Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
dr. Fenda Adita
Pembimbing :
dr. Heru Setiono
dr. M. Najib, Sp.S
dr. Rusnandar, Sp.PD, FINASIM
Kasus 1
Topik
Tanggal (Kasus)
: 8 April 2014
Persenter
Tanggal Presentasi
: 28 April 2014
Tempat Presentasi
Obyektif Presentasi
Keilmuan
Diagnostik dan Manajemen
Dewasa-Lansia
Deskripsi: Wanita 69 tahun tidak sadar, keringat dingin sejak 2 hari
Tujuan: mendiagnosis dan memberikan penganganan yang tepat pada
pasien dengan Encefalopati Metabolik ec Koma Hipoglikemia
Bahan Bahasan
: Tinjauan Pustaka
Cara Membahas
STATUS PASIEN
A. ANAMNESA
1. Identitas Pasien
Nama
: Ny. S
Umur
: 69 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pekerjaan
Alamat
: Karangboyo, Cepu
No. RM
: 076244
Masuk RS
: 21 April 2014
Pemeriksaan
2. Keluhan Utama
Tidak sadar
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Cepu diantar keluarga dengan keluhan
tidak sadar sejak 36 jam yang lalu. Keluarga mengira pasien hanya tidak
mau makan. Pasien tidak muntah maupun nyeri kepala sebelumnya. Saat
dirumah, pasien tidak bisa dibangunkan, serta mengorok. Sebelumnya
pasien tidak ada demam, sakit kepala, kejang, kelemahan satu sisi, bicara
pelo, sesak napas, nyeri dada, batuk, dan trauma.
7 hari SMRS pasien mondok di RSUD Cepu karena penyakit gula.
Mendapat suntikan dan obat minum. Pasien minum obat Metformin saat
dipulangkan dari RS. Namun, selama dirumah, pasien susah makan dan
minum. Semakin hari kondisi pasien semakin lemah.
Sejak 5 tahun yang lalu, pasien rutin kontrol ke RSUD karena
penyakit gula. Pasien sering kencing pada malam hari. Pasien juga sering
minum, namun porsi makan tetap. Pasien kadang mengeluhkan rasa
kesemutan di kedua kaki. Pasien tidak mengeluhkan pusing maupun
pandangan mata menjadi buram. Gula darah pasien tidak stabil. Keluarga
bercerita biasanya gula darah pasien sekitar 250-300 selama ini. Pasien
tidak pernah mengalami kelemahan tangan maupun kaki, nyeri dada,
maupun sesak napas selama 5 tahun ini.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
a. R. Sakit gula
: disangkal
d. R. Asma
: disangkal
e. R. Alergi
: disangkal
f. R. Mondok
: disangkal
: disangkal
b. R. Stroke
: disangkal
c. R. Tensi Tinggi
: disangkal
d. R. Sakit Gula
: disangkal
e. R. Asma
: disangkal
6. Riwayat Kebiasaan
a. R. Merokok
b. R. Olahraga
: jarang olahraga
c. R. Minum alkohol
: disangkal
d. R. Minum jamu
: disangkal
tempe, jarang makan daging ayam. Penderita minum air putih kurang lebih
5-6 gelas perhari.
8. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Di rumah tinggal dengan
anak dan cucunya. Pasien membayar biaya rumah sakit dengan BPJS.
9. Anamnesa Sistemik
Keluhan utama
: Tidak sadar
Kepala
Leher
: kaku (-)
Mata
: pandangan
kabur
(-),
mata
kuning
(-),
Telinga
Mulut
Tenggorokan
Respirasi
Cardiovaskuler
Gastrointestinal
Genitourinaria
Muskuloskeletal
Extremitas
: atas
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
2. Tanda Vital
Tekanan darah
: 100/60 mmHg
Nadi
Pernafasan
: 21x/menit
Suhu
3. Status Gizi
Berat Badan
: 75 kg
4. Kulit
5. Kepala
6. Wajah
7. Mata
9. Hidung
10. Mulut
: Sianosis (-), gusi berdarah (-), bibir kering (-), pucat (-),
stomatitis (-)
11. Leher
12. Limfonodi
13. Thorax
14. Jantung
Inspeksi
: iktus
cordis
tidak
tampak,
pulsasi
parasternal,
Perkusi
: batas jantung:
kanan atas
kanan bawah
kiri atas
kiri bawah
Pinggang jantung
Kesan
Auskultasi
15. Pulmo :
Depan
Inspeksi
Statis
Statis
melebar, retraksi
interkostalis
(-),
Kanan
Kiri
: Sonor
Auskultasi Kanan
Kiri
Belakang
Inspeksi
Statis
: normochest,
simetris,
sela
iga
tidak
Perkusi
kanan
: Sonor, sampai batas paru hepar di vertebra
thorax IX
Peranjakan diafragma 1 cm
Kiri
thorax X
Auskultasi Kanan
Peranjakan diafragma 1 cm
: suara dasar vesikuler (+) normal, suara
tambahan wheezing (-) ronki basah kasar (-),
ronki basah halus (+) di basal paru.
