Professional Documents
Culture Documents
V. CARA PENULARAN
Penularan demam Chikungunya terjadi apabila penderita yang sakit
digigit oleh nyamuk penular , kemudian nyamuk penular tersebut menggigit
orang lain. Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di
daerah endemis (berlaku dengan kerap di suatu kawasan atau populasi dan
senantiasa ada). Selain manusia, primata lainnya diduga dapat menjadi
sumber penularan. Selain itu, pada uji hemaglutinasi inhibisi, mamalia,
tikus, kelelawar, dan burung juga bisa mengandung antibodi terhadap
virus Chikungunya.
Seseorang yang telah dijangkiti penyakit ini tidak dapat menularkan
penyakitnya itu kepada orang lain secara langsung. Proses penularan
hanya berlaku pada nyamuk pembawa. Masa inkubasi dari demam Chikungunya
berlaku di antara satu hingga tujuh hari, biasanya berlaku dalam waktu
dua hingga empat hari. Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai
sepuluh hari.
VI. GEJALA
Gejala penyakit ini sangat mirip dengan demam berdarah. Hanya saja
kalau Chikungunya akan membuat semua persendian terasa ngilu.
1. Demam
Biasanya demam tinggi, timbul mendadak disertai menggigil dan muka
kemerahan. Demam penyakit ini ditandai dengan demam tinggi mencapai 3940 derajat C. Secara mendadak penderita akan mengalami demam tinggi
selama lima hari, sehingga dikenal pula istilah demam lima hari.
2. Sakit persendian
Nyeri sendi merupakan keluhan yang sering muncul sebelum timbul demam
dan dapat bermanifestasi berat, sehingga kadang penderita merasa
lumpuh sebelum berobat. Sehingga ada beberapa orang yang menamainya
sebagai demem tulang atau flu tulang. Sendi yang sering sering
dikeluhkan: sendi lutut, pergelangan , jari kaki dan tangan serta tulang
belakang.
3. Nyeri otot
Nyeri bisa pada seluruh otot atau pada otot bagian kepala dan daerah
bahu. Kadang terjadi pembengkakan pada otot sekitar mata kaki.
4. Bercak kemerahan (ruam) pada kulit
Bercak kemerahan ini terjadi pada hari pertama demam, tetapi lebih
sering pada hari ke 4-5 demam. Lokasi biasanya di daerah muka, badan,
tangan, dan kaki, terutama badan dan lengan. Kadang ditemukan perdarahan
pada gusi.
5. Sakit kepala
Sakit kepala merupakan keluhan yang sering ditemui, conjungtival
injection dan sedikit fotophobia.
6. Kejang dan penurunan kesadaran
Kejang biasanya pada anak karena panas yang terlalu tinggi, jadi bukan
secara langsung oleh penyakitnya.
Gejala lain
Gejala lain yang kadang dijumpai adalah pembesaran kelenjar getah
bening di bagian leher dan kolaps pembuluh darah kapiler. Selain itu,
kadang dijumpai mata merah yang diikuti dengan gejala flu. Sehingga
banyak orang awam yang mengira ini adalah penyakit demam biasa.
Gejala yang timbul pada anak-anak sangat berbeda seperti nyeri sendi
tidak terlalu nyata dan berlangsung singkat. Ruam juga lebih jarang
terjadi. Tetapi pada bayi dan anak kecil timbul
Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada
perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian. Pada virus DBD akan
ada produksi racun yang menyerang pembuluh darah dan menyebabkan
kematian. Sedangkan pada virus penyebab chikungunya akan memproduksi
virus yang menyerang tulang
VII. DIAGNOSIS
Untuk memperoleh diagnosis akurat perlu beberapa uji serologik antara
lain uji hambatan aglutinasi (HI), serum netralisasi, dan IgM capture
ELISA. Tetapi pemeriksaan serologis ini hanya bermanfaant digunakan
untuk kepentingan epidemiologis dan penelitian, tidak bermanfaat untuk
kepentingan praktis klinis sehari-hari.
Demam Chikungunya dikenal sebagai flu tulang (break-bone fever) dengan
gejala mirip dengan demam dengue, tetapi lebih ringan dan jarang
menimbulkan demam berdarah. Artralgia, pembuluh darah konjungtiva tampak
nyata, dengan demam mendadak yang hanya berlangsung 2-4 hari.
Pemeriksaan serum penderita untuk uji netralisasi menunjukkan adanya
antibodi terhadap virus Chikungunya.
Gejala utama terkena penyakit Chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa
demam diikuti dengan linu di persendian. Bahkan, karena salah satu
gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul
rasa sakit pada tulang-tulang, ada yang menamainya sebagai demam tulang
atau flu tulang. Dalam beberapa kasus didapatkan juga penderita yang
terinfeksi tanpa menimbulkan gejala sama sekali atau silent virus
chikungunya.
Virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini akan berkembang
biak di dalam tubuh manusia. Virus menyerang semua usia, baik anak-anak
maupun dewasa di daerah endemis. Secara mendadak penderita akan
mengalami demam tinggi selama lima hari, sehingga dikenal pula istilah
demam lima hari.
