You are on page 1of 60

Asuhan Keperawatan Chikungunya

Posted: 5 November 2012 in Uncategorized


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Semakin majunya kehidupan semakin banyak pula masalah yang kita hadapi
baik dari bidang pendidikan,ekonomi, po4litik, budaya, kesehatan dll.
Akan tetapi semua itu memiliki keuntungan dan kerugian. Setiap masalah
pasti memiliki jalan keluar walapun semua itu tidak mudah. Salah satu
kesehatan yang kita hadapi adalah penyakit chikungunya yang disebabkan
oleh sejenis virus yang disebut virus Chikungunya.
Virus Chikungunya pertama kali diidentifikasi di Afrika Timur tahun
1952. Virus ini terus menimbulkan epidemi di wilayah tropis Asia dan
Afrika. Di Indonesia Demam Chikungunya dilaporkan pertama kali di
Samarinda tahun 1973. Kemudian berjangkit di Kuala Tunkal, Jambi, tahun
1980. Tahun 1983 merebak di Martapura, Ternate dan Yogyakarta. Setelah
vakum hampir 20 tahun, awal tahun 2001 kejadian luar biasa (KLB) demam
Chikungunya terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul
Bogor bulan Oktober. Demam Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi Jawa
Barat, Purworejo dan Klaten Jawa Tengah tahun 2002.
Faktor penular utamanya adalah nyamuk Aedes aegypti. Dalam musim hujan
nyamuk ini berkembang sangat cepat sehingga pada musim hujan penderita
penyakit chikungunya semakin banyak dan meningkat.Selain itu, lingkungan
juga bisa menjadi factor pemicu datangnya nyamuk ini. Lingkungan yang
kurang dijaga kebersihannya dan didukung oleh sikap masyarakat yang
kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan tempat tinggalnya dapat
mengundang nyamuk penyebar penyakit chikungnunya.. Penyakit ini tidak
dapat di tularkan secara langsung oleh penderita, seperti berjabat
tangan, memakai peralatan yang sama secara bergantian. Penyakit ini
ditularkan oleh nyamuk pembawa. Penyakit ini seperti penyakit demam
berdarah yang ditularkan oleh faktor pembawa yaitu nyamuk. Bedanya, jika
virus demam berdarah menyerang pembuluh darah, sedangkan virus
Chikungunya menyerang sendi dan tulang. Penyakit demam Chikungunya ini
merupakan penyakit endemik.
BAB II
PEMBAHASAN
I. DEFINISI
Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada
penderita, yang berarti posisi tubuh meliuk atau melengkung (that
which contorts or bends up),mengacu pada postur penderita yang
membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini,
menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium
Kanada, terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki, persendian tangan
dan kaki.

Chikungunya ialah sejenis demam dan boleh dikatakan bersaudara


dengan demam berdarah, karena ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty
maupun albopictus. Bedanya, jika virus demam berdarah menyerang pembuluh
darah, sedangkan virus Chikungunya menyerang sendi dan tulang. Penyakit
demam Chikungunya ini merupakan penyakit endemik. Wabah penyakit ini
pertama kali menyerang di Tanzania, Afrika pada tahun 1952.
II. ETIOLOGI
Penyakit chikungunya disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus
Chikungunya. Virus ini termasuk keluarga Togaviridae, genus alphavirus
atau group A antropho borne viruses. Virus ini telah berhasil
diisolasi di berbagai daerah di Indonesia. Sejarah Chikungunya di
Indonesia Penyakit ini berasal dari daratan Afrika dan mulai ditemukan
di Indonesia tahun 1973.
Vektor penular utamanya adalah Aedes aegypti (the yellow fever
mosquito), nyamuk yang sama juga menularkan penyakit demam berdarah
dengue. Meski masih bersaudara dengan demam berdarah, penyakit ini
tidak mematikan, namun virus ini juga dapat diisolasi dari nyamuk Aedes
africanus, Culex fatigans dan Culex tritaeniorrhynchus. Aedes albopictus
(the Asian tiger mosquito) mungkin juga berperanan dalam penyebaran
penyakit ini di kawasan Asia. Dan beberapa jenis spesies nyamuk tertentu
di daerah Afrika juga ternyata dapat menyebarkan penyakit Chikungunya.
Akan tetapi, nyamuk yang membawa darah bervirus didalam tubuhnya akan
kekal terjangkit sepanjang hayatnya. Tidak ada bukti yang menunjukkan
virus Chikungunya dipindahkan oleh nyamuk betina kepada telurnya
sebagaimana virus demam berdarah.
III. PATOFISIOLOGI
Demam Chikungunya mempunyai masa inkubasi (periode sejak digigit nyamuk
pembawa virus hingga menimbulkan gejala) sekitar 2 hingga 4 hari.
Setelah masa inkubasi tersebut, gejala yang ditimbulkan -mirip dengan
gejala penyakit Demam Berdarah- adalah demam tinggi (39 40 derajat
Celsius), menggigil, dan sakit kepala.
IV. NURSING PATHWAY
Aedes Aegypty
(Virus Cikungunya)
Masuk ke darah
Trombnosit
Leukosit
Suhu
Nyeri Sendi Nyeri Otot Mual Muntah
Anoreksia

V. CARA PENULARAN
Penularan demam Chikungunya terjadi apabila penderita yang sakit
digigit oleh nyamuk penular , kemudian nyamuk penular tersebut menggigit
orang lain. Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di
daerah endemis (berlaku dengan kerap di suatu kawasan atau populasi dan
senantiasa ada). Selain manusia, primata lainnya diduga dapat menjadi
sumber penularan. Selain itu, pada uji hemaglutinasi inhibisi, mamalia,
tikus, kelelawar, dan burung juga bisa mengandung antibodi terhadap
virus Chikungunya.
Seseorang yang telah dijangkiti penyakit ini tidak dapat menularkan
penyakitnya itu kepada orang lain secara langsung. Proses penularan
hanya berlaku pada nyamuk pembawa. Masa inkubasi dari demam Chikungunya
berlaku di antara satu hingga tujuh hari, biasanya berlaku dalam waktu
dua hingga empat hari. Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai
sepuluh hari.
VI. GEJALA
Gejala penyakit ini sangat mirip dengan demam berdarah. Hanya saja
kalau Chikungunya akan membuat semua persendian terasa ngilu.
1. Demam
Biasanya demam tinggi, timbul mendadak disertai menggigil dan muka
kemerahan. Demam penyakit ini ditandai dengan demam tinggi mencapai 3940 derajat C. Secara mendadak penderita akan mengalami demam tinggi
selama lima hari, sehingga dikenal pula istilah demam lima hari.
2. Sakit persendian
Nyeri sendi merupakan keluhan yang sering muncul sebelum timbul demam
dan dapat bermanifestasi berat, sehingga kadang penderita merasa
lumpuh sebelum berobat. Sehingga ada beberapa orang yang menamainya
sebagai demem tulang atau flu tulang. Sendi yang sering sering
dikeluhkan: sendi lutut, pergelangan , jari kaki dan tangan serta tulang
belakang.
3. Nyeri otot
Nyeri bisa pada seluruh otot atau pada otot bagian kepala dan daerah
bahu. Kadang terjadi pembengkakan pada otot sekitar mata kaki.
4. Bercak kemerahan (ruam) pada kulit
Bercak kemerahan ini terjadi pada hari pertama demam, tetapi lebih
sering pada hari ke 4-5 demam. Lokasi biasanya di daerah muka, badan,
tangan, dan kaki, terutama badan dan lengan. Kadang ditemukan perdarahan
pada gusi.
5. Sakit kepala
Sakit kepala merupakan keluhan yang sering ditemui, conjungtival
injection dan sedikit fotophobia.
6. Kejang dan penurunan kesadaran
Kejang biasanya pada anak karena panas yang terlalu tinggi, jadi bukan
secara langsung oleh penyakitnya.
Gejala lain
Gejala lain yang kadang dijumpai adalah pembesaran kelenjar getah
bening di bagian leher dan kolaps pembuluh darah kapiler. Selain itu,
kadang dijumpai mata merah yang diikuti dengan gejala flu. Sehingga
banyak orang awam yang mengira ini adalah penyakit demam biasa.
Gejala yang timbul pada anak-anak sangat berbeda seperti nyeri sendi

tidak terlalu nyata dan berlangsung singkat. Ruam juga lebih jarang
terjadi. Tetapi pada bayi dan anak kecil timbul
Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada
perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian. Pada virus DBD akan
ada produksi racun yang menyerang pembuluh darah dan menyebabkan
kematian. Sedangkan pada virus penyebab chikungunya akan memproduksi
virus yang menyerang tulang
VII. DIAGNOSIS
Untuk memperoleh diagnosis akurat perlu beberapa uji serologik antara
lain uji hambatan aglutinasi (HI), serum netralisasi, dan IgM capture
ELISA. Tetapi pemeriksaan serologis ini hanya bermanfaant digunakan
untuk kepentingan epidemiologis dan penelitian, tidak bermanfaat untuk
kepentingan praktis klinis sehari-hari.
Demam Chikungunya dikenal sebagai flu tulang (break-bone fever) dengan
gejala mirip dengan demam dengue, tetapi lebih ringan dan jarang
menimbulkan demam berdarah. Artralgia, pembuluh darah konjungtiva tampak
nyata, dengan demam mendadak yang hanya berlangsung 2-4 hari.
Pemeriksaan serum penderita untuk uji netralisasi menunjukkan adanya
antibodi terhadap virus Chikungunya.
Gejala utama terkena penyakit Chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa
demam diikuti dengan linu di persendian. Bahkan, karena salah satu
gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul
rasa sakit pada tulang-tulang, ada yang menamainya sebagai demam tulang
atau flu tulang. Dalam beberapa kasus didapatkan juga penderita yang
terinfeksi tanpa menimbulkan gejala sama sekali atau silent virus
chikungunya.
Virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini akan berkembang
biak di dalam tubuh manusia. Virus menyerang semua usia, baik anak-anak
maupun dewasa di daerah endemis. Secara mendadak penderita akan
mengalami demam tinggi selama lima hari, sehingga dikenal pula istilah
demam lima hari.
Pada anak kecil dimulai dengan demam mendadak, kulit kemerahan. Ruamruam merah itu muncul setelah 3-5 hari. Mata biasanya merah disertai
tanda-tanda seperti flu. Sering dijumpai anak kejang demam. Gejala lain
yang ditimbulkan adalah mual, muntah kadang disertai diare.
Pada anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti rasa sakit pada otot
dan sendi, serta terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang
dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai
menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila berjalan.
Kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah. Pada umumnya demam pada
anak hanya berlangsung selama tiga hari dengan tanpa atau sedikit sekali
dijumpai perdarahan maupun syok.
Penyakit ini tidak sampai menyebabkan kematian. Nyeri pada persendian
tidak akan menyebabkan kelumpuhan. Setelah lewat lima hari, demam akan
berangsur-angsur reda, rasa ngilu maupun nyeri pada persendian dan otot
berkurang, dan penderitanya akan sembuh seperti semula. Penderita dalam
beberapa waktu kemudian bisa menggerakkan tubuhnya seperti sedia kala.
Meskipun dalam beberapa kasus kadang rasa nyeri masih tertinggal selama
berhari-hari sampai berbulan-bulan. Biasanya kondisi demikian terjadi
pada penderita yang sebelumnya mempunyai riwayat sering nyeri tulang dan

