You are on page 1of 10

LAPORAN PENDAHULUAN TUMBUH KEMBANG ANAK PRA

SEKOLAH
1. Definisi
Anak adalah individu yang mengalami tumbuh kembang, mempunyai kebutuhan
biologis, psikologis, dan spiritual yang harus dipenuhi. Anak memiliki suatu ciri
yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang secara teratur, saling berkaitan,
dan berkesinambungan dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Karakteristik
tumbuh kembang identic terhadap usia anak. Pada usia pra sekolah, pertumbuhan
berlangsung dengan stabil, terjadi perkembangan dengan aktivitas jasmani yang
bertambah dan meningkatnya keterampilan dan proses berpikir
Anak Pra Sekolah Merupakan Fase Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Usia
3-6 Tahun Yang Ditandai Dengan Pertumbuhan Fisik Yang Stabil Dan
Perkembangan Psikis Yang Pesat Karena Dorongan Rasa Keingintahuan.
2. Perkembangan Fisik
Laju pertumbuhan lambat, perubahan susunan gigi dan perkembangan indera
penglihatan, perubahan pertumbuhan tulang, khususnya kaki.
a. Laju Pertumbuhan
Periode prasekolah merupakan salah satu pertumbuhan yang lambat. Laju berat
anak mencapai 1,4 2,3 kg tiap tahun. Laju tinggi anak sekitar 6,3 cm tiap tahun.
Karena laju peningkatan yang proporsional inilah anak berusia 5 tahun terlihat
lebih kurus. Selanjutnya kemampuan motorik berkembang dengan cepat.
b. Laju Pertumbuhan Gigi
Pada usia 6 tahun, Susunan tulang tengkorak anak-anak sudah mencapai 90% dari
susunan ukuran dewasa. Pertumbuhan gigi non-permanen telah muncul secara
komplet pada awal masa prasekolah. Menjelang akhir fase prasekolah gigi non
permanen mulai digantikan dengan gigi permanen.
c. Perkembangan Indera Penglihatan

Meskipun Indera perasa dan pembau anak-anak prasekolah tajam. Perkembangan


indra penglihatan masih belum matang pada usia 3 tahun. Koordinasi mata dan
tangan baik,namun perkiraan jarak masih kurang sempurna, hal ini memicu risiko
benturan dan jatuh.

Selama periode pra sekolah, Indera penglihatan anak seharusnya di cek secara
teratur pada suatu Layar (snellen chart) untuk menyelidiki adanya ambylopia.
Pada usia 6 tahun anak-anak dapat mencapai visus 20/20. Namun kematangan
kedalaman presepsi tercapai pada umur 8-10 tahun.
d. Pertumbuhan Tulang
Diantara 3-6 usia kelahirannya..Pertumbuhan tulang terbaik terjadi pada kaki. Hal
ini menyebabkan perubahan cara berjalan. Serta peningkatan kontrol telapak
tangan dan kaki.
3. Perkembangan Psikososial
Pada periode prasekolah anak-anak mengalami peningkatan proses berpikir dan
ketrampilan. Teori perkembangan kognitif menurut Piaget pada anak.
a. Teori kognitif piaget, Pra-operasional (2-7 tahun)
Anak mulai menjelaskan dunia dengan kata-kata dan gambar, yang mencerminkan
peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi sensoris dan
tindakan fisik.
Perkembangan kognitif anak pada fase ini adalah proses berfikir menjadi
internalisasi yaitu tidak sistematis dan mengandalkan intuisi. Pengunaan simbol
meningkat, pengertian berdasarkan penampilan dan kejadian yang dilihatnya.
Dunianya egosentris: Mengidentifikasi benda berdasarkan warna, bentuk, dan
jumlah.
1) Perkembangan Bahasa
Antara usia 3-5 tahun mengalami perkembangan bahasa yang cepat secara
umum, ditandai dengan kebanyakan anak usia 3 tahun dapat menyusun kalimat
sederhana, namun cara bicara masih memiliki banyak keraguan dan pengulangan,
dengan tujuan mencari kata-kata yang benar. Kegagapan dapat berkembang dalam
periode ini tapi biasanya hilang dalam 3-6 bulan. Pada akhir usia 5 tahun
vocabulary meningkat lebih dari 1500 kata sejak usia 2 tahun.
Menurut Piaget kognitif anak masih mengarah ke egosentris, sehingga
anak anak usia 3 tahun sering menggunakan non-communicative language.
Mereka sering bicara dengan diri sendiri, mainannya, hewan peliharaannya tanpa
tujuan yang jelas, dan hanya untuk kesenangan. Anak usia 4 tahun menggunakan

bahasa komunikatif, menggunakan kata-kata untuk menyalurkan informasi yang


mereka perlukan dan rasakan. Anak usia 4-5 tahun menggunakan kata-kata nakal
atau kadang tidak sopan. Para perawat harus membimbing para orang tua untuk
memantau pergaulan anak.
Berikut ini adalah penyebab keterlambatan/kesulitan perkembangan bahasa:
a.
b.
c.
d.

