You are on page 1of 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampai saat ini tingginya angka kematian ibu di Indonesia masih merupakan
masalah yang menjadi prioritas di bidang kesehatan. Di samping menunjukkan derajat
kesehatan masyarakat, juga dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat
dan kualitas pelayanan kesehatan. Penyebab langsung kematian ibu adalah trias
perdarahan, infeksi, dan keracunan kehamilan. Penyebab kematian langsung tersebut
tidak dapat sepenuhnya dimengerti tanpa memperhatikan latar belakang (underlying
factor), yang mana bersifat medik maupun non medik. Di antara faktor non medik
dapat disebut keadaan kesejahteraan ekonomi keluarga, pendidikan ibu, lingkungan
hidup, perilaku dan lain-lain.
WHO menyatakan bahwa anemia merupakan sebab penting dari kematian ibu..
Kematian ibu 15-20% secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan
anemia. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada
kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan
bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu,
perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis
dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir
kehilangan darah. Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat
ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partus
imatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan
atonis), gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan
stres kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas,
mikrosomi,

BBLR,

kematian

perinatal,

dan

lain-lain).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa prevalensi anemia pada

kehamilan secara global 55% dimana secara bermakna tinggi pada trimester ketiga
dibandingkan dengan trimester pertama dan kedua kehamilan. Anemia karena
defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan
dengan defisiensi zat gizi lain. Oleh karena itu anemia gizi pada masa kehamilan
sering diidentikkan dengan anemia gizi besi.
Prevalensi anemia yang tinggi dapat membawa akibat negatif seperti: 1)
gangguan dan hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak, 2)
Kekurangan

Hb

dalam

darah

mengakibatkan

kurangnya

oksigen

yang

dibawa/ditransfer ke sel tubuh maupun ke otak. Pada ibu hamil dapat mengakibatkan
efek

buruk

pada

ibu

itu

sendiri

maupun

pada

bayi

yang

dilahirkan.

Berdasarkan uraian diatas penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian tentang
anemia pada ibu hamil Oleh karena itu penulis memilih makalah dengan judul
Asuhan Kebidanan Pada Ny. D , G1 P0 A0 Hamil 20 Minggu dengan anemia sedang di
BPM Syamsiah Dewantara

B. Tujuan
Memberikan asuhan kebidanan Pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil dengan
pendekatan varney dan mendokumentasikannya dengan SOAP.
C. Manfaat

1. Bagi institusi
Makalah ini dapat digunakan sebagai masukan, bahan acuan serta
meningkatkan pengetahuan dalam melaksanakan asuhan kebidanan Antenatal
Care.
2. Bagi Mahasiswa
Menjadi bahan acuan dan bacaan untuk menambah informasi serta
meningkatkan pengetahuan bagi mahasiswa Akbid Pemkab Aceh Utara
maupun pembaca lainnya tentang Antenatal Care.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan
1. Pengertian kehamilan
a. Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan
7 hari) (Saifuddin A.B, 2006).
b. Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari ovulasi sampai persalinan
aterm, sekitar 280 hari (Manuaba I.B.G, 1998).
2. Tanda dan gejala kehamilan
a. Tanda presumtif kehamilan
1. Amenore (terlambat datang bulan)
2. Mual muntah
3. Ngidam
4. Sinkope atau pingsan
5. Payudara tegang
6. Anoreksia nervousa
7. Sering kencing
8. Konstipasi/obstipasi
9. Epulis
10. Pigmentasi
b. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
1. Pembesaran Perut
2. Tanda Hegar
3. Tanda Goodel
4. Tanda Chadwiks
5. Tanda Piskacek
6. Kontraksi Braxton Hicks
7. Teraba Ballotemen
8. Pemeriksaan tes biolgis kehamilan (planotest) positif
3. Tanda Pasti (Positive Sign)
1. Gerakan janin dalam rahim
2. Denyut jantung janin
3. Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG
(Marjati dkk, 2010:72-75)
B. Tinjauan Umum Tentang Antenatal Care
3

