Professional Documents
Culture Documents
Dahulu, bayi dengan berat lahir rendah yang kecil untuk masa
kehamilannya
defisiensi
neurologis,
malformasi
kongenital,
aspirasi
mekonium,
badan lahir serta memiliki risiko sebesar 2 kali lipat terjadinya PJT.
Gangguan pola makan juga dapat menyebabkan peningkatan pertumbuhan
janin terhambat hingga sembilan kali lipat.1,7
- Kondisi hipoksia
- Problem vaksuler
1. Hipertensi kronis
2. Preeklampsi
3. Anti phospholipid syndrome (APS)
Beberapa
ada
yang
mempengaruhi
janin
setelah
2. Sindrom Turner
Menurut Droste (1992) pertumbuhan janin terhabat tidak
-
Kehamilan multifetus
Kehamilan multifetus berhubungan dengan risiko PJT. Abnormalitas
plasenta umumnya terjadi pada kehamilan multifetus. Plasenta tunggal
yang dimiliki pada kehamilan multifetus dapat membagi vaskularsasi yang
dapat menyebabkan PJT. Kompetisi yang terjadi pada janin untuk
mendapatkan suplai nutrisi mengakibatkan peningkatan terjadinya PJT dan
sitolisis
langsung
dan
dan
penyimpanan
di
hepar,
lingkar
abdomen
janin
yang
mencerminkan besarnya hepar akan mengecil. Namun konsep ini ada yang
menyangkal dan diusulkan bahwa hambatan pertumbuhan ini diakibatkan
alokasi oksigen dan nutrisi ke otak yang memungkinkan otak dan kepala janin
tetap tumbuh normal disebut brain sparing. Urut-urutan peristiwa ini secara
teoritis dapat mengakibatkan hambatan pertumbuhan asimetris dengan
pembesaran otak yang relative abnormal disbanding dengan hepar yang kecil,
rasio besar otak terhadap berat hepar pada minggu terakhir yang normal nya
sekitar 3 banding 1 menjadi 5 banding 1 atau lebih banyak pada bayi yang
sangat terhambat pertumbuhannya.1,7,8
Terjadi akibat distres subakut. Gangguan terjadi beberapa minggu
sampai beberapa hari sebelum kelahiran. Pada keadaan ini panjang da
lingkaran kepala normal akan tetapi berat tidak seuai dengan masa gestasi.
Bayi tampak wasted dengan tanda-tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah
kulit, kulit kerng keriput, bayi terlihat kurus dan lebih panjang.3
3. Tipe kombinasi
Terjadi pada kehamilan 20-28 minggu. Terjadi gangguan potensi tubuh
kombinasi antara hiperplasia dan hipertrofi sel misalnya dapat terjadi pada
malnutrisi ibu, kecanduan obat, atau keracuna. Prognosisnya dubia.4
Patologi
Pertumbuhan janin terhambat adalah kegagalan janin untuk mencapai /
potensi pertumbuhan intrinsik nya, karena anatomi dan / atau gangguan fungsional
dan penyakit di unit feto-plasenta-ibu. Pertumbuhan janin terhambat dibagi
menjadi a) simetris jika berat, panjang, dan lingkar kepala yang rendah, biasanya
indikasi pada proses yang berasal di awal kehamilan dan b) asimetris saat sparing
otak terjadi dan kepala lingkar dalam batas normal, indikasi proses yang terjadi
sebagai kemajuan kehamilan. Pertumbuhan janin terhambat tipe asimetris biasanya
terkait dengan gangguan fungsi uteroplasenta atau kekurangan nutrisi. Di kasus ini,
pertumbuhan janin biasanya berkembang sampai tingkat pertumbuhan melebihi
ketentuan substrat, umumnya selama trimester ketiga. Bahkan sedikit penurunan
substrat energi membatasi glikogen janin dan pembentukan lemak, serta
pertumbuhan otot. Pertumbuhan tulang dan dengan demikian janin panjang kurang
terpengaruh, sedangkan redistribusi output jantung akan mendorong pengiriman
substrat preferensial kepada otak. Oleh karena itu, pertumbuhan janin terhambat
mempengaruhi
pertumbuhan janin juga. Namun, mutasi seperti itu jarang, dan tidak ada analog
variasi alel umum telah ditemukan.9
Peran jaringan adiposa
Sebuah bukti baru-baru ini menyarankan bahwa jaringan adiposa juga
mungkin mempunyai peran utama dalam hubungan pertumbuhan janin untuk
perkembangan penyakit dewasa. Resistensi insulin, diabetes terkait obesitas, dan
gangguan metabolisme yang menyertainya sangat terkait dengan peningkatan
massa lemak visceral. Pertumbuhan janin terhambat dikenal untuk mengubah
perkembangan janin jaringan adipose. Janin pada pertumbuhan janin terhambat
menunjukkan pengurangan massa lemak tubuh, yang terutama mencerminkan
penurunan akumulasi lipid dalam sel lemak. Namun, meski jumlah persentase
