You are on page 1of 37

PENATALAKSANAAN INFEKSI

SALURAN PENCERNAAN
Dra. Rizka Andalusia, Apt. MPharm

Pendahuluan
Berdasarkan lama berlangsungnya diare
dibedakan menjadi :
Diare akut : < 3 hari
Diare kronik : > 14 hari

Penyebab diare kronis di negara maju paling


banyak adalah non-infeksi, sedangkan di
Indonesia dan negara berkembang lainnya
disebabkan oleh infeksi.
Diare infeksi dapat disebabkan Virus,
Bakteri, dan Parasit.3

Alur Penatalaksanaan Diare

Infeksi Saluran Pencernaan


Penyebab utama disentri di Indonesia
adalah Shigella, Salmonela,
Campylobacter jejuni, Escherichia
coli, dan Entamoeba histolytica.
Disentri berat umumnya disebabkan
oleh Shigella dysentery, kadangkadang dapat juga disebabkan oleh
Shigella flexneri, Salmonella dan
Enteroinvasive E.coli ( EIEC).

Antibiotik Pada Infeksi Sal. Cerna

DIARE KARENA KERACUNAN


MAKANAN

Diare Akut Infeksi


Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan
patofisiologis menjadi diare non inflamasi dan Diare
inflamasi.
Diare Inflamasi disebabkan invasi bakteri dan
sitotoksin di kolon dengan manifestasi sindroma
disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah.
Gejala klinis yang menyertai keluhan abdomen seperti
mulas sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah,
demam, tenesmus, serta gejala dan tanda dehidrasi.
Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis
ditemukan lendir dan/atau darah, serta mikroskopis
didapati sel leukosit polimorfonuklear

Diare Akut Non Inflamasi


Pada diare non inflamasi, diare disebabkan
oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare
cair dengan volume yang besar tanpa lendir
dan darah.
Keluhan abdomen biasanya minimal atau
tidak ada sama sekali, namun gejala dan
tanda dehidrasi cepat timbul, terutama pada
kasus yang tidak mendapat cairan pengganti.
Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak
ditemukan leukosit

Mekanisme Terjadinya Diare

Mekanisme Terjadinya Diare


Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu
mekanisme.
Infeksi bakteri ada dua mekanisme yang
bekerja :
Peningkatan sekresi usus
Penurunan absorbsi di usus.
Infeksi bakteri menyebabkan inflamasi dan
mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya
diare.
Infeksi bakteri yang invasif mengakibatkan
perdarahan atau adanya leukosit dalam feses.

Diare Akut Infeksi Bakteri


Staphyllococcus Aureus
Pada makanan yang mengandung toksin
staphyllococcus
Gejala 1 6 jam setelah makanan
tertelan
Mual, muntah, nyeri abdomen
Berlangsung sampai sekitar 10 jam
Terapi dengan hidrasi oral dan
antiemetik.
Tidak ada peranan antibiotik dalam
mengeradikasi stafilokokus dari

Diare Akut Infeksi Bakteri


B. cereus
Bakteri batang gram positip, aerobik,
membentuk spora. Enterotoksin dari B.
cereus
Gejala muntah dan diare, dengan gejala
muntah lebih dominan.
Terjadi 1 6 jam setelah asupan makanan
terkontaminasi,
Berlangsung < kurang dari 24 jam.
Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik.

Diare Akut Infeksi Bakteri


C perfringens
Bakteri batang gram positip, anaerob,
membentuk spora.
Bakteri ini sering menyebabkan keracunan
makanan akibat dari enterotoksin dan biasanya
sembuh sendiri
Berlangsung setelah 8 24 jam setelah asupan
produk-produk daging yang terkontaminasi
Gejala : diare cair dan nyeri epigastrium,
kemudian diikuti dengan mual, dan muntah.
Terapi dengan rehidrasi oral dan antiemetik.

Diare Akut Infeksi Bakteri


V cholerae
Bakteri batang gram-negatif, berbentuk koma dan menyebabkan
diare yang menimbulkan dehidrasi berat, kematian dapat terjadi
setelah 3 4 jam pada pasien yang tidak dirawat.
Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah, yang secara
cepat menjadi diare berat, diare seperti air cucian beras.
Demam ringan dapat terjadi.
Kalium dan bikarbonat hilang dalam jumlah yang signifikan, dan
penggantian yang tepat harus diperhatikan.
Target utama terapi adalah penggantian cairan dan elektrolit yang
agresif. Kebanyakan kasus dapat diterapi dengan cairan oral.
Kasus yang parah memerlukan cairan intravena.
Antibiotik dapat mengurangi diare Tetrasiklin 500 mg tiga kali
sehari selama 3 hari, atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis
tunggal, merupakan pilihan pengobatan