1. Pengertian Antenatal Care


ANC (Antenatal Care) adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim
(Guttmacher, 2007).
2. Tujuan pelayanan Antenatal Care (ANC), antara lain :
a. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial
ibu.
c. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan, komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan,
dan pembedahan.
d. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan Ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
ekslusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara optimal.
3. Tinjauan Tentang Anemia
1. Pengertian Anemia
a. Anemia adalah Kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit)
dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu
memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan.
(Wasnidar, 2007.hal 20).
b. Anemia adalah kekurangan kadar hemoglobin atau sel darah merah < 11 gr
% atau suatu keadaan dengan junlah eritrosit yang beredar atau konsentrasi
hemoglobin menurun (Maimunah 2005 ).
c. Ibu hamil dikatakan anemia jika hemoglobin darahnya kurang dari 11 gr %.
Bahaya anemia pada ibu hamil tidak hanya berpengaruh pada keselamatan
dirinya saja, tetapi juga pada janin yang dikandungnya (wibisono,
Hermawan,dkk 2009).

d. Anemia juga disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan yang


mengandung zat besi atau adanya gangguan penyerapan zat besi dalam
tubuh (Wibisono,Hermawan dkk,2009).
2. Macam-Macam Anemia Dalam Kehamilan
a. Anemia Defisiensi Besi
Anemia dalam kehamilan yang sering dijumpai adalah anemia kekurangan zat
besi. Hal ini disebabkan karena kurangnya zat besi dalam makanan, karena
gangguan resorbsi, atau karena terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari
badan, misalnya pada perdarahan.
b. Anemia Megaloblastik
Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folik, malnutrisi dan infeksi
yang kronik.
c. Anemia Hipoplastik
Anemia ini disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel
darah baru.
d. Anemia Hemolitik
Anemia ini disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung
lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi
hamil, apabila ia hamil, maka anemia biasanya menjadi lebih berat. Sebaliknya
mungkin pula bahwa kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita
yang sebelumnya tidak menderita anemia.(Wiknjosastro H, 2006, hal.451-458)
3. Klasifikasi anemia :
1) Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli.
Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut:
a) Tidak anemia dengan Hb lebih dari 11gr%
b) Anemia ringan dengan Hb 9-10gr%
c) Anemia sedang dengan Hb 7-8gr%
d) Anemia berat dengan Hb kurang dari 7gr%
2) Berdasarkan klasifikasi WHO kadar hemoglobin pada wanita hamil dapat dibagi 3
kategori yaitu (Manuaba, 2002):
a) Anemia Ringan : Kadar Hb 9 11 gr%
b) Anemia Sedang : Kadar Hb 7 8 gr%
5

c) Anemia Berat

: Kadar Hb < 7 gr%

4. Tanda dan Gejala Anemia


Gejala umum yang terjadi pada seseorang dengan anemia adalah lemas, pusing,
cepat lelah, mudah mengantuk, konsentrasi menurun, pandangan berkunang-kunang
terutama bila bangkit dari duduk, tampak pucat. Kepucatan dapat dilihat pada
konjungtiva (http://Depkes.go.id).

5. Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan


a. Bahaya selama kehamilan
3)
4)
5)
6)

Tumbuh kembang janin terlambat dengan berbagai manifestasi kliniknya.


Menimbulkan hiperemesis gravidarum dan gestosis.
Menimbulkan plasenta previa.
Dapat menimbulkan solusio plasenta.

b. Bahaya terhadap persalinan


7) Persalinan berlangsung lama.
8) Sering terjadi fetal distress.
9) Persalinan dengan tindakan operasi.
10) Terjadi emboli air ketuban.
c. Bahaya selama post partum
1)
2)
3)
4)
5)

Terjadi perdarahan post partum.


Mudah terjadi infeksi puerperium.
Dapat terjadi retensio plasenta atau plasenta rest.
Subinfolusi uteri.
Bayi lahir dengan anemia. (Manuaba I.B.G,2000, hal.30-32)

d. Bahaya terhadap janin


1)
2)
3)
4)
5)
6)

Abortus.
Terjadi kematian intra uterin.
Persalinan prematuritas tinggi.
Berat badan lahir rendah.
Kelahiran dengan anemia.
Dapat terjadi cacat bawaan.
6

7) Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal.