lemak tubuh berkurang, jaringan adiposa viseral relatif meningkat. Selain itu,
jaringan adiposa perut mereka menunjukkan hyperresponsiveness terhadap
katekolamin dan resistensi insulin awal. Menariknya, polimorfisme pada gen
reseptor Peroksisom-proliferator-diaktifkan g2 (PPARG), yang terlibat dalam
pengembangan dan fungsi metabolisme jaringan adiposa, memodulasi kerentanan
subyek pertumbuhan janin terhambat untuk mengembangkan resistensi insulin pada
usia dewasa. Polimorfisme ini bertanggung jawab untuk risiko tinggi diabetes tipe
2 hanya dalam kasus pertumbuhan janin terhambat. Sejak penemuan turunan
hormon adipocyte, kolektif disebut adipocytokines, jaringan adiposa tidak lagi
dianggap sebagai jaringan toko lemak tidak aktif, tetapi endokrin organ, mensekresi
berbagai bioaktif molekul, yang mengatur metabolisme tubuh dan energy
homeostasis. Selanjutnya, adipocytokines baru-baru ini terlibat dalam proses
pertumbuhan janin. Mengingat pentingnya jaringan adiposa dan hormon
pertumbuhan janin dan pematangan untuk
dengan
benar
sebesar
40%
pada
janin
dengan
pertumbuhan janin terhambat. Jadi pada janin dapat tidak terdiagnosa atau
overdiagnosis.1
4. USG : untuk menentukan biometri dan keadaan fungsi organ lain :1,8
a. Diameter biparietal
b. Panjang femur
Merupakan pengukuran yang paling mudan dan dapat berulang kali.1
c. Lingkaran kepala
d. Lingkaran perut
10
ototnya hipotrofi.
Berat badan kurang dari seharusna menurut usia kehamilan.
Panjang bayi dan ukuran kepala lebih jarang dipengaruhi.
Hipoglikemia merupakan gejala yang penting yang dapat menimbulkan
gejala gangguan saraf pusat atau pernapasan. Keadaan diperbaiki dengan
infus glukosa.
Umur sebenarnya ditentukan dengan pemeriksaan neurologis seperti tonus
otot dan refleks. Elektroensefalografi melengkapi pemeriksaan.
Evaluasi
Evaluasi kesejahteraan janin untuk mendiagnosis keadaan hipoksia janin,
dengan melakukan pemeriksaan :5
a. Pemantauan gerakan janin (Fetal kick count) setiap hari
b. USG Doppler setiap minggu
c. NST (uji tanpa kontraksi) setiap minggu
d. OCT (uji dengan kontraksi) bila NST non reaktif
e. Cairan amnion, untuk mendiagnosis oligohidramnion (diameter kantong
terdalam < 2 cm atau AFI < 5)
f. BPP setiap minggu (profil biofisik berupa denyut jantung janin,
pernapasan)
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pertumbuhan janin terhambat, antara lain :4,5
1. terapi kausal terhadap penyebab atau penyulit yang mendasari
2. konservatif
a. tirah baring (tidur miring)
b. pemberian kalori 2600 kal/hari peroral atau parenteral
c. pemberian kortikosteroid
d. pertimbangkan pemberian aspirin bila tidak ada kontra indikasi
3. terminasi kehamilan
Tergantung pada perkembangan hasil terapi
a. hamil aterm ( 37 minggu)
12
Asimetris
Amniosentesis
Analisa kromosom (bila memungkinkan)
Identifikasi infeksi
Pemeriksaan antenantal
a. USG dan Doppler USG setiap 2 minggu
b. Observasi gerakan janin (Fetal kick count) setiap hari
c. NST 2 kali seminggu
d. OCT bila NST abnormal
e. Cairan amnion dan BPP
13
Terapi kausal
Terapi konservatif
Terminasi kehamilan pada :
- hamil aterm ( 37 minggu)
- diberikan kortikosteroid untuk pematangan paru janin pada kehamilan 2434 minggu
- skor biofisik < 2 (terutama bila terdapat prematuritas)
- deselerasi lambat atau deselerasi variabel yang berulang
- Kelainan gambaran doppler a. Umbilikalis
Bagan 1 Pertumbuhan Janin Terhambat
Sumber : Panduan praktik klinis obstreti da ginekologi RSHS4
14
Pencegahan
Pencegahan pertumbuhan janin terhambat idealnya dimulai sebelum
konsepsi terjadi dengan mengoptimalkan ondisi kesehatan ibu, pengobatan, dan
gizi. Penghentian kebiasaan merokok sangatlah dianjurkan. Pada kehamilankehamilan yang berisiko mengalami pertumbuhan janin terhambat misalnyapada
perempuan dengan hipertensi atau dengan rwayat PJT sebelumnya, profilaksis
dengan aspirin dosis rendah pada awal kehamilan telah terbukti mengurangi PJT
sebesar 10 persen.1
Prognosis
16
Komplikasi
Janin dengan PJT memiliki risiko komplikasi lebih tinggi dibandingkan
dengan bayi normal, yaitu :7
-
Sepsis
Perdarahan interventricular
Necrotizing enterocolitis
Kematian
Hipoglikemia
Hipotermia
DAFTAR PUSTAKA
17
18