Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
KELOMPOK 1
1010532038
Rahman Iqbal
1110531012
Rivo Afrinanda
1110533003
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
manusia berjalan di atas 2 kaki? Dan mengapa, mengubah kebijakan akuntansi untuk
amortisasi goodwill bisa mempengaruhi modal beberapa perusahaan dalam mengambil
keputusan pengeluaran? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita cenderung
melihat teori gravitasi, evolusi dan akuntansi masing-masing. Teori-teori ini umumnya ada
untuk menjunjung tinggi kekuatan penjelasan dan prediksi kita, tapi apa mereka yang
memberikan otoritas? Jadi, apa itu teori? Selain itu, apa relevansi teori akuntansi?
Istilah teori digunakan dalam cara yang berbeda-beda, namun dapat diambil
beberapa arti. Salah satu definisinya adalah bahwa teori adalah sistem deduktif laporan
penurunan umum. Ada juga yang berpendapat bahwa teori adalah seperangkat ide-ide yang
digunakan untuk menjelaskan pengamatan dunia nyata. Dalam teks klasik teori akuntansi,
Hendriksen menjelaskan definisi teori dan teori akuntansi yang sesuai dengan
pembahasan. Hal tersebut didefinisikan dalam poin 1 dan 2 dibawah ini:
a. Dengan seperangkat prinsip hipotetis, konseptual dan pragmatis membentuk kerangka
umum referensi untuk bidang penyelidikan.
b. Penalaran logis dalam bentuk seperangkat prinsip luas yang (a) memberikan kerangka
umum referensi dimana praktik akuntansi dapat dievaluasi dan (b) mengarahkan
pengembangan praktek dan prosedur baru.
Teori dapat hanya digambarkan sebagai penalaran logis yang mendasari pernyataan
keyakinan. Diterima atau tidaknya teori ini tergantung pada:
tujuan utamanya adalah untuk menjelaskan praktik akuntansi saat ini dan untuk menyediakan
dasar untuk pengembangan dalam praktek tersebut.
Teori Akuntansi pada dasarnya merupakan suatu konsep modern jika dibandingkan
dengan teori-teori yang berasal dari matematika atau fisika. Chambers berpandangan bahwa
akuntansi telah berkembang dalam mode khusus untuk suatu maksud sistematis dari teori
yang terstruktur:
Akuntansi sering digambarkan sebagai tubuh praktik yang telah dikembangkan
dalam menanggapi kebutuhan praktis dari pada dengan pemikiran yang disengaja dan
pemikiran yang sistematis.
Banyak resolusi akuntansi yang telah dikembangkan untuk menyelesaikan masalah
khusus untuk suatu maksud saat masalah tersebut muncul. Oleh karena itu, teori yang
mendasari resolusi mereka juga telah dikembangkan dan bersifat secara khusus untuk suatu
maksud. Hal ini menyebabkan ketidakkonsistenan dalam praktek. Contoh ketidakkonsistenan
tersebut meliputi praktek saat mengambil devaluasi aset yang belum direalisasi ke laba rugi,
mengambil kenaikan yang belum direalisasi untuk cadangan, dan pengukuran beberapa aset
pada nilai pasar sekarang sementara yang lain diukur pada biaya. Selama bertahun-tahun,
pembuatan standar akuntansi telah diusahakan untuk mengatasi masalah ketidakkonsistenan
dengan mengembangkan kerangka (teoritis) konseptual yang akan mengarah pada perbaikan
yang lebih konsisten seperti barang.