: suara dasar vesikuler (+) normal, suara
Kiri
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
17. Genitourinaria : ulkus (-), sekret (-), tanda-tanda radang (-), bengkak
scrotum (-).
18. Ekstremitas
Status Neurologis
Skala Koma Glasgow : E1
M1
V1
Pupil
Ukuran
: 5 mm/5 mm
Bentuk
: Bulat/Bulat
: +/+
: +/+
Isokorik
: Ya
: negatif
Bruzinsky I
: negatif
Bruzinsky II
: negatif
Laseque
Kernique
-Lengan atas
: sde/sde
-Lengan bawah
: sde/sde
: sde/sde
Ekstremitas bawah :
Tonus : eutoni/eutoni
Trofi : atrofi negatif/atrofi negatif
Kekuatan
-Tungkai atas
: sde/sde
-Tungkai bawah
: sde/sde
-Pergelangan kaki
: sde/sde
-Jari kaki
: sde/sde
Refleks Fisiologis :
Biceps
: +2/+2
Triceps
: +2/+2
Patella
: +2/+2
Achilles
: +2/+2
Refleks Patologis
Hoffman-tromer
: negatif/negatif
Babinsky
: negatif/positif
Chaddock
: negatif/negatif
Schaeffer
: negatif/negatif
Oppenheim
: negatif/negatif
Gordon
: negatif/negatif
Mendel Bechterew
: negatif/negatif
Sensorik :
Eksteroseptif
Raba : sulit dievaluasi
Nyeri : sulit dievaluasi
Suhu : sulit dievaluasi
Propioseptif, koordinasi, fungsi luhur sulit dievaluasi
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
HEMATOLOGI
RUTIN
Hb
HCT
AL
SATUAN
21/4/2014 06/1/2014
12,8
g/dl
38,9
8,7
103/l
RUJUKAN
12.3 - 15.3
35-47
4.0 11.3
AT
AE
Gol.darah ABO
KIMIA KLINIK
GDS
SGOT
SGPT
Kreatinin
Ureum
Asam urat
Kolest. Total
HDL-Kolesterol
LDL-Kolesterol
Trigliserid
322
3,77
B
32
36
24
0,8
22,8
6,6
97
47
93
38
268
103/l
106/l
150 450
4.1 -5.1
mg/dL
U/L
U/L
mg/dL
mg/dL
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
80 140
0 35
0 45
0,7 - 1,3
< 50
2.4 - 6.1
50 200
37 92
88 201
<150
D. RESUME
Pasien datang ke IGD RSUD Cepu diantar keluarga dengan keluhan
tidak sadar sejak 36 jam yang lalu. Pasien tidak muntah maupun nyeri kepala
sebelumnya. Saat dirumah, pasien tidak bisa dibangunkan, serta mengorok. 7
hari SMRS pasien mondok di RSUD Cepu karena penyakit gula. Mendapat
suntikan dan obat minum. Pasien minum obat Metformin saat dipulangkan
dari RS. Namun, selama dirumah, pasien susah makan dan minum. Semakin
hari kondisi pasien semakin lemah. Sejak 5 tahun yang lalu, pasien rutin
kontrol ke RSUD karena penyakit gula. Pasien sering kencing pada malam
hari. Pasien juga sering minum, namun porsi makan tetap. Pasien kadang
mengeluhkan rasa kesemutan di kedua kaki.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tensi 100/60, Nadi = 86 x/ menit,
RR= 21x/menit suhu badan 35,8oC. BMI: 32,46 kg/m2. Pada pemeriksaan
penunjang didapatkan GDS 32mg/dl (di IGD)
E. DIAGNOSIS BANDING
1.
