You are on page 1of 8

Gambaran penyuluhan HIV/AIDS pada siswa MTS YPI Al-Islam

Ciparay yang dilaksanakan oleh Puskesmas Sumbersari pada


Bulan Oktober 2014
Winda Puspita Dewi1, Eka Nurhayati1, Arriyassatul Mutaqiyyah2
1
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung,
2
UPF Puskesmas Sumbersari Ciparay

ABSTRAK
Penyakit infeksi HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus / Acquired
Immune Deficiency Syndrome) merupakan masalah terbesar di dunia termasuk di
Indonesia, karena angka kejadian HIV/AIDS mengalami peningkatan setiap
tahunnya dan telah meluas ke seluruh propinsi di Indonesia. Salah satu upaya
untuk menanggulangi kasus HIV/AIDS pada remaja yang bisa dilakukan dan amat
dianjurkan oleh WHO adalah melalui promosi kesehatan di sekolah-sekolah,
sehingga penelitian ini bertujuan untuk menilai keberhasilan dari penyuluhan
yang diberikan kepada siswa-siswi. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan pendekatan cross sectional terhadap siswa/i kelas VIII dan
kelas IX MTS YPI Al-Islam Ciparay. Promosi kesehatan diberikan melalui
pemaparan materi, diskusi, tanya-jawab tentang HIV/AIDS. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil peningkatan pengetahuan siswa/i
dengan peningkatan relatif sebesar 80,03%. Hasil penelitian menunjukan bahwa
dengan melakukan promosi kesehatan ke sekolah dapat meningkatkan
pengetahuan siswa terhadap cara penularan, cara pencegahan, tanda, dan gejala
HIV/AIDS.

Kata kunci : HIV/AIDS, promosi kesehatan.

ABSTRACT
Infectious diseases HIV / AIDS (Human Immunodeficiency Virus /
Acquired Immune Deficiency Syndrome) was a mayor problem in the world,
including in Indonesia, because the incidence of HIV / AIDS has increased every
year and has expanded to all provinces in Indonesia. One of the efforts to combat
HIV / AIDS cases in adolescents can be done and was highly recommended by the
WHO is through health promotion in schools, so this study aims to assess the
success of the counseling given to students. This research used a quantitative
method by a cross-sectional approach on grade-VII and IX students of MTS YPI
Al-Islam Ciparay. Health promotion material provided through exposure,
discussion, questions and answers about HIV / AIDS. Based on the research that

has been done, showed an increase in students' knowledge with relative


improvement of 80.03%. The results showed that the health promoting school can
increase the student's knowledge of the modes of transmission, means of
prevention, signs and symptoms of HIV / AIDS.

PENDAHULUAN
Kesehatan reproduksi menjadi perhatian banyak pihak dan utama pada
remaja di Indonesia terutama dalam mencegah penyebaran HIV/AIDS (Human
Immunodeficiency Virus / Acquired Immune Deficiency Syndrome). (Shaluhiyah
Z. Socio-cultural and socio-sexual factors influence the premarital sexual
behaviour of Javanese Youth In The Era of HIV/AIDS. Jurnal Promosi Kesehatan
Indonesia. 2007;2(2):61-72. [Diunduh 30 Oktober 2014]. Tersedia dari:
ejournal.undip.ac.id/index.php/jpki/article/viewFile/2596/2304) (Sawitri AA, Cintya

P, Seriani L, Aryani P, Weta. Penyuluhan tentang pencegahan dan penularan


HIV/AIDS pada siswa/i SMP Kerta Wisata Tegalalang Gianyar. 2012;11(2):52-54.
[Diunduh

22

Oktober

2014].

http://ojs.unud.ac.id/index.php/jum/article/view/2148).

Tersedia

dari:

Penyakit

infeksi

HIV/AIDS merupakan masalah terbesar di dunia termasuk di Indonesia, karena


angka kejadian HIV/AIDS mengalami peningkatan setiap tahunnya dan telah
meluas ke seluruh propinsi di Indonesia. (Ekawati NK, Wulandari LPL, Lubis D,
Purnama. Promosi kesehatan di sekolah pada remaja dalam upaya pencegahan
penyakit HIV/AIDS di kota denpasar. Udayana Mengabdi. 2012; 11(2): 55 58.
[Diunduh

22

Oktober

2014].

Tersedia

dari

http://ojs.unud.ac.id/index.php/jum/article/viewFile/2147/1332.) (Ayuningsih N,
Rondonuwu R, Mulyadi. Pengaruh penyuluhan tentang HIV/AIDS terhadap

pengetahuan dan sikap siswa di SMA Negeri Manado. 2014; 1-7. Diunduh 22
Oktober

2014.

Tersedia

dari:

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/viewFile/5167/4683

).