otot. Pada pendertita demam Chikungunya akut tipikal mengalami gejala


klinis dalam beberapa hari hingga 2 minggu. Tetapi seperti infeksi
dengue, West Nile fever, onyong-nyong fever dan demam arbovirus
lainnya, beberapa penderita mengalami kelelahan berkepanjangan
(prolonged fatigue) dalam beberapa minggu. Dalam beberapa literatur
tidak pernah dilaporkan kejadian kematian, kasus neuroinvasive, dan
kasus perdarahan dalam penyakit ini.
Meskipun ditularkan oleh nyamuk yang sama dengan penyakit demam
berdarah, tetapi karakteristik penyakit ini berbeda. Bedanya pada
Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun
kematian.
Setelah terjadi infeksi virus ini tubuh penderita akan membentuk
antibodi yang akan membuat mereka kebal terhadap wabah penyakit ini di
kemudian hari. Dengan demikian, dalam jangka panjang penderita relatif
kebal terhadap penyakit virus ini.
VIII. PENATALAKSANAAN
Tidak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya. Pengobatan
terhadap penderita ditujukan terhadap keluhan dan gejala yang timbul.
Perjalanan penyakit ini umumnya cukup baik, karena bersifat self
limited disease, yaitu akan sembuh sendiri dalam waktu tertentu.
Tetapi apabila kecurigaan penyakit adalah termasuk campak atau demam
berdarah dengue, maka perlu kesiapsiagaan tatalaksana yang berbeda,
penderita perlu segera dirujuk apabila terdapat tanda-tanda bahaya.
Demam Chikungunya termasuk ?Self Limiting Disease? atau penyakit yang
sembuh dengan sendirinya. Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk
penyakit ini. Pengobatan yang diberikan hanyalah terapi simtomatis atau
menghilangkan gejala penyakitnya, seperti obat penghilang rasa sakit
atau demam seperti golongan parasetamol. Sebaiknya dihindarkan
penggunaan obat sejenis asetosal.
Antibiotika tidak diperlukan pada kasus ini. Penggunaan antibiotika
dengan pertimbangan mencegah infeksi sekunder tidak bermanfaat.
Untuk memperbaiki keadaan umum penderita dianjurkan makan makanan yang
bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein serta minum sebanyak
mungkin. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar atau minum jus buah
segar.
Pemberian vitamin peningkat daya tahan tubuh mungkin bermanfaat untuk
penanganan penyakit. Selain vitamin, makanan yang mengandung cukup
banyak protein dan karbohidrat juga meningkatkan daya tahan tubuh. Daya
tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa mempercepat penyembuhan
penyakit. Minum banyak juga disarankan untuk mengatasi kebutuhan cairan
yang meningkat saat terjadi demam.
IX. CARA PENCEGAHAN
Satu-satunya cara mencegah penyakit ini adalah membasmi nyamuk pembawa
virusnya, termasuk memusnahkan sarangpembiakan larva untuk menghentikan
rantai hidup dan penularannya. Cara sederhana yang sering dilakukan
masyarakat misalnya:
- Menguras bak mandi, paling tidak seminggu sekali. Mengingat nyamuk
tersebut berkembang biak dari telur sampai dewasa dalam kurun waktu 7-10
hari.

Menutup tempat penyimpanan air


Mengubur sampah
Menaburkan larvasida.
Memelihara ikan pemakan jentik
Pengasapan
Pemakaian anti nyamuk
Pemasangan kawat kasa di rumah.
Selain itu, nyamuk juga menyenangi tempat yang gelap, lembab, dan
pengap. Pintu dan jendela rumah dibuka setiap hari mulai dari pagi
hingga sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga
terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat.
Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari
golongan malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya.
Malation dipakai dengan cara pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke
dinding. Hal ini dikarenakan nyamuk Aedes aegypti tidak suka hinggap di
dinding, melainkan pada benda-benda yang menggantung.
Halaman atau kebun di sekitar rumah harus bersih dari benda-benda yang
memungkinkan menampung air bersih, terutama pada musim hujan seperti
sekarang. Pintu dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap hari, mulai
pagi hari sampai sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk,
sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat. Dengan
demikian, tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi nyamuk tersebut.
Pencegahan individu dapat dilakukan dengan cara khusus seperti
penggunaan obat oles kulit (insect repellent) yang mengandung DEET atau
zat aktif EPA lainnya. Penggunaan baju lengan panjang dan celana panjang
juga dianjurkan untuk dalam keadaan daerah tertentu yang sedang terjadi
peningkatan kasus.
ASUHAN KEPERAWATAN CHIKUNGUNYA
I.
1.
2.
3.
4.
a.
b.
5.
6.
a.
b.
c.
d.
e.

PENGKAJIAN
Identitas klien
Keluhan utama
Riwayat keluhan saat ini
Riwayat kesehatan masa lalu
Penyakit yang pernah diderita
Hospitalisasi/tindakan operasi
Riwayat sosial
Pengkajian pola kesehatan klien saat ini
Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Nutrisi
Cairan
Aktivitas
Tidur dan istirahat

II. DIADNOSSA KEPERAWATAN


1. Gangguan volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan peningkatan permeabilitas kapiler, muntah dan demam.
2. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual, muntah, tidak ada nafsu makan.

III. INTERVENSI KEPERAWATAN


1. Gangguan volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan , muntah dan demam
Tujuan :
- Gangguan volume cairan tubuh dapat teratasi
Kriteria hasil :
- Volume cairan tubuh kembali normal
Intervensi :
- Kaji KU dan kondisi pasien
- Observasi tanda-tanda vital ( T, S, N, RR )
- Observasi tanda-tanda dehidrasi
- Observasi tetesan infus dan lokasi penusukan jarum infus
- Balance cairan (input dan out put cairan)
- Beri pasien dan anjurkan keluarga pasien untuk memberi minum banyak
- Anjurkan keluarga pasien untuk mengganti pakaian pasien yang basah
oleh keringat dan menganjurkan menggunakan pakaian yang menyerap
keringat
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
Tujuan :
- Hipertermi dapat teratasi
Kriteria hasil :
- Suhu tubuh kembali normal
Intervensi :
- Observasi tanda-tanda vital terutama suhu tubuh
- Berikan kompres dingin (air biasa) pada daerah dahi dan ketiak
- Ganti pakaian yang telah basah oleh keringat
- Anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap
keringat seperti terbuat dari katun.
- Anjurkan keluarga untuk memberikan minum banyak kurang lebih 1500
2000 cc per hari
- kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi, obat penurun panas.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual,
muntah, tidak ada nafsu makan.
Tujuan :
- Gangguan pemenuhan nutrisi teratasi
Kriteria hasil :
- Intake nutrisi klien meningkat
Intervensi :
- Kaji intake nutrisi klien dan perubahan yang terjadi
- Berikan klien makan dalam keadaan hangat dan dengan porsi sedikit tapi
sering
- Beri minum air hangat bila klien mengeluh mual
- Lakukan pemeriksaan fisik Abdomen (auskultasi, perkusi, dan palpasi).
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi anti emetik.
- Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penyakit chikungunya disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus
Chikungunya. Virus ini termasuk keluarga Togaviridae, genus alphavirus
atau group A antropho borne viruses. Virus ini telah berhasil
diisolasi di berbagai daerah di Indonesia. Sejarah Chikungunya di
Indonesia Penyakit ini berasal dari daratan Afrika dan mulai ditemukan
di Indonesia tahun 1973.
Virus chikungunya termasuk kelompok virus RNA yang mempunyai selubung,
merupakan salah satu anggota grup A dari arbovirus, yaitu alphavirus
dari famili Togaviridae.
Penularan demam Chikungunya terjadi apabila penderita yang sakit
digigit oleh nyamuk penular , kemudian nyamuk penular tersebut menggigit
orang lain. Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di
daerah endemis (berlaku dengan kerap di suatu kawasan atau populasi dan
senantiasa ada).
Gejalanya adalah demam, sakit persendian, nyeri otot, bercak kemerahan
pada kulit, dan sakit kepala. Untuk memperoleh diagnosis akurat perlu
beberapa uji serologik antara lain uji hambatan aglutinasi (HI), serum
netralisasi, dan IgM capture ELISA. Pengobatan terhadap penderita
ditujukan terhadap keluhan dan gejala yang timbul. Perjalanan penyakit
ini umumnya cukup baik, karena bersifat self limited disease, yaitu
akan sembuh sendiri dalam waktu tertentu.
Chikungunya tidak menyebabkan kematian atau kelumpuhan.Dengan istirahat
cukup, obat demam, kompres, serta antisipasi terhadap kejang demam,
penyakit ini biasanya sembuh sendiri dalam tujuh hari.
B. SARAN
Bagi penderita sangat dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup
karbohidrat dan terutama protein dapat meningkatkan daya tahan tubuh,
serta minum air putih sebanyak mungkin untuk menghilangkan gejala demam.
Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar (sebaiknya minum jus buah
segar).
Cara mencegah penyakit ini adalah membasmi nyamuk pembawa virusnya,
termasuk memusnahkan sarangpembiakan larva untuk menghentikan rantai
hidup dan penularannya. Cara sederhana yang sering dilakukan masyarakat
misalnya:
- Menguras bak mandi, paling tidak seminggu sekali. Mengingat nyamuk
tersebut berkembang biak dari telur sampai dewasa dalam kurun waktu 7-10
hari.
- Menutup tempat penyimpanan air
- Mengubur sampah
- Menaburkan larvasida.
- Memelihara ikan pemakan jentik
- Pengasapan
- Pemakaian anti nyamuk
- Pemasangan kawat kasa di rumah.
Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari
golongan malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya.
Malation dipakai dengan cara pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke
dinding. Hal ini dikarenakan nyamuk Aedes aegypti tidak suka hinggap di
dinding, melainkan pada benda-benda yang menggantung.

