Professional Documents
Culture Documents
Gestasional
Oleh :
Kekar Yogantoro
1102011135
Pembimbing :
Dr. H. Rizki Safaat Nurrahim, Sp.OG
Definisi
Penyakit trofoblas gestasional atau Gestational trophoblastic
disease (GTD) adalah suatu kelompok (spektrum) penyakit, yang
pada umumnya dimulai dengan suatu kegagalan kehamilan, terdiri
dari MH (Mola Hidatidosa) yang jinak & TTG (Tumor Trofoblas Ganas)
Epidemiologi
Insidensi mola hodatidosa :
Di Amerika Utara, Australia, Selandia Baru, dan Eropa
menunjukkan insidensi mola hidatidosa antara 0,57-1,1 per 1000
kehamilan, sedangkan penelitian di Asia Tenggara dan Jepang
menunjukkan insidensi yang lebih besar yaitu 2,0 per 1000
kehamilan.
Insidensi khoriokarsinoma :
Di Eropa dan Amerika Utara, khoriokarsinoma mengenai 1 dari
40.000 kehamilan dan 1 dari 40 mola hidatidosa, sedangkan di Asia
Tenggara dan Jepang khoriokarsinoma mengenai 9,2 dan 3,3 per
40.000 kehamilan.
Klasifikasi
Menurut WHO, penyakit trofoblastik gestasional (PTG) adalah
suatu spektrum dari dua kondisi premaligna yaitu;
1. Partial mola hidatidosa
2. Complete mola hidatidosa
Hingga tiga kondisi tumor ganas yaitu;
3. Invasive mola,
4. Koriokarsinoma gestasional, dan
5. Placental site hrophoblastic tumor (PSTT)
Mola Hidatidosa
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan abnormal, dimana vili
yang normal digantikan oleh gelembung-gelembung akibat
degenerasi hidropik vili korealis disertai proliferasi sel-sel trofoblas
dalam berbagai derajat. Mola hidatidosa itu terdiri dari dua jenis,
yaitu;
1. Mola Hidatidosa Komplit (MHK)
2. Mola Hidatidosa Parsialis (MHP)
Faktor Resiko
1. Faktor Umur
2. Faktor Riwayat Kehamilan MH Sebelumnya
3. Faktor Kehamilan Ganda
4. Faktor Graviditas
5. Faktor Kebangsaan / Etnik
6. Faktor Genetika
7. Faktor Makanan dan Minuman
8. Faktor Sosial Ekonomi
Patogenesis
Secara teori sitogenetik umumnya kehamilan MHK terjadi karena
sebuah ovum yang tidak berinti (kosong) atau yang intinya tidak
berfungsi, dibuahi oleh sperma yang mengandung haploid 23 X,
terjadilah hasil konsepsi dengan kromosom 23 X, yang kemudian
mengadakan duplikasi menjadi 46 XX. Jadi umumnya MHK bersifat
homozigot, wanita dan berasal dari bapak (androgenetik). Jadi tidak
ada unsur ibu sehingga disebut Diploid Androgenetik.
Manifestasi Klinis
1. Adanya tanda-tanda kehamilan disertai dengan perdarahan
pervaginam.
2. Hiperemesis gravidarum
3. Umumya uterus lebih besar dari usia kehamilan
4. Tidak terdengar denyut jantung janin
5. Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan (tidak
selalu ada), yang merupakan diagnosa pasti.
Terapi
1. Perbaikan Keadaan Umum
2. Evakuasi Jaringan
3. Profilaksis
4. Follow up
Patogenesis
Disini ada unsur ibu, ditemukan bayi. Tetapi komposisi unsur ibu
dan unsur ayah tidak seimbang, satu berbanding dua. Unsur ayah
yang tidak normal itu menyebabkan pembentukan plasenta yang
tidak wajar, yang merupakan gabungan dari vili korialis yang normal
dan yang mengalami degenerasi hidropik. Oleh karena itu fungsinya
pun tidak bisa penuh sehingga janin tidak bisa bertahan sampai
besar. Biasanya kematian terjadi sangat dini.
Manifestasi Klinis
Berbeda dengan MHK, pada MHP sama sekali tidak ditemukan
gejala maupun tanda-tanda yang khas. Keluhannya pada permulaan
sama seperti kehamilan biasa. Kalau ada perdarahan sering dianggap
seperti abortus biasa. Jarang sekali ditemukan MHP dengan besar
uterus yang melebihi tuanya kehamilan. Biasanya sama atau lebih
kecil. Dalam hal terakhir disebut Dying Mole.