Gangguan pendengaran/masalah fisik


Kurangnya stimulus
Overprotection
Kurangnya minat/penolakan terhadap orang tua
Adapun metode yang merangsang perkembangan bahasa:

a. Membaca
b. Bicara dengan anak tentang gambar-gambar di buku cerita
c. Menunjukan pujian,penerimaan,kata-kata motivasi
2) Perkembangan Imajinasi
Anak-anak pra sekolah telah belajar untuk berfikir tentang sesuatu tanpa melihat
suatu

benda

secara

konkret,

untuk

digambarkan/diimajinasikan.

Dalam

perkembangan normal disebut magical thingking. Hal ini membuat mereka sulit
untuk memisahkan fantasi dari realitas.
Anak masa pra sekolah percaya bahwa perkataan/pikirannya dapat membuat
benda nyata dan kepercayaan ini memiliki dampak yang positif atau negatif. Para
perawat harus mengarahkan orang tua untuk memberikan kata-kata yang
menenangkan kepada anak-anak bahwa hal ini tidak benar.
Imajinasi membuat anak prasekolah menjadi karakter untuk dongeng, permainan
sederhana, dan acara televise. Namun dengan batasan bahwa acara yang
disampaikan tidak mengandung unsur kesedihan, maupun menakutkan.
Selama periode Pra sekolah, anak sering mengimajinasikan bahwa teman
khayalannya itu nyata bagi mereka. Peran perawat dalam hal ini adalah
menjelaskan kepada orang tua bahwa hal ini merupakan tingkah laku yang
normal.
Dalam keadaan gelap dan sepi anak-anak sering berimajinasi sehingga kesulitan
tidur adalah biasa.

3) Teori Psikososial Menurut Erikson: Prasekolah: Inisiatif vs Rasa

Bersalah.
Anak prasekolah menghadapi lebih banyak tantangan saat memasuki dunia yang
lebih luas. Perilaku yang aktif dan memiliki tujuan diperlukan untuk menghadapi
tantangan ini. Anak diminta untuk memikirkan tanggung jawab terhadap tubuh,
perilaku, mainan, dan hewan peliharaan mereka. Meskipun demikian, Rasa
bersalah yang tidak nyaman dapat muncul, jika anak tidak bertanggung jawab dan
dibuat merasa sangat cemas, Erickson memiliki pandangan positif pada tahap ini.
Ia percaya bahwa Sebagian besar rasa bersalah dengan cepat digantikan rasa
ingin berprestasi
4. Perkembangan Seksual
Freud:

Periode

oedipal/fhalic

(genital).

Selama

tahap

phalic,

kesenangan terfokus pada alat kelamin saat anak laki-laki dan perempuan
menyadari bahwa memanipulasi diri itu menyenangkan. Menurut Freud Oedipus
complex adalah perkembangan anak mengenai keinginan yang kuat untuk
menggantikan orang tua yang berjenis kelamin sama dan menikmati kasih sayang
orang tua yang berjenis kelamin berbeda.
Ada kesadaran peran seks dan organ seksual. Secara umum berkembang
dengan emosi yang kuat, untuk menyukai orang tua yang berlawanan jenis. Anakanak ingin tahu tentang genetalianya. Hal ini membuat orang tua tidak nyaman
dan membuat respon ke anak bahwa seks itu kotor dan tidak sopan.
Peran perawat harus memberi pengertian kepada orang tua bahwa
keingintahuan anak tentang seks itu normal dan wajar, serta merupakan bagian
alamiah terhadap diri sendiri dan seisi dunia. Informasi dari orang tua dapat
membantu anak mengembangkan sikap positif secara seksual sebagai mahkluk
seksual.
5. Perkembangan Sosial
a. Aktivitas jasmani semakin meningkat.
Bermain, merupakan salah satu aktivitas pembelajaran, dalam bermain
pada usia 3 tahun adalah permainan imitative (peniruan). Misalnya anak usia

sekolah biasanya berpura-pura menjadi ibu, berpura-pura menjadi guru, dsb.


