You are on page 1of 20

LAPORAN PENDAHULUAN

"ARTRITIS GOUT "

A.

KONSEP MEDIS

1.

Definisi
Arthritis gout adalah penyakit yang terjadi akibat adanya peningkatan kronis
konsentrasi asam urat di dalam plasma (Stepan, 2012).Arthritis gout muncul sebagai
serangan keradangan sendi yang timbul berulang.
Artritis gout adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran khusus,
yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria daripada wanita. Pada
pria sering mengenai usia pertengahan sedangkan pada wanita biasanya mendekati
masa monopouse. (Kapita selekta,Hal:542).

2.

Klasifikasi

a. Penyakit gout primer


Sebanyak 99 % penyebabnya belum diketahui (ideopatik). Diduga berkaitan dengan
kombinasi factor genetik dan factor hormonal yang menyebabkan gangguan
metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa
juga disebabkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
b. Penyakit gout sekunder
Penyakit inidisebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena
nutrisi, yaitu mengkonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah
salah satu senyawa basa yang menyusun asam nukleat dan termasuk dalam asam
amino, unsure pembentukan protein. Penyakit asam urat meningkat juga karena obatoabatan, alcohol, dan obesitas.
3.

Etiologi
Penyebab arthritis gout antara lain :

a. Belum diketahui (ideopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi factor genetik dan
factor hormonal.

b. Nutrisi
Karena mengkonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Secara alamiah, purin
terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan yakni sayur, buah, dan
kacang-kacangan ataupun daging, ikan, sarden dan lainnya.

c. Obat-obatan
d. Alkohol
4.

Patofisiologi

Makan, alkohol, obat- obatan


Kadar protein
penumpukan Kristal
Sekresi ginjal
G3 metabolisme purin
Mengendap di perifer tubuh
( sendi sendi jari tangan dan kaki )
Gout

5.

Manifestasi Klinis

Artritis Gout akut

Artritis Gout Kronik

- Biasanya timbul tiba-tiba,

- Timbul dalam jangka waktu

- tanda-tanda awitan serangan gout


adalah rasa sakit yang hebat dan
peradangan lokal.

beberapa tahun
- ditandai dengan rasa nyeri,
kaku, dan pegal.

- Kulit diatasnya mengkilat dengan

- Akibat adanya kristal-kristal

reaksi sistemik berupa demam,

urat maka terjadi peradangan

menggigil,

kronik.

malaise

dan

sakit

kepala.

- Sendi yang bengkak akibat


gout kronik sering besar dan

Yang paling sering terserang


mula-mula adalah ibu jari kaki
(sendi metatarsofalangeal) tapi
sendi

lainnya

juga

dapat

terserang.
- Serangan ini cenderung sembuh

berbentuk noduler.

spontan dalam waktu 10-14 hari


meskipun tanpa terapi.
( Sumber : Keperawatan medikal bedah hal: 1402 )
6.

Komplikasi
Komplikasi pada Artritis gout antara lain :

a. Deformitas dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi kronis dan tofi yang
menyebabkan degenerasi sendi.
b. Kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik.
7.

Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik


a. Pemeriksaan serum asam urat
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah
(> 8 mg% ). Kadar asam urat normal dalam serum pada pria 8 mg% dan pada wanita
7mg%. pemeriksaan ini mengindikasikan hiperurisemia, akibat peningkatan produksi
asam urat atau gangguan ekskresi. Pemeriksaan kadar asam urat dalam darah
diperlukan untuk mengetahui apakah kadar asam urat dalam darah berlebih
(hiperusemia) dan juga untuk memantau hasil pengobatan.pemeriksaan kadar asam
urat dalam darah biasanya juga diminta pada pasien-pasien yang mendapatkan
kemoterapi tertentu. Penurunan berat badan yang cepat yang mungkin terjadi pada
kemoterapi tersebut dapat meningkatkan jumlah asam urat dalam darah. Nilai normal
pemeriksaan kadar asam urat dalam darah antara 3,0 sampai 7,0 mg/dL. Tapi nilai
normal tiap rumah sakit berbeda. Angka leukosit, menunjukkan peningkatan yang
signifikan mencapai 20.000/mm3 selama serangan akut. Selama periode asimtomatik
angka leukosit masih dalam batas normal yaitu 5000-10.000/mm3.
b. Urine specimen 24 jam
Urine dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan asam
urat. Jumlah normal seseorang mengekskresikan 250-750 mg/24 jam asam urat di
dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin
meningkat. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi
pada pasien dengan peningkatan serum asam urat. Instruksikan pasien untuk
menampung semua urin dengan feses atau tissue toilet selama waktu pengumpulan
biasanya diet purin normal direkomendasikan selama pengumpulan urin meskipun
diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.