DAFTAR PUSTAKA
1. Soedarto.,2007 SINOPSIS KEDOKTERAN TROPIS, (251-252)
2. Budiarto, Eko. 2002. Pengantar Epidemiologi. Jakarta : EGC
3. Halstead, S. B., Nimmannitya, S. & Margiotta, M. R. (1969a).
Dengue and chikungunya virus infection in
4. http://ms.wikipedia.org/wiki/Demam_Chikungunya
5. http://mikrobia.wordpress.com/2007/05/17/alphavirus-penyebabchikungunya/
6. http://www.geocities.com/cakmoki/info_penyakit.html
7. http://www.polimalang.com/viewtopic.php?
p=259&sid=19649ab076653f201f4fafd0c8e2b6d2chikungunya

Kamis, 10 Februari 2011


TENTANG CIKUNGUNYA
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. DEFINISI
Chikungunya adalah sejenis demam virus yang disebabkan alphavirus yang
disebarkan oleh gigitan nyamuk dari spesies Aedes aegypti.
2. EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini pertama sekali dicatat di Tanzania, Afrika pada tahun 1952,
kemudian di Uganda tahun 1963. Di Indonesia, kejadian luar biasa (KLB)
Chikungunya dilaporkan pada tahun 1982, Demam Chikungunya diindonesia
dilaporkan pertama kali di Samarinda, kemudian berjangkit di Kuala Tungkal,
Martapura, Ternate, Yogyakarta (1983),Muara Enim (1999), Aceh dan
Bogor (2001). Sebuah wabah Chikungunya ditemukan di Port Klang di
Malaysia pada tahun 1999, selanjutnya berkembang ke wilayah-wilayah lain.
Awal 2001, kejadian luar biasa demam Chikungunya terjadi di Muara Enim,

Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul Bogor bulan Oktober. Setahun


kemudian, demam Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi (Jawa Barat),
Purworejo dan Klaten (Jawa Tengah). Diperkirakan sepanjang tahun 20012003 jumlah kasus Chikungunya mencapai 3.918. dan tanpa kematian yang
diakibatkan penyakit ini.
3. ETIOLOGI
Virus penyebab adalah chikungunya kelompok alpha virus atau group A
antropo bornes virus. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes
aegypti yang juga nyamuk penular demam berdarah dengue (DB). Masa
inkubasi virus ini antara 1-2 hari pada umumnya 2-4 hari.
Cara penularan chikungunya terjadi apabila penderita yang sakit digigit oleh
nyamuk penular, kemudian nyamuk penular tersebut menggigit orang lain.
Penyakit ini biasanya tidak terjadi penularan dari orang ke orang.
4. FAKTOR PREDISPOSISI

Kepadatan penghuni

Kepadatan mobilitas dan kepadatan penduduk

Kepadatan vector nyamuk

Penduduk yang rentan kondisi geografi

Iklim

Penyediaan TPA

Social ekonomi

5. PATOFISIOLOGI
Penyakit cikungunya disebarkan oleh nyamuk aedes aegypti, virus yang
disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti ini akan berkembang biak di dalam
tubuh manusia. Perlawanan anti bodi tubuh akan mengakibatkan infeksi
kemudian secara mendadak penderita akan mengalami demam tinggi selama 5
hari. Pada anak kecil dimulai dengan demam mendadak, kulit kemerahan.
Ruam-ruam merah itu muncul setelah 3-5 hari, mata biasanya merah disertai
tanda-tanda seperti flu. Sering dijumpai anak kejang demam. Pada anak yang
lebih besar deman biasanya diikuti rasa sakit pada otot dan sendi, serta terjadi

pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang dewasa gejala nyeri sendi dan
otot sangant dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara
karena rasa sakit pada saat berjalan. Kadang-kadang timbul rasa mual sampai
muntah. Pada umumnya demam pada anak dapat berlangsung selama 3 hari
dengan tanpa atau sedikit sekali dijumpai pendarahan maupun syok. Bedanya
dengan demam berdarah dengue pada cikungunya tidak ada pendarahan hebat,
renjatan (syok) maupun kematian.

6. GEJALA KLINIS
a.

Demam timbul mendadak, disertai menggigil dan muka kemerahan,


panas tinggi selama 2-4 hari, kemudian kembali normal.

b.

Sakit persendian, sendi lutut, pergelangan kaki dan tangan serta tulang
belakang.

c.

Nyeri otot, pada seluruh otot atau pada bagian kepala dan daerah bahu,
kadang bengkak pada otot sekitar mata kaki.

d.

Bercak kemerahan, pada hari pertama demam, tetapi lebih sering pada
hari ke 4-5 demam, lokasi biasanya di daerah muka, badan, tangan, dan
kaki.

e.

Sakit kepala.

f.

Kejang dan penurunan kesadaran.

g.

Pembesaran kelenjar getah bening.

7. PEMERIKSAAN FISIK
Dari hasil wawancara maka perawat akan dapat lebih terfokus kepada satu
sistem tubuh yang terkait dengan penyakit yang diderita klien. Ada 2 metode
pendekatan dalam pemeriksaan fisik yaitu pendekatan sistem tubuh dan
pendekatan head to toe (ujung kepala ke kaki). Sangat direkomendasikan
kita mengkombinasikan kedua pendekatan tersebut Sangat baik jika kita
sebagai perawat memulai pemeriksaan fisik dari kepala dan leher, kemudian
ke dada, dan abdomen, daerah pelvis, genital area, dan terakhir di ekstremitas
(tangan dan kaki).Dalam hal ini dapat saja beberapa sistem tubuh dapat
dievaluasi sekaligus, sehingga pendokumentasiannya dapat dilakukan melalui
pendekatan sistem tubuh.Tehnik yang dilakukan meliputi inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi. Umumnya semua berurutan, kecuali pengakajian fisik

di abdomen yang auskultasi dilakukan setelah inspeksi. Inspeksi dilakukan


melalui pengamatan langsung, termasuk dengan pendengaran dan penciuman.
Sedangkan palpasi dengan menggunakan tangan kita untuk merasakan tekstur
kulit, meraba adanya massa di bawah kulit, suhu tubuh dan vibrasi/getaran
juga dapat dipalpasi. Berbeda dengan perkusi yang digunakan untuk
mendengar suara yang dipantulkan jaringan tubuh di bawah kulit atau struktur
organ. Suara yang dihasilkan dari ketukan tangan kita dapat dinilai dari
timpani atau resonan dan dull atau flat . Sedangkan auskultasi dengan
menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara organ tubuh, dan penting
untuk mengkaji sistem pernapasan, jantung dan sistem pencernaan.
Sedangkan kriteria pemeriksaan fisik yang penting adalah meliputi :
a.

Tanda-tanda vital / vital sign (suhu, nadi, pernapasan dan tekanan darah)

b. Observasi keaadaan umum pasien dan perilakunya


c.

Kaji adanya perubahan penglihatan dan pendengaran

d.

Pengakajian head to toe seluruh sistem tubuh dengan


memaksimalkan tehnik
inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi

8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PENUNJANG


Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada penyakit cikungunya ini yaitu
dengan cara melakukan pemeriksaan Uji Serologi untuk menanbah kenyakian
dan penentuan diagnose tentang penyakit ini.

9. PROGNOSIS
Penyakit ini bersifat self limiting diseases, tidak pernah dilaporkan kejadian
kematian kematian. Keluhan sendi mungkin berlangsung lama. Brighton
meneliti pada 107 kasus infeksi cikungunya, 87.9% sembuh sempurna; 3.7%
mengalami kekakuan sendi atau mild discomfort; 2,8% mempunyai persisten
residual joint stiffnes, tetapi tidak nyeri; dan 5,6% mempunyai keluhan yang
persisten, kaku dan sering mengalami efusi sendi.

10. TERAPI ATAU TINDAKAN PENANGANAN


Terapy yang bias diberikan kepada penderitandeman cikungunya adalah :
a.

Analgesic (paracetamol,ibuprofen, mefenemic Acid, dll)

b. Vitamin (Vit C. B1, B6, B12)


Antibiotika tidak diperlukan pada kasus ini. Penggunaan antibiotika
dengan pertimbangan mencegah infeksi sekunder tidak bermanfaat.
Untuk memperbaiki keadaan umum penderita dianjurkan makam
makanan yang bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein serta
minuman sebanyak mungkin. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan
segar atau minu jus buah segar. Pemberian vitamin peningkat daya
tahan tubuh mungkin bermanfaat untuk penanagana penyakit. Selain
vitamin, makanam yang mengandung cukup banyak protein dan
karbohidrat juga meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh
yang bagus dan istirahat cukup bias mempercepat penyembuhan
penyakit. Minum banyak juga disarankan untuk mengatasi kebutuhan
cairan yang meningkat saat terjadi demam.
11. PENATALAKSANAN
Penderita yang terjangkit penyakit ini sebaiknya tidak keluar rumah dan
menggunakan kelambu untuk menghindari gigitan nyamuk. Olah raga ringan
terbukti membantu meringankan sakit ini, tetapi olah raga berat akan
menyebabkan gejala rematik.
Untuk mencegah terkena Chikungunya, kita dapat melakukan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3 M Plus yaitu, menguras dan menutup
wadah air, serta mengubur sampah yang dapat menimbulkan genangan air
walaupun sedikit. Kita juga dapat menaburkan larvasida (bubuk abate) secara
teratur setiap minggu atau memelihara ikan pemakan jentik pada kolamkolam. Pembersihan lingkungan dari tempat-tempat perkembangbiakkan
nyamuk penular dan penggunaan kawat pelindung nyamuk di pintu dan
jendela juga diperlukan. Selain itu menggunakan pakaian lengan panjang dan
celana panjang, serta menggunakan gel anti nyamuk, cukup efektif mencegah
gigitan nyamuk penular ini.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

Contoh kasus :
Tuan A, umur 35 tahun, mengeluh demam dengan suhu 38,5 oC dari dua hari yang lalu.

Pasien juga mengeluhkan rasa nyeri di sendi pada lutut dan tulang belakangnya dan nyeri
seperti tertusuk-tusuk. Kadang-kadang ia merasa pusing, tidak nafsu makan, mual dan
muntah. Pada kulit pasien timbul bercak kemerahan. Keluarga pasien mengatakan selama
empat bulan terakhir ini, di daerah tempat tinggal pasien sering turun hujan dan sanitasi
lingkungan tempat tinggal mereka kurang bagus. Keluarga pasien juga mengatakan
saluran pembuangan di lingkungan tempat tinggal mereka kurang lancar.

1.2.1. Fokus Pengkajian


Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan perawat untuk mendapatkan data yag
dibutuhkan sebelum melakukan asuhan keperawatan. Pengkajian pada pasien dengan
Demam Chikungunya dapat dilakukan dengan teknik wawancara, pengukuran dan
pemeriksaan fisik. Adapun tahapan-tahapannya meliputi:
a.

