You are on page 1of 6

ADVOCACY DALAM PROMOSI KESEHATAN

ADVOCACY DALAM PROMOSI KESEHATAN


A. PENGERTIAN ADVOCACY
Istilah advocacy (adpokasi) mulai digunakan dalam program kesehatan masyarakat pertama
kali oleh WHO pada tahun 1984, sebagai salah satu strategi global pendidikan atau promosi
kesehatan. WHO merumuskan, bahwa dalam mewujudkan visi dan misi pendidikan/promosi
kesehatan secara efektif menggunakan 3 strategi pokok, yaitu:
a. Advocacy (advokasi)
b. Social support (dukungan social)
c. Empowerment (pemberdayaan masyarakat)
Strategi global ini dimaksudkan bahwa, pelaksanaan program kesehatan masyarakat antara
lain sebagai berikut :
1. Melakukan pendekatan lobying dengan para pembuat keputusan setempat, agar mereka
menerima commited, dan akhirnya mereka bersedia mengeluarkan kebijakan, atau keputusankeputusan untuk membantu atau mendukung program tersebut. Dalam pendidikan kesehatan
para pembuat keputusan, baik di tingkat pusat maupun daerah, disebut sasaran tersier.
2. Melakukan pendekatan dan pelatihan-pelatihan kepada tokoh para masyarakat setempat,
baik tokoh masyarakat formal maupun informal. Tujuannya agar para tokoh masyarakat
setempat mempunyai kemampuan seperti yang diharapkan program, dan dapat membantu
menyebarkan informasi program atau melakukan penyuluhan kepada masyarakat dan agar
para toma berfikir positif sehingga dapat dicontoh oleh masyarakat dan hal ini merupakan
sasaran sekunder pendidikan kesehatan.
3. Petugas kesehatan bersama-sama tokoh masyarakat melakukan kegiatan penyuluhan
kesehatan, konseling melalui berbagai kesempatan dan media. Tujuan dari kegiatan ini untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat untuk hidup sehat. Oleh sebab itu
kegiatan ini disebut pemberdayaan atau empowerment. Masyarakat umum yang menjadi
sasaran utama dalam setriap program kesehatan ini disebut sasaran primer.
B. PRINSIP-PRINSIP ADVOKASI
Advokasi tidak hanya sekedar melakukan lobby politik,tetapi mencakup kegiatan
persuasif ,memberikan semangat dan bahkan sampai memberikan pressure atau tekanan
kepada para pemimpin institusi.Advokasi tidak hanya dilakukan individu,tetapi juga oleh
kelompok atau organisasi,maupun masyarakat.Tujuan utama advokasi adalah untuk
mendorong kebijakan publik seperti dukungan tentang kesehatan.
Dengan demikian dapat disimpuilkan bahwa advokasi adalah kombinasi antara pendekatan
atau kegiatan individu dan social,untuk memperoleh komitmen politik,dukungan kebijakan
,penerimaan social, dan adanya sistem yang mendukung terhadap suatu program atau
kegiatan
1. TUJUAN ADVOKASI
a. Komitmen politik ( Political commitment )
Komitmen para pembuat keputusan atau penentu kebijakan sangat penting untuk mendukung
atau mengeluarkan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan kesehatan
masyarakat,misalnya untuk pembahasan kenaikan anggaran kesehatan,contoh konkrit
pencanangan Indonesia Sehat 2010 oleh presiden.Untuk meningkatkan komitmen ini sangat
dibutuhkan advokasi yang baik.
b. Dukungan kebijakan ( Policy support )