Terapi
Karena diagnosis umumnya dibuat secara kebetulan pascakuret,
biasanya evakuasi dilakukan dengan kuret biasa. Selanjutnya tidak
perlu tindakan apa-apa. Histerektomi dan upaya profilaksis lainnya
tidak dianjurkan.
Definisi
Tumor trofoblastik gestasional ,Istilah ini mengacu pada identitas
patologis berupa mola invasif, koriokarsinoma dan tumor trofoblas di
plasenta. Kelainan ini mungkin muncul setelah kehamilan mola atau
kehamilan normal atau timbul setelah abortus, termasuk kehamilan
ektopik.
Insiden
Penyakit ini sering terjadi pada usia 14 49 tahun dengan rata
rata 31 tahun. Resiko terjadinya PTG yang non metastase 75 %
didahului oleh mola hidatidosa dan sisanya oleh abortus, kehamilan
ektopik atau kehamilan aterm.
Pada jenis invasif mola ( PTG villosum ) 12,5 % berasal dari mola
komplit dan 1,5 % berasal dari mola parsial. Pada koriokarsinoma
( PTG non villosum ) 1,7 % berasal dari mola komplit dan 0,2 % dari
mola parsial, koriokarsinoma setelah kehamilan normal lebih sering
terjadi dibandingkan mola invasif.
Klasifikasi
WHO Scientific Group, mengusulkan klasifikasi sebagai berikut :
1. Mola Invasif (MI)
2. Koriokarsinoma (Kg)
3. Placental Site Trophoblastic Tumour (PSTT)
4. Persistent Trophoblastic Disease (PTD)
Diagnosis
The International Federation of Gynecology and Oncology (FIGO)
menetapkan beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk
mendiagnosis PTG yaitu:
1. Menetapnya kadar Beta HCG pada empat kali penilaian dalam 3
minggu atau lebih (misalnya hari 1,7, 14 dan 21)
2. Kadar Beta HGC meningkat >10%
pada tiga pengukuran
berturut-turut setiap minggu atau lebih (misalnya hari 1,7 dan 14)
3. Tetap terdeteksinya kadar Beta HCG sampai 6 bulan atau lebih
4.
Stadium PTG
Pembagian staging FIGO 1982 bersifat sederhana, mengacu pada
hasil pemeriksaan klinis dan pencitraan, misalnya foto thorak.
Stadium 1
Stadium II
Stadium III
Stadium IV
Sistem Skoring
Perhitungang faktor prognosis dengan skor 0-6 dianggap sebagai
pasien dengan resiko rendah, sedangkan dengan skor >7 maka
dianggap sebagai beresiko tinggi.
FIGO
Usia
< 40
>=40
Kehamilan sebelumnya
Mola
Abortus
Aterm
<4
4-6
7-12
>12
< 103
103-104
>104-105
>105
3-4
> 5 cm
Traktus
gastrointestinal
Otak, hepar
1-4
5-8
>8
Agen tunggal
Agen multipel
Terapi
Prinsip dasar penanganan penyakit trofoblas ganas adalah
kemoterapi dan operasi, indikasi kemoterapi :
1. Meningkatnya -hCG setelah evakuasi
2. Titer -hCG sangat tinggi setelah evakuasi
3. -hCG tidak turun selama 4 bulan setelah evakuasi
4. Meningginya -hCG setelah 6 bulan setelah evakuasi atau turun
tetapi lambat
5. Metastase ke paru paru, vulva, vagina kecuali bila -hCG nya
turun
6. Metastase kebagian organ lainnya ( hepar, otak )
1. Mola Invasiv
Mola invasif adalah keganasan pasaca mola hidatidosa (MH) yang
ditandai dengan vili korialis atau gelembung mola yang terletak
diantara otot-otot miometrium. Jenis TTG ini sudah lama dikenal
dengan istilah koriokarsinoma destruens atau mola destruens
(Ewing ), sedangkan Tjokronegoro S menggunakan istilah
koriokarsinoma villosum. Tetapi sekarang lebih dikenal dengan invasif
mole atau mola invasive (MI)
2. Koriokarsinoma
Koriokarsinoma merupakan salah satu jenis dari PTG dimana ia
merupakan suatu tumor ganas yang berasal dari jaringan trofoblas
yaitu dari sel-sel sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas yang menginvasi
miometrium, merusak jaringan di sekitarnya termasuk pembuluh
darah sehingga menyebabkan perdarahan. Koriokarsinoma bersifat
agresif dan sering ditandai dengan metastase hematogenous yang
cepat terutama ke paru-paru.
Salah satu ciri khusus dari kanker ini adalah menghasilkan
hormon human chorionic gonadotropin (hCG) dalam kadar yang
tinggi.
TERIMA KASIH