c. USG
Pemeriksaan ini penting untuk menilai ginjal pasien-pasien dengan hiperusemia dan
penyakit ginjal. Pemeriksaan ini untuk mengetahui ada tidak batu asam urat.
8.

Penatalaksanaan

a. Penatakasanaan farmaklogi
- Analgesik
Diberikan bila rasa nyeri sangat hebat. Jangan diberikan aspirin karena dalam dosis
rendah akan menghambat ekskresi asam urat dari ginjal dan memperberat
hiperurisemia.
- OAINS
OAINSyang paling sering digunakan adalah indometasin. Dosis awal 25-50 mg
setiap 8 jam, diteruskan sampai gejala menghilang (5-10 hari).
b. Penatakasanaan non farmakologi
- Tirah baring
Merupakan suatu keharusan dan diteruskan selama 24 jam setelah serangan
menghilang. Arthritis gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.
- Diet
Hindari alcohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan sarden, daging kambing,
dan sebagainya), termasuk roti manis. Meningkatkan asupan cairan (banyak minum).
B.
1.

KONSEP KEPERAWATAN
Pengkajian
a. Aktifitas / Istirahat
Gejala :
- Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi,
kekakuan pada pagi hari, biasanya secara bilateral dan simetris.
- Keletihan.
Tanda :
- Keterbatasan rentang gerak : atrofi otot, kulit, kontraktur / kelainan pada sendi
otot
b. Sirkulasi
Gejala :
- Fenomena Reynout jari tangan / kaki (mis: pucat intermitem, sianosis, kemudian
kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal)
c. Integritas dan Ego

Gejala:
- Faktor stres akut / kronis, mis: finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor
hubungan.
- Keputusasaan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan)
- Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi (mis: ketergantungan
pada orang lain)
d. Makanan/Cairan
Gejala :
- Ketidakmampuan untuk menghasilkan / menkonsumsi makanan / cairan adekuat;
mual.
- Anoreksia
- Kesulitan mengunyah
Tanda:
- Penurunan berat badan
- Kekeringan pada membran mukosa

e. Hygiene
Gejala :
- Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi,
- Ketergantungan pada orang lain.
f. Neurosensori
Gejala :
- Kesemutan pada tangan dan kaki, hilannya sensasi pada jari tangan.
- Pembengkakan sendi simetris
Tanda :
- Ansietas
- Tremor
g. Nyeri / Kenyamanan
Gejala :
- Fase akut dan nyeri (mungkin / tidak disertai oleh pembengkakan jaringan lunak
pada sendi)
- Rasa nyeri kronis dan kekuatan (terutama pada pagi hari)
Tanda :
- Bengkak sendi

- Pincang.
h. Keamanan
Gejala :
- Kulit mengkilap, tegang, modul subkutanus, lesi kulit, ulkus kulit.
- Kesulitan dalam menangani tugas / pemeliharaan rumah tangga.
- Demam ringan menetap.
- Kekeringan mata dan membran mukosa.
i. Interaksi Sosial
Gejala :
- Kerusakan interaksi dengan keluarga / orang lain, perubahan peran, isolasi.
Tanda :
- Perubahan interaksi.