Mengkaji data dasar, kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual pasien dari berbagai sumber


(pasien, keluarga, RM, dan hasil pemeriksaan penunjang)
b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang potensial dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan
pasien
c. Kaji riwayat keperawatan
d. Kaji adanya peningkatan suhu, mual muntah, nyeri otot dan sendi, tanda-tanda syok
(denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab terutama pada
ekstremitas, sianosis, gelisah, dan penurunan kesadaran)

1.2.2. Analisa Data

No.
1.
DS :

Data

Interpretasi
Chikungunya virus

Tn. A mengatakan
demam sejak dua hari
yang lalu
DO:
suhu 38,5 oC dan px
tampak menggigil

Nyamuk Aides aegypty

Masalah
Hipertermi

Tubuh manusia

Metastase virus

Infeksi

Demam

2.

DS :

Chikungunya virus

Tn. A mengeluh nyeri


seperti tertusuk-tusuk
pada sendi lutut dan
tulang belakangnya
DO :
Px tampak meringis
saat menggerakkan
kakinya, saat duduk,
dan saat bergerak

Nyamuk Aides aegypty

Tubuh manusia

Metastase virus

Nyeri akut

Inflamasi persendian

Nyeri

3.

DS :

Sakit kepala

Tn. A kadang-kadang
mengeluh pusing, tidak
nafsu makan, mual, dan
muntah
DO :
Px tidak dapat
menghabiskan 1 porsi
makanan

Mual, muntah

Ketidakseimbangan nutrisi

4.

DS : -

Ketidakseimbangan nutrisi
Sakit kepala

DO:
a. Px tampak muntah
setelah makan
b. Turgor kulit px
menurun
c. Bibir px terlihat pecahpecah
Mual, muntah

Kekurangan volume cairan dari


kebutuhan

Kekurangan volume cairan


dari kebutuhan

5.

DS :

Demam Chikungunya

Px dan keluarganya
terus menerus
menanyakan tentang
penyakit yang diderita
oleh px
DO :

Kejang

Wajah px dan
keluarganya tampak
bingung dan cemas

Kurang terpapar informasi

Kurang pengetahuan

Kurang pengetahuan

1.2.3.
1.
2.
3.

Diagnosa Keperawatan
Hipertermi b.d. proses infeksi, ditandai dengan :
Suhu 38, 5 oC
Pasien tampak menggigil
Nyeri b.d. proses inflamasi pada persendian, ditandai dengan :
Pasien mengeluh nyeri pada sendi lutut dan tulang belakang
Pasien mengeluh nyeri seperti tertusuk-tusuk
Pasien terlihat meringis saat kakinya digerakkan, saat bergerak, dan saat duduk
Ketidakseimbangan nutrisi b.d. ketidakmampuan menelan, mengabsorpsi, dan mencerna
makanan, ditandai dengan :
- Pasien mengeluh pusing, tidak nafsu makan, mual, dan muntah
- Pasien tidak dapat menghabiskan satu porsi makanan
4. Kekurangan volume cairan b.d. ketidaadekuatan intake cairan, ditandai dengan :
- Px tampak muntah setelah makan
- Turgor kulit px menurun
- Bibir px terlihat pecah-pecah
5. Kurang pengetahuan b.d. kurang terpapar informasi, ditandai dengan :
- Px dan keluarganya terus menerus menanyakan tentang penyakit yang diderita oleh px
- Wajah px dan keluarganya tampak bingung dan cemas

1.2.4. Rencana Keperawatan

No.
Dx.
1

Hari

Tujuan dan Kriteria Hasil


Setelah diberikan askep
selama 3x24, diharapkan
suhu tubuh px normal
dengan kriteria hasil:

- Suhu tubuh px 35-37 oC


- Kulit tidak tampak
kemerahan

Intervensi
- Kaji suhu tubuh px

Rasional
Mengetahui
peningkatan suhu
tubuh, memudahkan
intervensi, mengurangi
panas dengan
pemindahan panas
secara evaporasi
Air hangat mengontrol
pemindahan panas
secara perlahan tanpa
menyebabkan
hipotermi atau
menggigil

- Beri kompres air hangat

2.

Setelah diberikan askep


- Kaji tingkat nyeri px
3x24 jam diharapkan nyeri
px hilang atau terkontrol,
dengan KH :

Untuk mengetahui
seberapa berat nyeri
yang dialami oleh px
Untuk mengurangi rasa
nyeri

- Px melaporkan nyeri
berkurang
- Px tidak mengeluh nyeri - Berikan posisi yang
pada sendi lutut dan tulang nyaman, usahakan situasi
ruangan yang tenang
belakangnya
-Px tidak memegangi
daerah yang nyeri

- Alihkan perhatian px
dari rasa nyeri yang
diderita

Dengan melakukan
aktivitas lain, px dapat
melupakan
perhatiannya terhadap
nyeri yang diderita
Obat anlagetik dapat

mengurangi atau
menghilangkan nyeri
yang diderita

3.

Setelah diberikan askep


3x24 jam, diharapkan
kebutuhan nutrisi px
terpenuhi, dengan KH :
- Tidak ada tanda-tanda
malnutrisi
- Intake nutrisi adekuat

- Kolaborasi dalam
pemberian obat analgetaik
- Kaji riwayat nutrisi,
Mengidentifikasi
termasuk makanan yang defisiensi, menduga
disukai
kemungkinan intervensi

- Observasi dan catat


masukan makanan px

Mengawasi masukan
kalori atau kualitas
kekurangan konsumsi
makanan
Makanan sedikit dapat
menurunkan kelemahan
dan meningkatkan
masukan juga
mencegah ditensi gaster

4.

- Berikan makanan sedikit


tapi sering
Setelah diberikan askep
- Awasi vital sign setiap 3 Vital sign membantu
3x24 jam, diharapkan tidak jam atau sesuai indikasi mengidentifikasikan
terjadi kekurangan volume
fluktuasi cairan
cairan, dengan KH :
intravaskuler
- Input dan output cairan
seimbang
- Vital sign normal

5.

Setelah diberi asuhan


keperawatan 3x 24 jam
diharapkan pasien
berpartipasi dalam proses
pengobatan, dengan KH:
- pasien mendapatkan
informasi tentang

Untuk memenuhi
- Anjurkan untuk minum kebutuhan cairan tubuh
1500-2000 ml/hari sesuai per oral
toleransi
Dapat meningkatkan
- Kolaborasi pemberian jumlah cairan tubuh,
cairan IV
untuk mencegah
terjadinya hipopolemik
- Tentukan tingkat
pengetahuan px

Mempengaruhi pilihan
terhadap intervensi
yang diberikan
Menambah
pengetahuan px tentang
penyakitnya dan
pengobatan yang akan

penyakitnya
- pasien dapat ikut serta
dalam terapi pengobatan

- Berikan informasi
diberikan
mengenai penyakit dan
program pengobatan yang Memantau perbaikan
diberikan
dan identifikasi
kebutuhan terapi dan
meningkatkan secara
optimal proses
penyembuhan
-Diskusikan kebutuhan
akan kontrol penyakit
yang rutin

1.2.5. Implementasi
Implementasi disesuaikan dengan intervensi yang direncanakan.
1.2.6.
1.
2.
3.
4.
5.

Evaluasi
Suhu tubuh pasien normal, 35-37 0C
Nyeri pasien hilang atau terkontrol
Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Volume cairan tubuh pasien seimbang
Pasien mengerti tentang penyakit dan program pengobatan yang diberikan
ASKEP CIKUNGUNYAH
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat TUHAN yang MAHA KUASA, yang
atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul Asuhan Keperawatan Chikungunya.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas semester V mata kuliah keperawatan IMUN & HEMATOLOGI
II.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-

kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Mataram,November 2012

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
D. Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep teori
2. Pengertian chikungunya
3. Penyebab chikungunya
4. Patofisiologi
5. Gejala chikungunya
6. Cara penularan
7. Komplikasi
8. Diagnosis
9. Cara pengobatan
10. Penatalaksanaan
11. Cara pencegahan
12. Program pemerintah
B. Asuhan Keperawatan

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada
penderita, yang berarti posisi tubuh meliuk atau melengkung (that which
contorts or bends up),mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat
nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini, menurut lembar data keselamatan
(MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada, terutama terjadi pada lutut,
pergelangan kaki, persendian tangan dan kaki.
Chikungunya ialah sejenis demam dan boleh dikatakan bersaudara
dengan demam berdarah, karena ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty maupun
albopictus. Bedanya, jika virus demam berdarah menyerang pembuluh darah,
sedangkan virus Chikungunya menyerang sendi dan tulang.
Virus chikungunya termasuk kelompok virus RNA yang mempunyai
selubung, merupakan salah satu anggota grup A dari arbovirus, yaitu alphavirus
dari famili Togaviridae. Dengan mikroskop elektron, virus ini menunjukkan
gambaran virion yang sferis yang kasar atau berbentuk poligonal dengan diameter
40-45 nm (nanometer) dengan intibidiameter 25-30 nm. Vektor penular utamanya
adalah Aedes aegypti, namun virus ini juga dapat diisolasi dari dari nyamuk Aedes
africanus, Culex fatigans dan Culex tritaeniorrhynchus.
Akan tetapi, nyamuk yang membawa darah bervirus didalam tubuhnya
akan kekal terjangkit sepanjang hayatnya. Tidak ada bukti yang menunjukkan
virus Chikungunya dipindahkan oleh nyamuk betina kepada telurnya sebagaimana
virus demam berdarah.
Penyakit demam Chikungunya ini merupakan penyakit endemik.Wabah
penyakit ini pertama kali menyerang di Tanzania, Afrika pada tahun 1952.
Kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta,
selanjutanya berkembang ke wilayah-wilayah lain. Jumlah kasus chikungunya

tahun 2001 sampai bulan Februari 2003 mencapai 9318 tanpa kematian. Sejak
tahun 2003, terdapat beberapa wabah yang berlaku di kepulauan Pasifik termasuk
Madagaskar, Comoros, Mauritius dan La Reunion, dengan jumlah meningkat
terlihat selepas bencana tsunami pada Desember 2004.

B. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat dibuat suatu rumusan masalah yaitu
pengertian, penyebab, tanda & gejala, cara penularan, komplikasi, cara pengobatan,
penatalaksanaan,cara pencegahan dan asuhan keperawatan penyakit Chikungunya.?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan Asuhan keperawatan ini, yaitu:


1. Tujuan umum
a.

Agar kita sebagai mahasiswa dapat mengetahui apa penyebab,tanda dan


gejala serta Patofisiologi dari Chikungunya.

b.

Agar kita sebagai mahasiswa mampu menerapkan Proses keperawatan


Pada klien dengan Chikungunya.

2. Tujuan Khusus
a.

Mampu menerapkan pengkajian keperawatan pada klien dengan


Chikungunya

b.