Diare Akut Infeksi Bakteri


Escherichia coli
Penyebab utama diare pada pelancong
Enterotoxigenic E. coli (ETEC), Enterophatogenic E. coli
(EPEC), Enteroadherent E. coli (EAEC), Enterohemorrhagic
E. coli (EHEC), Enteroinvasive E. Coli (EIHEC)
Gejala : diare cair, mual, dan kejang abdomen
ETEC, EAEC, dan EPEC merupakan penyakit self limited,
dengan tidak ada gejala sisa.
Terapi dengan memberikan rehidrasi yang adekuat
Antidiare dihindari pada penyakit yang parah
ETEC berespon baik terhadap trimetoprimsulfametoksazole atau kuinolon yang diberikan selama 3
hari

Diare Akut Infeksi Bakteri


Salmonella nontyphoid
Penyebab utama keracunan makanan di Amerika Serikat. Salmonella
enteriditis dan Salmonella typhimurium merupakan penyebab.
Awal penyakit dengan gejala demam, menggigil, dan diare, diikuti dengan
mual, muntah, dan kejang abdomen.
Kultur darah positip pada 5 10 % pasien kasus dan sering ditemukan pada
pasien terinfeksi HIV.
Terapi pada Salmonella nonthypoid tanpa komplikasi dengan hidrasi adekuat.
Penggunaan antibiotik rutin tidak disarankan, karena dapat meningkatan
resistensi bakteri.
Antibiotik diberikan jika terjadi komplikasi salmonellosis, usia ekstrem ( bayi
dan berusia > 50 tahun), immunodefisiensi, tanda atau gejala sepsis, atau
infeksi fokal (osteomilitis, abses).
Pilihan antibiotik adalah trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolone
seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama 5 7 hari atau
Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat
diberi oral.

Salmonella typhi
Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah
penyebab demam tiphoid. Demam tiphoid
dikarakteristikkan dengan demam panjang, splenomegali,
delirium, nyeri abdomen, dan manifestasi sistemik lainnya.
Penyakit tiphoid adalah suatu penyakit sistemik dan
memberikan gejala primer yang berhubungan dengan
traktus gastrointestinal.
Sumber organisme ini biasanya adalah makanan
terkontaminasi.
Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu. Masa
inkubasi 7-14 hari. Minggu pertama terjadi demam tinggi,
sakit kepala, nyeri abdomen, dan perbedaan peningkatan
temperatur dengan denyut nadi.

Diare Akut Infeksi Bakteri


Diagnosa ditegakkan dengan isolasi organisme. Kultur darah
positif pada 90% pasien pada minggu pertama timbulnya
gejala klinis. Kultur feses positif pada minggu kedua dan
ketiga.
Pilihan obat adalah klorampenikol 500 mg 4 kali sehari selama
2 minggu.
Jika terjadi resistensi, penekanan sumsum tulang, sering
kambuh dan karier disarankan sepalosporin generasi ketiga
dan flourokinolon.
Sepalosforin generasi ketiga menunjukkan effikasi sangat baik
melawan S. Thypi dan harus diberikan IV selama 7-10 hari
Kuinolon seperti ciprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 14
hari, telah menunjukkan efikasi yang tinggi dan status karier
yang rendah.

Penatalaksanaan Diare
Pengganti Cairan atau Elektrolit
Aspek paling penting : menjaga hidrasi yang
adekuat dan keseimbangan elektrolit selama
episode akut
Rehidrasi oral, dilakukan pada semua pasien
kecuali yang tidak dapat minum atau yang
terkena diare hebat yang memerlukan hidrasi
intavena yang membahayakan jiwa
Jika tidak terdapat cairan rehidrasi oral dapat
membuat : sendok teh garam, sendok teh
baking soda, dan 2 4 sendok makan gula per
liter air

Komposisi Cairan Rehidrasi


Oral

Perhitungan Kebutuhan
Cairan
Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai
dengan jumlah cairan yang keluar dari badan.
Kehilangan cairan dari badan dapat dihitung
dengan memakai cara
BD plasma, dengan memakai rumus : Kebutuhan
cairan = BD Plasma 1,025 X Berat badan (Kg) X 4 ml

0,001
Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis :

- Dehidrasi ringan, kebutuhan cairan 5% X KgBB


- Dehidrasi sedang, kebutuhan cairan 8% X KgBB
- Dehidrasi berat, kebutuhan cairan 10% X KgBB

Metode Daldiyono
Keadaan Klinis

Nilai

rasa haus/muntah

Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg

Tekanan darah sistolik < 60 mmHg

Frekwensi Nadi> 120 x/menit

kesadaran apatis

Kesadaran somnolen, sopor atau koma

Frekwensi nafas > 30 x/menit

Facies cholerica

Voxcholerica

Turgor kulit menurun

Washers womans hand

Ekstremitas dingin

Sianosis

Umur 50-60 tahun

Umur> 60 tahun

Kebutuhan cairan = skor /15 x 10% x kg BB x 1 liter

Perhitungan Kebutuhan
Cairan
Cara Goldbeger (1980)
Cara I :
Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis
dehidrasi lainnya, maka kehilangan cairan kira-kira
2% dari berat badan pada waktu itu.
Bila disertai mulut kering, oliguri, maka defisit
cairan sekitar 6% dari berat badan saat itu.
Bila ada tanda-tanda diatas disertai kelemahan fisik
yang jelas, perubahan mental seperti bingung atau
delirium, maka defisit cairan sekitar 7 -14% atau
sekitar 3,5 7 liter pada orang dewasa dengan
berat badan 50 Kg.