Pada anak kecil dimulai dengan demam mendadak, kulit kemerahan. Ruamruam merah itu muncul setelah 3-5 hari. Mata biasanya merah disertai
tanda-tanda seperti flu. Sering dijumpai anak kejang demam. Gejala lain
yang ditimbulkan adalah mual, muntah kadang disertai diare.
Pada anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti rasa sakit pada otot
dan sendi, serta terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang
dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai
menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila berjalan.
Kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah. Pada umumnya demam pada
anak hanya berlangsung selama tiga hari dengan tanpa atau sedikit sekali
dijumpai perdarahan maupun syok.
Penyakit ini tidak sampai menyebabkan kematian. Nyeri pada persendian
tidak akan menyebabkan kelumpuhan. Setelah lewat lima hari, demam akan
berangsur-angsur reda, rasa ngilu maupun nyeri pada persendian dan otot
berkurang, dan penderitanya akan sembuh seperti semula. Penderita dalam
beberapa waktu kemudian bisa menggerakkan tubuhnya seperti sedia kala.
Meskipun dalam beberapa kasus kadang rasa nyeri masih tertinggal selama
berhari-hari sampai berbulan-bulan. Biasanya kondisi demikian terjadi
pada penderita yang sebelumnya mempunyai riwayat sering nyeri tulang dan
PENGKAJIAN
Identitas klien
Keluhan utama
Riwayat keluhan saat ini
Riwayat kesehatan masa lalu
Penyakit yang pernah diderita
Hospitalisasi/tindakan operasi
Riwayat sosial
Pengkajian pola kesehatan klien saat ini
Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Nutrisi
Cairan
Aktivitas
Tidur dan istirahat
A. KESIMPULAN
Penyakit chikungunya disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus
Chikungunya. Virus ini termasuk keluarga Togaviridae, genus alphavirus
atau group A antropho borne viruses. Virus ini telah berhasil
diisolasi di berbagai daerah di Indonesia. Sejarah Chikungunya di
Indonesia Penyakit ini berasal dari daratan Afrika dan mulai ditemukan
di Indonesia tahun 1973.
Virus chikungunya termasuk kelompok virus RNA yang mempunyai selubung,
merupakan salah satu anggota grup A dari arbovirus, yaitu alphavirus
dari famili Togaviridae.
Penularan demam Chikungunya terjadi apabila penderita yang sakit
digigit oleh nyamuk penular , kemudian nyamuk penular tersebut menggigit
orang lain. Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di
daerah endemis (berlaku dengan kerap di suatu kawasan atau populasi dan
senantiasa ada).
Gejalanya adalah demam, sakit persendian, nyeri otot, bercak kemerahan
pada kulit, dan sakit kepala. Untuk memperoleh diagnosis akurat perlu
beberapa uji serologik antara lain uji hambatan aglutinasi (HI), serum
netralisasi, dan IgM capture ELISA. Pengobatan terhadap penderita
ditujukan terhadap keluhan dan gejala yang timbul. Perjalanan penyakit
ini umumnya cukup baik, karena bersifat self limited disease, yaitu
akan sembuh sendiri dalam waktu tertentu.
Chikungunya tidak menyebabkan kematian atau kelumpuhan.Dengan istirahat
cukup, obat demam, kompres, serta antisipasi terhadap kejang demam,
penyakit ini biasanya sembuh sendiri dalam tujuh hari.
B. SARAN
Bagi penderita sangat dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup
karbohidrat dan terutama protein dapat meningkatkan daya tahan tubuh,
serta minum air putih sebanyak mungkin untuk menghilangkan gejala demam.
Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar (sebaiknya minum jus buah
segar).
Cara mencegah penyakit ini adalah membasmi nyamuk pembawa virusnya,
termasuk memusnahkan sarangpembiakan larva untuk menghentikan rantai
hidup dan penularannya. Cara sederhana yang sering dilakukan masyarakat
misalnya:
- Menguras bak mandi, paling tidak seminggu sekali. Mengingat nyamuk
tersebut berkembang biak dari telur sampai dewasa dalam kurun waktu 7-10
hari.
- Menutup tempat penyimpanan air
- Mengubur sampah
- Menaburkan larvasida.
- Memelihara ikan pemakan jentik
- Pengasapan
- Pemakaian anti nyamuk
- Pemasangan kawat kasa di rumah.
Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari
golongan malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya.
Malation dipakai dengan cara pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke
dinding. Hal ini dikarenakan nyamuk Aedes aegypti tidak suka hinggap di
dinding, melainkan pada benda-benda yang menggantung.
