You are on page 1of 13

DAFTAR ISI

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan
1.2 Latar Belakang..

1.3 Perumusan Masalah..

Bab II Isi
2.1Pentingnya Pengorganisasian..

2.2 Landasan Teori Pengorganisasian


2.2.1 Organisasi.

2.2.2 Manajemen dan Pengorganisasian

2.2.3 Konsep Penting Pengorganisasian

10

BAB III Penutup


3.1 Kesimpulan

13

Daftar Pustaka

14

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk mencapai tujuan organisasi maupun pribadi, kemudian untuk menjaga
keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan (pemilik,
karyawan, kreditor, pemasok pelanggan, lembaga konsumen, SP, pemerintah dan
masyarakat) dan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas dibutuhkan sebuah
Manajemen. Pengertian manajemen begitu luas, sehingga dalam kenyataannya
tidak ada definisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Proses
manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
Yang dibahas dalam Makalah ini adalah Pengorganisasian yang berarti bahwa
para manajer mengkoordinasikan sumber daya, sumber daya manusia dan material
organisasi. Manajer perlu mempunyai kemampuan untuk mengembangkan dan
kemudian memimpin organisasi yang sesuai dengan tujuan, rencana dan program
yang telah ditetapkan. Pengorganisasian sangat penting dalam organisasi yang
dalam hal mendeterminasi bagaimana mencegah timbulnya masalah-masalah atau
diselesaikan dalam upaya mengurangi konflik-konflik yang tidak dapat dihindari
dalam situasi , dimana orang-orang bekerja sama dalam upaya mereka untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Pengorganisasian ini begitu penting dalam

organisasi, karena setelah para manajer menetapkan sasaran-sasaran, dan


merancang rencana-rencana untuk mencapainya, maka perlu mendesain dan
mengembangkan sebuah organisasi yang dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah
digariskan. Pengorganisasian akan mengubah rencana-rencana menjadi sebuah
tindakan-tindakan dengan bantuan kepemimpinan dan motivasi. Pengorganisasian
biasanya mengikuti perencanaan dan mencerminkan bagaimana organisasi
mencoba untuk menyelesaikan rencana itu. Adapun konsep-konsep penting dalam
hal pengorganisasian antara lain struktru organisasi yang memiliki karakter dalam
hal

spesialisasi

delegasi,rentang

kerja,

rantai

manajemen,

komando,

sentralisasi

dan

wewenang,tanggungjawab,
desentralisasi

beserta
2

departementalisasi yangn akan dibahas lebih lanjut dipembahasan berikutnya yang


juga pendapat-pendapat teori para ahli yang berkaitan dengan pengorganisasian.
Untuk mencapai sebuah tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya,
maka harus ada proses pengorganisasian yang dilaksanakan dengan baik dan
sukses oleh para manajer dengan saluran komunikasi yang baik antara atasan
dengan bawahan.

1.2 Perumusan Masalah


1.

Mengapa Pengorganisasian itu begitu penting dalam sebuah organisasi yang

untuk mencapai kesuksesan tujuannya?


2. Apakah yang diperlukan dalam pengorganisasian?
3. Apakah yang dimaksud organisasi dan pengorganisasian berdasarkan beberapa
pengertian?
4. Konsep penting pengorganisasian.

BAB II
ISI

2.1 PENTINGNYA PENGORGANISASIAN


Sekalipun pengorganisasian (Organizing) merupakan salah satu fungsi dari
proses manajemen, ia penting dalam hal mendeterminasi bagaimana mencegah
timbulnya masalah-masalah atau diselesaikan dalam upaya mengurangi konflikkonflik yang tidak dapat dihindari dalam situasi , dimana orang-orang bekerja
sama

dalam

upaya

mereka

untuk

mencapai

tujuan-tujuan

tertentu.

Pengorganisasian ini begitu penting dalam organisasi, karena setelah para manajer
menetapkan sasaran-sasaran, dan merancang rencana-rencana untuk mencapainya,
maka perlu mendesain dan mengembangkan sebuah organisasi yang dapat
mencapai tujuan-tujuan yang telah digariskan. Pengorganisasian akan mengubah
rencana-rencana

menjadi

sebuah

tindakan-tindakan

dengan

bantuan

kepemimpinan dan motivasi.