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama


melaporkan sejak pertama kali ditemukan (1987) sampai dengan September 2012,
kasus HIV-AIDS tersebar di 341 dari 497 kabupaten/kota di seluruh (33) provinsi
di Indonesia. (Ayuningsih N, Rondonuwu R, Mulyadi. Pengaruh penyuluhan
tentang HIV/AIDS terhadap pengetahuan dan sikap siswa di SMA Negeri
Manado.

2014;

1-7.

Diunduh

22

Oktober

2014.

Tersedia

dari:

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/viewFile/5167/4683 ).
Penyakit AIDS pertama kali muncul di tiga negara yaitu Afrika, Haiti, dan
Amerika Serikat, (Ekawati NK, Wulandari LPL, Lubis D, Purnama. Promosi
kesehatan di sekolah pada remaja dalam upaya pencegahan penyakit HIV/AIDS di
kota denpasar. Udayana Mengabdi. 2012; 11(2): 5558. [Diunduh 22 Oktober
2014].

Tersedia

dari

http://ojs.unud.ac.id/index.php/jum/article/viewFile/2147/1332.)

sedangkan

World Health Organization (WHO) dan United Nations Programme on HIV/AIDS


(UNAIDS) dua organisasi dunia memberi peringatan bahaya kepada 3 negara
Asia. Penyakit ini menjadi penyakit yang sangat serius karena terjadi peningkatan
jumlah penderita di berbagai negara, lebih dari 20 juta jiwa telah meninggal
karena AIDS. (Ayuningsih N, Rondonuwu R, Mulyadi. Pengaruh penyuluhan
tentang HIV/AIDS terhadap pengetahuan dan sikap siswa di SMA Negeri
Manado.

2014;

1-7.

Diunduh

22

Oktober

2014.

Tersedia

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/viewFile/5167/4683 )

dari:

Persentase faktor risiko AIDS tertinggi adalah hubungan seks tidak aman
pada heteroseksual (81,9%), penggunaan jarum suntik tidak steril pada penasun
(7,2%), dari ibu (positif HIV) ke anak (4,6%), dan LSL (2,8%) (Basuki, 2012).
(Ayuningsih N, Rondonuwu R, Mulyadi. Pengaruh penyuluhan tentang
HIV/AIDS terhadap pengetahuan dan sikap siswa di SMA Negeri Manado. 2014;
1-7.

Diunduh

22

Oktober

2014.

Tersedia

dari:

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/viewFile/5167/4683 )
Telah dilakukan berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan aktifitas seksual dikalangan kaum remaja, tetapi tidak diikuti dengan
peningkatan pengetahuan tentang kesehatan seksual dan reproduksi termasuk
penyakit HIV/AIDS. (Suryoputro A, Ford NJ, Shaluhiyah Z. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku seksual remaja di Jawa Tengah. 2006;10(1):29-40.
[Diunduh

Tersedia

dari

journal.ui.ac.id/health/article/download/162/158

(Shaluhiyah Z. Socio-cultural and socio-sexual factors influence the premarital


sexual behaviour of Javanese Youth In The Era of HIV/AIDS. Jurnal Promosi
Kesehatan Indonesia. 2007;2(2):61-72. [Diunduh 30 Oktober 2014]. Tersedia dari:
ejournal.undip.ac.id/index.php/jpki/article/viewFile/2596/2304).

Salah satu upaya

untuk menanggulangi kasus HIV/AIDS pada remaja yang bisa dilakukan di


beberapa negara dan amat dianjurkan oleh WHO adalah melalui promosi
kesehatan di sekolah-sekolah untuk meningkatkan pengetahuan siswa-siswi
terhadap HIV/AIDS dan bahaya penyakit HIV/AIDS. (Ayuningsih N, Rondonuwu
R, Mulyadi. Pengaruh penyuluhan tentang HIV/AIDS terhadap pengetahuan dan
sikap siswa di SMA Negeri Manado. 2014; 1-7. Diunduh 22 Oktober 2014.
Tersedia

dari:

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/viewFile/5167/4683 ) ( Harahap
J. Kesehatan reproduksi. 2003. 1-11. Diunduh 30 Oktober 2014. Tersedia dari :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3567/1/kedkomunitas-juliandi.pdf
) Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti ingin meneliti proses penyuluhan dan
menilai keberhasilan dari penyuluhan yang telah dilakukan di MTS YPI Al-Islam
Ciparay.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional terhadap siswa/i kelas VIII dan kelas IX MTS YPI Al-Islam Ciparay.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan pihak puskesmas Sumbersari
dengan pihak sekolah, belum pernah diadakan penyuluhan tentang HIV/AIDS di
sekolah ataupun di lingkungan tempat tinggal mereka dan belum ada organisasi
kesiswaan sebagai wadah kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan
reproduksi remaja di sekolah tersebut.
Kegiatan penyuluhan dengan metode pemaparan materi dan diskusi
dilakukan dengan tujuan memberikan pengetahuan yang benar tentang
pencegahan dan cara penularan HIV/AIDS sedini mungkin pada remaja yaitu
siswa/i MTS YPI Al-Islam Ciparay. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan
akhlak dan moral siswa/i, mencegah munculnya perilaku berisiko terkait
HIV/AIDS sehingga dapat mengurangi penularan HIV/AIDS, dan timbulnya
kasus baru di masyarakat terutama di kalangan remaja. Selain itu diharapkan
siswa/i MTS YPI Al-Islam bersedia menyebarkan informasi ini kepada teman-

