Professional Documents
Culture Documents
Bones are richly supplied with blood vessels (Fig. I.7). The arterial supply is from:
Nutrient arteries (one or more per bone) that arise outside the periosteum, pass
through the shaft of a long bone via nutrient foramina, and split in the medullary
cavity into longitudinal branches. These vessels supply the bone marrow, spongy
bone, and deeper portions of the compact bone.
Small branches from the periosteal arteries of the periosteum supply most of the
compact bone. Consequently, if the periosteum is removed, the bone will die.
Metaphysial and epiphysial arteries supply the ends of the bones. These vessels arise
mainly from the arteries that supply the joints.
Kontraksi Otot
a. Terjadi apabila jembatan silang miosin berikatan dengan tempat-tempat spesifik
diprotein aktin
b. Bila pengikatan ini terjadi maka sebuah molekul ATP yang terdapat dikepala miosin
akan terurai oleh enzim miosin ATPase dan terjadi pembebasan energi
c. Energi tersebut digunakan untuk mengayunkan jembatan silang sehingga filamen
aktin dan miosin bergeser satu sama lain yang menyebabkan pemendekkan otot
(kontraksi)
d. Selama kontraksi, panjang filamen aktin da miosin tidak berubah, tetapi pita I dan
Zona H memendek
e. Setiap kontraksi otot melibatkan siklus berulang pergeseran filamen dan menimbulkan
tegangan pada otot untuk bekerja
Penggabungan Eksitasi-Kontraksi
a.
b.
c.
d.
berkontraksi.
Kepala miosin dihambat untuk berikatan dengan molekul aktin karena adanya dua
protein lain yang membentuk filamen tipis : tropomiosin dan troponin.
g.
terjadi pengikatan miosin dengan zona aktif aktin dan ATPase miosin diaktifkan.
ATP ini kemudian diuraikan untuk menghasilkan energi sehingga jembatan silang
terayun. Apabila jembatan silang terayun maka filamen-filamen bergeser satu sama
k.
suatu saat maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkan oleh otot.
l.
Setelah ayunan jembatan silang maka molukel ADP yang tadi dibebaskan dari
miosin digunakan untuk membentuk molukel ATP kedua yang berikatan dengan
m.
n.
kepala miosin.
Sewaktu ATP baru terikat maka jembatan silang dibebaskan dari aktin.
Apabila kalsium intrasel masih tetap tinggi maka ATP baru akan diuraikan dan
akan bebas dan kepala myosin akan mempunyai kesempatan untuk menempel pada
active-site yang berdekatan dengannya.
Step 3: Pivoting
Pada saat kepala myosin masih menempel pada aktin, ADP dan Fosfat (ATP
ditambahkan dari sarkosom) diluar kepala myosin terkumpulkan secara cepat untuk
membentuk ATP agar mengisi kembali kepala myosin. Setelah ATP terbentuk, ATP
akan masuk ke dalam kepala myosin.
Proses Relaksasi
Pada saat relaksasi berarti rangsangan telah hilang dan konsentrasi Calsium pada
sarkoplasma akan menurun pada tingkat normal dengan mekanisme:
1) Calsium yang aktif tadi akan menuju ke luar sel melalui transpor membrane
2) Kemudian Ca akan kembali menuju ke reticulum sarkoplasma.
1. Histologi otot
3.1 Organel pada sel otot:
1.
2.
3.
4.
Sarkoplasma: protoplasma
Sarkosom: mitokondria
Reticulum sarkoplasma: reticulum endoplasma
Sarkolema: membrane sel yang sebenarnya ditambah satu lapisan tipis materi
polisakarida yang mengandung sejumlah kolagen fibril tipis.
Myofibril
Benang-benang parallel, dengan diameter 1-3 mikron(mikrometer). Dan tdd satuan
yang lebih kecil: mifilamen
Filament yang lebih tebal mengandung myosin. Dengan diameter 12-15 nm dengan
panjang 1,5 mikron dan menempati sarkomer sebagai Pita A.
Filament yang lebih tipis menganding aktin, diameter 5 nm dengan panjang 1
mikron dan terikat pada kedua belah garis Z. Ujung-ujung bebasnya menyelip
diantara Pita A.
Gurat H, bagian Pita A yang tidak mengandung filament tipis dan lebarnya
tergantung derajat kontraksi
Garis M merupakan garis yang membagi pita A menjadi 2, fungsinya untuk
memelihara susunan dan jarak yang teratur dari filament tebal pada sarkomer.
Tiap filament tebal(miosin) dikelilingi 6 filamen tipis(aktin).
kendor, tendon, tulang, detin, tulang rawan dari jaringan epitelan, dan fibrous, sclera,
dan cornea
2. Kolagen type II
Dewasa: mitosis otot berhenti daya regenerasi terbatas perbaikan berbentuk jar
parut.