2.2 LANDASAN TEORI PENGORGANISASIAN


2.2.1 ORGANISASI
Sejak dahulu manusia sudah mengetahui bahwa manusia sebagai individu
mengalami keterbatasan dalam hal melaksanakan pencapaian sasaran-sasarannya.
Untuk itu manusia sudah menyadari sejak awal bahwa ia harus bekerja sama
dengan individu-individu lainnya guna melaksanakan pencapaian sasaran-sasaran
yang secara individual tidak mungkin dicapainya. Maka dari itu manusia bersamasama menghimpun dan menyatukan kekuatan individual mereka dan membentuk
sebuah organisasi.
Defenisi formal dari sebuah organisasi adalah sebuah entitas sosial yang
berorientasi pada sasaran dan mempunyai struktur yang direncanakan dengan
baik. Entitas sosial (Social Entity) artinya terdiri dari dua orang atau lebih.
Berorientasi pada sasaran berarti dirancang untuk mencapai hasil, misalnya
mendapat laba, berhasil dalam memperjuangkan kenaikan upah bagi para anggota,
memenuhi kebutuhan anggota atau memberikan kepuasan sosial. Mempunyai
struktur yang direncanakan dengan baik (deliberately structured) artinya

pekerjaan dibagi-bagi dan tanggung jawab atas kinerja mereka dibebankan kepada
anggota organisasi.
Defenisi dari sebuah organisasi menurut para ahli yang bernama Trewatha
dan Newport, menyajikan defenisi organisasi Sebuah Organisasi dapat kita
nyatukan sebagai sebuah struktur sosial yang didesain guna mengoordinasi
kegiatan dua atau lebih melalui suatu pembagian kerja, dan hierarki otoritas, guna
melaksanakan pencapaian tujuan umum tertentu. Defenisi yang dikemukakan
menekankan dua macam pertimbangan. Hal pertama adalah adanya suatu
kelompok orang yang bekerjasama secara terordinasi guna melaksanakan
pencapaian sasaran-sasaran. Hal kedua adalah berkaitan dengan kerangka kerja
atau strukturnya. Salah satu elemen penting dari struktur adalah pembagian kerja
yang dimaksud sebagai suatu spesialisasi kerja dimana kegiatan-kegiatan yang
serupa pada umumya dikelompokkan ke dalam kesatuan-kesatuan fungsional atau
kesatuan kegiatan.
Semua defenisi yang telah diuraikan berlaku bagi semua organisasiorganisasi yang sangant penting bagi kehidupan masyarakat kita. Dalam dunia
industri, pendidikan, pelayanan kesehatan, dan pertahanan. Organisasi telah
memberikan keuntungan yang mengesankan bagi standar hidup dan pandangan
kita

tentang

dunia.

Ukuran

organisasi

yang

kita

hadapi

setiap

hari

menggambarkan besarnya kekuasaan politik, ekonomi, sosial yang sangat besar di


lingkungan masyarakat. Organisasi juga dibentuk untuk memenuhi aneka macam
kebutuhannya, seperti misalnya kebutuhan emosionalnya, kebutuhan spiritualnya,
kebutuhan intelektualnya, kebutuhan ekonominya dan kebutuhan politik.

Maka

berdasarkan itu semua, Organisasi harus berjalan sesuai dengan sesuai harapan
dan perlu dimanajemeni oleh seorang manajer yang kompeten dan memiliki bakat
manajemen yang cukup memenuhi untuk menangani segala permasalahan yang
disebabkan oleh berkembangnya ukuran perusahaan dan manajer mampu untuk
bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan sumber daya dengan suatu cara
yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan dari organisasi.
Efektivitas (effectiveness) adalah derajat seberapa jauh organisasi berhasil
mencapai sasaran yang ditetapkan. Efektivitas organisasi juga memberikan sebuah

produk atau pelayanan yang dihargai oleh pelanggan.