DAFTAR PUSTAKA
1. Soedarto.,2007 SINOPSIS KEDOKTERAN TROPIS, (251-252)
2. Budiarto, Eko. 2002. Pengantar Epidemiologi. Jakarta : EGC
3. Halstead, S. B., Nimmannitya, S. & Margiotta, M. R. (1969a).
Dengue and chikungunya virus infection in
4. http://ms.wikipedia.org/wiki/Demam_Chikungunya
5. http://mikrobia.wordpress.com/2007/05/17/alphavirus-penyebabchikungunya/
6. http://www.geocities.com/cakmoki/info_penyakit.html
7. http://www.polimalang.com/viewtopic.php?
p=259&sid=19649ab076653f201f4fafd0c8e2b6d2chikungunya
Kepadatan penghuni
Iklim
Penyediaan TPA
Social ekonomi
5. PATOFISIOLOGI
Penyakit cikungunya disebarkan oleh nyamuk aedes aegypti, virus yang
disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti ini akan berkembang biak di dalam
tubuh manusia. Perlawanan anti bodi tubuh akan mengakibatkan infeksi
kemudian secara mendadak penderita akan mengalami demam tinggi selama 5
hari. Pada anak kecil dimulai dengan demam mendadak, kulit kemerahan.
Ruam-ruam merah itu muncul setelah 3-5 hari, mata biasanya merah disertai
tanda-tanda seperti flu. Sering dijumpai anak kejang demam. Pada anak yang
lebih besar deman biasanya diikuti rasa sakit pada otot dan sendi, serta terjadi
pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang dewasa gejala nyeri sendi dan
otot sangant dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara
karena rasa sakit pada saat berjalan. Kadang-kadang timbul rasa mual sampai
muntah. Pada umumnya demam pada anak dapat berlangsung selama 3 hari
dengan tanpa atau sedikit sekali dijumpai pendarahan maupun syok. Bedanya
dengan demam berdarah dengue pada cikungunya tidak ada pendarahan hebat,
renjatan (syok) maupun kematian.
6. GEJALA KLINIS
a.
b.
Sakit persendian, sendi lutut, pergelangan kaki dan tangan serta tulang
belakang.
c.
Nyeri otot, pada seluruh otot atau pada bagian kepala dan daerah bahu,
kadang bengkak pada otot sekitar mata kaki.
d.
Bercak kemerahan, pada hari pertama demam, tetapi lebih sering pada
hari ke 4-5 demam, lokasi biasanya di daerah muka, badan, tangan, dan
kaki.
e.
Sakit kepala.
f.
g.
7. PEMERIKSAAN FISIK
Dari hasil wawancara maka perawat akan dapat lebih terfokus kepada satu
sistem tubuh yang terkait dengan penyakit yang diderita klien. Ada 2 metode
pendekatan dalam pemeriksaan fisik yaitu pendekatan sistem tubuh dan
pendekatan head to toe (ujung kepala ke kaki). Sangat direkomendasikan
kita mengkombinasikan kedua pendekatan tersebut Sangat baik jika kita
sebagai perawat memulai pemeriksaan fisik dari kepala dan leher, kemudian
ke dada, dan abdomen, daerah pelvis, genital area, dan terakhir di ekstremitas
(tangan dan kaki).Dalam hal ini dapat saja beberapa sistem tubuh dapat
dievaluasi sekaligus, sehingga pendokumentasiannya dapat dilakukan melalui
pendekatan sistem tubuh.Tehnik yang dilakukan meliputi inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi. Umumnya semua berurutan, kecuali pengakajian fisik
Tanda-tanda vital / vital sign (suhu, nadi, pernapasan dan tekanan darah)
d.
9. PROGNOSIS
Penyakit ini bersifat self limiting diseases, tidak pernah dilaporkan kejadian
kematian kematian. Keluhan sendi mungkin berlangsung lama. Brighton
meneliti pada 107 kasus infeksi cikungunya, 87.9% sembuh sempurna; 3.7%
mengalami kekakuan sendi atau mild discomfort; 2,8% mempunyai persisten
residual joint stiffnes, tetapi tidak nyeri; dan 5,6% mempunyai keluhan yang
persisten, kaku dan sering mengalami efusi sendi.
Contoh kasus :
Tuan A, umur 35 tahun, mengeluh demam dengan suhu 38,5 oC dari dua hari yang lalu.
Pasien juga mengeluhkan rasa nyeri di sendi pada lutut dan tulang belakangnya dan nyeri
seperti tertusuk-tusuk. Kadang-kadang ia merasa pusing, tidak nafsu makan, mual dan
muntah. Pada kulit pasien timbul bercak kemerahan. Keluarga pasien mengatakan selama
empat bulan terakhir ini, di daerah tempat tinggal pasien sering turun hujan dan sanitasi
lingkungan tempat tinggal mereka kurang bagus. Keluarga pasien juga mengatakan
saluran pembuangan di lingkungan tempat tinggal mereka kurang lancar.
No.
1.
DS :
Data
Interpretasi
Chikungunya virus
Tn. A mengatakan
demam sejak dua hari
yang lalu
DO:
suhu 38,5 oC dan px
tampak menggigil
Masalah
Hipertermi
Tubuh manusia
Metastase virus
Infeksi
Demam
2.
DS :
Chikungunya virus
Tubuh manusia
Metastase virus
Nyeri akut
Inflamasi persendian
Nyeri
3.
DS :
Sakit kepala
Tn. A kadang-kadang
mengeluh pusing, tidak
nafsu makan, mual, dan
muntah
DO :
Px tidak dapat
menghabiskan 1 porsi
makanan
Mual, muntah
Ketidakseimbangan nutrisi
4.