Cara II :
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari, maka kehilangan
berat badan 4 Kg pada fase akut sama dengan defisit air
sebanyak 4 liter.

Cara III :
Dengan menggunakan rumus :

Na2 X BW2 = Na1 X BW1


dimana :
Na1 = Kadar Natrium plasma normal; BW1 = Volume air
badan normal, biasanya 60% dari berat badan untuk
pria dan 50% untuk wanita ; Na2 = Kadar natrium
plasma sekarang ; BW2 = volume air badan sekarang

Pemberian Antibiotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan
pada diare akut infeksi, karena 40% kasus diare infeksi
sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik.
Pemberian antibiotik di indikasikan pada pasien dengan
gejala dan tanda diare infeksi :
Demam
Feses berdarah
Leukosit pada feses
Mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan
Persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi
Diare pada pelancong
Pasien immunocompromised.

Pemberian Antibiotik
Empiris
Organisme

Pilihan I

Campylobacter

Ciprofloksasin 500 mg Ceftriaxone 1 gr 1


2 x sehari selama 3 hari
5 hari
Trimet + sulfametx 2
x sehari 3 hari
Ciprofloksasin 500 mg Azithromycin 500 mg
2 x sehari selama 3 2 x sehari
5 hari
Erythromycin 500 mg
2 x sehari

Shigella
Salmonella spp.

Pilihan II

v. Cholera

Tetrasiklin 500 mg 4 x Resisten tetrasiklin


sehari, 3 hari
Ciprofloksasin 1 g oral
Doksisiklin 300 mg,
1x
oral dosis tunggal
Eritromisin 250 mg
oral 4 x sehari 3 hari

Clostridium difficile

Metronidazol 250
Vancomycin 125 mg
500 mg 4 x sehari, 7 oral, 4 x sehari, 7 14

Sediaan Antidiare
Kandungan

Bentuk
Sediaan

Dosis

Keterangan

Antimotility
Loperamide

2 mg/tablet

difenoksilat +
atropin sulfat

5 mg

Dioctahedral
smectite

Serbuk 3 g

Awal 4 mg,
dilanjutkan dengan
2 mg setiap
sehabis diare, tidak
lebih dari 16
mg/hari
3 4 x sehari

3 sachet / hari

Penghambatan
propulsi,
peningkatan
absorbsi cairan
sehingga dapat
memperbaiki
konsistensi feses
dan mengurangi
frekwensi diare
Bila diare akut
dengan gejala
demam dan
sindrom disentri
obat ini tidak
dianjurkan.

Sediaan Antidiare
Kandungan

Bentuk Sediaan

Dosis

Keterangan

Kaolin - pectin

5.7 g kaolin + 130.2


mg pectin/30 ml

30 120 ml
setiap sehabis
diare

Menyerap bahan
infeksius dan
toksin

Bismuth
subsalycilate

375 mg / tablet
262 mg / tablet

2 tablet setiap
30 menit sampai
1 jam ; maksimal
8 dosis perhari

Attapulgite

750
750
600
300

1200 1500 mg
setelah sehabis
BAB ; sampai
9000 mg/hari

Adsorbents

mg
mg
mg
mg

/15 ml
/tablet
/tablet
/tablet

Melalui efek
tersebut maka
sel mukosa usus
terhindar kontak
langsung dengan
zat-zat yang
dapat
merangsang
sekresi elektrolit

Sediaan Antidiare
Kandungan

Bentuk Sediaan

Dosis

Keterangan

Kapsul

2 kapsul 2 x / hari

mengurangi
frekwensi dan
konsistensi feses
tetapi tidak
dapat
mengurangi
kehilangan
cairan dan
elektrolit

serbuk

1 gr per sachet, 3 x
sehari

peningkatan
jumlahnya di
saluran cerna
akan memiliki
efek yang positif
karena
berkompetisi

Zat Hidrofilik
Ekstrak
tumbuhn
Plantago oveta,
Psyllium,
Karaya
(Strerculia),
Ispraghulla,
Coptidis dan
Catechu
Lactobacillus
Lactobacillus
dan
Bifidobacteria
atau
Saccharomyces
boulardii

Pedoman Penatalaksanaan Diare Pada


Anak

Pedoman Penatalaksanaan Diare Pada


Anak

Pedoman Penatalaksanaan Diare Pada


Anak

Pedoman Penatalaksanaan Diare Pada


Anak

Pedoman Penatalaksanaan Diare Pada


Anak

Pedoman Penatalaksanaan Diare Pada


Anak

Penutup
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik
di negara berkembang maupun negara maju.
Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya
perlu diperhatikan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi
bakteri dapat diberikan terapi antimikrobial secara
empirik, yang kemudian dapat dilanjutkan dengan
terapi spesifik sesuai dengan hasil kultur.
Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan
pencegahan untuk penularan diare infeksi bakteri.

You might also like