Mampu menerapkan Diagnosa keperawatan pada klien dengan

Chikungunya

D. Manfaat.
1. Bagi Penulis
Hasil studi kasus ini dapat memberikan wawasan tantang penyakit
Chikungunya dan Asuhan keperawatan pada klien Chikungunya
2. Bagi Institusi.
Sebagai bahan bacaan bagi Mahasiswa keperawatan serta memenuhi tugas
Mata Kuliah Sistem Imun & Hematologi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Teori
1. Pengertian Chikungunya
Chikungunya adalah penyakit yang ditandai dengan demam mendadak,
nyeri pada persendian, terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan
serta tulang belakang yang disertai ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan)
pada kulit.

2. Penyebab Chikungunya
Virus penyebab adalah chikungunya kelompok alpha virus atau group
A antropo bornes virus. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes

aegypti yang juga nyamuk penular demam berdarah dengue (DB). Masa inkubasi
virus ini antara 1-2 hari pada umumnya 2-4 hari.
Cara penularan chikungunya terjadi apabila penderita yang sakit digigit
oleh nyamuk penular, kemudian nyamuk penular tersebut menggigit orang lain.
Penyakit ini biasanya tidak terjadi penularan dari orang ke orang.
3. Patofisiologi
Penyakit cikungunya disebarkan oleh nyamuk aedesaegypti, virus yang
disebabkan oleh nyamuk aedesaegypti ini akan berkembang biak di dalam tubuh
manusia.Perlawanan anti bodi tubuh akan mengakibatkan infeksi kemudian secara
mendadak penderita akan mengalami demam tinggi selama 5 hari dan virus Chikungunya
menyerang sendi dan tulang. Pada anak kecil dimulai dengan demam mendadak,
kulitkemerahan. Ruam-ruam merah itu muncul setelah 3-5 hari,mata biasanya merah
disertaitanda-tanda seperti flu. Sering dijumpai anak kejang demam. Pada anak yang
lebih besar deman biasanya diikuti rasa sakit pada otot dan sendi, serta terjadi
pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang dewasa gejala nyeri sendi dan otot sangant
dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit pada saat
berjalan. Kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah. Pada umumnya demam pada
anak dapat berlangsung selama 3 hari dengan tanpa atau sedikit sekali dijumpai
pendarahan maupun syok. Bedanya dengan demam berdarah dengue pada cikungunya
tidak ada pendarahan hebat, renjatan (syok) maupun kematian.

Pathway
Nuisi kurang dari kebutuhan
Tubuh

Gg rasa aman nyaman

Mual & mntah

hypertermi
a

Nyeri
persendian

Peningkatan Permeabilitas Dinding


KAPILER

GG polume cairan

Alfa virus yg dibawa oleh nyamuk


dengue

Menyerang sendi &


tulang

4. GejalaChikungunya
Gejala penyakit ini sangat mirip dengan demam berdarah. Hanya saja
kalau Chikungunya akan membuat semua persendian terasa ngilu.
a) Demam
Biasanya demam tinggi, timbul mendadak disertai menggigil dan muka
kemerahan. Demam penyakit ini ditandai dengan demam tinggi mencapai 39-40
derajat C

b)

Sakit persendian

Nyeri sendi merupakan keluhan yang sering muncul sebelum timbul


demam dan dapat bermanifestasi berat, sehingga kadang penderita merasa
lumpuh sebelum berobat. Sendi yang sering sering dikeluhkan: sendi lutut,
pergelangan , jari kaki dan tangan serta tulang belakang.
c) Nyeri otot
Nyeri bisa pada seluruh otot atau pada otot bagian kepala dan daerah bahu.
Kadang terjadi pembengkakan pada otot sekitar mata kaki.
d) Bercak kemerahan (ruam) pada kulit
Bercak kemerahan ini terjadi pada hari pertama demam, tetapi lebih sering
pada hari ke 4-5 demam. Lokasi biasanya di daerah muka, badan, tangan, dan
kaki, terutama badan dan lengan. Kadang ditemukan perdarahan pada gusi.
e) Sakit kepala
Sakit kepala merupakan keluhan yang sering ditemui, conjungtival
injection dan sedikit fotophobia.
f)

Kejang dan penurunan kesadaran


Kejang biasanya pada anak karena panas yang terlalu tinggi, jadi bukan
secara langsung oleh penyakitnya.

g. Gejala lain
Gejala lain yang kadang dijumpai adalah pembesaran kelenjar getah
bening di bagian leher dan kolaps pembuluh darah kapiler.
Gejala yang timbul pada anak-anak sangat berbeda seperti nyeri sendi
tidak terlalu nyata dan berlangsung singkat. Ruam juga lebih jarang terjadi, tetapi
pada bayi dan anak kecil timbul.
Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada
perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian.Pada virus DBD akan ada
produksi racun yang menyerang pembuluh darah dan menyebabkan kematian.
Sedangkan pada virus penyebab chikungunya akan memproduksi virus yang
menyerang tulang.

5. CARA PENULARAN
Penularan demam Chikungunya terjadi apabila penderita yang sakit digigit
oleh nyamuk penular , kemudian nyamuk penular tersebut menggigit orang lain.
Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis
(berlaku dengan kerap di suatu kawasan atau populasi dan senantiasa ada). Selain
manusia, primata lainnya diduga dapat menjadi sumber penularan. Selain itu, pada
uji hemaglutinasi inhibisi, mamalia, tikus, kelelawar, dan burung juga bisa
mengandung antibodi terhadap virus Chikungunya.
Seseorang yang telah dijangkiti penyakit ini tidak dapat menularkan
penyakitnya itu kepada orang lain secara langsung. Proses penularan hanya
berlaku pada nyamuk pembawa. Masa inkubasi dari demam Chikungunya berlaku
di antara satu hingga tujuh hari, biasanya berlaku dalam waktu dua hingga empat
hari. Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai sepuluh hari.

6. KOMPLIKASI
a.

myelomeningoensefalitis

b. indrom guillain Barre


c.

hepatitis fulminan

d.

Miokarditis

e.

perikarditis (jarang)

f.

Infeksi asimptomatik sering terjadi dan ini menyebabkan terbentuknya


imunitas terhadap virus (tidak ada serangan kedua).

7. DIAGNOSIS
Untuk memperoleh diagnosis akurat perlu beberapa uji serologik antara
lain uji hambatan aglutinasi (HI), serum netralisasi, dan IgM capture ELISA.
Tetapi pemeriksaan serologis ini hanya bermanfaant digunakan untuk kepentingan

epidemiologis dan penelitian, tidak bermanfaat untuk kepentingan praktis klinis


sehari-hari.
Pemeriksaan serum penderita untuk uji netralisasi menunjukkan adanya
antibodi terhadap virus Chikungunya.

8. CARA PENGOBATAN
Tidak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya. Pengobatan
terhadap penderita ditujukan terhadap keluhan dan gejala yang timbul. Perjalanan
penyakit ini umumnya cukup baik, karena bersifat self limited disease, yaitu
akan sembuh sendiri dalam waktu tertentu. Tetapi apabila kecurigaan penyakit
adalah termasuk campak atau demam berdarah dengue, maka perlu kesiapsiagaan
tatalaksana yang berbeda, penderita perlu segera dirujuk apabila terdapat tandatanda bahaya.
Bagi penderita sangat dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup
karbohidrat dan terutama protein dapat meningkatkan daya tahan tubuh, serta
minum air putih sebanyak mungkin untuk menghilangkan gejala demam.
Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar (sebaiknya minum jus buah segar).
Vitamin peningkat daya tahan tubuh juga bermanfaat untuk untuk menghadapi
penyakit ini, karena daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa
membuat rasa ngilu pada persendian cepat hilang.
Belum ditemukan imunisasi yang berguna sebagai tindakan preventif.
Namun pada penderita yang telah terinfeksi timbul imunitas / kekebalan terhadap
penyakit ini dalam jangka panjang. Pengobatan yang diberikan umumnya untuk
menghilangkan atau meringankan gejala klinis yang ada saja (symptomatic
therapy), seperti pemberian obat panas, obat mual/muntah, maupun analgetik
untuk menghilangkan nyeri sendi.

9. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan demam Chikungunya secara umum dibagi dua, yaitu tata

laksana periode akut dan kronik.


a.

Tatalaksana Periode Akut


1). Rawat jalan
Pada perawatan di rumah, yang harus dilakukan adalah istirahat yang

cukup, membatasi kegiatan fisik, kompres dingin (membantu mengurangi


kerusakan sendi), minum banyak air dengan elektrolit

( setidaknya 2 liter

cairan dalam 24 jam), bila mungkin produksi kencing harus diukur dan lebih dari
satu liter dalam 24 jam. Demam diatasi dengan paracetamol pada pasien tanpa
penyakit ginjal dan hati. Bila demam lebih dari lima hari, nyeri tidak tertahankan,
ketidakseimbangan postural dan ekstremitas dingin, penurunan output urin,
perdarahan kulit atau melalui lubang manapun dan muntah terus menerus, pasien
harus datang ke sarana kesehatan primer.
2). Sarana kesehatan primer
Kemungkinan diagnosis banding yang lain misalnya leptospira, demam
dengue, malaria dan penyakit lain harus disingkirkan dengan anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium dasar. Harus dicari tanda
dehidrasi dan dilakukan rehidrasi dengan adekuat. Dilakukan pemeriksaan darah
untuk melihat lekosit dan trombosit. Pengobatan lain merupakan simptomatis
dengan paracetamol sebagai antipiretik. Manifestasi kulit dapat diatasi dengan
obat topical atau sistemik. Bila hemodinamik tidak stabil, oligouria ( urin < 500
cc/24 jam), perubahan kesadaran atau manifestasi perdarahan, pasien harus segera
dirujuk ke sarana kesehatan yang lebih tinggi. Demam dapat memperburuk nyeri
sendi, sehingga sebaiknya dihindari dalam fase akut. Aktivitas ringan dan
fisioterapi direkomendasikan bagi pasien yang mengalami perbaikan klinis.
3). Sarana kesehatan sekunder
Harus diperiksa sampel darah untuk serologi IgM ELISA. Sebagai
alternative dapat diperiksa IgG diikuti dengan pemeriksaan sampel kedua dengan
jarak 2-4 minggu. Tanda gagal ginjal harus diperhatikan (jumlah urin, kreatinin,
natrium dan kalium), fungsi hati (transaminase dan bilirubi), EKG, malaria