Pre-theory
Sebelum formalisasi sistem double-entry di tahun 1400-an, sangat sedikit ditulis
tentang teori yang mendasari praktik akuntansi. Selama periode perkembangan dari sistem
double-entry, penekanan utama adalah pada prakteknya. Tidak sampai tahun 1494, seorang
biarawan Fransiskan, Fra Pacioli, menulis buku pertama untuk mendokumentasikan sistem
akuntansi double-entry seperti yang kita kenal. Judul karyanya adalah Summa de Arithmetica
Geometria Proportioni et Proportionalita (Ulasan aritmatika, geometri, dan Proporsi). Untuk
300 tahun setelah 1.494, risalah Pacioli yaitu perkembangan akuntansi terkonsentrasi
memperbaiki prakteknya. Hal ini disebut sebagai periode pra-teori. Goldberg menegaskan:
Tidak ada teori akuntansi yang telah dibuat dari waktu Pacioli pada
awal abad kesembilan belas.Saran teori munculdi sana-sini, tetapi tidak sejauh yang
diperlukan untuk menempatkan akuntansi secara sistematis
Sampai tahun 1930-an, perkembangan teori akuntansi yang agak khusus untuk suatu
maksud, berkembang karena mereka harus membenarkan praktek-praktek tertentu. Namun,
perkembangan di tahun 1800-an menyebabkan formalisasi praktek yang ada dalam buku
pelajaran dan metode pengajaran. Ekspansi yang cepat dalam teknologi, disertai dengan
Selama periode normatif, gagasan kerangka kerja konseptual adalah teori terstruktur
dalam akuntansi. Kerangka tersebut dimaksudkan untuk mencakup semua komponen
pelaporan keuangan dan dimaksudkan untuk memandu praktik yang ada. Sebagai contoh,
pada tahun 1965 Goldberg ditugaskan oleh AAA untuk menyelidiki sifat akuntansi. Hasilnya
adalah penerbitan An Inquiry into the Nature of Accounting yang bertujuan untuk
mengembangkan kerangka teori akuntansi dengan menyediakan diskusi tentang sifat dan
makna akuntansi. Satu tahun kemudian, AAA merilis A Statement of Basis Accounting
Theory, dengan tujuan untuk memberikan pernyataan terpadu tentang teori akuntansi dasar
yang akan berfungsi sebagai panduan untuk pendidik, praktisi dan orang lain yang tertarik
dalam akuntansi.
Periode normatif mulai masuk pada awal tahun 1970, dan kini telah digantikan oleh
periode teori ilmiah tertentu, atau era positif (1970-). Dua faktor utama yang mendorong
runtuhnya periode normatif adalah:
dilakukan, hal itu didasarkan pada opini subjektif dari akun apa yang harus dilaporkan, dan
cara terbaik untuk melakukannya. Pendapat mengenai tujuan yang tepat dan metode
akuntansi bervariasi antar individu. Sebagian besar ketidakpuasan dengan pendekatan
normatif adalah bahwa hal itu tidak memberikan sarana untuk menyelesaikan perbedaanperbedaan pendapat. Henderson, Peirson dan Brown menjabarkan dua kritik utama dari teori
normatif pada awal tahun 1970 yaitu:
empiris. Selanjutnya, asumsi yang mendasari beberapa teori normatif belum teruji, dan itu
tidak menjelaskan apakah teori memiliki fondasi yang kuat atau tidak. Fakta bahwa teori
normatif didasarkan pada nilai penilaian ketidakpuasan meningkat dengan pendekatan
normatif karena jelas bahwa sulit, bahkan mustahil, untuk mendapatkan penerimaan umum
dari setiap teori akuntansi normatif tertentu.
Positive Accounting
Teori ini muncul akibat dari tidak puasnya para pengguna teori akuntansi terhadap
Teori Akuntansi Normatif. Tujuan dari Teori Akuntansi Positif adalah untuk menjelaskan atau
memprediksi praktik akuntansi.
a. Hipotesis Rencana Bonus
Hipotesis Rencana Bonus adalah dimana manajer berusaha memaksimalkan
kekayaan, dan lebih suka memiliki kekayaan / keuntungan yang lebih dari pada
pendapatan.
Teori ini mengarah pada prediksi (hipotesis) bahwa : Manajer dibayar lebih
melalui rencana bonus menggunakan metode akuntansi income-increasing, dari
akuntansi.