Macam-macam permainan lagi juga tidak kalah penting seperti: Drama, Team
work, pergaulan juga sangat bermanfaat bagi perkembangan sosial anak
prasekolah. Permainan yang dianjurkan adalah yang bergenre team work, untuk
meningkatkan interaksi sosial terhadap orang lain, batasi menonton tv, karena
akan menghambat kemampuan bersosialisasi. Menggambar adalah sarana untuk
belajar mengekspresikan diri sendiri
Dalam masa ini anak prasekolah memiliki kebiasaan unik antara lain:
Unoccupied behavior

a.

Misalnya: melamun, mengigit jari/ memainkan pakaiannya tanpa


tujuan yang jelas.
b.

Agression (serangan)
Anak harus dipahamkan bahwa menyerang,memukul,menendang,
untuk melampiaskan kekesalannya, merupakan tindakan yang tidak
dapat diterima oleh orang lain.

c.

Disiplin
Kedisiplinan harus selalu diajarkan, agar anak prasekolah tetap dalam
kendali orangtua.

NUTRISI
Periode prasekolah merupakan fase pertumbuhan stabil sehingga anak
harus mengonsumsi makanan yang berkualitas =,dan bergisi tinggi, daripada
berjumlah yang banyak, untuk menghindari obesitas.
Namun protein diperlukan untuk melanjutkan pertumbuhan otot dan
sebagai nutrisi untuk menopang kepadatan aktivitas si anak.
Dalam periode ini nafsu makan anak cenderung berubah-ubah. Untuk
orang tua harus mimiliki siasat untuk menyiasati agar makanan lebih menarik.
Porsi makanan lebih kecil dari porsi dewasa, sehingga anak prasekolah perlu
diberi suplement serta snack yang bernutriisi. 2 3gelas susu/ hari. Perkembangan
anak prasekolah memperlihatkan kemandirian untuk makan sendiri.

Usia 3th: anak mencicipi makanan sambil menirukan mimic orang dewasa,
misalkan makan dengan jari, minum masih berceceran.
Usia 4th: lebih terlatih, dengan alat makan
Usia 5th: anak makan dengan alat makan dengan baik, dan dapat memotong
makanannya sendiri, dapat diberi latihan table manners.
PROMOSI DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
Cek Kesehatan Rutin
Imunisasi

DPT(Diphteri-Tetanus-Pertusis), Polio,

MMR (Measles-Mumps-

Rubella) antara usia 4-6 tahun.


Rekomendasi: Urinalisis, hematokrit. Lead level, Tuberculin skin test, (DDST)
Denver Developmental Screening test, Periksa kesehatan gigi.
Pengajaran Keluarga

Mengajari Mandi
Anak usia prasekolah lebih baik dimandikan dengan air hangat (49C).
Harus dapat membersihkan bagian tubuh dirinya sendiri, misalnya: mata, telinga,
leher, wajah dengan pantauan ekstra dari orang tua. Dampingi anak dengan
mainan pada saat mandi, dan biasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan, setelah dari kamar mandi.

Mengajari Merawat Gigi


Anak-anak prasekolah diajari menggosok gigi, setelah itu para orang tua
mengecek kebersihan gigi dan gusi. Anak prasekolah haruslah makan makanan
yang sehat, misalnya: buah, sayur, keju, susu.
Pemilihan takaian, toilet training, pencegahan kecelakaan, pencegahan
infeksi, juga perlu diberikan pelatihan yang khusus. Mengenai kebutuhan tidur
sering terbangun dari tidur merupakan hal yang biasa, karena mimpi buruk sering
terjadi.