(hapusan darah tepi) dan trombositopenia. Pemeriksaan cairan serebrospinal harus


dilakukan bila dicurigai terdapat meningitis. Dapat digunakan sistem scoring
CURB 65 untuk penentuan perlu tidaknya rujukan ke fasilitas kesehatan yang
lebih tinggi.
4). Sarana kesehatan tersier
Harus diperiksa sampel darah untuk serologi/PCR/pemeriksaan genetic
sesegera mungkin bila fasilitas tersedia. Pertimbangkan kemungkinan penyakit
rematik lain seperti rematoid arthritis, gout, demam rematik pada kasus-kasus
yang tidak biasa. Dapat diberikan terapi NSAID. Pada komplikasi serius berupa
perdarahan transfusi trombosit pada perdarahan dengan trombosit kurang dari
50ribu, fresh frozen plasma atau injeksi vitamin K bila INR lebih dari dua.
Hipotensi diatasi dengan cairan atau intropik gagal ginjal akut dengan dialysis,
kontraktur dan deformitas dengan fisioterapi atau bedah dan manifestasi kulit
dengan obat topical atau sistemik. Pasien dengan mioperikarditis atau
meningoensefalitis mungkin membutuhkan perawatan intensif di ICU. Pada kasus
atralgia yang refrakter terhadap obat lain dapat digunakan hidroksiklorokuin
200mg per oral sekali sehari atau klorokuifosfat 300mg per oral tiap hari selama 4
minggu. Perlu dinilai adakah kecacatan dan direncanakan prosedur rehabilitasi.
b. Tatalaksana Fase Kronik
1). Tatalaksana Masalah Osteoartikular
Masalah osteoartikular pada demam chikungunya biasanya membaik dalam satu
sampai dua minggu. Pada kurang dari 10% kasus, masalah ini dapat berlangsung
dalam beberapa bulan.
Tatalaksana manifestasi osteoartikular mengikuti guideline yang telah dibahas
sebelumnya. Karena dapat terjadi proses imunologi pada kasus kronik dapat
diberikan steroid jangka pendek. Walaupun NSAID meringankan gejala pada
sebagian besar pasien harus diperhatikan juga efek samping pada ginjal,
gastrointestinal, jantung, dan sumsum tulang. Kompres dingin dilaporkan dapat
mengurangi keluhan sendi.

2). Tatalaksana Masalah Neurologis


Sekitar 40% pasien dengan demam chikungunya akan mengeluhkan berbagai
gejala neurologi tetapi hanya 20% diantaranya mengalami manifestasi persisten.
Keluhan paling umum adalah neuropati perifer dengan komponen sensoris
dominan. Obat antineuralgi (amitriptilin, carbamazepin, gabapentin) dapat
diberikan pada dosis standar untuk neuropati. Keterlibatan ocular selama fase akut
pada kurang dari 0.5% kasus dapat menyebabkan penurunan visus dan nyeri mata.
Penurunan visus karena uveitis atau retinitis dapat berespon terhadap steroid.
3). Tatalaksana Masalah Dermatologi
Manifestasi kulit demam chikungunya berkurang setelah fase akut terlewati.
Namun apabila terjadi lesi psoriatic dan lesi atopic diperlukan tatalaksana
spesifik. Hiperpigmentasi dan erupsi popular dapat diobati dengan krim zinc
oxide. Jarang terjadi luka persisten.

10. CARA PENCEGAHAN


Cara mencegah penyakit ini adalah membasmi nyamuk pembawa
virusnya, termasuk memusnahkan sarangpembiakan larva untuk menghentikan
rantai hidup dan penularannya. Cara sederhana yang sering dilakukan masyarakat
misalnya:
a.

Menguras bak mandi, paling tidak seminggu sekali. Mengingat nyamuk tersebut
berkembang biak dari telur sampai dewasa dalam kurun waktu

b. Menutup tempat penyimpanan air


c.

Mengubur sampah

d. Menaburkan larvasida.
e.

Memelihara ikan pemakan jentik

f.

Pengasapan

7-10 hari.

g. Pemakaian anti nyamuk


h. Pemasangan kawat kasa di rumah.
i.

Membuka pintu dan jendela pada pagi hingga sore hari sehingga terjadi pertukaran udara
dan pencahayaan yang sehat untuk menghindari nyamuk yang menyukai daerah gelap,
lembab dan pengap.

j.

Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan malation,
sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya. Malation dipakai dengan cara
pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini dikarenakan nyamuk
Aedes aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang
menggantung.

11. PROGRAM PEMERINTAH


Kebanyakan dari masyarakat menganggap remeh program 3M (Mutup,
Menguras, dan Menimbun) pemerintah. 3M sudah sering digembar-gemborkan
pemerintah, namun tak kunjung diikuti oleh masyarakat, sehingga angka kejadian
demam berdarah dan chikungunya tetaplah tinggi.
Terkait adanya konferensi perubahan iklim di Bali, tampaknya 3M perlu
diubah. Karena salah satu M nya adalah menimbun barang-barang yang dapat
menyebabkan air tergenang seperti kaleng bekas, plastik, dll. Dan ini merupakan
pencemaran lingkungan yang nyata. Karena barang-barang tersebut (plastik, dll)
sulit terurai oleh tanah. Dan akan terurai setelah berpuluh-puluh tahun kemudian.
Dan sudah sepatutnya pemerintah mulai merubah M yang ketiga (mengubur),
menjadi mendaur ulang atau bisa juga dengan merombeng (menjual) barangbarang bekas.
3M pemerintah lalu dikembangkan menjadi 3M Plus. Yaitu dengan
melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur
larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot
dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk, memeriksa

jentik berkala, dll sesuai dengan kondisi setempat.

B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan perawat untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan sebelum melakukan asuhan keperawatan .
pengkajian pada pasien dapat dilakukan dengan teknik wawancara, pengukuran, dan
pemeriksaan fisik.Tahapan-tahapannya meliputi :
a.

Mengidentifikasi sumber-sumber yang potensial dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan


pasien.

b. Kaji riwayat keperawatan.


c.

Kaji adanya peningkatan suhu tubuh ,tanda-tanda perdarahan, mual, muntah, tidak nafsu
makan, nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi, tanda-tanda syok (denyut nadi cepat dan
lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab terutama pada ekstrimitas, sianosis, gelisah,
penurunan kesadaran).

2.

Diagnosa keperawatan yang Muncul


1) Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan inflamasi
2) Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit.
3) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
mual, muntah, anoreksia.
4) Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas
dinding kapiler.

5) Kurang pengetahuan tentang proses penyakit


3. Intervensi dan Rasionalisasi
No

Tujuan & criteria

dx

hasil
Setelah diberikan askep
observa

suhutubuh

si tanda

px

normal

Rasional
Tanda vital merupakan acuanuntuk

selama...x24, diharapkan

mengetahui keadaan umum pasien


Peningkatan suhu tubuh

dengan kriteria hasil:

vital(su

mengakibatkan

o Suhu tubuh px 35-37

hu,nadi,

penguapantubuhmeningkat sehingga

tekanan

perlu diimbangi dengan asupancairan

darah,pe

yang banyak

oC
o

Klien bebas dari


demam

Dx

Intevensi

rnafasan

Dengan vasodilatasi dapat

)setiap 3

meningkatkan

penguapan

yang

jam

mempercepat penurunan suhu tubuh


pakaian tipis membantu mengurangi

I
Anjurka
n pasien
untuk
banyak
minum
Berikan
kompre
s hangat
Anjurka
n untuk
tidak
memaka
i
selimut
dan

penguapan tubuh
pemberian cairan sangat penting bagi
pasien dengan suhu tinggi

pakaian
yang
tebal
kompre
s hangat
4.
Anjurka
n untuk
tidak
memaka
i
selimut
dan
pakaian

Tujuan & kriteria

Intervensi

hasil
Setelah diberikan askep
1. Kaji tingkat nyeri px

Rasional
1.

selama...x24,

berat

2.
diharapkan nyeri hilang

Dx II

Px melaporkan
nyeri berkurang

Berikan posisi yang


nyaman, usahakan situasi

KH :
-

3.
Px tidak mengeluh

nyeri pada sendi


4.
lutut dan tulang

2.

ruangan yang tenang


Alihkan perhatian px dari

Px tidak

nyeri

yang

dialami oleh px
mengurangi rasa
nyeri
3.

Dengan melakukan
aktivitas lain, px dapat

rasa nyeri yang diderita

melupakan

Kolaborasi dalam

perhatiannya terhadap

pemberianobat analgetaik

belakangnya
-

mengetahui seberapa

nyeri yang diderita


4.

Obat anlagetik dapat

memegangi daerah

mengurangi

yang nyeri

menghilangkan

atau
nyeri

yang diderita

Tujuan & kriteria

Intervensi

hasil
Setelah
diberikan 1.
askep

selama...x24,

Dx

diharapkan

III

kebutuhan
klien

Kaji riwayat
nutrisi,

dengan KH :
-

Tidak ada
tanda-tanda

2.

3.

Mengawasi masukan kalori


atau

masukan

makanan px

malnutrisi

kemungkinan intervensi

Observasi dan
catat

Mengidentifikasi
defisiensi,menduga

yang

disukai

terpenuhi 2.

1.

termasuk

makanan
nutrisi

Rasional

sedikit tapi sering

Intake nutrisi

kekurangan

konsumsi makanan
3.

Berikan makanan

kualitas

Makanan sedikit dapat


menurunkan kelemahan dan
meningkatkan masukan juga
mencegah distensi gaster

adekuat

Tujuan & kriteria

Intervensi

hasil
Setelah
diberikan 1.
askep

selama...x24,

Awasi vital sign


1.

diharapkan cairan dan

sesuai indikasi

elektrolit

Anjurkan untuk
2.
minum 1500-2000

terpenuhi 2.

Input dan
output

IV
-

Vital sign
normal

ml/hari

cairan

seimbang

Vital sign membantu

setiap 3 jam atau mengidentifikasikan

dengan KH :
Dx

Rasional

sesuai

toleransi

3.
Kolaborasi

3.

pemberian
IV

cairan

fluktuasi

cairan intravaskuler
memenuhi kebutuhan cairan
tubuh per oral
meningkatkan jumlah cairan
tubuh,
mencegahterjadinya
hipopolemik

untuk

Tujuan & kriteria

Intervensi

Rasional

hasil
Setelah
askep

diberikan
selama...x24,

diharapkan
Dx
V

1.

mengerti

pasien

Tentukan tingkat
pengetahuan px

2.

tentang

mengenaipenyakit
dan

KH :

pengobatan
pasien

mendapatkan

diberikan
2.

program
yang

pengobatan

kebutuhan

tentang

kontrol

penyakitnya

yang rutin

yang

akan

diberikan

Diskusikan

informasi

Menambah pengetahuan
px tentang penyakitnya dan

diberikan
3.

Mempengaruhi pilihan
terhadap intervensi yang

Berikan informasi

penyakitnya dengan
-

1.