Bila dilatih diameter , jumlah tetap hipertropi (pada otot rangka,otot jantung &
otot polos, kecuali uterus: hipertropi & hiperplasi dg mitosis)
skelet
2. Otot polos
Involuntary muscle
Visceral muscle
Bentuk sel: spindle shape, fusiformis (lebar di tengah, runcing di kedua ujungnya)
Setiap sel mempunyai inti di pusat pada bagian sel yang paling lebar
Setiap sel dibungkus oleh lamina basal dan jalinan serat retikulin
3. Otot jantung
Diskus Interkalasi yaitu sambungan kuat khusus pada sisi ujung yang bersntuhan
dengan sel-sel otot tetangga.
Menurut pekerjaannya :
a. Otot sinergis, yaitu otot bekerja bersama-sama.
b. Otot antagonis, yaitu otot yang bekerjanya berlawanan.
c. Otot abductor, yaitu otot yang menggerakkan anggota menjauhi tubuh.
b.
Merupakan bagian terbesar dari otot putih dan seratnya lebih besar. Sarkosomsarkosom yang lebih kecil terdapat berpasangan sekitar garis Z, dan garis Z disisni
hanya settengah lebarnya garis Z pada serat merah.Diameternya lebih besar,
myoglobulin lebih sedikit sehinnga warnanya lebih pucat, mitokondria dan pembuluh
darahnya lebih sedikit, tapi kandungan glikogennya lebih banyak. Kontraksinya lebih
cepat dan kuat tapi cepat lelah.
c.
2. Sendi
Sendi adalah daerah tulang yang ditutupi dan dikelilingi oleh jaringan ikat yang menahan
tulang dan menentukan jenis dan derajat pergerakan. Dalam sendi terdapat cairan synovial
yang berfungsi sebagai pelumas dan memasok nutrient dan oksigen ke tulang rawan sendi
yang avaskular.
Klasifikasi struktural persendian
1. Persendian fibrosa : tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan
ikat fibrosa.
2. Persendian kartilago : tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan
kartilago.
3. Persendian synovial : memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan kapsul dan
ligament artikular yang membungkusnya.
Klasifikasi fungsional persendian
1. Sendi sinartrosis atau sendi mati => secara structural persendian ini dibungkus
dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago.
a. Sutura : sendi yang dihubungkan dengan jar. Ikat fibrosa rapat dan hanya
ditemukan pada tulang tengkorak.
b. Sinkondrosis : sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan dengan kartilago hialin.
2. Amfiartrosis => sendi dengan pergerakan terbatas.
a. Simfisis : sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus kartilago, yang
menjadi bantalan sendi dan memungkinkan terjadinya sedikit gerakan. Contoh,
simfisis pubis dan diskus intervetebralis.
b. Sindesmosis : tulang-tulang yang berdekatan dihubungkan dengan serat jaringan
ikat kolagen. Contoh, tulang radius, ulna, serta tibia dan fibula.
c. Gomposis : sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk dengan pas dalam
kantong tulang. Contoh, gigi yang tertanam pada kantong tulang rahang.
3. Diartrosis => sendi yang dapat bergerak bebas, disebut juga sendi synovial.
Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan synovial dan lapisan terluar berupa
ligamentum.
Klasifikasi persendian synovial
1. Sendi sferoidal
Terdiri dari sebuah tulang dengan kepala berbentuk bulat yang masuk dengan pas ke
dalam rongga berbentuk cangkir pada tulang lain.
Contoh: sendi panggul dan sendi bahu.
2. Sendi engsel
Permukaan konveks sebuah tulang masuk dengan pas pada permukaan konkaf tulang
kedua. Sendi ini memungkinkan ferakan ke satu arah saja.
Contoh: persendian pada lutut dan siku.
3. Sendi kisar
Tulang berbentuk kerucut yang masuk dengan pas ke dalam cekungan tulang kedua,
dan dapat berputar ke semua arah.
Contoh: persendian tempat tulang atlas berotasi di sekitar prosesus odontoid aksis.
4. Persendian kondiloid
Terdiri dari sebuah kondilus oval suatu tulang yang masuk dengan pas ke dalam
rongga berbentuk elips di tulang kedua. Sendi ini memungkinkan gerakan ke dua arah
di sudut kanan setiap tulang.
Contoh: sendi antara tulang radius dan tulang karpal.
5. Sendi pelana
Permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf di satu sisi dan konveks pada
sisi lainnya, seperti dua pelana yang saling menyatu.
Contoh: persendian antara tulang karpal dan metakarpal pada ibu jari.