8) Intelegensia rendah. ( Manuaba I.B.G, 2000, hal.31-32 )

3. Tinjauan Teori Manajemen Asuhan Kebidanan Menurut Varney


Manajemen asuhan kebidanan atau sering disebut manajemen asuhan
kebidanan adalah suatu metode berfikir dan bertindak secara sistematis dan logis
dalam memberi asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien
maupun pemberi asuhan.
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan
sebgai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah, temuan-temuan, keterampilan, dalam rangkaian tahap-tahap yang logis untuk
pengambilan suatu keputusan yang berfokus terhadap klien.
Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang dikembangkan oleh
Helen Varney dalam buku Varneys Midwifery, edisi ketiga tahun 1997,
menggambarkan proses manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari tujuh langkah
yang berturut secara sistematis dan siklik (Suryani, 2008;Hal 96).
Adapun langkah-langkah dalam manajemen kebidanan menurut Varney yaitu:
Langkah 1 : Tahap Pengumpulah Data Dasar
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan
dengan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Tahap ini

merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah

berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi yang akan
menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya.
Langkah 2 : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah
berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah
dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah
yang spesifik. Rumusan diagnosis dan masalah keduanya digunakan karena masalah

tidak dapat didefinisikan seperti diagnosis tetapi tetap membutuhkan penanganan.


Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang
diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering
menyertai diagnosis.
Langkah 3 : Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial dan
Mengantisipasi Penanganannya.
Pada langkah ini bidan mengidantifikasi masalah potensial atau diagnosis
potensial berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan

antisipasi,

bila

memungkinkan

dilakukan

pencegahan.

Bidan

diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis atau masalah


potensial ini menjadi benar-benar terjadi.
Langkah 4 : Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan
Segera
Mengindentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau
tenaga konsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen
kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau
kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus
menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan.
Data baru mungkin saja dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data mungkin
mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk
kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak.
Langkah 5 : Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh.
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap
masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini
informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
terindentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga
dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang
diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling dan
apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial
ekonomi-kultural atau masalah psikologis.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus
rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date
serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.
Langkah 6 : Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman.
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini
biasa dilakukan seluruh oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul
tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya, misalnya memastikan langkahlangkah tersebut benar-benar terlaksana.
Dalam situasi di mana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani
klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan
bagi klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan
bersama yang menyeluruh tersebut.
Langkah 7 : Mengevaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi kefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnosa dan
masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam
pelaksanaannya.

BAB III
TINJAUAN KASUS
I.
PENGUMPULAN DATA
Tanggal :19-11-2015

Jam 17.30 WIB

A. Identitas
Nama istri
Umur
Agama
Suku/Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
B. Anamnesa

: Ny. D
: 31 tahun
: Islam
: Aceh/Indonesia
: S1
: IRT
: Krueng Geukuh

Nama Suami : Tn. Y


Umur
: 38 tahun
Agama
: Islam
Suku/bangsa : Aceh/Indonesia
Pendidikan
: S1
Pekerjaan
: PNS

Pada tanggal 19-11-2015

Pukul 17.30

Keluhan Utama

: Ibu mengatakan hamil anak ke -1 dan mengalami

2
3

pusing, lemas, mual dan mudah lelah saat beraktivitas


Riwayat Persalinan
: Tidak ada
Pemeriksaan umum
KU

: Baik

Kesadaran

: compos mentis

TD

: 90/70 mmHg

Pols

:80 x / menit

RR

: 20 x / menit

Suhu

: 36,5 oC

BB
TB

: 59 kg
: 155 cm

10

LILA
Riwayat Menstruasi

: 24 cm

a. Menarche

: 12 tahun

b.

: 28 hari

Siklus

c. Lama

: 7 hari

d. Jumlah

: 2-3 kali ganti pembalut setiap hari

e. Keluhan
:Riwayat kehamilan lalu
Ibu mengatakan belum pernah hamil sebelumnya
6.
Riwayat Kehamilan Sekarang
a) HPHT
: 15-06-2015
b) TTP
: 22-03-2016
c) Tanda-tanda bahaya
: ibu menyatakan merasa pusing dan mual
d) Berat badan sebelum hamil
: 48 kg
e) Berat badan setelah hamil
: 55 kg
3. Pemeriksaan fisik
a) Inspeksi
1. Kepala
5

Kulit Kepala

: Bersih

Distribusi Rambut

: Tebal

2. Wajah
Oedema

: Tidak ada

Cloasma Gravidarum

: Tidak ada

3. Mata
Conjungtiva

: Anemis

Sklera

: Bersih (putih)

