Professional Documents
Culture Documents
Plasenta previa lateralis : hanya sebagian dari ostium tertutup oleh plasenta
Plasenta previa marginalis : hanya pada pinggir ostium terdapat jaringan plasenta
Terdapat satu kelompok yang tidak dimasukkan ke dalam plasenta previa, yaitu
plasenta letak rendah plasenta yang implantasinya rendah, tetapi tidak sampai ke ostium
uteri internum.
Identitas Pasien
Nama
: Ny. Tika
Umur
: 25 tahun
Alamat
: Pasirwangi, Garut
Pekerjaan
: IRT
Pendidikan
: SD
Agama
: Islam
Status
: Menikah
:39 tahun
Alamat
: Pasirwangi, Garut
Pekerjaan
: Buruh
Pendidikan
: SD
Tanggal Periksa
: 4 Desember 2015
Pukul
: 11.05 Wib
Anamnesis
Keluhan utama : Mules-mules
Pasien dengan G2P1A0 merasa hamil 10 bulan datang dengan keluhan mulesmules dirasakan semakin kuat dan sering sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit,
pasien mengatakan ada keluar cairan sejak 12 jam sebelum rumah sakit dan
menyangkal ada keluar lendir dan darah. Gerakan janin masih dirasakan ibu sejak usia
kehamilan empat bulan hingga sekarang. Punya riwayat tekanan darah tinggi disangkal
pasien dan menyangkal sekarang merasa nyeri kepala, pandangan kabur dan nyeri hulu
hati.
Anamnesis Tambahan
Pernikahan
: Pernikahan ke tiga
: 15 tahun
: 35 tahun
Pendidikan terakhir
: SMA
Pekerjaan
HPHT
: 26 februari 2015
Menarche
: 15 tahun
Siklus
: Teratur,
Durasi
: 5 hari
Kontrasepsi
: Suntik KB (2011-2012)
Alasan berhenti
Prenatal Care
Riwayat Obstetri
no
kehamilan
tempat
penolong
Cara
kehamilan
Cara
persalinan
Rumah
Paraji
Aterm
II
Rumah
Paraji
III
Rumah
Paraji
IV
Abortus
Kehamilan
saat ini
Jenis
kelamin
Usia
Keadaan :
Hidup/mati
Spontan
Laki-laki
11
tahun
Hidup
Aterm
Spontan
Perempuan
7
tahun
Hidup
Aterm
Spontan
Perempuan
4
tahun
Hidup
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : CM
Tensi
: 110/70 mmHg
Nadi
: 84 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu
: 36,0
Kepala
Leher
Jantung
: BJ murni,reguler, murmur(-)
Pulmo
: VBS ki=ka
Varices
: (-)
Edema
: (-)
BB
lahir
Pemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan Luar
TFU
: 38 cm
LP
: 100 cm
LA I
: kepala, puka
LA II
: kepala,puki
His
DJJ
Pemeriksaan Dalam
: - Vulva
-vagina
-portio
- pembukaan
- ketuban
- bag. Terendah
Pemeriksaan Inspekulo
Usulan Pemeriksaan
USG
Darah Rutin
Hemoglobin
: 9,6 g/dl
Hematokrit
: 30 %
Lekosit
: 9.040 /mm3
Trombosit
: 200.000/mm3
Eritrosit
: 4.15 juta/mm3
Golongan Darah : O
Diagnosa Kerja
G2P1A0 parturien 32-33 minggu kala 1 fase laten dengan suspect gemeli.
DD/
G6P5A0 Gravida 38-39 minggu dengan Perdarahan Antepartum ec. Suspect Solusio
Plasenta
Penatalaksanaan
Informed Consent
Pro SC
Persiapan Pre-Op:
Pasang Infus RL
Pasang DC
Penatalaksanaan Post-Op:
Tirah Baring
Cefotaxime 1 gr IV
Ketorolac 1 amp IV
Metronidazole 3 x 500 mg
Prognosis
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad functionam
: dubia ad bonam
Laporan Operasi
SBR disayat konkaf, bagian tengahnya di tembus oleh jari penolong dan
diperlebar ke kiri dan ke kanan
BB: 3100 gr
PB : 51 cm
APGAR : 1= 5 5=7.
Jam 11.38 : Lahir plasenta dengan tarikan ringan pada tali pusat.
Perdarahan dirawat
SBR dijahit lapis demi lapis. Lapisan pertama dijahit secara jelujur
Lapisan kedua dijahit secara jelujur. Setelah yakin tidak ada perdarahan,
dilakukan reperitonealisasi dengan peritoneum kandung kencing
Permasalahan
1. Apakah etiologi dan faktor predisposisi pada pasien ini?
2. Bagaimana mendiagnosis plasenta previa?
3. Bagaimana pengelolaan pada pasien ini?
Pembahasan
1. Apakah etiologi dan faktor predisposisi pada pasien ini?
Plasenta
previa
meningkat
kejadiannya
pada
keadaan-keadaan
yang
endometriumnya kurang baik, misalnya karena atrofi endometrium atau kurang baiknya
vaskularisasi desidua. Keadaan ini bisa ditemukan pada :
Mioma uteri
Umur lanjut
Perubahan inflamasi atau atrofi, misalnya pada wanita perokok atau pemakai
kokain. Hipoksemi yang terjadi akibat karbon monoksida akan dikompensasi
dengan hipertrofi plasenta. Hal ini terjadi terutama pada perokok berat (lebih dari
20 batang sehari).