Teori akuntansi prilaku cendrung berfokus pada pengaruh psikologis dan
Kecenderungan dalam teori akuntansi yang telah dijelaskan sejauh ini berkaitan
dengan keduanya, yaitu :
akademis penelitian yang dilakukan dan ditekankan oleh peneliti akademis.
professional penelitian yang telah ditekankan dan baik disponsori atau dilakukan
oleh mereka dalam praktek, yang mencari teori untuk menjelaskan atau meresepkan
praktik akuntansi.
Recent Developments
keuangan dan untuk menyediakan criteria yang tepat untuk memutuskan antara praktik
akuntansi alternatif.
Kerangka konseptual dari berbagai Negara yang digunakan dalam mengembangkan
standar akuntansi dan mencoba untuk mengurangi ketidakkonsitenan yang muncul dari
teori sebelumnya dan pengembangan praktek.
Source: Jayne Godfrey, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, Scott
Holmes, Accounting Theory, 7th Edition,John Wiley& Sons Publisher,
3. Normative Theories
Perumusan teori normative ini mencapai masa keemasan pada tahun 1950 dan 1960.
Selama periode ini perumus akuntansi lebih tertarik pada rekomendasi kebijakan dan apa
yang seharusnya dilakukan. Dalam pendekatan ini, akuntansi dianggap sebagai norma
peraturan yang harus diikuti. Teori ini berusaha untuk membenarkan tentang apa yang
seharusnya dipraktekkan. Teori normative hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana
akuntansi seharusnya dipraktekkan tanpa menguji hipotesis tersebut. Teori normatif ini
berfokus pada dua hal, yaitu true income dan decision usefulness.
1.
True Income
True income berfokus pada suatu pengukuran tunggal untuk aset dan suatu bentuk
sifat laba yang unik. Namun, tidak ada kesepakatan tentang apa yang benar atau pengukuran
yang benar dari nilai dan keuntungan. Banyak literatur selama periode ini diisi oleh
perdebatan mengenai manfaat dari sistem pengukuran alternatif.
2.
Decision Usefulness
Pendekatan ini berasumsi bahwa tujuan dasar dari akuntansi adalah membantu dalam
proses pembuatan keputusan terhadap pengguna laporan keuangan tertentu dengan
menyediakan data akuntansi yang relevan dan bermanfaat. Teori decision-usefulness bersifat
normatif karena didasarkan pada beberapa asumsi berikut:
a.
b.
c.
yang khas adalah untuk pendapat survei dari menganalisis keuangan, petugas bank atau
akuntan pada kegunaan metode akuntansi inflasi yang berbeda dalam pengambilan keputusan
tugas mereka (seperti memprediksi kebangkrutan atau memutuskan apakah akan membeli
atau menjual saham). Pendekatan lain adalah untuk menguji pentingnya asumsi dari output
akuntansi di pasar. Pengujian dilakukan untuk mencoba menentukan apakah akuntansi
meningkatkan efisiensi informasi pasar saham, apakah pendapatan merupakan faktor penentu
penting dalam penilaian saham, apakah penggunaan teknik akuntansi yang berbeda
mempengaruhi nilai (hipotesis mekanistik).
Sekarang ini yang lebih penting dari teori akuntansi adalah berfokus pada penjelasan
alasan dari praktek yang sekarang terjadi dan memprediksikan peran akuntansi serta
informasi terkait keputusan ekonomi dari perusahaan perseorangan, firma, dan pihak
lain yang berkontribusi pada operasi pasar dan ekonomi. Penelitian ini menguji teori-teori
yang menganggap bahwa informasi akuntansi merupakan komoditas ekonomi dan komoditas
politik dan orang-orang akan bertindak untuk kepentingan diri sendiri.
Perbedaan antara Teori Normative dan Positive adalah pada Normative, teori yang
berdasarkan perspektif, dan teori positive adalah deskriptif, atau prediksi. Faktanya, teori
normative dan teori positif dapat saling berdampingan dan saling melengkapi. Teori positif
dapat membantu memberikan pemahaman tentang peran akuntansi yang pada gilirannya
dapat membentuk dasar untuk mengembangkan teori normatif untuk meningkatkan praktek
akuntansi.
