You are on page 1of 56

PENGANTAR INVESTIGASI KLB

KERACUNAN PANGAN
BAHAYA BIOLOGIS

BAHAYA KIMIA

AMANKAN
AMANKAN PANGAN
PANGAN
dan
dan
BEBASKAN
BEBASKAN PRODUK
PRODUK
dari
dari
BAHAN
BAHAN BERBAHAYA
BERBAHAYA
BAHAYA FISIK

BEBAS BAHAYA

Roy Sparringa dan Winiati P. Rahayu

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

i
s
a
t
n
e
s
e
r
P
a
d
Agen

an
u
l
u
h
a
d
; Pen
r
a
s
a
d
i
g
demiolo akit
i
p
E
; n KLB peny
da
an
g
n
a
p
t
a
akib
LB
K
i
s
a
g
i
t
; Inves
dan
e
m
s
i
n
a
; Mektap KLB
pro
n
a
g
n
a
P
an
Keracun
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Deputi III-Badan POM RI

Keamanan pangan sangat kompleks


FARM

CONSUMPTION

PRODUCTION

HANDLING

RETAIL

TRANSPORTATION
Indonesian food
EXPORT

FOOD
SERVICE /
CATERING

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

Kasus-kasus penyakit akibat


pangan?
KLB keracunan pangan?
Monitoring keamanan pangan?
Surveilan keamanan pangan?
Kajian pangan?
Seberapa penting data ini?
Apakah ada keterkaitannya?
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Deputi III-Badan POM RI

ANALISIS RISIKO

Kajian Risiko

Manajemen Risiko

Landasan ilmiah

Landasan kebijakan

Komunikasi Risiko
Pertukaran informasi dan opini
yang interaktif dan terus menerus

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

ANALISIS RISIKO

PENGKAJIAN RISIKO

MANAJEMEN RISIKO

Landasan ilmiah

Landasan kebijakan

KOMUNIKASI RISIKO
Pertukaran informasi dan opini
yang interaktif dan terus menerus
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Deputi III-Badan POM RI

Epidemiologi dasar dan KLB


Keracunan Pangan

Epidemiologi?
Elemen epidemiologi?
Studi deskriptif dan analitik?
KLB Keracunan Pangan?

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

EPIDEMIOLOGY?
The study of the distribution and determinants
of health-related states in specified populations,
and the application of this study to control
health problems
KEY WORDS
Study
Distribution
Determinants
Health-related states
Populations
Control
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Deputi III-Badan POM RI

EPIDEMIOLOGY?
Includes surveillance, observation,
hypothesis testing, analytical research
and experiment

Study
Distribution
Determinants

Analysis by time, place and classes of


persons affected (Descriptive
epidemiology)
When, Where, Who
Causes or factors that are associated
with increased risk or probability of
disease (Analytical epidemiology)
What, How, Why

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

EPIDEMIOLOGY?

Health-related states
Populations
Control

Whole spectrum of health-related


events, including chronic diseases,
environmental problems, behavior
problems, infectious diseases and
injuries.
Dealing with group of people rather
than with individual patients
ULTIMATE GOAL
Data that steers public health
decision making and aids in
developing and evaluating
interventions to control and prevent
health problems

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

The outbreak shall be followed up


The study of the distribution and determinants
of health-related states in specified populations,
and the application of this study to control
health problems

ULTIMATE GOAL
Data that steers public health
decision making and aids in
developing and evaluating
interventions to control and prevent
health problems
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Deputi III-Badan POM RI

Perbandingan antara:
Dokter VS Epidemiolog
Membuat diagnosis
deferensial melalui uji
diagnostik
DOKTER

EPIDEMIOLOG

Membuat hipotesis umum


mengenai hubungan paparan
dengan penyakit melalui studi
analitik seperti kohort (cohort
study) atau studi kasus
kontrol (case control study)

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

Epidemiolog dan Mikrobiolog


harus bekerjasama

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

Bagaimana Kasus / KLB penyakit akibat pangan terjadi?

HOST
Penyakit akibat pangan
INFEKSI
INTOKSIKASI
INTOKSIFIKASI

FOOD
AGENT

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

Faktor-faktor yang mempengaruhi


pertumbuhan mikroba

My name
is TOM

FAT TOM

1.Food
2.Acidity
3.Temperature
4.Time
5.Oxygen
6.Moisture

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

KLB Penyakit Akibat Pangan


1. POINT SOURCE OUTBREAK
KLB yang terjadi pada pesta perkawinan, perayaan,
acara keluarga, sekolah dan acara sosial lainnya.