Efisiensi (efficiency)

berhubungan dengan jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai sebuah
tujuan organisasi. Efisiensi didasarkan pada berapa banyak bahan baku, uang, dan
orang-orang yang diperlukan untuk menghasilkan suatu volume output. Efisiensi
dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang dipakai untuk menghasilkan
sebuah produk atau pelayanan. Tingkat efisiensi dan efektivitas di dalam sebuah
organisasi dapat sama-sama tinggi apabila dilaksanakan dengan baik.

2.2.2 Manajemen dan Pengorganisasian


Manajemen sering dianggap universal karena menggunakan sumberdaya
organisasi untuk mencapai sasaran dan memperoleh prestasi tinggi dalam semua
tipe organisasi, yang mencari laba maupun nirlaba. Maka definisi kita terhadap
manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang
efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian sumberdaya organisasi. Ada dua ide penting dalam defenisi ini : (1)
empat fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,
pengendalian dan (2) pencapaian sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan
efisien. Para manajer menggunakan banyak keterampilan dalam melakukan
fungsi-fungsi ini.

Empat fungsi daripada manajemen ini akan dibahas yakni

Pengorganisasian.

Pengorganisasian
Pengorganisasian biasanya mengikuti perencanaan dan mencerminkan
bagaimana

organisasi

mencoba

untuk

menyelesaikan

rencana

itu.

Pengorganisasian mengandung makna bahwa para manajer mengoordinasi


sumber-sumber daya manusia dan sumber-sumber daya material yang tersedia
pada organisasi dimana mereka bergerak untuk diarahkan ke arah pencapaian
tujuan-tujuan atau sasaran yang dirumuskan dalam rencana atau perencanaan yang
ada. Koordinasi yang baik, membantu pencapaian efektivitas organisasi yang
bersangkutan.

Setiap

perusahaan

bergumul

dengan

masalah

bagaimana
6

mengorganisir. Reorganisasi kerap dibutuhkan untuk merefleksikan strategi baru,


mengubah kondisi pasar, atau teknologi produksi yang inovatif. Perusahaanperusahaan di seluruh dunia melakukan restrukturisasi agar menjadi lebih
ramping, lebih efisien, dan lebih bersaing pada lingkungan global saat ini.
Perusahaan Eastman Chemical Company menggantikan wakil presiden senior
perusahaan yang bertugas mengurusi masalah administrasi, manufaktur, serta riset
dan pengembangan dengan tim kerja yang dapat mengatur sendiri pekerjaannya
(self diercted). Perusahaan super bakery yang berkonsentrasi pada pengembangan
produk dan meng-outsource kegiatan penjualan, manufaktur, dan pengiriman
produk-produknya kepada kontraktor di luar perusahaan. Masing-masing contoh
perusahaan yang telah diuraikan

dalam kesehariannya menggunakan konsep

pengorganisasian. Pengorganisasian defenisinya adalah fungsi manajemen yang


berkaitan dengan penetapan tugas-tugas, pengelompokan tugas-tugas ke dalam
departemen dan pengalokasian sumber daya, serta penyebaran sumber daya
organisasi untuk meraih tujuan-tujuan strategis.

Penyebaran sumber daya

dicerminkan melalui pembagian tenaga kerja perusahaan ke dalam departemen


atau pekerjaan yang spesifik, lini wewenang formal, dan mekanisme
pengkoordinasian tugas-tugas organisasi yang beragam. Istilah pengorganisasian
juga mempunyai bermacam-macam pengertian. Istilah tersebut dapat digunakan
untuk menunjukkan hal-hal berikut ini
1.

Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling


efektif sumber daya, sumber keuangan, phisik, bahan baku, dan tenaga kerja

2.

organisasi.
Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya, dimana setiap
pengelompokan diikuti dengan penugasan seorang manajer yang diberi tugas

untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.


3. Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas dan para
4.

karyawan.
Cara dalam mana para manajer membagi lebih lanjut tugas-tugas yang harus
dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelegasikan wewenang yang
diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.

Proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga langkah prosedur


berikut ini: (1) Pemerincian seluruh pekerjaaan yang harus dilaksanakan untuk
mencapai tujuan organisasi; (2) pembagian beban pekerjaan total menjadi
kegiatan-kegiatan yang secara logika dapat dilaksanakan oleh satu orang.
Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan,
atau terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efisien dan terjadi biaya
yang tidak perlu; (3) pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk
mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang
terpadu dan harmonik. Mekanisme pengkoordinasian ini akan membuat para
anggota organisasi menjaga perhatiannya pada tujuan organisasi dan mengurangi
ketidak-efisienan dan konflik-konflik yang merusak.
Suatu pengorganisasian yang dilakukan dengan baik dan sempurna
memiliki beberapa fungsi, antar lain sebagai berikut. (1) mengatur kerja serta
kerjasama sebaik-baiknya; (2) mencegah kelambatan-kelambatan kerja serta
kesulitan dalam hal pekerjaan; (3) mencegah kesimpangsiuran kerja; (4)
menentukan pedoman-pedoman kerja pada setiap kegiatan manajemen. Namun
dalam melakukan pengorganisasian, para manajer perlu memegang prinsip, antara
lain : (1) Penentuan tujuan yang jelas; (2) pembagian kerja; (3) pelimpahan
wewenang; (4) kesatuan komando; (5) rentangan kekuasaan; (6) tingkat
kekuasaan serta koordinasi. Henry Fayol juga mengidentifikasikan 16 macam
prinsip yang berkaitan dengan fungsi pengorganisasian. Prinsip-prinsip tersebut
yang membantu dalam hal pengidentifikasian, pembagian, dan pengelompokan
kerja adalah sebagai berikut:
(1) Laksanakan persiapan dan pelaksanaan rencana operasi dengan cermat;
(2) Organisasilah fakta-fakta manusia dan bahan-bahan demikian rupa, hingga
mereka konsisten dengan sasaran-sasaran, sumber daya, dan tuntutan perusahaan.
(3) Tetapkanlah otoritas tunggal, yang kompeten, yang enerjetik, dan yang mampu
membina (struktur manajemen formal).
(4) Laksanakan koordinasi semua kegiatan dan upaya.
(5) Rumuskan keputusan-keputusan yang jelas yang bersifat khas dan tepat.
(6) Laksanakan seleksi secara efisien demikian rupa hingga setiap departemen
dipimpin oleh seorang manajer yang berkompeten, enerjetik, dan para karyawan
ditempatkan pada jabatan dimana mereka dapat berperan semaksimal mungkin.
8

(7) Rumuskan tugas-tugas.


(8) Rangsanglah inisiatif dan tanggung jawab.
(9) Tetapkan imbalan layak dan cocok untuk jasa-jasa para karyawan.
(10) Manfaatkan sanksi-sanksi apabila terjadi kesalahan-kesalahan atau kekeliruan.
(11) Pertahankan disiplin
(12) Upayakan agar supaya kepentinganindividual konsisten dengan kepentingan
umum organisasi yang bersangkutan.
(13) Laksanakan prinsip kesatuan perintah (Unity of command).
(14) Upayakan adanya koordinasi bahan-bahan dan manusia.
(15) Tetapkan dan laksankan berbagai macam kontrol
(16) Hindarilah regulasi (berlebihan), red tape (prosedur berbelit-belit yang tidak
efisien) dan pekerjaan administratif yang bertele-tele.
Prinsip-prinsip yang diajukan oleh Fayol, hingga hari ini masih tetap
memiliki

relevansi

bagi

organisasi-organisasi

baru.

Pelaksanaan

proses

pengorganisasian yang sukses, akan membuat suatu organisasi dapat mencapai


tujuannya. Proses ini akan tercemin pada struktur organisasi, yang mencakup
aspek-aspek penting organisasi dan proses pengorganiasasian, yaitu : 1)
Pembagian kerja (atau yang sering disebut dengan spesialisasi kerja), 2)
Departementalisasi (atau sering disebut dengan istilah departmentasi), 3) bagan
organisasi formal, 4) rantai perintah dan kesatuan perintah, 5) tingkat-tingkat
hirarki manajemen, 6) saluran komunikasi, 7) penggunaan komite, 8) rentang
manajemen dan kelompok-kelompok informal yang tak dapat dihindarkan.