2.

Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut
b. Hambatan mobilitas fisik
c. Gangguan citra tubuh
d. Resiko jatuh
e. Defisit pengetahuan

3.

PathwayArtritis Gout
Makanan, alcohol dan
obat-obatan
Kadar protein meningkat

Penumpukan Kristal

Pelepasan Kristal monosodium


urat(cristal sendding)

Penimbunan Kristal asam urat


Sekresi ginjal menurun
Gangguan metabolisme
purin
Mengendap di ferifer tubuh
sendi-sendi, jari tangan dan kaki

Penimbunan pada membran


sinnovial&tulang rawan artrikular
Erosi tulang rawan ploriterasi
synovial &pembentukan panas

Degenerasi tulang
ARTRITIS GOUT
Perubahan status
kesehatan
Kurang
terpajang
informasi

Defisit
pengetahuan

Pelepasan mediator kimia oleh


sel mast (bradikinin, histamine,
prostaglandin)
Medula spinalis ke talamus dan
otak tengah
Neutransmitter seperti substansi P
dilepaskan

rawan sendi
Terbentuk totus,fibrosis,
akilosis pd tulang
Pembentukan tukak pd sendi,tonustonus, kekakuan pd sendi dan
membatasi pergerakan sendi

Hambatan
mobilitas fisik

Ditransmisi kesistem saraf pusat

Persepsi nyeri

Perubahan bentuk tubuh pd


tulang& sendi

Nyeri akut
Ketidakmapuan
untuk bergerak
Resiko jatuh

Gangguan citra
tubuh

4.

Rencana Asuhan Keperawatan

No.

Diagnosis Keperawatan

Nursing Outcome Classification [NOC]

Nursing Intervention Calssification

Dx
1.

[NIC]
1. Diagnosa : Nyeri akut (00132)

NOC :

Manajemen Nyeri

2. Domain : 12 (Kenyamanan)

1. Kontrol nyeri

Definisi

3. Kelas : 1 (Kenyamanan fisik)

2. Level nyeri

tingkat nyeri yang dirasakan pasien.

4. Definisi :Pengalaman sensori dan


emosi

yang

tidak

: mengurangi

nyeri dan menurunkan

NIC :

menyenagkan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi

akibat adanya kerukan jaringan yang selama ..... jam klien mampu untuk :

1. Monitor tanda-tanda vital (TD, N, R, SB)

aktual

2. Observasi

atau

digambarkan

potensial,
dengan

atau 1. Mengontrol nyeri dengan indicator :


istilah

- Mengenali factor penyebab

reaksi

non

verbal

dari

ketidaknyamanan.

sepertiawitan yang tiba-tiba atau

- Mengenali onset (lamanya sakit).

perlahan dengan intensitas ringan

- Menggunakan metode pencegahan.

termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi

sampai berat dengan akhir yang

- Menggunakan metode non analgetik

dan kualitas.

dapat

diantisipasi

atau

dapat

diramalkan durasinya kurang dari 6


bulan.

3. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif

untuk mengurangi nyeri.


- Menggunakan

analgetik

sesuai

4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri.

kebutuhan.
- Mencari bantuan tenaga kesehatan.

Mandiri

- Melaporkan
5. Batasan Karakteristik :

tenaga

tersedia.

- Tingkah laku berhati- hati


mata

- Mengenali
sayu,

gejala-gejala

nyeri.

Melaporkan nyeri sudah terkontrol.


Mengetahui tingkatan nyeri dengan

kacau,menyeringai)

indicator :

- Fokus

menyempit(

- Melaporkan

penurunan

6. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk


mengetahui pengalaman nyeri pasien.

tampak capek, sulit atau gerakan 2.

- Terfokus pada diri sendiri

5. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan


menemukan dukungan.

- Menggunakan sumber-sumber yang

- Posisi untuk menahan nyeri

tidur(

pada

Kesehatan.