2. PROTRACTED OUTBREAK
KLB yang tersebar secara sporadis pada masyarakat atau suatu
tempat. Misalnya air atau pangan yang tercemar pada suatu area
atau pada suatu tempat, misalnya rumah makan, hotel, pabrik,
rumah sakit dan asrama.

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

POINT SOURCE OUTBREAK

Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit akibat pangan


(Foodborne disease outbreak) adalah kejadian
dimana terdapat dua orang atau lebih yang
menderita sakit dengan gejala-gejala yang sama
atau hampir sama setelah mengkonsumsi suatu
pangan dan berdasarkan analisis epidemiologi,
pangan tersebut terbukti sebagai penyebabnya
WHO
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Deputi III-Badan POM RI

PROTRACTED OUTBREAK

Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit akibat


pangan (Foodborne disease outbreak)
adalah meningkatnya kejadian
kesakitan/kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu kelompok
penduduk dalam kurun waktu tertentu
WHO
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Deputi III-Badan POM RI

KLB Penyakit Akibat Pangan?

Kasus-kasus sporadis
Keracunan pangan

Protracted common source

A point source

- Tersebar dalam masyarakat (misal air,


pangan)
- Tersebar pada suatu tempat (rumah
sakit, hotel, industri, asrama, dll).

(pesta, sekolah,
pertemuan sosial,
rumah tangga dll).

Sumber: - Pemberitahuan Wajib


- Laporan rumah sakit
- Surveilan laboratorium

Sumber: - Media massa


- Masyarakat

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

KLB Penyakit Akibat Pangan?


Bagaimana memutuskan telah terjadi KLB?

Statutory notification
Hospital report
Laboratories
Melampaui

baseline jumlah
kasus pada suatu
SPORADIC
CASES
populasi dan
dibandingkan
dengan periode
tertentu
Sumber:
Protracted
common source
Pemberitahuan wajib
Laporan
rumah sakit
- dispersed
in community
Laboratorium
(eg food/water)
dispersedsource
in specific place
(Protracted- common
(eg
hospital,
food supplier)
misalnya air
dan
pangan

FOOD POISONING

Common event
(eg function, gathering,
restaurant, household)

2 orang atau lebih menderita sakit


setelah mengkonsusmsi pangan
dan secara epidemiologi pangan
tersebut terbukti sebagai
penyebabnya.
(A point source misalnya pesta,
terkontaminasi yang tersebar
perayaan,
acara
sosial dll)
Surveilan dan Penyuluhan
Keamanan
Pangan
dalam masyarakat/ Direktorat
suatu tempat)
Deputi III-Badan POM RI

BASIC THEORY

EPIDEMIOLOGY STUDY
Controlled assignment

EXPERIMENTAL STUDIES

Community
assignment

COMMUNITY
COMMUNITY
TRIAL
TRIAL

Randomized
Person
assignment
RANDOMIZED
RANDOMIZED
CLINICAL
CLINICAL TRIAL
TRIAL

Uncontrolled assignment

OBSERVATIONAL STUDIES

Descriptive
study
TIME
TIME
PLACE
PLACE
PERSON
PERSON

Analytical
study
COHORT
COHORT OR
OR
CASE-CONTROL
CASE-CONTROL
STUDIES
STUDIES

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

KLB Keracunan Pangan?


Statutory notification
Hospital report
Laboratories

Bagaimana cara melakukan investigasi?


SPORADIC CASES

FOOD POISONING

Common event
Protracted common source

(eg function, gathering,


restaurant, household)

- dispersed in community
(eg food/water)
- dispersed in specific place
(eg hospital, food supplier)
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Deputi III-Badan POM RI

BASIC THEORY

EPIDEMIOLOGY STUDY
Controlled assignment

EXPERIMENTAL STUDIES

Community
assignment

COMMUNITY
COMMUNITY
TRIAL
TRIAL

Randomized
Person
assignment
RANDOMIZED
RANDOMIZED
CLINICAL
CLINICAL TRIAL
TRIAL

Uncontrolled assignment

OBSERVATIONAL STUDIES

Descriptive
study
TIME
TIME
PLACE
PLACE
PERSON
PERSON

Analytical
study
COHORT
COHORT OR
OR
CASE-CONTROL
CASE-CONTROL
STUDIES
STUDIES

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

EPIDEMIOLOGY STUDY
Controlled assignment

EXPERIMENTAL STUDIES

Community
assignment

Randomized
Person
assignment
When, where and who?