DS : -
Ketidakseimbangan nutrisi
Sakit kepala
DO:
a. Px tampak muntah
setelah makan
b. Turgor kulit px
menurun
c. Bibir px terlihat pecahpecah
Mual, muntah
5.
DS :
Demam Chikungunya
Px dan keluarganya
terus menerus
menanyakan tentang
penyakit yang diderita
oleh px
DO :
Kejang
Wajah px dan
keluarganya tampak
bingung dan cemas
Kurang pengetahuan
Kurang pengetahuan
1.2.3.
1.
2.
3.
Diagnosa Keperawatan
Hipertermi b.d. proses infeksi, ditandai dengan :
Suhu 38, 5 oC
Pasien tampak menggigil
Nyeri b.d. proses inflamasi pada persendian, ditandai dengan :
Pasien mengeluh nyeri pada sendi lutut dan tulang belakang
Pasien mengeluh nyeri seperti tertusuk-tusuk
Pasien terlihat meringis saat kakinya digerakkan, saat bergerak, dan saat duduk
Ketidakseimbangan nutrisi b.d. ketidakmampuan menelan, mengabsorpsi, dan mencerna
makanan, ditandai dengan :
- Pasien mengeluh pusing, tidak nafsu makan, mual, dan muntah
- Pasien tidak dapat menghabiskan satu porsi makanan
4. Kekurangan volume cairan b.d. ketidaadekuatan intake cairan, ditandai dengan :
- Px tampak muntah setelah makan
- Turgor kulit px menurun
- Bibir px terlihat pecah-pecah
5. Kurang pengetahuan b.d. kurang terpapar informasi, ditandai dengan :
- Px dan keluarganya terus menerus menanyakan tentang penyakit yang diderita oleh px
- Wajah px dan keluarganya tampak bingung dan cemas
No.
Dx.
1
Hari
Intervensi
- Kaji suhu tubuh px
Rasional
Mengetahui
peningkatan suhu
tubuh, memudahkan
intervensi, mengurangi
panas dengan
pemindahan panas
secara evaporasi
Air hangat mengontrol
pemindahan panas
secara perlahan tanpa
menyebabkan
hipotermi atau
menggigil
2.
Untuk mengetahui
seberapa berat nyeri
yang dialami oleh px
Untuk mengurangi rasa
nyeri
- Px melaporkan nyeri
berkurang
- Px tidak mengeluh nyeri - Berikan posisi yang
pada sendi lutut dan tulang nyaman, usahakan situasi
ruangan yang tenang
belakangnya
-Px tidak memegangi
daerah yang nyeri
- Alihkan perhatian px
dari rasa nyeri yang
diderita
Dengan melakukan
aktivitas lain, px dapat
melupakan
perhatiannya terhadap
nyeri yang diderita
Obat anlagetik dapat
mengurangi atau
menghilangkan nyeri
yang diderita
3.
- Kolaborasi dalam
pemberian obat analgetaik
- Kaji riwayat nutrisi,
Mengidentifikasi
termasuk makanan yang defisiensi, menduga
disukai
kemungkinan intervensi
Mengawasi masukan
kalori atau kualitas
kekurangan konsumsi
makanan
Makanan sedikit dapat
menurunkan kelemahan
dan meningkatkan
masukan juga
mencegah ditensi gaster
4.
5.
Untuk memenuhi
- Anjurkan untuk minum kebutuhan cairan tubuh
1500-2000 ml/hari sesuai per oral
toleransi
Dapat meningkatkan
- Kolaborasi pemberian jumlah cairan tubuh,
cairan IV
untuk mencegah
terjadinya hipopolemik
- Tentukan tingkat
pengetahuan px
Mempengaruhi pilihan
terhadap intervensi
yang diberikan
Menambah
pengetahuan px tentang
penyakitnya dan
pengobatan yang akan
penyakitnya
- pasien dapat ikut serta
dalam terapi pengobatan
- Berikan informasi
diberikan
mengenai penyakit dan
program pengobatan yang Memantau perbaikan
diberikan
dan identifikasi
kebutuhan terapi dan
meningkatkan secara
optimal proses
penyembuhan
-Diskusikan kebutuhan
akan kontrol penyakit
yang rutin
1.2.5. Implementasi
Implementasi disesuaikan dengan intervensi yang direncanakan.
1.2.6.
1.
2.
3.
4.
5.
Evaluasi
Suhu tubuh pasien normal, 35-37 0C
Nyeri pasien hilang atau terkontrol
Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Volume cairan tubuh pasien seimbang
Pasien mengerti tentang penyakit dan program pengobatan yang diberikan
ASKEP CIKUNGUNYAH
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat TUHAN yang MAHA KUASA, yang
atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul Asuhan Keperawatan Chikungunya.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas semester V mata kuliah keperawatan IMUN & HEMATOLOGI
II.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Mataram,November 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep teori
2. Pengertian chikungunya
3. Penyebab chikungunya
4. Patofisiologi
5. Gejala chikungunya
6. Cara penularan
7. Komplikasi
8. Diagnosis
9. Cara pengobatan
10. Penatalaksanaan
11. Cara pencegahan
12. Program pemerintah
B. Asuhan Keperawatan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada
penderita, yang berarti posisi tubuh meliuk atau melengkung (that which
contorts or bends up),mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat
nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini, menurut lembar data keselamatan
(MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada, terutama terjadi pada lutut,
pergelangan kaki, persendian tangan dan kaki.