2.
Stroke Hemoragik
Sroke Non Hemoragik
F. DIAGNOSIS
Encefalopati Metabolik ec Koma Hipoglikemia
G. TERAPI
1. Non Medikamentosa
a. Bed rest ICU
b. Oksigen 3 lt/ menit
c. Diet cair 1700 Kkal via NGT
2. Medikamentosa
a. Infus D40% 2 flash, lanjut D10 28 tpm
b. Inj dexamethasone 1 amp/8jam
c. Inj Citicoline 250 mg/12jam
H. PLANNING
1. Monitoring KU/VS
2. Monitoring GDS/4 jam
3. CT Scan kepala tanpa contras
H. PROGNOSA
Ad vitam
: dubia ad malam
Ad sanam
: dubia ad malam
MONITORING BANGSAL
22 / 04 / 14
-
Vital sign
TD : 101/63 mmHg
HR : 96x/menit
RR : 21x/menit
t : 37,1oC
23/ 04 / 14
Vital sign
TD : 120/65 mmHg
HR : 89x/menit
RR : 20x/menit
t : 37,1oC
24 / 04 / 14
Vital sign
TD : 107/56 mmHg
HR : 99x/menit
RR : 29x/menit
t : 37,2oC
Dx
Tx
GCS E1 V1 M1
GCS E1 V1 M1
GCS E1 V1 M1
Koma Hipoglikemia
IVFD RL 20 tpm
O2 3 lpm
Diet cair via NGT
Inj Citiccoline 2x250mg
Inj Novorapid 4-4-4 SC
Inf Meropenem 1x1gr
Koma Hipoglikemia
IVFD RL 20 tpm
O2 3 lpm
Diet cair via NGT
Inj Citiccoline 2x250mg
Inj Novorapid 4-4-4 SC
Inf Meropenem 1x1gr
Koma Hipoglikemia
IVFD RL 20 tpm
O2 3 lpm
Diet cair via NGT
Inj Citiccoline 2x250mg
Inj Novorapid 4-4-4 SC
Inf Meropenem 1x1gr
GDS/4 jam
Monitoring KUVS
GDS/4 jam
Monitoring KUVS
26/ 04 / 14
27 / 04 / 14
25 / 04 / 14
-
Vital sign
TD : 108/67 mmHg
HR : 86x/menit
RR : 21x/menit
t : 36,1oC
GCS E1 V2 M2
Vital sign
TD : 113/65 mmHg
HR : 89x/menit
RR : 20x/menit
t : 36,7oC
GCS E1 V2 M3
Vital sign
TD : 102/66 mmHg
HR : 99x/menit
RR : 27x/menit
t : 37,2oC
GCS E1 V2 M4
Dx
Koma Hipoglikemia
Tx
IVFD RL 20 tpm
O2 3 lpm
Diet cair via NGT
Inj Citiccoline 2x250mg
Inj Novorapid 4-4-4 SC
Inf Meropenem 1x1gr
Encephalopati Metabolik
ec Koma Hipoglikemia
IVFD RL 20 tpm
O2 3 lpm
Diet cair via NGT
Inj Citiccoline 2x250mg
Inj Novorapid 4-4-4 SC
Inf Meropenem 1x1gr
Encephalopati Metabolik
ec Koma Hipoglikemia
IVFD RL 20 tpm
O2 3 lpm
Diet cair via NGT
Inj Citiccoline 2x250mg
Inj Novorapid 4-4-4 SC
GDS/4 jam
GDS/4 jam
Monitoring KUVS
Monitoring KUVS
Monitoring KUVS
TINJAUAN PUSTAKA
KOMA HIPOGLIKEMIA
DEFINISI
Batas terendah kadar glukosa darah puasa adalah 60 mg%, dengan dasar tersebut
maka penurunan kadar glukosa darah dibawah 60 mg% disebut sebagai
hipoglikemia. Pada umumnya gejala-gejala hipoglikemia baru timbul bila kadar
glukosa darah <45 mg%
ETIOLOGI
b.
c.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala-gejala hipoglikemia terdiri dari dua fase, yaitu:
1.