COMMUNITY
TIME
TIME
TRIAL
PLACE
PLACE

PERSON
PERSON

Uncontrolled assignment

OBSERVATIONAL STUDIES

Descriptive
study

RANDOMIZED
COHORT OR
CLINICAL
CASE-CONTROL
TRIAL STUDIES

Analytical
study

What, How and why?

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

Descriptive study

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

ANALYTICAL STUDY

PERBANDINGAN
Cohort vs Case-control studies
COHORT STUDIES

CASE-CONTROL STUDIES

Studi populasi yang mengkaji dari


penyebab yang dicurigai ke
akibatnya (Forward)

Mengkaji dari akibat ke


penyebab yang dicurigai
(Backward)

Studi populasi yang dipilih sesuai


dengan paparannya tanpa
memperhatikan penyakit yang
diakibatkan (outcome)

Responden dipilih berdasarkan


penyakit (case) dan tanpa
penyakit (control).

Hubungan antara paparan dan


akibatnya dihitung melalui risiko
relatif dari paparannya

Hubungan antara paparan dan


akibatnya dihitung melalu odds
ratio

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

ANALYTICAL STUDY

KEUNTUNGAN
Cohort vs Case-control studies

COHORT STUDIES
1. Mengkaji beberapa dampak
(multiple outcome) dari satu
paparan.
2. Menghitung langsung insiden
suatu penyakit dari setiap
kelompok paparan.
3. Cocok untuk investigasi KLB kecil
dari populasi yang jelas

CASE-CONTROL STUDIES
1. Mengkaji beberapa paparan
untuk satu dampak (single
outcome).
2. Membutuhkan kelompok
kasus yang lebih sedikit,
lebih cepat dan murah.
3. Cocok untuk investigasi
KLB yang besar

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

ANALYTICAL STUDY

KERUGIAN
Cohort vs Case-control studies
COHORT STUDIES
1. Mahal dan butuh lebih banyak
waktu dan sumber daya.
2. Jika penyakitnya langka
membutuhkan jumlah subyek
yang lebih besar.

CASE-CONTROL STUDIES
1. Tidak cocok untuk kajian
paparan penyakit yang
langka
2. Harus hati-hati dalam
penentuan kelompok
kontrol
3. Ketidakpastiannya
(uncertainty) lebih besar

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

METODE SURVEILAN PENYAKIT


AKIBAT PANGAN
1. Pemberitahuan wajib (Notification)
2. Laporan rumah sakit
3. Surveilan laboratorium
4. Surveilan sentinel
5. Investigasi KLB keracunan pangan
6. Studi masyarakat (Community study)

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

TUJUAN INVESTIGASI KLB


KERACUNAN PANGAN
UM
UM

Memberikan dukungan upaya


penanggulangan keracunan serta mendapat
informasi epidemiologi

1. Mengidentifikasi kasus dan menanggulangi korban


S

FIK
I
S
PE

2.
3.
4.
5.
6.

Mengidentifikasi pangan berisiko tinggi.


Mengidentifikasi faktor risiko terjadinya KLB.
Menarik produk pangan yang telah terkontaminasi.
Menghentikan penyebarluasan penyakit.
Membuat rekomendasi agar terhindar dari KLB
serupa di masa yang akan datang.
PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Deputi III-Badan POM RI

ELEMEN DARI
INVESTIGASI KLB

1. Penelitian
2. Pelatihan
3. Surveilan (providing
information for action)

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

Investigasi KLB Keracunan Pangan


Serangkaian kegiatan
sistematis terhadap KLB
Keracunan Pangan untuk
mengungkap penyebab,
sumber dan cara
pencemaran serta distribusi
KLB menurut variabel
tempat, orang dan waktu
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Deputi III-Badan POM RI

Bagaimana Tahapan Investigasi dan


Penanggulangan KLB Keracunan
Pangan yang Seharusnya?
1. Mengidentifikasi terjadinya KLB Keracunan Pangan
2. Menetapkan formulasi hipotesis awal
3. Merencanakan investigasi
4. Melaksanakan investigasi dan mengkonfirmasi
hipotesis
5. Menganalisis dan menginterpretasi data
6. Menentukan faktor-faktor yang berkontribusi
7. Mengidentifikasi dan melaksanakan penanggulangan
serta pencegahan keracunan
8. Menghitung dampak ekonomi
9. Membuat laporan
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Deputi III-Badan POM RI