6. Sendi peluru
Salah satu sendi yang permukaan kesua tulang yang berartikulasi berbentuk datar,
sehingga memungkinkan gerakan meluncur antara satu tulang terhadap tulang lainnya.
Contoh: persendian invertebrata dan persendian antar tulang karpal dan tulang tarsal.
Pergerakan pada sendi sinovial
1. Fleksi adalah gerakan tubuh yang memperkecil sudut antara dua tulang atau dua
bagian tubuh.
Contoh: gerakan menekuk siku atau menekuk lutut
2. Ekstensi adalah gerakan tubuh yang memperbesar sudut antara dua tulang atau dua
3.
4.
5.
6.
bagian tubuh.
Contoh: gerakan meluruskan persendian pada lutut
Abduksi adalah gerakan bagian tubuh menjauhi garis tengah tubuh.
Contoh: gerakan abduksi lengan
Aduksi adalah gerakan bagian tubuh saat kembali ke aksis utama tubuh
Contoh: gerakan aduksi lengan
Rotasi adalah gerakan tulang yang berputar di sekitar aksis pusat tulang itu sendiri.
Contoh: gerakan menggelengkan kepala.
Sirkumduksi adalah kombinasi dari gerakan angular dan berputar untuk membuat
Proc.Condylaris
Fossa mandibularis
Depresi
Elevasi
Protrusi
Retraksi
Gerakan lateral
Komponen persendian:
Capsula articularis
Discus articularis
Lig.temporomandibularis
Lig. Sphenomandibular
Lig.Stylomandibular
Kerja sendi :
Sendi dilumasi oleh cairan sinovial dan oleh perubahan-perubahan hidrostatik yang
terjadi pada cairan intertisial rawan. Tekanan yang terjadi pada tl.rawan akan
mengakibatkan pergeseran cairan ke bagian yang kurang mendapat tekanan.
Sendi
bergerak maka cairan juga bergerak mendahului beban. Cairan kemudian akan bergerak
kembali ke bagian tl.rawan ketika tekanan bergerak.
Kulit kepala
Kulit kepala tebal; berambut; dan dapat digerakkan pada jaringan di bawahnya dan terdiri
dari beberapa lapisan yang terdiri dari :
o Skin : banyak mengandung folikel rambut
o Loose subcutaneous tisSue, banyak mengandung pembuluh darah dan syaraf
o Aponeurosis,
merupakan
lapisan
jaringan
ikat
yang
menutupi
calvaria
dan
Kalsium merupakan mineral utama pembentuk tulang. 99%. Bila tubuh kekurangan kalsium,
tubuh akan mengambilnya dari tulang dan bila terjadi terus menerus, tulang menjadi tipis,
rapuh, dan mudah patah. Kalsium terdapat dalam produk susu, brokoli dan produk dari
kacang kedelai. Kebutuhan kalsium harian berkisar antara 1.000-1.200 mg per hari,
tergantung usia seseorang.
b. Vitamin D
Berperan penting dalam mempertahankan massa tulang karena membantu tubuh menyerap
kalsium secara lebih efektif. Vitamin D merupakan regulator positif bagi metabolisme
kalsium dan meningkatkan penyerapan kalsium sebanyak 2,5 kali. Karenanya, suplemen
kalsium yang mengandung vitamin D akan lebih efektif mencegah osteoporosis dan
mengurangi risiko patah tulang akibat osteoporosis. Kebutuhan harian untuk vitamin D
adalah 200 hingga 400 IU/hari. Contoh: minyak ikan, ikan tuna, salmon dan margarine.
c. VitaminC
Membantu pembentukan tulang dan tulang rawan sehingga terbentuk jaringan sendi yang
sehat. Kolagen yang merupakan bahan baku untuk tulang juga membutuhkan vitamin C
untuk pembentukannya. Sebaiknya dikonsumsi sebanyak 1000 mg per hari. Contoh: jeruk,
sayuran hijau, jambu biji, tomat dan pisang ambon.
d. VitaminE
Vitamin ini dapat meningkatkan asupan oksigen ke otot dengan meningkatkan sirkulasi dan
kemampuan gerak otot. Contoh: kecambah, bunga matahari, kacang-kacangan, asparagus,
pisang , mentega, dan strawberi. Dosis suplemen vitamin E : 400 IU/hari
e. Zat besi
Memiliki peranan dalam membantu transportasi oksigen ke sel darah yang dibutuhkan oleh
enzim antioksidan untuk mengatasi kerusakan sendi. Contoh:pada bayam dan daging sapi.
f. Magnesium
Untuk pertumbuhan otot dan tulang. Contoh pada kedelai, gandum dan kerang laut.
g. Vitamin K
Vitamin K ini memperlambat pengeroposan tulang & mempercepat proses penyembuhan.
Contoh: sayuran berdaun hijau & minyak zaitun.