Pada pasien ini, kemungkinan terbesar dari penyebab terjadinya plasenta previa
adalah keadaan endometrium yang kurang baik. Faktor predisposisi dari hal tersebut
adalah adanya riwayat kuretase dari kehamilan sebelumnya.
Biasanya perdarahan karena plasenta previa baru timbul setelah bulan ke tujuh.
Hal ini disebabkan karena :
- Perdarahan sebelum bulan ke tujuh memberi gambaran yang tidak berbeda dari
abortus.
- Perdarahan pada plasenta previa disebabkan pergerakan antara plasenta dan
dinding rahim. Dengan keterangan :
Setelah bulan ke-4 terjadi regangan pada dinding rahim karena isi rahim
lebih cepat tumbuhnya dari rahim sendiri; akibatnya istmus uteri tertarik menjadi
bagian dinding korpus uteri yang disebut segmen bawah rahim.
Pada plasenta previa, tidak mungkin terjadi tanpa pergeseran antara
plasenta dan dinding rahim. Saat perdarahan bergantung pada kekuatan insersi
plasenta dan kekuatan tarikan pada istmus uteri. Jadi, dalam kehamilan tidak
perluada his untuk menimbulkan perdarahan, tetapi sudah jelas dalam persalinan
his pembukaan menyebabkan perdarahan karena bagian plasenta di atas atau
dekat ostiumakan terlepas dari dasarnya. Perdarahan pada plasenta previa terjadi
karena terlepasnya plasenta dari dasarnya.
Bagian terendah anak sangat tinggi. Karena plasenta terletak pada kutub bawah
rahim sehingga bagian terendah tidak dapat mendekati pintu atas panggul.
Pemeriksaan :
Bila ditemukan, harus segera mengirim pasien tersebut selekas mungkin ke rumah
sakit besar tanpa terlebih dahulu melakukan pemeriksaan dalam atau pemasangan
tampon. Hal tersebut hanya akan menambah perdarahan dan kemungkinan
infeksi.
Dilakukan
pemeriksaan
inspekulo
terlebih
dulu
untuk
menyingkirkan
kemungkinan varises yang pecah dan kelainan serviks (polip, erosi, ca). Pada
plasenta previa akan terlihat darah yang keluar dari ostium uteri eksternum.
Dapat juga dilakukan pemeriksaan fornises dengan hati-hati. Jika tulang kepala
dapat teraba dengan mudah, kemungkinan plasenta previa kecil. Sebaliknya, jika
antara jari-jari kita dan kepala teraba bantalan lunak (jaringan plasenta),
kemungkinan plasenta previa besar sekali.
Pemeriksaan ini hanya dapat dilakukan pada presentasi kepala karena pada letak
sungsang bagian terendahnya lunak (bokong) hingga sukar membedakannya dari
jaringan lunak plasenta.
Diagnosis :
Anamnesis perdarahan tanpa keluhan, perdarahan berulang. Klinis kelainan letak.
Dari perabaan fornises teraba bantalan lunak pada presentasi kepala. Pemeriksaan dalam
hanya dibenarkan bila dilakukan di kamar operasi yang telah siap untuk melakukan
operasi segera. Hanya dilakukan apabila akan dilakukan terapi aktif, yaitu kehamilan
akan diterminasi.
Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan Ultrasonografi (USG). Dengan USG
transabdominal, ketepatan diagnosisnya mencapai 95-98%. Dengan USG transvaginal
atau transperineal (translabial), ketepatannya akan lebih tinggi lagi. Dengan bantuan
USG, diagnosis plasenta previa ataupun plasenta letak rendah dapat ditegakkan sejak dini
sebelum kehamilan trimester ketiga. Namun, dalam perkembangannya dapat terjadi
migrasi plasenta karena dengan semakin berkembangnya segmen bawah rahim, plasenta
akan ikut naik menjauhi ostium uteri internum.
Dari anamnesa didapatkan : keluhan berupa perdarahan dari jalan lahir yang
terjadi pada kehamilan trimester akhir (bulan ke-9), tanpa disertai nyeri
Hasil USG menunjukkan adanya plasenta previa dan anak letak lintang
Faktor anak
- kelainan kongenital
- kelainan genetik
- infeksi janin, misalnya penyakit TORCH (toksoplasma, rubela,
sitomegalovirus,dan herpes)
Faktor plasenta
IUGR tipe I atau tipe simetris Terjadi pada kehamilan 0-20 mg, terjadi
gangguan potensi tubuh janin untuk memperbanyak sel (hiperplasia), umumnya
disebabkan oleh kelainan kromosom atau infeksi janin. Prognosisnya buruk.
IUGR tipe II atau tipe asimetris Terjadi pada kehamilan 28-40 mg, yaitu
gangguan potensi tubuh janin untuk memperbesar sel (hipertrofi), misalnya pada
hipertensi dalam kehamilan disertai insufisiensi plasenta. Prognosisnya baik.
IUGR tipe III Terjadi pada kehamilan 20-28 mg, yaitu gangguan potensi tubuh
kombinasi antara gangguan hiperplasia dan hipertrofi sel, misalnya dapat terjadi
pada malnutrisi ibu, kecanduan obat, atau keracunan. Prognosisnya dubia.
menurut pengakuan ibu makan banyak dan cukup, akan tetapi tanpa disertai lauk pauk
dengan nilai gizi yang memadai.
Gambar.