DEFINISI KASUS
perlu ditetapkan
1. Informasi klinis tentang penyakit
2. Karakteristik orang yang sakit
3. Informasi tentang tempat
4. Spesifikasi waktu selama terjadinya
KLB
Kriteria klinis

Possible / suspected case


Confirmed case
Konfirmasi melalui
verifikasi laboratorium
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Deputi III-Badan POM RI

Tahapan kajian etiologis KLB


Informasi klinis individu
Distribusi gejala
Inspeksi
Sarana
Produksi

Masa inkubasi
Deskripsi epidemiologi
(Tempat, orang, waktu)
Kurva epidemi
Analisis cohort / case-control
Konfirmasi laboratorium

Faktor2 yang
berkontribusi

Etiologi KLB diketahui


Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Deputi III-Badan POM RI

Distribusi gejala berasal informasi


gabungan klinis individu

Diare
Mual
Pusing

Mual
Muntah
Panas
Diare berdarah

Menggigil
Pusing
Mual
Diare

Diare 40 (100%)
Mual 30 (75%)
Muntah 25 (63%)
Pusing 20 (50%)

Mual
Muntah
Diare berlendir

Demam
15 (38%)
Menggigil 10 (25%)
Diare berdarah 4 (10%)
Diare berlendir 2 (5%)

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

Diare berdarah
Mual
Pusing

Masa inkubasi = waktu antara konsumsi dan


gejala pertama kali muncul

24 jam

72 jam

24 jam

18 jam

Terpendek 18 jam
Terpanjang 72 jam
Median 24 jam
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Deputi III-Badan POM RI

24 jam

Deskripsi epidemiologi

KASUS2
ORANG
WAKTU

TEMPAT

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

Distribusi kasus berdasarkan jenis kelamin


Jumlah yg
mengkonsumsi

Jumlah
Kasus

Meninggal

Attack
rate (%)

CFR
(%)

Pria

1500

50

3.3

Wanita

2500

125

Total

4000

175

4.4

5.7

Jenis
kelamin

AR: Attack Rate = jumlah kasus / jumlah yang mengkonsumsi x 100


CFR: Case Fatality Rate = jumlah yang meninggal / jumlah kasus x 100

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

Distribusi kasus berdasarkan umur


Golongan
Jumlah yg
umur
mengkonsumsi

Jumlah
Kasus

Meninggal

Attack
rate (%)

CFR
(%)

0-5
6-12
13-20
21-55
56+
Total
AR: Attack Rate = jumlah kasus / jumlah yang mengkonsumsi x 100
CFR: Case Fatality Rate = jumlah yang meninggal / jumlah kasus x 100
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Deputi III-Badan POM RI

SPOT MAP
Kantin 1

Dapur X Dapur Y

KANTOR A

KANTOR B

Kantin 2

KANTOR C

KANTOR D

KANTOR E

KETERANGAN
Dapur X untuk Kantin 1
Dapur Y untuk Kantin 2
Staf Kantor A, B, C dilayani
di Kantin 1
Staf Kantor D, E dilayani di
Kantin 2

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

Jumlah kasus

KURVA EPIDEMI

Untuk mengetahui distribusi kasus


sehingga sumber cemarannya
diketahui, misalnya apakah
common source atau person to
person

Common source

Propagated source
(person to person)

Continuous source
Waktu
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Deputi III-Badan POM RI

Bilamana menggunakan
cohort atau case-control study ?

Semua yang terpapar baik


sehat maupun sakit dapat
diwawancarai (KLB kecil)
Cohort study

Tidak semua yang terpapar dapat


diwawancarai (KLB besar)
Case control study

Kasus / sakit
Sehat
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Deputi III-Badan POM RI

CONTOH

Cohort study
MAKAN (a)

PANGAN

Sakit

TIDAK MAKAN (b)


AR

Sakit

Nasi putih
Ayam goreng
Karedok
Sambal goreng
Kerupuk
Air minum
AR: Attack rate = Sakit / terpapar
RR: Relative risk = AR (a) / AR (b)

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

AR

RR

CONTOH

Case-control study
Kasus (sakit)

PANGAN

Makan
(a)

Tdk makan
(b)

Kontrol (sehat)
Makan
(c)

Tdk makan
(d)

Nasi putih
Ayam goreng
Karedok
Sambal goreng
Kerupuk
Air minum
OR: Odds ratio = ad / bc

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

OR

Uji hipotesis dengan uji


laboratorium

Distribusi gejala?
Gejala dominan pertama kali?
Gejala spesifik?