2.2.3 Konsep Penting Pengorganisasian


Proses pengorganisasian mendorong penciptaan struktur organisasi yang
mendefenisikan bagaimana tugas-tugas dibagi dan sumber daya disebarkan.
Struktur organisasi (organizing structure) didefenisikan sebagai (1) seperangkat
tugas-tugas formal yang diserahkan kepada individu-individu dan departemendepartemen; (2) hubungan pelaporan formal, termasuk garis-garis wewenang,
tanggung jawab keputusan, jumlah tingkatan hierarki, dan rentang kendali
manajer; (3) rancangan sistem yang menjamin koordinasi efektif dari para
karyawan antar departemen. Adapun faktor-faktor utama yang menentukan
perancangan struktur organisasi adalah sebagai berikut :

a) Strategi Organisasi untuk mencapai tujuannya. Strategi akan menjelaskan


bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun diantara para
manajer dan bawahan. Aliran kerja sangat dipengaruhi strategi, sehingga bila
strategi berubah maka struktur organisasi juga berubah.
b) Teknologi yang digunakan. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk
memproduksi barang atau jasa akan membedakan bentuk struktur organisasi.
Sebagai contoh, perusahaan mobil yang menggunakan teknologi industrial masal
akan memerlukan tingkat standarisasi dan spesialisasi yang lebih tinggi
dibandingkan perusahaan industri pakaian jadi yang mengutamakan perubahan
mode.
c) Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi.
Kemampuan dan cara berpikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk
bekerjasama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi. Kebutuhan
manajer dalam membuat keputusan juga akan memengaruhi saluran komunikasi,
wewenang dan hubungan di antara satuan-satuan kerja pada rancangan struktur
organisasi.
d) Ukuran organisasi. Besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuansatuan kerjanya akan memengaruhi struktur organisasi. Semakin besar ukuran
organisasi, struktur organisasi akan semakin kompleks, dan harus dipilih bentuk
struktur yang tepat.
Karakteristik dasar struktur organisasi meliputi : (i) spesialisasi kerja
yang dimana prinsip dasarnya adalah pekerjaan dapat dilakukan dengan cara yang
efisien jika karyawan diperkenankan untuk melakukan spesialisasi. Spesialisasi
kerja kadang-kadang disebut pembagian kerja sejauh mana tufas-tugas organisasi
dibagi ke dalam pekerjaan individual yang lebih khusus. Meskipun jelas manfaat
dari spesialisasi, banyak organisasi tidak menggunakan prinsip ini. Dengan terlalu
banyak spesialisasi, karyawan terisolasi dan hanya melakukan satu tugas yang
kecil dan membosankan. Banyak perusahaan memperluas tugas-tugas untuk
memberikan tantangan yang lebih banyak atau menugaskan tim-tim untuk tugastugas, dengan demikian karyawan dapat berotasi diantara tugas-tugas yang
dilakukan oleh tim kemudian (ii) rantai komando yang adalah garis wewenang

10

yang menghubungkan semua individu dalam organisasi dan menunjukkan kepada


siapa seseorang memberikan laporan. Hal tersebut berhubungan dengan dua
prinsip pokok. Kesatuan perintah (unity of command) yang berarti bahwa masingmasing karyawan bertanggung jawab hanya kepada satu penyelia. Prinsip skalar
(scalar principle) mengacu pada defenisi yang jelas dari garis wewenang dalam
organisasi yang melibatkan semua karyawan. Wewenang dan tanggung jawab bagi
tugas-tugas yang berlainan seharusnya dibedakan. Semua personel organisasi
harus mengetahui kepada siapa mereka memberikan laporan serta memahami
tingkat-tingkat manajemen sepenuhnya sampai ke puncak. (iii) wewenang,
tanggung jawab, dan delegasi. Rantai komando mengilustrasikan struktur
wewenang organisasi. Wewenang (authority) adalah hak formal dan legimitasi
dari seseorang manajer untuk membuat keputusan, mengeluarkan perintah, dan
mengalokasikan sumberdaya untuk mencapai hal yang diinginkan organisasi.
Tanggung jawab adalah kewajiban untuk melakukan tugas atau aktivitas yang
telah ditugaskan kepada seseorang pekerja. Pertanggungjawaban merupakan
mekanisme yang membuat wewenang dan tanggung jawab berjalan bersama.
Pertanggungjawaban

dapat

dibangun dalam struktur

organisasi, dimana

keseluruhan kinerja manajer dimonitor, dan pembayaran bonus dikaitkan dengan


kesuksesan hasil. Konsep lain yang berhubungan dengan wewenang adalah
delegasi. Delegasi merupakan proses bagi para manajer untuk mentransfer
wewenang dan tanggung jawab kepada bwahan-bawahannya dalam hierarki
organisasi.