- Laporan secaraverbal

- Gangguan

gejala

adanya

nyeri

bagian tubuh yang terpengaruh

7. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi


nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
kebisingan

luas Health Education :


8. Ajarkan tentang tehnik non farmakologi: nafas

presepsi waktu,kerusakan proses

- Frekuensi nyeri.

dalam,relaksasi,

berfikir,

- Panjangnya episode nyeri

hangat/dingin.

penurunan

interaksi

dengan orang dan lingkungan)


- Perubahan
tonus

otot

- Ekspresi nyeri pada wajah

distraksi,

kompres

9. Kurangi faktor presipitasi nyeri

autonomik

dalam

10. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri.

(mungkin

dalam

11. Tingkatkan istirahat.

rentang dari lemah kekaku)


- Tingkah laku ekspresif (contoh:
gelisah,merintih,

menangis,

waspada, iritabel,nafas panjang

Kolaborasi
12. Pilih

dan

lakukan

penanganan

nyeri

(farmakologi, non farmakologi dan inter

atau berkeluh kesah)

personal).
13. Kolaborasikan dengan dokter jika keluhan

6. Faktor-faktor yang berhubungan :

dan indakan nyeri tidak berhasil.

- Agen-agen penyebab cedera fisik


Analgetic Administration
Definisi : penggunaan agen farmakologi untuk
menghentikan atau mengurangi nyeri.
NIC :
1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum pemberian obat cek
instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan
frekuensi.
2. Pilih analgetik yang diperlukan atau kombinasi
dari analgetik ketika pemberian lebih dari satu.
3. Tentukan pilihan analgetik tergantung tipe dan
beratnya nyeri.
4. Tentukan analgetik pilihan, rute pemberian dan
dosis optimal.
5. Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala

(efek samping).

2.

1. Diagnosa : Hambatan mobilitas


fisik (00085)

1.

Mobility level

Terapi Aktivitas: Ambulasi

2.

Ambulasi

Definisi : membantu pasien memulai aktivitas

2. Domain : 4 (Aktifitas/Istrahat)

fisik untuk memperkuat fungsi tubuh selama

3. Kelas : 2 (Aktifitas/Latihan)

perawatan dan melindungi dari sakit atau cedera

4. Definisi

Keterbatasan

dalam,

pergerakan fisik mandiri dan terarah


pada tubuh atau satu ektremitas atau
lebih.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan


selama ..... jam klien mampu untuk :

NIC :

1. Mengetahui tingkatan/level mobilitas Observasi :


dengan indicator :

1. Monitoring vital sign.

gerakan(penurunan

- Melangkah

2. Monitor kekuatan otot dan ROM pasien

berjalan,kecepatan,

- Berjalan lambat

3. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi

- Berjalan dengan kecepatan sedang

4. Nilai keyakinan pasien terhadap setiap usaha

5. Batasan Karakteristik
- Perubahan
untuk
kesulitan,

memulai

langkah

pendek)
- Keterbatasan motorik kasar dan
halus

- Berjalan dengan kecepatan lebih

perawatan.

cepat
- Berjalan naik tangga

Mandiri :

- Keterbatasan ROM
- Gerakan disertai nafas

- Berjalan menuruni tangga


pendek

atau tremor

- Berjalan dengan

- Ketidak stabilan posisi selama


melakukan ADL

terkoordinasi

jarak yang dekat

(keliling kamar)

6. Faktor yang berhubungan

6. Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat


berjalan dan cegah terhadap cedera.

keluar kamar)
- Berjalan dengan

rentang

ADL secara mandiri sesuai kemampuan

- Berjalan dengan jarak yang sedang (

- Gerakan sangat lambat dan tidak

- Penurunan

- Berjalan mendaki

5. Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan

7. Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan


bantu pemenuhan kabutuhan ADL

jarak yang lebih 8. Berikan alat bantu bila pasien memerlukan

jauh.
gerak,

kelemahan otot pada rentang 2. Melakukan ambulasi berjalan dengan


gerakan.

indicator :

Health Education :

- Keseimbangan tubuh

9. Diskusikan

- Posisi tubuh
- Gerakan otot
- Gerakan sendi

cara-cara

melatih

pergerakan

pasien.
10. Demostrasikan cara melakukan latihan ROM
aktif pada pasien dan keluarga.
11. Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain
tentang teknik ambulasi.
12. Motivasi pasien untuk mencoba melakukan
latihan.