Chikungunya ialah sejenis demam dan boleh dikatakan bersaudara
dengan demam berdarah, karena ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty maupun
albopictus. Bedanya, jika virus demam berdarah menyerang pembuluh darah,
sedangkan virus Chikungunya menyerang sendi dan tulang.
Virus chikungunya termasuk kelompok virus RNA yang mempunyai
selubung, merupakan salah satu anggota grup A dari arbovirus, yaitu alphavirus
dari famili Togaviridae. Dengan mikroskop elektron, virus ini menunjukkan
gambaran virion yang sferis yang kasar atau berbentuk poligonal dengan diameter
40-45 nm (nanometer) dengan intibidiameter 25-30 nm. Vektor penular utamanya
adalah Aedes aegypti, namun virus ini juga dapat diisolasi dari dari nyamuk Aedes
africanus, Culex fatigans dan Culex tritaeniorrhynchus.
Akan tetapi, nyamuk yang membawa darah bervirus didalam tubuhnya
akan kekal terjangkit sepanjang hayatnya. Tidak ada bukti yang menunjukkan
virus Chikungunya dipindahkan oleh nyamuk betina kepada telurnya sebagaimana
virus demam berdarah.
Penyakit demam Chikungunya ini merupakan penyakit endemik.Wabah
penyakit ini pertama kali menyerang di Tanzania, Afrika pada tahun 1952.
Kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta,
selanjutanya berkembang ke wilayah-wilayah lain. Jumlah kasus chikungunya
tahun 2001 sampai bulan Februari 2003 mencapai 9318 tanpa kematian. Sejak
tahun 2003, terdapat beberapa wabah yang berlaku di kepulauan Pasifik termasuk
Madagaskar, Comoros, Mauritius dan La Reunion, dengan jumlah meningkat
terlihat selepas bencana tsunami pada Desember 2004.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat dibuat suatu rumusan masalah yaitu
pengertian, penyebab, tanda & gejala, cara penularan, komplikasi, cara pengobatan,
penatalaksanaan,cara pencegahan dan asuhan keperawatan penyakit Chikungunya.?
C. Tujuan
b.
2. Tujuan Khusus
a.
b.
Chikungunya
D. Manfaat.
1. Bagi Penulis
Hasil studi kasus ini dapat memberikan wawasan tantang penyakit
Chikungunya dan Asuhan keperawatan pada klien Chikungunya
2. Bagi Institusi.
Sebagai bahan bacaan bagi Mahasiswa keperawatan serta memenuhi tugas
Mata Kuliah Sistem Imun & Hematologi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Teori
1. Pengertian Chikungunya
Chikungunya adalah penyakit yang ditandai dengan demam mendadak,
nyeri pada persendian, terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan
serta tulang belakang yang disertai ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan)
pada kulit.
2. Penyebab Chikungunya
Virus penyebab adalah chikungunya kelompok alpha virus atau group
A antropo bornes virus. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes
aegypti yang juga nyamuk penular demam berdarah dengue (DB). Masa inkubasi
virus ini antara 1-2 hari pada umumnya 2-4 hari.
Cara penularan chikungunya terjadi apabila penderita yang sakit digigit
oleh nyamuk penular, kemudian nyamuk penular tersebut menggigit orang lain.
Penyakit ini biasanya tidak terjadi penularan dari orang ke orang.
3. Patofisiologi
Penyakit cikungunya disebarkan oleh nyamuk aedesaegypti, virus yang
disebabkan oleh nyamuk aedesaegypti ini akan berkembang biak di dalam tubuh
manusia.Perlawanan anti bodi tubuh akan mengakibatkan infeksi kemudian secara
mendadak penderita akan mengalami demam tinggi selama 5 hari dan virus Chikungunya
menyerang sendi dan tulang. Pada anak kecil dimulai dengan demam mendadak,
kulitkemerahan. Ruam-ruam merah itu muncul setelah 3-5 hari,mata biasanya merah
disertaitanda-tanda seperti flu. Sering dijumpai anak kejang demam. Pada anak yang
lebih besar deman biasanya diikuti rasa sakit pada otot dan sendi, serta terjadi
pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang dewasa gejala nyeri sendi dan otot sangant
dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit pada saat
berjalan. Kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah. Pada umumnya demam pada
anak dapat berlangsung selama 3 hari dengan tanpa atau sedikit sekali dijumpai
pendarahan maupun syok. Bedanya dengan demam berdarah dengue pada cikungunya
tidak ada pendarahan hebat, renjatan (syok) maupun kematian.