4. Hidung
Polip

: Tidak ada

Sekret

: Tidak ada

5. Mulut
Lidah

: Bersih

Stomatitis

: Tidak ada

11

Gigi

: Bersih, tidak ada karies

Epulis

: Tidak ada

Tonsil

: Tidak bengkak

6. Telinga
Serumen
7. Leher
Pembengkakan Tiroid
b) Palpasi

: Tidak ada
: Tidak ada

L1 = 3 Jari dibawah pusat (22 cm)


L2 = Bagian punggung jani berada disebelah kanan perut ibu
L3 = Bagian terendah janin adalah kepala
L4 = Bagian terbawah janin belum masuk PAP
c) Auskultasi
DJJ
d) Pemeriksaan penunjang
PP Test
HB

: 138x/i
: Positif (+)
: 8,6 gr%

II. INTERPRETASI DATA


Diagnosa
G1 P0 A0, usia kehamilan 20 minggu, hidup, intrauterine, keadaan umum ibu dan janin
baik dengan diagnosa anemia sedang
Dasar
Subjektif :
o
o
o

Ibu mengatakan hamil pertama, dan tidak pernah keguguran


Ibu mengatakan HPHT
: 15-06-2015
Ibu mengeluh pusing, lemas dan mudah lelah

Objektif :
Tanda tanda vital

TD

: 90/70mmHg

Pols

: 80x/menit

Temp : 36,5C
RR

: 20x/menit

12

HB : 8,6 gr%

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Jika anemia yang ibu rasakan tidak diatasi, maka akan berpengaruh terhadap
tumbuh kembang janin, menimbulkan hiperemesis gravidarum dan abortus.
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Mandiri

: Lakukan pemeriksaan HB setiap kunjungan kehamilan

Kolaborasi

: tidak ada

Rujukan

: tidak ada

V. RENCANA MANAJEMEN
1 Lakukan pendekatan pada ibu
2 Beri tahu ibu dan keluarga kondisi kehamilan ibu berdasarkan hasil
3
4
5
6
7
8

pemeriksaan
Jelaskan pada ibu tentang tentang keluhan yang ibu rasakan
Beri KIE ibu tentang tanda bahaya kehamilan TM II
Ingatkan ibu tentang nutrisi dan cairan Ibu hamil
Ingatkan ibu tentang aktivitas dan pola istirahat
Beri ibu obat
Anjurkan kunjungan ulang

VI. IMPLEMENTASI
1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang keadaannya, meliputi:
TD:90/70 mmHg
BB :55 kg
Pols:80 x/i
TB:155 cm
RR:20 x/i
Hb 8,6 gr/dl
Temp :36,5 oC
2. Menjelaskan pada ibu tentang keluhan yang dirasakan yaitu pusing, dan ibu
merasa lemas, hal ini disebabkan karena kadar Hb ibu kurang. Ibu dapat
meringankannya dengan cara, apabila ibu beristirahat ambil posisi miring kiri,
bangun secara berlahan-lahan dari posisi istirahat, hindari berdiri terlalu lama

13

dalam lingkungan yang hangat dan sesak, serta hindari berbaring dalam posisi
terlentang.
3. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan TM II yaitu bengkak pada
wajah dan tangan, keluar air ketuban sebelum waktunya, perdarahan hebat,
gerakan janin berkurang,serta pusing yang hebat. Apabila ibu mengalami pusing
hebat yang tidak hilang saat ibu istirahat, pandangan ibu kabur, sampai ibu
pingsan, ibu segera menghubungi petugas kesehatan.
4. Mengingatkan ibu tentang pola nutrisi dan cairan pada ibu hamil, yaitu makan
makanan yang bergizi dan seimbang secara teratur 3x sehari yang mengandung
cukup kalori, protein, zat besi, vitamin dan mineral. Serta memenuhi kebutuhan
cairan tubuh yaitu minum air putih 8-9 gelas sehari, bila perlu segelas susu.
5. Mengingatkan ibu tentang pola aktifitas dan istirahat yaitu tetap boleh melakukan
aktifitas fisik yang tidak terlalu memberatkan dan melelahkan, mengurangi
pekerjaan yang berat-berat. Tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 7-8 jam.
6. Memberi ibu obat yaitu tablet Hufabion, Hufagesic dan Vit c
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang satu bulan atau saat ibu
merasa ada keluhan, seperti pusing, pandangan kabur, dan lain-lain

VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengerti tentang keadaannya.
2. Ibu sudah mengerti tentang keluhan ibu dan ibu juga sudah mengerti tentang cara
meringankan keluhan yang dirasakan dengan cara kalau beristirahat jangan
terlentang, ibu dapat miring kiri.
3. Ibu sudah mengerti tentang tanda bahaya kehamilan TM II dan ibu bersedia datang
kepetugas kesehatan apabila terjadi hal-hal tersebut.
4. Ibu sudah mengerti tentang pola nutrisi dan cairan, ibu bersedia memenuhi
kebutuhan nutrisi dan cairan, makan 3x sehari dan minum 8-9 gelas per hari.
5. Ibu sudah mengerti tentang pola aktifitas dan istirahat dan ibu besedia
memenuhinya. Tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 7-8 jam.
6. Ibu sudah menerima obat, berupa Hufagesic, Hufabion dan ibu mengerti cara
meminumnya yaitu diminum dengan air putih.
14

7. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang satu bulan atau saat ada keluhan

BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis melakukan pengkajian dan memberikan asuhan kebidanan
ANC pada Ny. D dengan usia kehamilan 20 minggu di BPM Syamsiah penulis tidak
menemukan kesenjangan antara kasus di lapangan dan teori diantaranya :
1

Saat pemeriksaan leopold, pemeriksa harus berada disebelah kanan pasien.

Sedangkan dalam teori, pemeriksa harus berada disebelah kanan pasien


Saat menegakkan diagnosa anemia pada Ny. D, tidak hanya dilakukan
pemeriksaan fisik pada bagian mata yaitu konjungtiva. Tetapi juga dilakukan

pengecekan HB untuk menegakkan diagnosa yang tepat


Dalam teori disebutkan untuk pemeriksaan leopold dilakukan pada usia
kehamilan 12 minggu, akan tetapi usia kehamilan Ny.D sudah melebihi 12

minggu. Pemeriksaan Leopold dapat dilakukan dengan baik.


Dalam data pengkajian fisik menurut varney, ada dilakukan pemeriksaan panggul.
Sedangkan di lahan praktik tidak ada dilakukan

15

Dalam teori disebutkan bahwa, terapi oral yang diberikan pada ibu dengan
anemia adalah tablet Fe 30 tablet selama kehamilan. Sedangkan di lahan praktik
juga diberikan tablet Fe.

16

6
7
A

BAB V
PENUTUP
8

Kesimpulan
9

Setelah melakukan asuhan kebidanan ANC pada Ny. D usia

kehamilan 20 minggu dengan diagnosa anemia sedang, penulis mengambil


kesimpulan bahwa keluhan ibu seperti mual, pusing, mudah lelah saat
beraktivitas merupakan tanda dan gejala anemia. Adapun setelah dilakukan
pemeriksaan fisik dan penunjang yang telah dilakukan, didapatkan hasil
bahwa konjungtiva ibu pucat dan jumlah HB 8,6 gr%. Jika hal tersebut
dibiarkan terus-menerus, maka akan mempengaruhi kondisi ibu dan janin.
Oleh karena itu dianjurkan pada Ny.D untuk mengkonsumsi makanan
yang banyak mengandung zat besi, asam olat dan vitamin.
10
11 B.
Saran
12 a. Untuk lahan praktek
13 Agar lebih meningkatkan pelayanan kesehatan secara tepat dan tepat agar
melengkapi sarana dan prasarana yang menunjang dalam melaksanakan
asuhan.
14 b. Mahasiswa
15 Agar dapat menerapkan asuhan kebidanan menurut teori yang didapat
dalam praktek lapangan semaksimal mungkin.
16 c. Ibu hamil
17 Agar tetap memeriksakan kehamilannya secara rutin pada petugas
kesehatan.
18
19
20
21
22
23
24
26

25 DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan

27

Keluarga Berencana. Jakarta : EGC.


Taber, Ber-Zion. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan

Ginekologi. Jakarta : EGC.


28 Rustam, Mochtar. 2005. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC.

17

29 Prawirohardjo. Sarwono. 2000. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina


Pustaka.

18

You might also like