3.

akan
penyakit

pasien dapat

Memantau perbaikan dan


identifikasi

kebutuhan

terapi dan meningkatkan


secara

optimal

penyembuhan

ikut serta dalam


terapi
pengobatan

4. Implementasikeperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana
tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu
klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana
tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktorfaktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.

proses

Adapun

tahap-tahap

dalam

tindakan

keperawatan

adalah

sebagai

berikut :
Tahap 1 : persiapan
Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk mengevaluasi
yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.
Tahap 2 : intervensi
Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan pelaksanaan
tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional.
Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan :
independen,dependen,dan interdependen.
Tahap 3 : dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap
dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.

5. Evaluasi
Merupakan tahap akhip dari proses asuhan keprawatan yang dimana pada tahap
evaluasi ini kita mengetahui apakah tujuan tercapai atau tidak. Perencanaan evaluasi
memuat criteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan
pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan
tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya.
Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut:
Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/ rencana yang telah disusun.

Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan criteria keberhasilan yang telah di


rumuskan dalam rencana evaluasi.
Hasil Evaluasi
Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :
1.

Tujuan tercapai,apabila pasien telah menunjukan perbaikan/ kemajuan


sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

2.

Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara


maksimal, sehingga perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.

3.

Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan


perubahan/kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru.dalam hal
ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih mendalam apakah terdapat
data, analisis, diagnosa, tindakan, dan faktor-faktor lain yang tidak sesuai
yang menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.
Setelah seorang perawat melakukan seluruh proses keperawatan dari

pengkajian sampai dengan evaluasi kepada pasien ,seluruh tindakannya harus


didokumentasikan dengan benar dalam dokumentasi keperawatan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus chikungunya yang
disebarkan ke manusia melalui gigitan nyamuk. Sebagai penyebar penyakit adalah
nyamuk Aedes aegypti; juga dapat oleh nyamuk Aedes albopictus. Nama penyakit berasal
dari bahasa Swahili yang berarti yang berubah bentuk atau bungkuk, mengacu pada
postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi yang hebat Masa inkubasi berkisar
1-4 hari, merupakan penyakit yang self-limiting dengan gejala akut yang berlangsung 310 hari.

Virus chikungunya merupakan anggota genus Alphavirus dalam family


Togaviridae. Strain asia merupakan genotype yang berbeda dengan yang di afrika. Virus
Chikungunya disebut juga Arbovirus A Chikungunya Type CHIK, CK. 3. Masa inkubasi
dari demam Chikungunya 2-4 hari. Viremia dijumpai kebanyakan dalam 48 jam pertama,
dan dapat dijumpai sampai 4 hari pada beberapa pasien.Manifestasi penyakit berlangsung
3-10 hari.
Gejala chikungunya adalah sebgai berikut : Demam Sakit Persendian Nyeri
Otot Bercak kemerahan (ruam) pada kulit Sakit Kepala Kejang dan Penularan
Kesadaran.Diagnosis demam chikungunya adalah sbb: Demam Chikungunya dikenal
sebagai flu tulang (break-bone fever) dengan gejala mirip dengan demam dengue, tetapi
lebih ringan dan jarang menimbulkan demam berdarah. Artralgia, pembuluh darah
konjungtiva tampak nyata, dengan demam mendadak yang hanya berlangsung 2-4 hari.
Pemeriksaan serum penderita untuk uji netralisasi menunjukkan adanya antibodi terhadap
virus Chikungunya.
Pengobatan chikungunya adalah sbb: Tidak ada vaksin maupun obat khusus
untuk Chikungunya. Pengobatan terhadap penderita ditujukan terhadap keluhan dan
gejala yang timbul. Penurunan panas atau penghilang nyeri adalah obat non steroid anti
inflamasi (NSAI), pilih salah satu contoh dibawah ini: Parasetamol, antalgin Natrium
diklofenat Piroxicam atau ibuprofen.
Pencegahan

penyakit

chikungunya

adalah

sbb:

Tindakan

pencegahan

Chikungunya di daerah dimana terdapat nyamuk Aedes aegypti adalah menghilangkan


tempat dimana nyamuk dapat meletakkan telurnya, terutama pada tempat penyimpanan
air buatan, misalnya bak mandi, kolam ikan, ban mobil atau kaleng. dll
B. SARAN
Guna kesempurnaan Makalah ini,kami kelompok II sangat mengharapkan kritik
serta saran yang bisa membangun.Oleh karena itu sekiranya Rekan-rekan dari kelompok
lain beserta Dosen Pembimbing untuk memberikan tambahan yang insya Allah akan
membangun dari Makalah yang kami buat ini.

DAFTAR PUSTAKA
1. Karmat S, Das AK. Chikungunya. JAPI: 2006; 54: 725-727.
2.

WHO. Guidelines on Clinical Management on Chikungunya Fever. October 2008.


Widodo, Djoko. 2007. Diagnosis dan PenatalaksanaanChikungunya.

3.

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM. Wilson Mary. Chikungunya on Three


Continents.

4.

(Online). ( http://infectious-diseases.jwatch . org/cgi/content/full/ 2008/227/2 , diakses


26 Pebruari 2009 ).

5. Yulvi H. Rapid Detection of Chikungunya Virus by PCR. USU Repository 2006

6. Budiarto, Eko. 2002 . Pengantar Epidemiologi. Jakarta : EGC

Tinjauan teoritis tentang asuhan keperawatan


Menurut Wolf dan Weitzelbahwa proses keperawatan adalah serangkaian
perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan melaksanakan
pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan
memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut
dilaksanakan berurutan, terus-menerus, saling berkaitan dan dinamis (Nursalam,
2001:2)
Proses keperawatan harus saling berkeseninambungan dan berkaitan satu
sama lainnya dari pengkajian, perumusan diagnose keperawatan,perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses
yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi
dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam, 2001:17)

Potter dan Perry (1997), pengkajian adalah proses sistematis berupa


pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang klien. Fase dari pengkajian
meliputi : pengumpulan data dan analisa data
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan proses yang berisikan status kesehatan klien,
kemampuan klien untuk mengelola kesehatan dan perawatannya juga hasil
konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya (Nursalam, 2001:17)
1) Data biografi
a) Identitas Klien
Meliputi pengkajian nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, suku/ bangsa, tanggal masuk RS, tanggal pengkajian, no
medrec, diagnosa medis, alamat klien. (Donna L. Wong2003:10)
b) Identitas Penanggung jawab
Meliputi pengkajian nama, umur, pendidikan, pekerjaan, hubungan
dengan klien dan alamat.
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Untuk mendapatkan alasan utama individu mencari bantuan
profesional kesehatan. (Donna L. Wong 2003:10)
Merupakan keluhan klien pada saat masuk RS, klien yang
mengalami post op uretroplasty tidak melakukan pergerakan, lemah, nyeri
dan tidak dapat melakukan sebagian aktivitas sehari-hari.
Selain itu mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien
membutuhkan pertolongan sehingga klien dibawa ke RS dan menceritakan
kapan klien mengalami apendiksitis.
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Mengungkapkan keluhan yang paling sering dirasakan oleh klien
saat pengkajian dengan menggunakan metode PQRST.metode ini meliputi

hal-hal :
P : Provokatif / paliatif, yaitu apa yang membuat terjadinya timbulnya
keluhan, hal-hal apa yang memperingan dan memperberat keadaan
atau keluhan klien tersebut yang dikemabangkan dari keluhan utama.
Q : Quality/ Quantity, seberapa berat keluhan terasa, bagaimana rasanya,
berapa sering terjadinya
R : Regional/ Radiasi, lokasi keluhan tersebut dirasakan atau ditemukan,
apakah juga penyebaran ke area lain, daerah atau area penyebarannya.
S : Severity of Scale,

intensitas keluhan dinyatakan dengan keluhan

ringan, sedang, dan berat.


T : Timing, kapan keluhan mulai ditemukan atau dirasakan, berapa sering
dirasakan atau terjadi, apakah secara bertahap, apakah keluhan
berulang-ulang, bila berulang dalam selang waktu berawal lama hal itu
untuk menetukan waktu dan durasi.
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
Untuk mendapatkan profil pengakit,cedera atau operasi yang dialami
individu sebelumnya.
(1) Penyalit, operasi atau cidera sebelumnya
(a) Awitan, gejala, perjalanan, terminasi
(b) Kekambuhan komplikasi
(c) Insiden penyakit pada anggota keluarga lain atau komunitas
(d) Respon emosi pada hospitalisasi sebelumnya
(e) Kejadian dan sifat cidera
(2) Alergi
(a) Hay fever, asma, atau eksema

(b) Reaksi tak umum terhadap makanan, obat, binatang, tanaman atau
produk rumah tangga.
(3) Obat-obatan
Nama, dosis, jadwal, durasi dan alasan pemberian
(4) Kebiasaan
(a) Pola perilaku
Menggigit kuku, menghisap ibu jari, pika, ritual, seperti selimut
pengaman

gerakan

tidak

umum

(membenturkan

kepala,

memanjat) , tempat tantrum


(b)Aktivasi kehidupan sehari-hari
Jam tidur dan bangun, durasi tidur malam/siang, usia toilet training,
pola defekasi dan berkemih, tipe latihan
(c) Penggunaan/penyalahgunaan obat, alkohol, kopi (kafein) atau
tembakau
(d) Disposisi umum, respon terhadap frustasi (Donna L. Wong :1112)
3) Pemeriksaan fisik
Dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi
terhadap berbagai sistem tubuh.
Untuk mendapatkan informasi tentang masalah kesehatan yang
potensial (Donna L. Wong 2003:12)
a) Keadaan umum
Keadaan umum meliputi penampilan umum, postur tubuh, gaya wicara,
mimic wajah
b) Tanda-tanda vital

Bertujuan untuk mengetahui keadaan tekanan darah, nadi, pernafasan,


suhu tubuh,
c) kulit
Kaji kedalaman, luas luka bakar, Kaji keadaan kulit mengenai tekstur,
kelembaban, turgor, warna dan fungsi perabaan, pruritus, perubahan warna
lain, jerawat, erupsi, kering berlebih, selain itu perlu dikaji apakah ada
sianosis.
d) Kepala
kaji cedera lain seperti memar pada kepala, periksa kebersihan dan
keutuhan rambut.
e) Mata
Periksa mata untuk mengetahui ada tidaknya nyeri tekan, kaji reflek
cahaya, edema kelopak mata.
f) Hidung
Perdarahan hidung (epitaksis), kaji cairan yang keluar dari hidung,ada
tidaknya sumbatan.
g) Telinga
Kaji ada tidaknya sakit telinga, rabas, bukti kehilangan pendengaran.
h) Mulut
Pernafasan mulut, perdarahan gusi, kaedaan gigi, jumlah gigi, kaji
kelembaban mukosa, warna mukosa bibir.
i) Tenggorokan
Sakit tenggorokan, kaji adanya kemerahan atau edema, kaji ada tidaknya

kesulitan dalam menelan, tersedak, serak atau ketidakteraturan suara lain.