Fase I
Gejala-gejala akibat aktivasi pusat otonom di hipotalamussehingga hormon
epinefrin dilepaskan. Gejala awal ini merupakan peringatan karena saat itu
pasien masih sadar sehingga dapat diambil tindakan yang perlu untuk
mengatasi hipoglikemia lanjut.
2.
Fase I
Gejala-gejala yang terjadi akibat mulai terganggunya fungsi otak, karena itu
dinamakan gejala neurologis. Disamping gejala peringatan dan neurologis,
kadang-kadang hipoglikemia menunjukkan gejala yang tidak khas.
Terdapat dua jenis hilangnya kewaspadaan yaitu akut dan kronis. Yang akut
misalnya pada pasien DM Tipe I dengan glukose darah terkontrol sangat ketat
mendekati normal, adanya neuropati autonom pada pasien yang sudah lama
menderita DM dan penggunaan Beta bloker yang non selektif. Kehilangan
kewaspadan yang kronik biasanya irreversibel dan dianggap m erupakan
komplikasi DM yang serius.
Sebagai dasar diagnosis dapat digunakan Trias Whipple, yaitu hipoglikemia
dengan gejala-gejala saraf pusat; kadar glukosa < 50 mg% dan gejala akan
PENATALAKSANAAN
Hipoglikemia adalah keadaan dimana kadar glukosa darah < 60 mg/dl atau < 80
mg/dl dengan gejala klinis. Pada koma hipoglikemia, berikan larutan dekstrosa
40% sebanyak:
- 1 flacon (25 cc) untuk GDS 60-80 mg/dl
- 2 flacon (50 cc) untuk GDS 30-60 mg/dl
- 3 flacon (75 cc) untuk GDS < 30 mg/dl.
Tapi ada juga referensi lain yang bilang, masukkan 2 flacon (50 cc). Cek
GDS lagi, jika masih < 50 mg/dl, masukkan lagi 2 flacon (50 cc); tapi jika GDS
antara 50-100 mg/dl, masukkan 1 flacon (25 cc) ditambah diberikan infus D10
per 6 jam. Setelah itu, GDS dicek per jam, jika GDS 200 mg/dl maka
dipertimbangkan untuk menurunkan kecepatan drip dekstrosa 10%.Jika GDS >
100 mg/dl sebanyak 3 kali berturut-turut, pemantauan GDS dilakukan setiap 2 jam
dengan protokol sesuai di atas. Jika GDS > 200 mg/dl, pertimbangkan mengganti
infus dengan dekstrosa 5% atau NaCl 0,9%. Lalu jika GDS tetap > 100 mg/dl
sebanyak 3 kali berturut-turut, pemantauan GDS dilakukan setiap 4 jam dengan
protokol sesuai di atas. Jika GDS > 100 mg/dl sebanyak 3 kali berturut-turut,
dilakukan sliding scale setiap 6 jam dengan regular insulin.
Bila hipoglikemi belum teratasi, dipertimbangkan pemberian antagonis
insulin seperti adrenalin, kortison dosis tinggi, atau glukagon 0,5-1 mg iv/im. Jika
pasien belum sadar dengan GDS sekitar 200 mg/dl, diberikan hidrokortison 100
mg per 4 jam selama 12 jam atau deksametason 10 mg iv bolus dilanjutkan 2 mg
tiap 6 jam dan manitol 1,5-2 g/kgBB iv setiap 6-8 jam, sambil dicari penyebab
lain penurunan kesadaran.
PROGNOSIS
Kematian dapat terjadi karena keterlambatan dalam pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2006. Konsensus Pengelolaan dan
Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2006. Jakarta. PB Perkeni.
p. 30-31
Rani, AA. Soegondo, S. Nasir, AUZ. Wijaya, IP. et al. 2006. Perhimpunan
Panduan Pelayanan Medik Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Indonesia. Hipoglikemi. Jakarta. PB PAPDI. p.23-25
Soemadji, DW. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi Keempat Jilid III.
Hipoglikemia Iatrogenik. Jakarta. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. p. 1870-1873