Referensi

Masa inkubasi terpendek?


Masa inkubasi terpanjang?
Kisaran inkubasi?
Median inkubasi?

Bandingkan gejala
dan masa inkubasi pada
kurva epidemi dengan referensi
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Deputi III-Badan POM RI

KURVA EPIDEMI (point source outbreak)


Jumlah
kasus

KLB akhir

KLB awal

Waktu
terpapar

waktu
Periode KLB

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

KURVA EPIDEMI (protracted outbreak)


Jumlah
kasus
KLB awal

KLB akhir

Perkiraan
periode
paparan
Periode KLB
Max incubation period*

Min incubation period*


Lihat referensi
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Deputi III-Badan POM RI

waktu

Jika ada beberapa agent yang diduga sebagai penyebab


keracunan, kisaran masa inkubasi terpendek mungkin dapat
membantu untuk menetapkan hipotesis

Waktu terpapar

REFERENSI

18 jam

KLB
belum berakhir
60 jam

Agent

Min incubation

Tolak / terima

A
B
C

24 jam
12 jam
10 jam

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

Jika ada beberapa agent yang diduga sebagai penyebab


keracunan, kisaran masa inkubasi mungkin dapat membantu
untuk menetapkan hipotesis

Waktu terpapar

REFERENSI

18 jam

42 jam

60 jam

Agent

Min incubation

Max incubation

Tolak / terima

A
B
C

24 jam
12 jam
10 jam

120 jam
72 jam
24 jam

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

Uji Laboratorium
TIPS PENTING
1.
2.
3.
4.
5.

Laboratorium harus mengetahui informasi epidemiologi


sebelum analisis.
Beberapa patogen yang mempunyai infective doses tinggi
harus diuji secara kuantitatif, misalnya Bacillus cereus,
Clostridium perfringens, dan Staphylococcus aureus.
Jika S. aureus positif dan konsentrasi 105 per gram, maka
perlu uji enterotoxin.
Jika B. cereus positif dan konsentrasi 106 per gram serta
gejala penderita pertama kali mual/muntah, maka perlu uji
enterotoxin.
Konfirmasi hasil laboratorium harus memperhatikan kriteria
dalam Lampiran 1 Tabel 7 dan Tabel 6 untuk pestisida.
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Deputi III-Badan POM RI

Mekanisme dan Protap

TUJUAN
Memberikan mekanisme dan prosedur baku
investigasi KLB keracunan pangan bagi petugas
terkait secara terpadu.
KELUARAN YANG DIHARAPKAN
Penyebab KLB diketahui termasuk sumber dan
cara pencemaran serta distribusi KLB menurut
variabel tempat, orang dan waktu
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Deputi III-Badan POM RI

004
2
r
e
ob
t
k
o
5
Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia
No. 28 Tahun 2004
Tentang

KEAMANAN,
MUTU DAN GIZI
PANGAN
Pasal 25-28
KLB Keracunan
Pangan
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Deputi III-Badan POM RI

Draft Mekanisme
dan Protap
Penyelidikan
KLB Keracunan
Pangan

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan


Deputi III-Badan POM RI

PUSKESMAS

LABORATORIUM

DINKES KAB/KOTA

Balai POM

Keracunan

Lab lainnnya

Laporan lisan
Konfirmasi
Penyelidikan awal,
penanggulangan
korban, pengamanan
sampel pangan, buat
laporan awal

Laporan lisan
KLB?
Ya
Bisa ditangani?

Tdk
Stop
Tdk
Skenario 2
atau 3

Persiapan penyelidikan
Penyelidikan lapangan
Analisis dan interpretasi data
Pengambilan sampel
Laporan sementara

Hasil uji
Analisis bahaya

Laporan akhir

Uji laboratorium

a
r
e
t
e
K

a
g
n

a
L
ih
b
e
nl

t?
u
j
n

TERIMA KASIH

DIREKTORAT SURVEILAN DAN PENYULUHAN


KEAMANAN PANGAN, BADAN POM RI
Jl. Percetakan Negara 23, Jakarta Pusat
Phone: 021 42878701, 42803516, 428 75738, 425 9624
Fax 021 42878701
Email: surveilanpangan@pom.go.id
Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Deputi III-Badan POM RI

You might also like