5. Different Perspectives
Dalam pandangan ini kita lebih berfokus pada pendekatan yang sangat terstruktur
dengan perumusan teori pendekatan ilmiah. Kita mulai dengan teori yang didasarkan
pengetahuan sebelumnya atau diterima secara ilmiah konstruksi teorinya. Langkah
selanjutnya adalah dengan menggunakan teori untuk membangun masalah penelitian ketika
kita mengamati dunia nyata terhadap perilaku yang tidak setuju dengan teori. Pada tahap ini,
kita mengembangkan teori untuk menjelaskan perilaku yang diamati dan menggunakan teori
untuk menghasilkan hipotesis diuji yang akan dikuatkan hanya jika memegang teori. Kita
kemudian mengikuti prosedur yang tepat dan sangat terstruktur atau ditentukan untuk
pengumpulan data dan setelah merumuskan data, biasanya dengan teknik matematika atau
statistik, kita memvalidasi atau menolak hipotesis diuji. Pendekatan ini memiliki asumsi yang
melekat lebih lanjut bahwa melihat dunia untuk diteliti sebagai realitas obyektif yang mampu
memeriksa dalam hal skala besar atau statistik rata-rata. Jenis penelitian ini dilakukan oleh
hipotesis tambahan yang kemudian dikumpulkan. Asumsi tersirat adalah bahwa variabel
diteliti memiliki beberapa stabilitas di perusahaan, industri dan waktu.
Pendekatan penelitian umumnya digambarkan sebagai pendekatan ilmiah dan
merupakan pendekatan yang dominan saat ini digunakan oleh para peneliti di bidang
akuntansi, khususnya di Amerika Serikat. Penting untuk dicatat bahwa itu didasarkan pada
asumsi ontologis tertentu (cara kita memandang dunia), yang menyiratkan epistemologi yang
berbeda (cara kita mengumpulkan pengetahuan) dan metodologi penelitian dan metode yang
berbeda. Hal ini pada gilirannya, mempengaruhi jenis masalah penelitian yang diajukan dan
hipotesis yang diuji. Hal ini penting bagi para peneliti akuntansi dengan jelas mengenai
asumsi yang mendasari penelitian mereka dan untuk mempertimbangkan apakah pendekatan
penelitian alternatif yang lebih tepat..
6. Scientific Approach Applied to Accounting Misconceptions of Purpose (Terapan
Pendekatan Ilmiah untuk Tujuan Kesalahpahaman Akuntansi)
Banyak kesalahpahaman tentang ada upaya untuk menerapkan
pendekatan ilmiah untuk akuntansi. Beberapa percaya bahwa upaya ini
adalah untuk membuat para ilmuwan dari praktisi akuntansi. Pandangan
ini tentu saja salah. Seorang ilmuwan adalah salah satu yang
menggunakan metode ilmiah, terutama peneliti. Profesi medis
memberikan analogi yang baik dari perbedaan antara peneliti dan praktisi
dan penggunaan dan efek dari metode ilmiah.
Para peneliti medis adalah seorang ilmuwan, tetapi praktisi medis
(dokter) adalah tidak. Kemudian seorang teknisi, orang yang menerapkan
alat-alat kedokteran. Peneliti medis adalah orang professional yang
diharapkan untuk menggunakan penilaian untuk mendiagnosis penyakit
dan merekomendasikan pengobatan. Alat kedokteran yang berlaku
terutama terdiri dari pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian
ilmiah oleh peneliti medis. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
generalisasi, tapi praktisi dihadapkan dengan kasus-kasus tertentu yang
mungkin tidak sesuai persis dengan kesimpulan umum.
Kesalahpahaman umum lain tentang penerapan pandangan ilmiah
dalam akuntansi adalah bahwa kebenaran mutlak yang diinginkan, yang
Source: Jayne Godfrey, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, Scott
Holmes, Accounting Theory, 7th Edition,John Wiley & Sons Publisher,