Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Intensive Care Unit (ICU) adalah tempat atau unit tersendiri di
dalam rumah sakit yang menangani pasien kritis karena penyakit, trauma
atau komplikasi lain yang memfokuskan diri dalam bidang life support
atau organ support yang kerap membutuhkan pemantauan intensif.
Movement disorders atau gangguan gerakan merupakan
sekelompok penyakit sistem saraf pusat dan kondisi neurologis yang
mempengaruhi kecepatan, kelancaran, kualitas, dan kemudahan dalam
pergerakan. (Swierzewski, 2000).
yang
mengancam
nyawa
antara
lain
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kejang
Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan sementara
sebagai akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan
jatuh.
Absence seizure (petit-mal seizure): Kejang ini
biasanya berlangsung singkat (>10 detik) dan
diasosiasikan
dengan
perubahan
yang
tidak
fokal
simplex:
kejang
ini
dapat
psikis
tanpa
mengganggu
kesadaran
(Lowenstein, 2008).
Kejang fokal kompleks; kejang nonconvulsive
yang bermanifestasi perubahan perilaku (Marino,
2014). Manifestasi yang khas adalah pasien yang
sadar tetapi tidak menyadari lingkungan. Pasien
tidak dapat merespon perintah verbal atau visual
selama kejang. (Lowenstein, 2008).
1.1.3. Mioklonus
Mioklonus ditandai dengan jerking movement yang dapat
terjadi secara spontan, atau ketika terdapat rangsang
seperti nyeri atau suara keras. Gerakan-gerakan ini dapat
terlihat di setiap jenis ensefalopati (metabolik, iskemik).
Pada pasien yang tidak terbangun dalam waktu satu jam
setelah
cardiac
arrest,
adanya
mioklonus
yang
epileptikus
status
epilepticus
juga
dikenal
ketika
kejang
umum
konvulsif
tidak
(3-4
menit)
dibandingkan
IV
lorazepam.
lebih
rendah
dari
fenitoin
karena
tidak
otot
ekstraokular
yang
memburuk
dengan
kekuatan
otot
setelah
pemberian
2.1.4. Tatalaksana
Terapi
lini
pertama
adalah
inhibitor
adalah
inflamasi
subakut
yang
10
tepi
yang
menimbulkan
tepi
proses
pada
GBS
yang
telah
menelan
(fagositosis)
aktivasi
marker
dan
pelepasan
substansi
11
Gambar 4:
Patogenesis GBS
dan
kelemahan
tungkai
simetris
yang
sindrom
Guillain-Barr
didasarkan
pada
12
Pengobatan
sebagian
besar
hanya
sebagai
memproduksi
perbaikan
jangka
pendek.
2.3.1. Patogenesis
CIP adalah neuropati sensorik dan motorik aksonal difus
yang ditemukan pada setidaknya 50% dari pasien dengan
sepsis berat dan syok septik. Memiliki Onset bervariasi,
terjadi dari 2 hari sampai beberapa minggu setelah onset
episode septik. CIP dianggap neuropati perifer yang
paling umum pada pasien sakit kritis. CIM adalah miopati
inflamasi difus yang melibatkan kedua tungkai dan otot
trunkal. Kondisi predisposisi termasuk sepsis berat dan
syok septik, dan waktu pemulihan yang lama dari
paralisis neuromuskular akibat induksi obat, terutama bila
dikombinasikan dengan terapi kortikosteroid. CIM juga
telah dilaporkan pada sepertiga pasien dengan status
asmatikus yang diobati dengan kortikosteroid dosis tinggi
(Marino, 2014).
13
atau
arefleksia.
Diagnosis
CIP
dapat
seperti
asetilkolin
dan
menghasilkan
depolarisasi
14
Depolarisasi
Golongan obat yang menimbulkan depolarisasi
Namun
tidak
dimetabolisme
seperti
oleh
ACh
obat
asetilkolin
ini
tidak
esterase,
lama
yang
akan
menghasilkan
pemanjangan
obat
yang
menyebabkan
depolarisasi
Non-depolarisasi
Pelumpuh otot Non-depolarisasi bekerja sebagai
kompetitif
antagonis.
Sebagai
contoh
pada kondisi
15
karena
tidak
timbul
potensial
aksi
pada
terjadi
redistribusi,
metabolisme
ataupun
Cara
melawannya
dengan
menekan
fungsi
untuk
reseptor
dapat
ACh
ditimbulkan
dan
oleh
berkompetisi
dalam
menghilangkan
obat
golongan
efek
menduduki
blok
yang
non-depolarisasi
(Katzung, 2009).
menginduksi
depolarisasi
otot
16
kronis. Akibatnya,
succinylcholine
tidak
3.2.2. Rocuronium
Rocuronium adalah pelumpuh otot non-depolarisasi
(inhibitor kompetitif) yang berikatan dengan reseptor
nikotinik-kolinergik,
depolarisasi,
tetapi
hanya
tidak
menyebabkan
menghalangi
asetilkolin
untuk
intubasi
endotrakeal
ketika
paralisis
neuromuskuler.
Obat
ini
3.2.3. Cisatracurium
Cisatracurium adalah agen non-depolarisasi dengan onset
kerja lama (5-7 menit) dan waktu pemulihan menengah.
Ini adalah isomer dari atrakurium, dan dikembangkan
17
3.2.4. Pemantauan
Metode standar pemantauan paralisis diinduksi obat
adalah memberikan empat rangkaian arus listrik frekuensi
rendah (2 Hz) di nervus ulnaris bagianlengan bawah dan
mengamati adduksi jempol. Ketiadaan total aduksi jempol
merupakan
bukti
blok
berlebihan.
Tujuan
yang
paralisis.
Namun,
tidak
mungkin
untuk
18
berkepanjangan)
(d)
Ulkus
(juga
dari
BAB III
KESIMPULAN
1.
2.
19
3.
terkontrol.
Penatalaksanaan
awalnya
adalah
dengan
4.
benzodiazepin.
Myasthenia gravis adalah penyakit kelemahan otot karena autoimun.
5.
6.
7.
dengna
penyakit
kritis
seperti
sepsis
berat.