teman sebaya, sehingga dapat menekan penyebaran dan kasus HIV/AIDS


dikalangan remaja.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyuluhan dilakukan oleh dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Bandung beserta Ibu Iska selaku pemegang upaya promosi kesehatan
puskesmas sumbersari, dan staf puskesmas lainnya. Penyuluhan ini diikuti oleh
seluruh siswa/i kelas VIII dan IX MTS YPI Al-Islam .
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada hari selasa 28 Oktober 2014
pukul 09.00 - 11.00 WIB pada siswa/i MTS YPI Al-Islam Ciparay sebanyak 73
orang yang terbagi menjadi dua kelas, 39 orang perempuan dan 34 orang laki-laki.
Selanjutnya, pemaparan materi diberikan selama 90 menit oleh dokter
muda dengan menggunakan media LCD, infokus, laptop, dan slide power point.
Sebelum pemaparan materi dimulai, peserta diberikan pretest tentang
tanda dan gejala HIV/AIDS, cara penularah HIV/AIDS, dan cara pencegahan
HIV/AIDS dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal peserta.
Setelah itu, siswa/i diberikan materi penyuluhan yang meliputi:
1. NAPZA.
2. Sex pra Nikah
3. Tanda dan Gejala HIV/AIDS
4. Cara Penularan HIV/AIDS
5. Cara Pencegahan HIV/AIDS

Setelah dilakukan pemeparan materi dan diskusi, peserta melakukan posttest yang bertujuan untuk menilai keberhasilan dari penyuluhan yang telah
dilakukan. Didapatkan hasil :
Tabel 1. Nilai rata-rata hasil pretest dan posttest pengetahuan tentang HIV/AIDS
pada siswa/I MTS YPI Al-Islam Ciparay berdasarkan variabel pertanyaan.
No

Variabel Pertanyaan

Pre-test

Post-test

1
2
3

tanda dan gejala HIV/AIDS


cara penularan HIV/AIDS
cara pencegahan HIV/AIDS
Nilai rata-rata keseluruhan

6%
12 %
2%
6,7 %

85,29 %
90,19 %
84,7 %
86,73 %

Peningkatan
relatif
79,29 %
78,19 %
82,7 %
80,03 %

PEMBAHASAN
Salah satu upaya untuk menanggulangi kasus HIV/AIDS pada remaja
yang bisa dilakukan dan terbukti sukses diterapkan di beberapa negara dan amat
dianjurkan oleh WHO adalah melalui promosi kesehatan di sekolah-sekolah untuk
meningkatkan pengetahuan siswa-siswi terhadap HIV/AIDS dan bahaya penyakit
HIV/AIDS. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada siswa/i kelas VIII
dan kelas IX MTS YPI Al-Islam Ciparay didapatkan hasil yaitu terdapat
peningkatan pengetahuan siswa/i dengan peningkatan relatif sebesar 80,03%. hal
ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sawitri dkk., bahwa terjadi
peningkatan kemampuan menjawab pada post-test dibandingkan dengan pre-test
setelah diberikan penyuluhan. Hal ini juga sesuai dengan teori Notoadmodjo
tentang pengetahuan yang merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. (Nurjanatun N. Hubungan tingkat pengetahuan dan

sikap wisatawan terhadap pemanfaatan Klinik Wisata. 2012. 27-28. [Diunduh


tanggal

November

2014].

Tersedia

dari

http://eprints.undip.ac.id/37464/1/DEVI_NURJANATUN_G2A008050_LAP_KT
I.pdf )
SIMPULAN
Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan melakukan promosi kesehatan
ke sekolah dapat meningkatkan pengetahuan siswa terhadap cara penularan, cara
pencegahan, tanda, dan gejala HIV/AIDS.
UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Kepala UPF
Puskesmas Sumbersari beserta staf, Kepala Sekolah MTS YPI Al-Islam Ciparay
beserta staf, Kepala Yayasan MTS YPI Al-Islam Ciparay, siswa/I MTS YPI AlIslam Ciparay, serta kepada semua pihak yang telah mendukung penyelenggaraan
pengabdian kepada masyarakat ini.

You might also like