Adanya komitmen politik dari para eksekuti,maka perlu ditindaklanjuti dengan advokasi lagi
agar dikeluarkan kebijakan untuk mendukung program yang telah memperoleh komitmen
politik tersebut.
c. Penerimaan sosial ( Social acceptance )
Penerimaan sosial artinya diterimanya suatu program oleh masyarakat.Suatu program
kesehatan yang telah memperoleh komitmen dan dukungan kebijakan,maka langkah
selanjutnya adalah mensosialisasikan program tersebut untuk memperoleh dukungan
masyarakat.
d. Dukungan sistem ( System support )
Agar suatu program kesehatan berjalan baik maka perlunya sistem atau prosedur kerja yang
jelas mendukung. Mengingat bahwa masalah kesehatan merupakan dampak dari berbagai
sektor, maka program untuk pemecahanya atau penangulanganya harus bersama-sama
dengan sektor lain.
2. KEGITAN KEGIATAN ADVOKASI
a. Lobi Politik (political lobbying)
Lobi adalah berbincang-bincang secara informal kepada para pejabat untuk
menginformasikan dan membahas masalah dari program kesehatan yang akan dilaksanakan.
b. Seminar atau presentasi
Seminar atau presentasi yang dihadiri oleh para pejabat lintas program dan lintas sektor.
Petugas kesehatan menyajikan masalah kesehatan di wilayah kerjanya, lengkap dengan data
dan ilustrasi yang menarik, serta rencana program pemecahannya, diperoleh komitmen dan
dukungan terhadap program yang akan dilaksanakan.
c. Media advokasi (media advocacy)
Advokasi media adalah melakukan kegiatan advokasi dengan menggunakan media
khususnya media massa. Melalui media cetak maupun media elektronik permasalahan
kesehatan disajikan baik dalam bentuk lisan, artikel, berita, diskusi, penyampain pendapat,
dan sebagainya.
d. Perkumpulan (asosiasi) peminat
Asosiasi atau perkumpulan orang-orang yang mempunyai minat atau keterkaitan terhadap
masalah terntu atau perkumpulan profesi adalah juaga merupakan bentuk advokasi.
3. ARGUMENTASI UNTUK ADVOKASI
Dibawah ini adalah beberapa hal yang dapat memperkuat argumentasi dalam melakukan
kegiatan advokasi yaitu :
a. Crideble
Artinya program yang kita tawarkan atau ajukan itu harus menyakinkan para penentu
kebijakan atau pembuat keputusan. Oleh sebab itu sebaiknya sebelum program itu diajukan
harus dilakukan kajian lapangan, jangan hanya berdasarkan data atau laporan yang tersedia
yang kadang tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan.
b. Feasible
Artinya program yang diajukan tersebut baik secara teknik, politik, maupun ekonomi
dimungkinkan atau layak. Layak secara teknik artinya program tersebut dapat dilaksanakn,
petugas mempunyai kemampuan kyang cukup sarana dan prasarana pendukung tersedia,
secara politik artinya program tersebut tidak akan membawa dampak politik pada
masyarakat, sedangkan layak secara ekonomi artinya didukung oleh dana yang cukup.
c. Relevant
Artinya program yang diajukan tersebut paling tidak mencakup dua kreteria, yaitu :
memenuhi kebutuhan masyarakat dan benar-benar dapat memecahkan masalah yang
dirasakan masyarakat. Oleh sebab itu semua program yang benar-benar relevan, dalam arti
dapat membantu pemecahan masalah masyarakat dan memenuhi kebutuhan masyarakat

sudah barang tentu akan didukung.


d. Urgent
artinya program yang diajukan tersebut harus mempunyai urgensi yang tinggi dan harus
segera dilaksanakan kalau tidak, akan menimbulkan masalah yang lebih besar lagi. Oleh
sebab itu program alternatif yang diajukan adalah yang paling baik diantara alternatifalternatif yang lain.
e. High Priority
Artinya program yang diajukan tersebut harus mempunyai preoritas yang tinggi. Agar para
pembuat keputusan atau penentu kebijakkan menilai bahwa program tersebut mempunyai
preoritas tinggi, diperlukan analisis yang cermat, baik terhadap masalahnya sendiri, maupun
terhadap alternatif pemecahan masalah atau program yang akan diajuakan.
C. KOMUNIKASI DALAM ADVOKASI
Komunikasi advokasi adalah berkomunikasi dengan para pengmbil keputusan atau penentu
kebijakkan. Oleh sebab itu advovokasi disektor kesehatan adalah komunikasi antara para
pejabat atau petugas kesehatan disemua tingkat dan tatanan dengan para penentu kebijakkan
ditingkat atau tatanan tersebut. Untuk menghasilkan komunikasi yang efektif diperlukan
prakondisi antara lain sebagai berikut :
1. Atraksi Interpersonal
Atraksi intrapersonal adalah daya tarik seseorang atau sikap positif pada seseorang yang
memudahkan orang lain untuk berhubungan atau berkomunikasi dengannya. Atraksi
interpersonal ditentukan oleh factor sebagai berikut:
a. Daya tarik
Daya tarik ini sangat ditentukan sikap dan perilaku orang terhadap orang lain. Oleh sebab itu
daya tarik pun dapat dipelajari misalnya, dengan membiasakan senyum terhadap setiap orang,
berpikir positif terhadap orang lain, dengan sebagai berikut.
b. Percaya diri.
Percaya diri bukan berarti menyombongkan diri, melainkan suatu perasaan bahwa ia
mempunyai kemampuan atau menguasi ilmu atau pengalaman dibidangnya. Oleh sebab itu
agar percaya diri harus mendalami pengetahuan teoritis lapangan tentang bidangnya,
terutama program yang akan dikomunikasikannya.
c. Kemampuan
Hal ini berkaitan dengan percaya diri. Orang yang mau melakukan tugas-tugasnya,ia akan
lebih percaya diri.
d. Familiarity.
Artinya petugas kesehatan yang sering muncul atau hadir dalam event tertentu, misalnya
rapat, pertemuan informal,seminar, dansebagainya, akan lebih pamiliar, termasuk dalam
kalangan pemuda setempat atau bupati.
e. Kedekatan (proximity)
Artinya menjalin hubungan baik atau kekeluargaan dengan para pejabat atau keluarga pejabat
setempat adalah factor yang penting untuk melakukan advokasi.
2. Perhatian.
Berdasarkan teori psikologis ada dua factor yang mempengaruhi perhatian seseorang, yaitu
factor internal dan factor eksternal. Factor internal adalah factor yang berasal dalam diri
orang itu sendiri. Factor internal terdiri dari, faktor biologis (biologis,seks), dan factor
psikologis (pengetahuan, sikap, motivasi, kebiasaan, kemauan, kebutuhan, dan sebagainya).
3. Intesitas komunikasi.
Artinya pesan atau imformasi yang akan disampaikan melalui peruses komunikasi advokasi
adalah program-program kesehatan yang akan dimintakan kometmen atau dukungan nya dari
pada para pembuat keputusan tersebut. Oleh sebab itu agar komunikasi advokasi efektif,

