Professional Documents
Culture Documents
2. ASETAMINOFEN (PARACETAMOL)
FARMAKODINAMIK
Efek analgetik paracetamol serupa dengan salisilat yaitu
menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang.
Keduanya menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga
juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat. Efek anti inflamasinya
sangat lemah. Efek iritasi, erosi dan perdarahan lambung tidak
terlihat pada kedua obat ini, demikian juga pada gangguan
keseimbangan asam basa dan gangguan pernafasan.
FARMAKOKINETIK
Paracetamol di absorbsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna.
Konsentrasi tertinggi didalam plasma dicapai dalam waktu 1/2 jam
dan masa paruh plasma 1-3 jam. Obat ini dimetabolisme dihati dan
diekskresi di ginjal.
EFEK SAMPING
Reaksi alergi jarang terjadi.
SEDIAAN
Paracetamol tersedia sebagai obat tunggal, berbentuk tablet 500 mg
atau sirup yang mengandung 120 mg/ 5 mL. Dosis paracetamol untuk
dewasa 300 mg-1 g per kali dengan maksimum 4 g per hari. Untuk
anak 6-12 tahun: 150-300 mg/ kali, dengan maksimum 1,2 g/ hari.
Untuk anak 1-6 tahun: 60-120 mg/ kali dan bayi dibawah 1 tahun: 60
mg/ kali,pada keduanya maksimum diberikan 6 kali sehari.
1.
ASAM MEFENAMAT
Digunakan sebagai analgesik; sebagai anti-inflamasi, asam
mefenamat kurang efektif dibandingkan aspirin. Asam
mefenamat sangat terikat kuat pada protein plasma.
Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya
dispepsia, diare sampai diare berdarah dan gejala iritasi lain
terhadap mukosa lambung.
Dosis asam mefenamat adalah 2-3 x 250-500 mg/ hari.
Tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak-anak dibawah 14
tahun dan wanita hamil. Pemberiannya tidak boleh melebihi dari
7 hari.
2.
DIKLOFENAK
Absorbsi obat ini melalui saluran cerna berlangsung cepat dan
lengkap, terikat 99% pada protein plasma, waktu paruh 1-3 jam.
Efek samping yang lazim berupa mual, gastritis, eritema kulit dan
sakit kepala sama seperti obat AINS, pemakaian obat ini harus
berhati-hati pada pasien tukak lambung.
Dosis orang dewasa 2-3 x 100-150 mg/ hari.
Pemberian pada ibu hamil tidak dianjurkan.
3.
IBUPROFEN
Obat ini bersifat analgesik dengan daya anti-inflamasi yang tidak
terlalu kuat. Efek anti-inflamasinya terlihat dengan dosis 12001400 mg/ hari. Absorbsi ibuprofen cepat melalui lambung dan
kadar maksimum dalam plasma dicapai setelah 1-2 jam. Waktu
paruh 2 jam. 90% ibuprofen terikat dalam protein plasma.
Ekskresinya berlangsung cepat dan lengkap. 90% di ekskresikan
melalui urin.
Efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan
dengan aspirin.
Dosis analgesik 4 x 400 mg/ hari.
Tidak dianjurkan pada ibu hamil dan menyusui.
4.
KOLKISIN
Terutama di indikasikan pada penyakit pirai.
Sifar anti radang kolkisin spesifik terhadap penyakit piraidan
beberapa arthritis lainnya sedangkan sebagai anti radang umum
kolkisin tidak efektif. Kolkisin tidak memiliki efek analgesik.
Absorbsi melalui saluran cerna baik. Diekskresi melalui tinja, 1020% melalui urin.
Dosis kolkisin 0,5-0,6 mg tiap jam atau 1,2 mg sebagai dosis awal
diikuti 0,5-0,6 mg tiap 2 jam sampai gejala penyakit hilang atau
gejala saluran cerna muncul. Dosis maksimal 7-8 mg. Untuk
profilaksis diberikan 0,5-1 mg/ hari.
Pemberian IV: 1-2 mg dilanjutkan dengan 0,5 mg tiap 12-24 jam.
Dosis jangan melebihi 4 mg dengan satu regimen pengobatan.
Sebaiknya larutan 2 mL diencerkan menjadi 10 mL dengan
larutan garam faal.
Efek samping yang paling sering adalah mual, muntah dan diare.
Depresi sumsum tulang, purpura, neuritis perifer, miopati, anuria,
alopesia, gangguan hati, reaksi alergi dan kolitis hemoragik
jarang terjadi.
6.
ALOPURINOL
Berguna untuk mengobati penyakit pirai karena menurunkan
kadar asam urat. Pengobatan jangka panjang mengurangi
frekuansi serangan, menghambat pembentukan tofi,
memobilisasi asam urat dan mengurangi besarnya tofi. Obat ini
terutama mengobati penyakit pirai kronik dengan insufisiensi
ginjal dan batu urat dalam ginjal.
Efek samping yang sering terjadi adalah reaksi kulit. Bila
kemerahan kulit timbul, obat harus segera dihentikan. Reaksi
alergi berupa demam, menggigil, leukopenia atau leukositosis,
PROBENESID
Berefek mencegah dan mengurangi kerusakan sendi serta
pembentukan tofi pada penyakit pirai, tidak efektif untuk
mengatasi serangan akut. Probenesid tidak berguna bila laju
filtrasi glomerulus < 30 mL per menit.
Efek samping gangguan saluran cerna, nyeri kepala dan reaksi
alergi. Gangguan saluran cerna lebih ringan.
Dosis probenesid 2 x 250 mg/ hari selama seminggu diikuti
dengan 2 x 500 mg/ hari.