ANAK PRASEKOLAH DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

Anak prasekolah yang dirawat di Rumah Sakit memiliki pengalaman


ketakutan, mengerikan. Seharusnya anak perlu dijelaskan mengenai prosedur dan
kenalkan anak dengan alat medis. Serta sediakan area bermain & maina yang bisa
digunakan di bed.
Suherman (2000) menjelaskan secara ringkas tugas-tugas perkembangan
anak usia 4 - 5 tahun sebagai berikut:
1) Berdiri dengan satu kaki (gerakan kasar)
2) Dapat mengancingkan baju (gerakan halus)
3) Dapat bercerita sederhana(bahasa bicara dan kecerdasan)
4) Dapat mencuci tangan sendiri (bergaul dan mandiri)

PROSES KEPERAWATAN PADA ANAK PRA SEKOLAH


DENGAN GANGGUAN KOGNITIF
ASSESSMENT
Interview dan lakukan pemeriksaan fisik dengan mendetail.
Kumpulkan informasi tentang perilaku anak, keseharian anak dan
batasan perilaku personal.
DIAGNOSA

Kurangnya Perawatan Diri: Mandi/Kebersihan, Pemilihan Pakaian, Pemenuhan


Kebutuhan Nutrisi, Dan Toileting berhubungan dengan gangguan kognitif /
neuromuskular / keduanya.

Gangguan Komunikasi Verbal berhubungan dengan gangguan kemampuan


penerimaan / pengekspresian.

Keterlambatan

Pertumbuhan

dan

Perkembangan

berhubungan

dengan

ketidakmampuan fisik dan mental.

Risiko Injury berhubungan dengan gangguan fisik/neurologis/keduanya


Koping Keluarga Terkompromi berhubungan dengan stress emosional /
kesedihan

Risiko Isolasi Sosial (Keluarga/anak) berhubungan dengan rasa ketakutan dan


rasa malu terhadap tingkah laku dan penampilan anak.

IDENTIFIKASI

KRITERIA

HASIL

DAN

PERENCANAAN
Tujuan Utama:
Peningkatan perawatan diri (sesuai kemampuan anak)
Mendorong komunikasi antara anak dengan perawat
Peningkatan pertumbuhan dan perkembangan untuk mencapai level
tertinggi dari fungsi fisik maupun psikis. (sesuai kemampuananak).

Pencegahan Injury
Tujuan untuk keluarga: Peningkatan koping keluarga dan pencegahan
isolasi sosial.

IMPLEMENTASI

Peningkatan perawatan diri

Mendorong kemampuan komunikasi

Peningkatan pertumbuhan dan perkembangan


Kekurangan perawatan diri
Pencegahan Injury
Peningkatan koping keluarga
Pencegahan isolasi sosial
EVALUASI TUJUAN DAN KRITERIA HASIL (OUTCOME)

Tujuan: Aak akan mengembangkan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan


diri sendiri melalui kemampuanya sendiri.
Kriteria hasil: Anak melakukan kebiasaan dasar hyegine, seperti
berpakaian, makan, kemampuan toileting dengan kemampuannya melalui
dukungan dan pengawasan.

Tujuan: Kemampuan komunikasi anak meningkat


Kriteria hasil: Anak dapat berkomunikasi secara dasar untuk memenuhi
kebutuhannya kepada keluarga/orang lain.

Tujuan: Anak dapat mencapai peristiwa penting pada fase pertumbuhan dan
perkembangan menurut usia: Keluarga dapat mengerti secara verbal pada
perkembangan anak
Kriteria hasil: Anak mencapai level tertinggi dari fungsi perkembangan
mental sesuai usianya. Keluarga mengidentifikasi level perkembangan dan tujuan
setting realistik

Tujuan: Anak aman dari injury melalui asuhan perawat dan akan belajar dengan
aturan dasar
Kriteria hasil: Anak terhindar dari injury dan bekerja sama dengan aturan
dasarsesuai kemampuannya

Tujuan: Koping keluarga yang efektif sesuai diagnosis

Kriteria hasil: Keluarga memiliki perasaan secara verbal, berkabung


menyadari karena kehilangan anak yang sempurna dan menyediakan perawatan
yang cocok untuk membantu anak mencapai fungsi optimum

Tujuan: Keluarga dapat berinteraksi dengan kelompok sosial dan jaringan


pendukung.
Kriteria hasil: Keluarga bebas mengekspresikan perasaan dan perhatian
kepada anak. Membuat hubungan pendukung sistem, dan memantapkan hubungan
antara keluarga dengan anak-anak hgangguan kognitif lainnya.
DAFTAR RUJUKAN
Nancy T. Hatfield. 2008. Pediatric Nurse 7th Edition. China: Walters
Kluwer.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2002. Tumbuh Kembang Anak & Remaja.
Jakarta:
Sagung Selo.
Hugh Jolly, Dr. 1989. 5 Tahun yang Pertama. Jakarta: Mitra Utama
John W. Santrock. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Child Care Handbook. Parents Guide. 2002. Ceridian Corporation.

You might also like