Professional Documents
Culture Documents
ILUSTRASI KASUS
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Tn. A
Umur
: 30 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Status Perkawinan
: Menikah
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Dinoyo - Malang
Suku
: Jawa
II. ANAMNESIS
A.
Keluhan Utama
Sesak nafas
B.
C.
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat mondok
: disangkal
Riwayat transfusi
: disangkal
D.
Riwayat Kebiasaan
-
: disangkal
: disangkal
Riwayat merokok
E.
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Berat badan
Tinggi badan
: 50 kg
: 160 cm
B. Tanda vital
Tekanan Darah
: 140/10 mmHg
Nadi
: 88 x/menit,
RR
: 25 x/menit
Suhu
C. Kulit
turniquet (-)
D. Kepala
E. Mata
F. Hidung
G. Mulut
H. Telinga
I. Tenggorok
J.
Leher
K. Thorax
Normochest, simetris, pernapasan thorakoabdominal, retraksi (-), spider nevi (-),
pulsasi infrasternalis (-), sela iga melebar (-).
Cor :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tak kuat angkat
Perkusi :
batas kiri atas
: SIC II Linea Para Sternalis Sinistra
batas kanan atas : SIC II Linea Para Sternalis Dextra
batas kiri bawah : SIC V 1 cm medial Linea Medio Clavicularis Sinistra
batas kanan bawah: SIC IV Linea Para Sternalis Dextra
pinggang jantung : SIC III Linea Para Sternalis Sinistra
(batas jantung terkesan normal)
Auskultasi: Bunyi jantung III intensitas normal, regular, bising (-)
Pulmo :
Statis (depan dan belakang)
Inspeksi
: pengembangan dada kanan sama dengan kiri
Palpasi : fremitus raba kiri sama dengan kanan
Perkusi
:
Sonor Sonor
Sonor Sonor
Sonor Sonor
Auskultasi
Wheezing
-
+
+
+
+
+
+
Ronchi
Wheezing
-
+
+
+
+
+
+
L. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
: timpani
Palpasi
M. Ekstremitas
Akral dingin
Oedema
Gejala
Faal paru
malam
Intermitten
Bulanan
-
APE80%
Gejala<1x
/minggu.
-
2 kali
sebulan
Tanpa
gejala diluar serangan.
VEP180
nilai terbaik.
Variabiliti
Serangan
APE<20%.
singkat.
Persisten
Mingguan
APE>80%
ringan
-
Gejala>1x
/minggu tetapi<1x/hari.
>2 kali
sebulan
Serangan
nilai terbaik.
dan tidur
Harian
Persisten
VEP180
Variabiliti
APE 20-30%.
APE 60-80%
sedang
-
Gejala
setiap hari.
>2 kali
sebulan
Serangan
APE
60-80%
nilai
terbaik.
tidur.
-
VEP1
Membutu
Variabiliti
APE>30%.
Persisten
APE 60%
berat
-
Gejala
Sering
terus menerus
-
% nilai prediksi
Sering
kambuh
-
VEP160
APE60% nilai
Aktifiti
terbaik
Variabiliti
APE>30%
fisik terbatas
2. TUJUAN TERAPI
1. Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma
2. Mengurangi batuk.
3. Memberi edukasi kepada pasien untuk berhenti merokok.
3. MENENTUKAN P-TREATMENT
Untuk menentukan P Treatment, perlu diketahui aturan pemberian terapi asma bronkial
sesuai dengan derajat penyakit. Obat yang digunakan dalam melakukan terapi asma
sesuai derajat penyakit antara lain:
Agonis 2 adrenergik
Obat ini punya efek anti bronkodilatasi. Terbutalin, salbutamol, dan feneterol
memiliki lama kerja 4 6 jam, sedangkan agonis 2 long-acting bekerja lebih
dari 12 jam, seperti salmeterol, formoterol, bambuterol dan lain-lain.
b.
Metilxantin
Teofilin termasuk golongan ini. Efek bronkodilatornya berkaitan denagn
konsentrasinya di dalam serum. Efek samping obat ini dapat ditekan dengan
pemantauan kadar teofilin serum dalam pengobatan jangka panjang.
c.
Antikolinergik
Golongan ini menurunkan tonus vagus instrinsik dari saluran nafas
d.
Kortikosteroid
e.
f.
Obat lain: Adrenalin dapat diberikan pada serangan asma yang tidak tersedia
2-agonis. Sedangkan antikolinergik berfungsi sebagai bronkodilator pada
serangan asma, namun kerjanya tidak terlalu poten dibandingkan 2-agonis kerja
cepat. Sebagai pengendali asma juga terdapat golongan antihistamin seperti
ketotifen. Obat asma yang relatif baru adalah leukotriene modifiers yang
mekanisme kerjanya menghambat 5-lipoksigenase sehingga memblok sintesis
leukotrien dan memblok reseptor leukotrien. Saat ini yang beredar di Indonesia
adalah zafirlukas (antagonis reseptor leukotrien) (PDPI, 2004).