun mendatang, selain itu
juga adanya perbedaan sasaran yang ingin dicapai. Sasaran pada waktu itu hanya
pembentukan jati diri dan watak warga NU, sedangkan sekarang ini diharapkan
sebagai modal dasar bagi pembentukan tata kehidupan baru yang lebih baik.
2. Uraian dan Pemasyarakatan Mabadi Khairo Ummah
Pada pembahasan ini akan diuraikan makna-makna yang terkandung dalam Mabadi
Khoiro Ummah, yaitu :
1. Asshidqu ( memiliki integritas Kejujuran)
Butir ini mengandung arti kejujuran pada diri sendiri, sesama dan kepada Allah
sebagai pencipta, Asshidqu mengandung arti juga kebenaran, kenyataan,
kesungguhan dan keterbukaan . Kejujuran dan kebenaran adalah satunya kata
dengan perbuatan, jujur dalam hal ini berarti tidak plin plan dan tidak dengan
sengaja memutarbalikkan fakta atau memberikan informasi yang mnyesatkan.
Firman Allah :


(119 :)
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan
hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar
Sabda Nabi :



( )
Artinya : Tetaplah kamu jujur (benar) karena kejujuran itu menunjukkan kepada
kebaktian, dan kebaktian itu menunjukkan kepada surga, seorang lakilaki enantiasa jujur dan mencari kejujuran sampai dicatat di sisi Allah
sebagai orang yang jujur (Mutafaq Alaihi)
2. Al Amanah Walwafa Bil Ahdi ( Terpercaya dan Taat dan Memenuhi Janji )
Butir ini memuat dua istilah yang saling kait, yakni alamanah dan al wafa
bilahdi. Yang pertama secara lebih umum meliputi semua beban yang harus
dilaksanakan , baik ada perjanjian maupun tidak, sedang yang disebut belakangan
hanya berkaitan dengan perjanjian, kedua istilah ini digabungkan untuk
memperoleh satu kesatuan pengertian yang meliputi dapat dipercaya, setia dan
tepat janji.
Dapat dipercaya adalah sifat yang dilekatkan pada seseorang yang dapat
melaksanakan semua tugas yang dipikulnya, baik yang bersifat diniyyah maupun
ijtimaiyyah (kemasyarakatan)
Firman Allah :

..
(58 : )
Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya
Sabda Nabi :

)...
(
Artinya : Sampaikanlah amanat itu kepada orang yang memberi kepercayaan
kepadamu, dan jangan mengkhianati orang yang berkhianat kepadamu
(HR. Turmudzi)

3. Al Adalah ( Tegak Lurus dalam Meneguhkan Rasa Adil dan Keadilan)


Bersikap Adil Aladalah mengandung pengertian obyektif, proporsional dan taat
asas. Butir ini mengharuskan orang berpegang kepada kebenaran obyektif dan
menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.
Firman Allah :

...
(58 : )

Artinya : Dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, supaya


kamu menetapkan dengan adil. (QS. An Nisa 58)
Implikasi lain dari Al adalah adalah kesetiaan pada aturan main (correct) dan
rasional dalam membuat keputusan, termasuk dalam alokasi sumber daya dan

tugas. Prinsipnya adalah the right man on the plece ( menempatkan personal
sesuai dengan bidang kecakapannya).
4. Attaawun (Saling Menolong)
Attaawun merupakan sendi dalam tat kehidupan masyarakat yaitu manusia
sebagai makhluq sosial tidak dapat hidup tanpa berintraksi dengan masyarakat
sekitarnya. Prinsipo ini mengandung pengertian tolong menolong, setia kawan,
dan gotong royong dalam mewujudkan kebaikan dan ketaqwaan. Imam Mawardi
mengaitkan pengertian Al-birr (kebaikan) dengan kerelaan manusia, sedangkan
attaqwa (ketaqwaan) dengan kerelaan Allah.
Prinsip Aataawun menjunjung tinggi sikap solidaritas sesma manusia dan
beriteraksi bahu membahu dalam hal kebaikan. Mengembangkan sikap attaawun
berarti juga mengupayakan konsolidasi.
Allah berfirman :



(2 :)
Artinya : Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
taqwa, dan kamu jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah sesungguhnya Allah
amat berat siksaNya. (QS.Al Maidah:2)
Sabda Rasulullah SAW :


( )
Artinya : Allah selalu menolon seorang hamba selama hamba itu menolong
saudaranya (HR. Muslim)
5. Al Istiqomah ( Konsisten )
Al Istiqomah mengandung pengertian ajeg-jejeg, kesinambungan, keberlanjutan
dan kontuinitas. Ajeg jejeg artinya tetap dan tidak bergeser dari jalur (thoriqot)
sesuai dengan ketentuan Allah SWT, RasulNya, para salaf Al salih dan aturan
yang telah disepakati bersama. Kesinambungan artinya keterikatan antara satu
kegiatan dengan kegiatan yang lain dan antra satu periode dangan periode yang
lain sehingga semuanya merupakan sat u kesatuan yang saling menopang dan
terkait seperti sebuah bangunan. Keberlanjutan (kontinuitas) artinya bahwa
pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut merupakan proses yang berlangsung terus
menerus tanpa mengalami kemandegan, merupakan proses maju bukannya
berjalan di tempat.
B. STRATEGI PEMASYARAKATAN MABADI KHOIRO UMMAH
Sebagai nilai-nilai universal, butir-butir mabadi khoir ummah memang dapat menjadi
jawaban langsung bagi problem-problem sosial yang dihadapi oleh masyarakat, tetapi
sosialisasi nilai-nilai tersebut harus dimulai dari diri sendiri. Dalam hal ini dimulai dari warga
NU sendiri.

Mabadi Khoiro Ummah merupakan jalan panjang bagi terwujudnya obsesi warga
Nahdliyin untuk menjadi umat terbaik (Khoiro ummah) yang dapat berperan positif di tengah
masyarakat.
Dalam tataran implementasi mabadi Khoiro Ummah sangat berkaitan dengan konsep
Amar Maruf Nahi Munkar sebagaimana firman Allah dala Al Quran surat AlAraf ayat
157. Lebih jauh dikatakan bahwa konsep Amar Maruf nahi Munkar merupakan instrumen
gerakan NU sekaligus barometer keberhasilan mabadi khoiro ummah sebagai sebuah
karakter kaum nahdliyin.
Aktualisasi doktrin di atas tentu memerlukan pemahaman dan perhitungan yang cermat,
mengingat doktrin tersebut sangat berkaitan dengan realitas sosial, maksudnya setiap umat
Islam mempunyai kewajiban moral untuk melakukan aktifitas yang dapat memberikan
implikasi positif bagi manusia di sekitarnya.
Dari intraksi individu (ukhuwah Islamiyah) akan tercipta interaksi sosial (ukhuwah
insaniyah) dalam bingkai menuju cita-cita masyarakat madani (ukhuwah wathoniyah)
NU berpendapat bahwa implementasi Amar Maruf (mendorong untuk berbuat baik)
harus lebih diutamakan sampai terciptanya tatanan kehidupan manusia yang beradab.
Langkah berikutnya adalah nahi munkar (melarang berbuat kemungkaran). NU juga
meyakini bahwa upaya pembentukan Khoiro Ummah tetap mengacu kepada kaidah :


Artinya : Siapa yang memerintah kebaikan, haruslah dengan cara yang baik pula

You might also like