13. Beri pujian atas keberhasilan yang telah


dicapai.

Kolaborasi :
14. Konsultasikan dengan fisioterapis tentang
rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan

3.

1.

Diagnosa : Gangguan citra tubuh

1. Citra Tubuh

Body Image Enhancement

(00118)

2. Penghargaan Diri

Observasi :

2.

Domain : 6 (Persepsi Diri)

3.

Kelas : 3 (Citra Tubuh)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan

4.

Definisi :

....x .. jam diharapkan pasien mampu:

Konfusi pada gambaran mental

1. Menunjukkan

fisik diri seseorang


5. Batasan Karakteristik
- Depersonalisasi bagian tubuh

1. Memonitor

citra

tubuh

seberpa

sering

pasien

memperhatikan perubahan struktur tubuh

yang Mandiri :

dibuktikan dengan indicator:


- Ketidaksesuaian antara tubuh nyata,
tubuh ideal dan tubuh yang sekarang.

2. Memberikan petunjuk kepada pasien guna


mengantisipasi perubahan yang dapat terjadi
sehubungan dengan citra tubuh

- Perasaan negatif tentang tubuh

- Kepuasan dengan tubuh yang ada.

- Secara verbal menyertakan

- Pengaturan

perubahan gaya hidup


- Perubahan aktual struktur dan
fungsi tubuh
- Bagian tubuh tidak berfungsi
6. Faktor yang berhubungan

tubuh

yang

berubah

karena injury.

3. Bantu pasien untuk menentukan peruabahan


actual tubuh atau level fungsi tubuh.
4. Bantu pasien untuk berdiskusi mengenai

2. Memperlihatkan penghargaan diri, yang

penyebab perubahan selama penyakit.

dibuktikan dengan indicator:


- Mengutarakan secara verbal, tentang
penerimaan diri.
- Pemeliharaan,
kebersihan.

perawatan

dan
Self Esteem Enhancement
Observasi :

1. Monitor pernyataan pasien tentang nilai diri


2. Memonitor freuens verbal mengenai diri yang
negative.

Mandiri :

3. Bantu pasien untuk lebiih percaya drir dengan


panndangan yang diterima.

4. Mendorong

pasien

peruubahan yang terjadi.

untuk

menerima

5. Penghargaan atau pujian jika tercapianya


tujuan yang telah disepakati.

6. Membuat pernyataan yang positif tetang


pasien.

Health Education :

7. Menginstruksikan pasien atapun keluarga


untuk meberikan atau menunjukkan kosnep
diri yang ppositif.

4.

1. Diagnosa : Resiko jatuh (00155)

1. Perilaku Pencegahan jatuh

2. Domain : 11

NIC :

(Keamanan/Perlindungan)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi

3. Kelas : 2 ( Cedera Fisik)


4. Definisi

Pencegahan Jatuh :

....x .. jam diharapkan pasien mampu:


:

1. Monitor tanda-tanda vital.

1. Melakukan perilaku pencegahan jatuh 2. Monitor tanda-tanda jatuh pada pasien.

Peningkatankerentananuntukjatuh

dengan indicator :

3. Kaji factor resiko pasien terjadinya jatuh.

yang dapatmenyebabkanbahayafisik

- Pasien terbebas dari jatuh

4. Kaji pengetahuan pasien dan keluarga terhadap

5. Faktor resiko
- Umur 65 tahun atau lebih

- Meminimalkan terjadinya jatuh.


- Kontrol kelelahan

perubahan fisik pada lanjut usia dan akibatnya.