Kebanyakan

organisasi

sekarang

mendorong

manajer

untuk

mendelegasikan wewenang ke level rendah yang mungkin untuk memberikan


fleksibelitas maksimum guna memenuhi kebutuhan konsumen dan beradaptasi
dengan lingkungan. Manajer didorong untuk mendelegasikan wewenang
meskipun mereka )management) yang adalah jumlah karyawan yang memberikan
laporan pada seorang penyelia (supersivor). Kadang-kadang juga disebut rentang
kendali (span of control). Karakteristik struktur ini menentukan seberapa dekat
seorang penyelia dapat memonitor bawahan. Secara umum, ketika penyelia harus
terlibat dekat dengan bawahannya, rentang akan semakin kecil, dan ketika
penyelia memerlukan sedikit keterlibatan dengan bawahannya, rentang akan

11

semakin lebar. Adapun faktor yang berhubungan dengan kurangnya keterlibatan


penyelia dan akan memperlebar rentang kendali adalah pekerjaan yang dilakukan
bawahan bersifat stabil dan rutin; bawahan melakukan tugas-tugas atau pekerjaan
yang serupa; bawahan dipusatkan dalam satu lokasi. (v) Sentralisasi dan
Desentralisasi. Sentralisasi dan Desentralisasi berkenaan dengan tingkatan hirarki
dimana keputusan dibuat. Sentralisasi berarti bahwa wewenang pengambilan
keputusan berada pada manajemen puncak. Dengan desentralisasi, wewenang
pengambilan keputusan diturunkan ke level organisasi yang lebih rendah.
Konsep utama lainnya adalah Departementalisasi (departmentalization),
yang mengelompokkan individu-individu ke dalam departemen-departemen, dan
mengelompokkan pekerja-pekerja ke dalam organisasi total.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Organisasi dibentuk untuk memenuhi aneka macam kebutuhannya, seperti
misalnya

kebutuhan

emosionalnya,

kebutuhan

spiritualnya,

kebutuhan

intelektualnya, kebutuhan ekonominya dan kebutuhan politik. Maka berdasarkan


itu semua, Organisasi harus berjalan sesuai dengan sesuai harapan dan perlu
dimanajemeni oleh seorang manajer yang kompeten dan memiliki bakat
manajemen yang cukup memenuhi untuk menangani segala permasalahan yang
disebabkan oleh berkembangnya ukuran perusahaan dan manajer mampu untuk
bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan sumber daya dengan suatu cara
12

yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan dari organisasi. Manajemen yang
mempunyai fungsi yang dibahas dalam Makalah ini adalah Pengorganisasian.
Suatu pengorganisasian yang dilakukan dengan baik dan sempurna memiliki
beberapa fungsi, antar lain sebagai berikut. (1) mengatur kerja serta kerjasama
sebaik-baiknya; (2) mencegah kelambatan-kelambatan kerja serta kesulitan dalam
hal pekerjaan; (3) mencegah kesimpangsiuran kerja; (4) menentukan pedomanpedoman kerja pada setiap kegiatan manajemen. Adapun beberapa konsep dasar
penting dari pengorganisasian yang mendorong adanya struktur organisasi yang
meliputi spesialisasi kerja, rantai komodo, wewenang dan tanggung jawab,
rentang manajemen, dan sentralisasi serta desentralisasi. Konsep utama lain
adalah departementalisasi, yang menjelaskan bagaimana karyawan perusahaan
dikelompokkan. Proses Pengorganisasian yang sukses, akan membuat suatu
organisasinya dapat mencapai tujuannya masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA
Daft Richard L., Manajemen: An Vanderbit University, 2002.
J.Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, Jakarta : Kencana, 2007.
Handoko T. Hani, 1995, Manajemen,

edition, prentice Hall, New jersey.

13

You might also like