Pathway
Nuisi kurang dari kebutuhan
Tubuh
hypertermi
a
Nyeri
persendian
GG polume cairan
4. GejalaChikungunya
Gejala penyakit ini sangat mirip dengan demam berdarah. Hanya saja
kalau Chikungunya akan membuat semua persendian terasa ngilu.
a) Demam
Biasanya demam tinggi, timbul mendadak disertai menggigil dan muka
kemerahan. Demam penyakit ini ditandai dengan demam tinggi mencapai 39-40
derajat C
b)
Sakit persendian
g. Gejala lain
Gejala lain yang kadang dijumpai adalah pembesaran kelenjar getah
bening di bagian leher dan kolaps pembuluh darah kapiler.
Gejala yang timbul pada anak-anak sangat berbeda seperti nyeri sendi
tidak terlalu nyata dan berlangsung singkat. Ruam juga lebih jarang terjadi, tetapi
pada bayi dan anak kecil timbul.
Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada
perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian.Pada virus DBD akan ada
produksi racun yang menyerang pembuluh darah dan menyebabkan kematian.
Sedangkan pada virus penyebab chikungunya akan memproduksi virus yang
menyerang tulang.
5. CARA PENULARAN
Penularan demam Chikungunya terjadi apabila penderita yang sakit digigit
oleh nyamuk penular , kemudian nyamuk penular tersebut menggigit orang lain.
Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis
(berlaku dengan kerap di suatu kawasan atau populasi dan senantiasa ada). Selain
manusia, primata lainnya diduga dapat menjadi sumber penularan. Selain itu, pada
uji hemaglutinasi inhibisi, mamalia, tikus, kelelawar, dan burung juga bisa
mengandung antibodi terhadap virus Chikungunya.
Seseorang yang telah dijangkiti penyakit ini tidak dapat menularkan
penyakitnya itu kepada orang lain secara langsung. Proses penularan hanya
berlaku pada nyamuk pembawa. Masa inkubasi dari demam Chikungunya berlaku
di antara satu hingga tujuh hari, biasanya berlaku dalam waktu dua hingga empat
hari. Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai sepuluh hari.
6. KOMPLIKASI
a.
myelomeningoensefalitis
hepatitis fulminan
d.
Miokarditis
e.
perikarditis (jarang)
f.
7. DIAGNOSIS
Untuk memperoleh diagnosis akurat perlu beberapa uji serologik antara
lain uji hambatan aglutinasi (HI), serum netralisasi, dan IgM capture ELISA.
Tetapi pemeriksaan serologis ini hanya bermanfaant digunakan untuk kepentingan
8. CARA PENGOBATAN
Tidak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya. Pengobatan
terhadap penderita ditujukan terhadap keluhan dan gejala yang timbul. Perjalanan
penyakit ini umumnya cukup baik, karena bersifat self limited disease, yaitu
akan sembuh sendiri dalam waktu tertentu. Tetapi apabila kecurigaan penyakit
adalah termasuk campak atau demam berdarah dengue, maka perlu kesiapsiagaan
tatalaksana yang berbeda, penderita perlu segera dirujuk apabila terdapat tandatanda bahaya.
Bagi penderita sangat dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup
karbohidrat dan terutama protein dapat meningkatkan daya tahan tubuh, serta
minum air putih sebanyak mungkin untuk menghilangkan gejala demam.
Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar (sebaiknya minum jus buah segar).
Vitamin peningkat daya tahan tubuh juga bermanfaat untuk untuk menghadapi
penyakit ini, karena daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa
membuat rasa ngilu pada persendian cepat hilang.
Belum ditemukan imunisasi yang berguna sebagai tindakan preventif.
Namun pada penderita yang telah terinfeksi timbul imunitas / kekebalan terhadap
penyakit ini dalam jangka panjang. Pengobatan yang diberikan umumnya untuk
menghilangkan atau meringankan gejala klinis yang ada saja (symptomatic
therapy), seperti pemberian obat panas, obat mual/muntah, maupun analgetik
untuk menghilangkan nyeri sendi.
9. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan demam Chikungunya secara umum dibagi dua, yaitu tata
( setidaknya 2 liter
cairan dalam 24 jam), bila mungkin produksi kencing harus diukur dan lebih dari
satu liter dalam 24 jam. Demam diatasi dengan paracetamol pada pasien tanpa
penyakit ginjal dan hati. Bila demam lebih dari lima hari, nyeri tidak tertahankan,
ketidakseimbangan postural dan ekstremitas dingin, penurunan output urin,
perdarahan kulit atau melalui lubang manapun dan muntah terus menerus, pasien
harus datang ke sarana kesehatan primer.
2). Sarana kesehatan primer
Kemungkinan diagnosis banding yang lain misalnya leptospira, demam
dengue, malaria dan penyakit lain harus disingkirkan dengan anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium dasar. Harus dicari tanda
dehidrasi dan dilakukan rehidrasi dengan adekuat. Dilakukan pemeriksaan darah
untuk melihat lekosit dan trombosit. Pengobatan lain merupakan simptomatis
dengan paracetamol sebagai antipiretik. Manifestasi kulit dapat diatasi dengan
obat topical atau sistemik. Bila hemodinamik tidak stabil, oligouria ( urin < 500
cc/24 jam), perubahan kesadaran atau manifestasi perdarahan, pasien harus segera
dirujuk ke sarana kesehatan yang lebih tinggi. Demam dapat memperburuk nyeri
sendi, sehingga sebaiknya dihindari dalam fase akut. Aktivitas ringan dan
fisioterapi direkomendasikan bagi pasien yang mengalami perbaikan klinis.