j) Leher
Kaji nyeri, keterbatasan gerak, kekakuan, kesulitan menahan kepala lurus,
pembesaran tiroid, pembesaran nodus atau massa lain.
k) Dada
Kaji kesimetrisan bentuk dada, pembesaran payudara, pembesaran nodus
axila (untuk wanita remaja, tanyakan tentang pemeriksaan payudara).
l) Kardiovaskuler
Kaji warna konjungtiva, ada tidaknya sianosis, warna bibir, adanya
peningkatan tekanan vena jugularis, kaji bunyi jantung pada dada,
pengukuran tekanan darah, dan frekuensi nadi.
m) Adbomen
Kaji bentuk adbomen, keeadaan luka, kaji tanda-tanda infeksi, kaji SBU,
perkusi area abdomen.
n) Punggung dan bokong
Kaji bentuk punggung dan bokong, kaji ekstremitas : CRT, turgor kulit,
kekuatan otot, refleks bisep, trisep, refleks patela, dan achiles.
o) Genitalia
Kaji kebersihan genitalia, kebiasaan BAK
p) Anus
Kaji BAB dan keadaan di area anus.

q) Sistem persyarafan
Kaji adanya penurunan sensasi sensori, nyeri penurunan refleks, nyeri
kepala, fungsi syaraf kranial dan fungsi serebral, kejang, tremor.
4) Riwayat nutrisi

Untuk mendapatkan informasi tentang keadekuatan masukan diet anak dan


pola makan. (Donna L. Wong 2003:14)
5) Riwayat Medis Keluarga
Untuk mengidentifikasi adanya sifat genetik atau penyakit yang
memiliki kecendrungan familial ; untuk mengkaji kebiasaan keluarga dan
terpapar penyakit menular yang dapat mempengaruhi anggota keluarga.
(Donna L. Wong 2003:14)
6) Pola Aktivitas Sehari-hari
Mengungkapkan pola aktivitas klien sebelum sakit dan sesudah sakit.
Yang meliputi nutrisi, eliminasi, personal hygene, istirahat tidur, aktivitas dan
gaya hidup.
a) Data Psikologis
Kemungkinan klien memperlihatkan kecemasan terhadap penyakitnya,
hal ini diakibatkan karena proses penyakit yang lama dan kurangnya
pengetahuan tentang prosedur tingakan yang akan dilakukan. Kaji ungkapan
klien tentang ketidakmampuan koping, perasaan negatif tentang tubuh serta
konsep diri klien
b) Data Sosial
Perlu dikaji tentang keyakinan

klien tentang kesembuhannya

dihubungkan dengan agama yang dianut klien dan bagaimana persepsi klien
terhadap penyakitnya, bagaiman aktifitas klien selama menjalani perawatan
di rumah sakit dan siapa yang menjadi pendorong atau pemberi motivasi
untuk kesembuhan.

c) Riwayat seksual
Untuk mendapatkan informasi tentang masalah dan atau aktivitas
orang muda dan adanya data yang berhubungan dengan aktivitas seksual
orang dewasa yang mempengaruhi anak. (Donna L. Wong :14)
d) Data Spiritual

Perlu dikaji tentang persepsi klien terhadap dirinya sehubungan


dengan kondisi sekitarnya, hubungan klien dengan perawat, dokter dan tim
kesehatan lainnya. Biasanya klien akan ikut serta dalam aktifitas sosial
atau menarik diri dari interaksi sosial terutama jika sudah terjadi
komplikasi fisik seperti anemia, ulkus, gangren dan gangguan penglihatan.
1) Data penunjang
a) Laboratorium
Dengan pemeriksaan darah akan diketahui apakah infeksi muncul
atau tidak.
b) Terapi
Dengan terapi dapat diketahui pemberian terapi yang akan
diberikan.
b. Analisa Data
Setelah data terkumpul, data harus ditentukan validitasnya. Setiap data
yang didapat, kemudian dianalisis sesuai dengan masalah. Menentukan
validitas data membantu menghindari kesalahan dalam intrepetasi data.
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan mengenai masalah klien
baik aktual maupun potensial yang didapat dari status kesehatan klien (Erb,
Olivieri, Kozier,1991:169)

Diagnosa yang mungkin muncul pada klien dengan Post LEadalah


( Doenges: 2000, 508) dalam Nursing care plans,Guidelines for planning and
documenting patient care.
a. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi kimias peritoneum perifer (toksin)
b. Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
mual/muntah,disfungsi usus meningkat kebutuhan metabolic,anoreksia.
c. Kekurangan volume cairan (kehilangan aktif) berhubungan dengan perpindah

cairan dari ekstraseluler,intravaskuler,dan area intestisial ke dalam usus/ area


peritonial,muntah,aspirasi NGT/usus,demam ,secara medik cairan terbatasi.
d.

Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya


pertahanan primer (kulit rusak, trauma jaringan, gangguan peristaltic)

2. Intervensi
Intervensi adalah kegiatan dalam keperawatan yang meliputi : meletakan
persetujuan pada klien, menetapkan asli yang di capai dan memilih intervensi
keperawatan untuk mencapai tujuan (totter & terry)
a. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi kimias peritoneum perifer (toksin)
Tujuan :Rasanyeri teratasi
Kriteria evaluasi :
a) Tampak rileks, mengatakan nyeri dalam tingkat yang dapat ditoleransi,
b) Menunjukan keterampilan kemampuan relaksasi dan aktifitas
reurapetik sesuai indikasi
N
o
1

Inrervensi

rasional

Kaji nyeri, catat lokasi,


krakteristik,berat( sekala)
selidiki dan laporkan
perubahan nyeri dengan
tepat.
Anjurkan
bernafas dalam

Berguna dalam pengawasan


keefektifan obat dan
kemajuan penyembuhan.

pertahankan
istirahat dengan posisi semi

Pernafasan yang dalam


dapat menghirup o2 secara
adekuat sehingga otot-otot
menjadi relaksasi sehingga
dapat mengurangi nyeri.
Grafitasi melokalisasi
eksudat dalam abdomen
bawah atau velvis

polwer
3

berikan aktifitas hiburan


untuk menghilangkan nyeri

menghilangkan tegangan
adbomen yang bertambah
dengan posisi terlentang.
Fokus perhatian kembali,
Menghilangkan relaksasi
dan meningkatkan
kemampuan koping

b. Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan


mual/muntah,disfungsi usus meningkat kebutuhan metabolic,anoreksia.
Tujuan :Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
Mempertahankan berat badan normal,mentoleransi diet tanpa rasa tidak
nyaman
No
1

Intervensi
Kaji sejauh mana
ketidakadekuatan nutrisi
klien

Rasional
Menganalisa peyebab tidak
adekuatnya nutrisi.

Perkirakan / hitung
pemasangan kalori timbang
berat badan

Berikan makanan sedikit tapi


Mengawasi keefektifan
sering
secara diet tidak memberi

Menhidentifikasi
kekurangan / kebutuhan
nutrisi

rasa bosan dan pemasukan


nutrisi dapat ditingkatkan

Anjurkan kebersihan oral


sebelum makan
4

Mulut yang bersih


meningkatkan nafsu makan

Dapat mengurangi mual dan


Tawarkan minum saat makan menghilangkan gas
bila toleran

c.

Kekurangan volume cairan (kehilangan aktif) berhubungan dengan


perpindah cairan dari ekstraseluler,intravaskuler,dan area intestisial ke dalam
usus/ area peritonial,muntah,aspirasi NGT/usus,demam ,secara medik cairan
terbatasi.
Tujuan :Mempertahankan keseimbanhan volume caiaran
Kriteria evaluasi
Klien tidak diare
Nafsu makan baik
Klien tidak mual muntah
No
1

Intervensi
Monitor tanda- tanda vital

Rasional
Merupakan indikator secara
dini tentang hipovolemia

Monitor intake output dan


Menurunya output dalam

konsentrasi urine
2

konsentrasi

urine

akan

meningkatkan
Kepekaan/endapan sebagai
salah satu kesan adanya
dehidrasi dan membutuhkan
peningkatan cairan.

Berikan cairan sedikit demi


sedikit tapi sering

Untuk

menimalkan

hilangnya cairan

d.

Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya


pertahanan primer (kulit rusak, trauma jaringan, gangguan peristaltic)
Tujuan :Infeksi tidak terjadi
Kriteria evaluasi :
Meningkatkan

peyembuhan

luka

dengan

benar,

bebas

infeksi/implamasi (drainasepurulen, eritmea dan edema)


No
1

Intervensi
Rasional
Pantau tanda tanda vital Deteksi
terhadap bukti infeksi

dini

terhadap

potensial masalah dengan


intervensi
dicegah

segera

dapat

tanda

Terhadap infeksi

Deteksi awal terhadap tanda


infeksi agar dapat dicegah.

Ganti

balitan

sesuai

program,

2
Gunakan teknik septic dan
untuk Meminimalisir
infeksi.
terjadinya pembengkakan
aseptic

kaji

luka

terjadinya

Bersihkan lingkungan sekitar


pasyen sebelum dan sesudah
3

di pake

Mencegah

terbentuknya

mikroorgansme yang dapat


menyebabkan infeksi

e.

Ansietas / ketakutan berhubungan dengan krisis situasi, faktor fisiologis


Tujuan :Klien dapat memahami perawatan post oprasi dan pengobatannya
Kriteria evaluasi
Ekspresi wajah rileks, perasaan cemas berkurang,
Mengungkapkan pemahaman tentang proses peyakit,
Pengobatan dan potensial infeksi.
N

Intervensi

Rasional

o
1

Gunakan pendekatan secara Penjelasan yang jelas dan


tenang, beri informasi dan sederhana paling baik untuk
motivasi untuk bertanya

Jelaskan

tujuan

dipahami

semua

tindakan yang di programkan


2

Pengetahuan tentang apa


yang diharapkan membantu
mengurangi asietas

3.Implementasi
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan

yang spesifik.Tahap implementasi dimulai setelah rencana tindakan disusun untuk


membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.Tujuan dari implementasi
adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah titetapkan yang
mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan pemulihan kesehatan.
(Erb, Olivieri, Kozier, 1991 : 169)
1. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada
akhir proses keperawatan, evaluasi merupakan bagian integral pada setiap tahap
proses keperawatan. Pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan apakah
informasi yang telah dikumpulkan sudah mencukupi dan apakah perilaku yang
diobservasi sudah sesuai.Diagnosa juga perlu dievaluasi dalam hal keakuratan dan
kelengkapannya.Tujuan dan intervensi dievaluasi untuk menentukan apakah
tujuan tersebut dapat dicapai secara efektif atau tidak. (Erb, Olivieri, Kozier, 1991
: 169)

You might also like