maka program yang ingin didukung dengan pejabat harus sering dikomunokasikan melalui
berbagai kesempatan atau pertemuan, baik pertemuan formal atau informal,melalui seminar
dan sebagainya.
4. Visualisasi.
Seperti telah disebutkan di atas, untuk memperileh perhatian dari para pembuat atau penentu
kebijakan, maka pesan-pesan atau program-program kesehtan yang kita tawarkan harus
mempunyai intestas tinggi. Disamping itu impormasi atau pesan yang menarik perlu
divisualisasi dalam media, khususnya media interpersonal.media interpersonal yang paling
efektif dalam rangka komunikasi advokasi adalah flip chard, booklet, slidi atau video
cassette. Pesan tersebut berdasarkan fakta-fakta yang diilustrasikan melaluigrafik, table,
gambar, atau foto.
D. INDIKATOR ADVOKASI
Advokasi sebagai suatu kegiatan , sudah barang tentu mempunyai masukan (input)
---proses---keluaran (output). Dibawah ini akan diuraikan tentang evaluasi advokasi serta
indikator-indikator evaluasi tentang 3 komponen tersebut yaitu:
1. Input
Input untuk kegiatan advokasi yang paling utama adalah orang (man) yang akan melakukan
advokasi (advocator) yakni data atau informasi yang membantu atau mendukung argumen
dalam advokasi.
2. Proses
Proses advokasi adalah kegiatan untuk melakukan advokasi, oleh sebab itu evaluasi proses
advokasi harus sesuai dengan bentuk kegiatan advokasi tersebut.
3. Output
Keluaran atau output advokasi sektor kesehatan, dapat diklasifikasikan dalam dua bentuk,
yakni: output dalam bentuk perangkat lunak (soft ware) dan output dalam bentuk perngkat
keras (hard ware).
E. UNSUR-UNSUR ADVOKASI
Ada 8 unsur dasar advokasi,yaitu :
1. Penetepan tujuan advokasi
2. Pemanfaatan data dan riset untuk advokasi
3. Identifikasi khalayak sasaran
4. Pengembangan dan penyampaian pesan advokasi
5. Membangun koalisi
6. Membuat presentasi yang persuasif
7. Penggalangan dana untuk advokasi
8. Evaluasi upaya advokasi.
F. PENDEKATAN UTAMA ADVOKASI
Ada 5 pendekatan utama advokasi,yaitu :
1. Melibatkan para pemimpin
2. Bekerja dengan media massa
3. Membangun kemitraan
4. Memobilisasi massa
5. Membangun kapasitas.

PENDAHULUAN
Penulis menulis makalah tentang advokasi pendidikan kesehatan untuk menambah wawasan
dan mengetahui tentang advokasi pendidikan kesehatan. Dengan kita mengetahui dan
memahami advokasi pendidikan kesehatan, akan memudahkan kita dalam melakukan
promosi pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Di dalam makalah ini akan dijelaskan
tentang advokasi pendidikan kesehatan.
Yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
Pengertian advokasi
Prinsip-prinsip advokasi
Komunikasi dalam advokasi
Indikator advokasi
Unsur-unsur advokasi

http://peterpaper.blogspot.com/2010/08/advocacy-dalam-promosi-kesehatan.html

DAFTAR PUSTAKA
Notoatmojo,soekijo. 1990. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Glenz, Karen. 1990. Health Behavior and Health Education, Theory Research and Practice.
San Francisco,oxford: Joosey-Bas Publiser.

Diposkan oleh makalahKU di 08.33

You might also like