3). Sarana kesehatan sekunder
Harus diperiksa sampel darah untuk serologi IgM ELISA. Sebagai
alternative dapat diperiksa IgG diikuti dengan pemeriksaan sampel kedua dengan
jarak 2-4 minggu. Tanda gagal ginjal harus diperhatikan (jumlah urin, kreatinin,
natrium dan kalium), fungsi hati (transaminase dan bilirubi), EKG, malaria
Menguras bak mandi, paling tidak seminggu sekali. Mengingat nyamuk tersebut
berkembang biak dari telur sampai dewasa dalam kurun waktu
Mengubur sampah
d. Menaburkan larvasida.
e.
f.
Pengasapan
7-10 hari.
Membuka pintu dan jendela pada pagi hingga sore hari sehingga terjadi pertukaran udara
dan pencahayaan yang sehat untuk menghindari nyamuk yang menyukai daerah gelap,
lembab dan pengap.
j.
Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan malation,
sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya. Malation dipakai dengan cara
pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini dikarenakan nyamuk
Aedes aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang
menggantung.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan perawat untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan sebelum melakukan asuhan keperawatan .
pengkajian pada pasien dapat dilakukan dengan teknik wawancara, pengukuran, dan
pemeriksaan fisik.Tahapan-tahapannya meliputi :
a.
Kaji adanya peningkatan suhu tubuh ,tanda-tanda perdarahan, mual, muntah, tidak nafsu
makan, nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi, tanda-tanda syok (denyut nadi cepat dan
lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab terutama pada ekstrimitas, sianosis, gelisah,
penurunan kesadaran).
2.
dx
hasil
Setelah diberikan askep
observa
suhutubuh
si tanda
px
normal
Rasional
Tanda vital merupakan acuanuntuk
selama...x24, diharapkan
vital(su
mengakibatkan
hu,nadi,
penguapantubuhmeningkat sehingga
tekanan
darah,pe
yang banyak
oC
o
Dx
Intevensi
rnafasan
)setiap 3
meningkatkan
penguapan
yang
jam
I
Anjurka
n pasien
untuk
banyak
minum
Berikan
kompre
s hangat
Anjurka
n untuk
tidak
memaka
i
selimut
dan
penguapan tubuh
pemberian cairan sangat penting bagi
pasien dengan suhu tinggi
pakaian
yang
tebal
kompre
s hangat
4.
Anjurka
n untuk
tidak
memaka
i
selimut
dan
pakaian
Intervensi
hasil
Setelah diberikan askep
1. Kaji tingkat nyeri px
Rasional
1.
selama...x24,
berat
2.
diharapkan nyeri hilang
Dx II
Px melaporkan
nyeri berkurang
KH :
-
3.
Px tidak mengeluh
2.
Px tidak
nyeri
yang
dialami oleh px
mengurangi rasa
nyeri
3.
Dengan melakukan
aktivitas lain, px dapat
melupakan
Kolaborasi dalam
perhatiannya terhadap
pemberianobat analgetaik
belakangnya
-
mengetahui seberapa
memegangi daerah
mengurangi
yang nyeri
menghilangkan
atau
nyeri
yang diderita
Intervensi
hasil
Setelah
diberikan 1.
askep
selama...x24,
Dx
diharapkan
III
kebutuhan
klien
Kaji riwayat
nutrisi,
dengan KH :
-
Tidak ada
tanda-tanda
2.
3.
masukan
makanan px
malnutrisi
kemungkinan intervensi
Observasi dan
catat
Mengidentifikasi
defisiensi,menduga
yang
disukai
terpenuhi 2.
1.
termasuk
makanan
nutrisi
Rasional
Intake nutrisi
kekurangan
konsumsi makanan
3.
Berikan makanan
kualitas
adekuat
Intervensi
hasil
Setelah
diberikan 1.
askep
selama...x24,
sesuai indikasi
elektrolit
Anjurkan untuk
2.
minum 1500-2000
terpenuhi 2.
Input dan
output
IV
-
Vital sign
normal
ml/hari
cairan
seimbang
dengan KH :
Dx
Rasional
sesuai
toleransi
3.
Kolaborasi
3.
pemberian
IV
cairan
fluktuasi
cairan intravaskuler
memenuhi kebutuhan cairan
tubuh per oral
meningkatkan jumlah cairan
tubuh,
mencegahterjadinya
hipopolemik
untuk
Intervensi
Rasional
hasil
Setelah
askep
diberikan
selama...x24,
diharapkan
Dx
V
1.
mengerti
pasien
Tentukan tingkat
pengetahuan px
2.
tentang
mengenaipenyakit
dan
KH :
pengobatan
pasien
mendapatkan
diberikan
2.
program
yang
pengobatan
kebutuhan
tentang
kontrol
penyakitnya
yang rutin
yang
akan
diberikan
Diskusikan
informasi
Menambah pengetahuan
px tentang penyakitnya dan
diberikan
3.