5. Monitor sumber-sumber dalam keluarga yang

- Riwayat jatuh

ada dan dapat digunakan, peralatan, biaya dan t

- Fisiologis : arthritis gout

tenaga.

- Penurunan kekuatan secara


ekstrim

6. Gali

pengetahuan

pasien

dan

keluarga

mengenai upaya pencegahan.

- Kesulitan berjalan
- Lemahnya mobilitas fisik

Mandiri

- Kesulitan visual (pandangan

7. Modifikasi

kabur)

lingkungan,

dan

ciptakan

lingkungan yang aman bagi pasien.


8. Bantu pasien dalam berjalan atau mobilisasi.
9. Berikan alat bantu jika diperlukan.

Health Education :
10. Diskusikan cara-cara pencegahan jatuh pada
pasien
11. Beri motivasi pada pasien dan keluarga untuk
mempraktekan cara pencegahan
12. Beri pujian atas usaha yang dilakukan.

5.

1.

Diagnosa : Defisit pengetahuan

1. Pengetahuan tentang proses penyakit

(00126)

Teaching: Pengetahuan Proses Penyakit


Definisi : membantu pasien memahami informasi

2.

Domain : 5 (Persepsi Kognisi)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan

yang berhubungan dengan penyakit yang spesifik.

3.

Kelas : 4 (Kognisi)

selama... x...jam, pasien menunjukan :

NIC :

4.

Definisi : Tidak ada atau kurang

1. Pengetahuan tentang proses penyakit Observasi :

5.

informasi kongnitif tentang topik

dengan indicator :

1. Kaji tingakat pengetahuan pasie dan keluarga

tertentu

- Pasien dan keluarga menyatakan

2. Identivikasi

Batasan Karakteristik

pemahaman

- Menyatakan secara verbal adanya


masalah
- Ketidak

6.

kondisi,

tentang

prognosis

dan

penyakit,

mengikuti

- Pasien

dan

Mandiri :
keluarga

intruksi, perlaku tidak sesuai

melaksanakan

Faktor yang berhubungan

dijelaskan secara benar.

- Ketidak tahuan tentang penyakit

cara ynag tepat

program

pengobatan.
akuratan

kemungkinan penyebab dengan

prosedur

mampu
yang

- Pasien keluarga mampu menjelaskan

3. Sediakan

informasi

pada

pasien

tentang

kondisi , dengan cara yang tepat


4. Sediakan bagi keluarga informasi tentang
kemajuan pasien dengan cara yang tepat.

dan pengobatan

kembali apa yang dijelaskan perawat


atau tim kesehatan lainnya.

5. Dukung pasien untuk mengeksplorisai atau


mendapatkan sekon opinion dengan cara yang
trepat atau diindikasikan.

Health Education :
6. Dukung pasien untuk mengeksplorasi pendapat
dengan cara yang.
7. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala
untuk melaporkan pada pemberi perawatan
kesehatan.
8. Ajarkan

patofisiologi

bagaimana

hal

ini

dari

penyakit

berhubungan

dan

dengan

anatomi dan fisiologi dengan cara yang tepat


9. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang
tepat.

10. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan.

Kolaborasi :
11. Buat

informasi

tentang

sumber-sumber

komunitas yang dapat menolong pasien


dalam mempertahankan program terapi.
12. Rencanakan
bersama

penyesuaian

pasien

dan

dalam

terapi

dokter

untuk

memfasilitasi kemampuan pasien mengikuti


program terapi

DAFTAR PUSTAKA
Ahern, Wilkinson. 2002. Buku saku diagnosa keperawatan. Edisi 9.Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta : EGC.
Herdman, T.H. 2002. Diagnosis Keperawatan.Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta:
EGC.
International NANDA. (2012).Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta : EGC.
Nugroho Taufan, dkk, 2010. Kamus Pintar Kesehatan. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Edisi 8. Volume 3. Jakarta : EGC.
Price, Sylvia Anderson.2007. Patologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta : EGC.

You might also like