Mempengaruhi pilihan
terhadap intervensi yang
Berikan informasi
penyakitnya dengan
-
1.
3.
akan
penyakit
pasien dapat
kebutuhan
optimal
penyembuhan
4. Implementasikeperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana
tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu
klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana
tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktorfaktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.
proses
Adapun
tahap-tahap
dalam
tindakan
keperawatan
adalah
sebagai
berikut :
Tahap 1 : persiapan
Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk mengevaluasi
yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.
Tahap 2 : intervensi
Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan pelaksanaan
tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional.
Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan :
independen,dependen,dan interdependen.
Tahap 3 : dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap
dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.
5. Evaluasi
Merupakan tahap akhip dari proses asuhan keprawatan yang dimana pada tahap
evaluasi ini kita mengetahui apakah tujuan tercapai atau tidak. Perencanaan evaluasi
memuat criteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan
pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan
tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya.
Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut:
Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/ rencana yang telah disusun.
2.
3.
penyakit
chikungunya
adalah
sbb:
Tindakan
pencegahan
DAFTAR PUSTAKA
1. Karmat S, Das AK. Chikungunya. JAPI: 2006; 54: 725-727.
2.
3.
4.
hal-hal :
P : Provokatif / paliatif, yaitu apa yang membuat terjadinya timbulnya
keluhan, hal-hal apa yang memperingan dan memperberat keadaan
atau keluhan klien tersebut yang dikemabangkan dari keluhan utama.
Q : Quality/ Quantity, seberapa berat keluhan terasa, bagaimana rasanya,
berapa sering terjadinya
R : Regional/ Radiasi, lokasi keluhan tersebut dirasakan atau ditemukan,
apakah juga penyebaran ke area lain, daerah atau area penyebarannya.
S : Severity of Scale,
(b) Reaksi tak umum terhadap makanan, obat, binatang, tanaman atau
produk rumah tangga.
(3) Obat-obatan
Nama, dosis, jadwal, durasi dan alasan pemberian
(4) Kebiasaan
(a) Pola perilaku
Menggigit kuku, menghisap ibu jari, pika, ritual, seperti selimut
pengaman
gerakan
tidak
umum
(membenturkan
kepala,
q) Sistem persyarafan
Kaji adanya penurunan sensasi sensori, nyeri penurunan refleks, nyeri
kepala, fungsi syaraf kranial dan fungsi serebral, kejang, tremor.
4) Riwayat nutrisi
dihubungkan dengan agama yang dianut klien dan bagaimana persepsi klien
terhadap penyakitnya, bagaiman aktifitas klien selama menjalani perawatan
di rumah sakit dan siapa yang menjadi pendorong atau pemberi motivasi
untuk kesembuhan.
c) Riwayat seksual
Untuk mendapatkan informasi tentang masalah dan atau aktivitas
orang muda dan adanya data yang berhubungan dengan aktivitas seksual
orang dewasa yang mempengaruhi anak. (Donna L. Wong :14)
d) Data Spiritual
2. Intervensi
Intervensi adalah kegiatan dalam keperawatan yang meliputi : meletakan
persetujuan pada klien, menetapkan asli yang di capai dan memilih intervensi
keperawatan untuk mencapai tujuan (totter & terry)
a. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi kimias peritoneum perifer (toksin)
Tujuan :Rasanyeri teratasi
Kriteria evaluasi :
a) Tampak rileks, mengatakan nyeri dalam tingkat yang dapat ditoleransi,
b) Menunjukan keterampilan kemampuan relaksasi dan aktifitas
reurapetik sesuai indikasi
N
o
1
Inrervensi
rasional
pertahankan
istirahat dengan posisi semi
polwer
3
menghilangkan tegangan
adbomen yang bertambah
dengan posisi terlentang.
Fokus perhatian kembali,
Menghilangkan relaksasi
dan meningkatkan
kemampuan koping
Intervensi
Kaji sejauh mana
ketidakadekuatan nutrisi
klien
Rasional
Menganalisa peyebab tidak
adekuatnya nutrisi.
Perkirakan / hitung
pemasangan kalori timbang
berat badan
Menhidentifikasi
kekurangan / kebutuhan
nutrisi
c.
Intervensi
Monitor tanda- tanda vital
Rasional
Merupakan indikator secara
dini tentang hipovolemia
konsentrasi urine
2
konsentrasi
urine
akan
meningkatkan
Kepekaan/endapan sebagai
salah satu kesan adanya
dehidrasi dan membutuhkan
peningkatan cairan.
Untuk
menimalkan
hilangnya cairan
d.
peyembuhan
luka
dengan
benar,
bebas
Intervensi
Rasional
Pantau tanda tanda vital Deteksi
terhadap bukti infeksi
dini
terhadap
segera
dapat
tanda
Terhadap infeksi
Ganti
balitan
sesuai
program,
2
Gunakan teknik septic dan
untuk Meminimalisir
infeksi.
terjadinya pembengkakan
aseptic
kaji
luka
terjadinya
di pake
Mencegah
terbentuknya
e.
Intervensi
Rasional
o
1
Jelaskan
tujuan
dipahami
semua
3.Implementasi
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan