You are on page 1of 11

Vasculature and Innervation of Bones

Bones are richly supplied with blood vessels (Fig. I.7). The arterial supply is from:

Nutrient arteries (one or more per bone) that arise outside the periosteum, pass
through the shaft of a long bone via nutrient foramina, and split in the medullary
cavity into longitudinal branches. These vessels supply the bone marrow, spongy
bone, and deeper portions of the compact bone.

Small branches from the periosteal arteries of the periosteum supply most of the
compact bone. Consequently, if the periosteum is removed, the bone will die.

Metaphysial and epiphysial arteries supply the ends of the bones. These vessels arise
mainly from the arteries that supply the joints.

Kontraksi Otot
a. Terjadi apabila jembatan silang miosin berikatan dengan tempat-tempat spesifik
diprotein aktin
b. Bila pengikatan ini terjadi maka sebuah molekul ATP yang terdapat dikepala miosin
akan terurai oleh enzim miosin ATPase dan terjadi pembebasan energi
c. Energi tersebut digunakan untuk mengayunkan jembatan silang sehingga filamen
aktin dan miosin bergeser satu sama lain yang menyebabkan pemendekkan otot
(kontraksi)
d. Selama kontraksi, panjang filamen aktin da miosin tidak berubah, tetapi pita I dan
Zona H memendek
e. Setiap kontraksi otot melibatkan siklus berulang pergeseran filamen dan menimbulkan
tegangan pada otot untuk bekerja
Penggabungan Eksitasi-Kontraksi
a.

Penyampaian potensial aksi oleh neuron motorik ke serat otot rangka


menyebabkan neuron melepaskan asetilkolin (ACh) ke taut neuromuskular, kemudian

b.

ACh berdifusi ke end plate dan berikatan dengan receptor.


Pengikatan ini menyebabkan channel Na terbuka sehingga ion-ion Na masuk
kedalam sel dan menimbulkan depolarisasi lalu terjadi potensial aksi, kemudian
disalurkan ke serat otot sehingga terjadi depolarisasi serat otot. Lalu, menyebar ke

c.

serat via tubulus transversus yg berjalan antara pita A & I.


Bila bagian dalam sel positif maka ion-ion Ca dibebaskan dari kompartemen
intrasel (retikulum sarkoplasma) sehingga kadar Ca intra sel meningkat. Akibatnya,

d.

terjadi kontraksi otot.


Sewaktu serat otot rangka berada dalam keadaan istirahat maka kepala miosin

dihambat untuk berikatan dengan filamen aktin.


e.
Tanpa mengikat aktin, ATP miosin tidak dapat diuraikan dan otot tidak dapat
f.

berkontraksi.
Kepala miosin dihambat untuk berikatan dengan molekul aktin karena adanya dua
protein lain yang membentuk filamen tipis : tropomiosin dan troponin.

g.

Tropomiosin diperkirakan terletak di atas molekul aktin pada keadaan istirahat

dan menghambat pengikatan jembatan silang miosin(suatu tempat di aktin).


Sedangkan, troponin melekat ke molekul aktin.
Tropomiosin serta troponin memiliki tempat ikatan untuk Ca.
h.
Bila konsentrasi Ca intrasel meningkat maka akan berikatan dengan troponin
sehingga terjadi pergesaran posisi troponin pada molekul tropomiosin yang
menyebabkan pergeseran posisi tropomiosin terhadap aktin.
i.
Hal ini menyebabkan terbukanya zona aktif untuk mengikat miosin sehingga
j.

terjadi pengikatan miosin dengan zona aktif aktin dan ATPase miosin diaktifkan.
ATP ini kemudian diuraikan untuk menghasilkan energi sehingga jembatan silang
terayun. Apabila jembatan silang terayun maka filamen-filamen bergeser satu sama

k.

lain yang menyebabkan otot berkontraksi.


Semakin banyak jumlah jembatan silang yang berhubungan dan terayun pada

suatu saat maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkan oleh otot.
l.
Setelah ayunan jembatan silang maka molukel ADP yang tadi dibebaskan dari
miosin digunakan untuk membentuk molukel ATP kedua yang berikatan dengan
m.
n.

kepala miosin.
Sewaktu ATP baru terikat maka jembatan silang dibebaskan dari aktin.
Apabila kalsium intrasel masih tetap tinggi maka ATP baru akan diuraikan dan

jembatan silang kembali terayun.


Penggabungan eksitasi-kontraksi terjadi apabila konsentrasi Ca intrasel meningkat dari
konsentrasi molar istirahat sebesar kurang dari 10-7 menjadi 10-5.
Relaksasi Otot
- Sewaktu Ca dipompa kembali ke dalam retikulum sarkoplasma maka serat otot
melemas
- Pemompaan Ca adalah suatu proses aktif yang terjadi di membran retikulum
sarkoplasma. Proses ini menggunakan energi yang berasal dari penguraian molekul
ATP yang lain.
- Sewaktu kadar kalsium turun sampai sekitar 10 -7, maka troponin dan tropomiosin
kembali menghambat pengikatan aktin serta miosin sehingga kontraksi otot berhenti.
Kontraksi Isometrik
- Adalah kontraksi dimana terjadi ayunan jembatan silang dan terbentuk tegangan,
tanpa pemendekan otot
- Terjadi sewaktu mencoba mengangkat suatu beban yang memerlukan tegangan yang
lebih besar daripada tegangan yang dihasilkan
Proses kontraksi Otot terjadi dalam beberapa tahap:

Step 1: Active-site Exposure


Pada saat otot menerima rangsangan, RE sarkoplasma melepaskan Ca dari Tubulus T
ke sarkoplasma. Kemudian Ca akan bergerak menuju dan menempel pada Troponin
yang menutupi active-site dan Ca menggeser troponin dari active-site. Active-site

akan bebas dan kepala myosin akan mempunyai kesempatan untuk menempel pada
active-site yang berdekatan dengannya.

Step 2: Cross-bridge attachment


Kepala myosin yang mempunyai ATP akan memecahnya menjadi ADP dan Fosfat
yang dibutuhkan untuk kontraksi dengan ATP ase yang dipunyai oleh kepala miosin.
ADP dan fosfat tadi akan dilepas sebagai energy pada kepala myosin untuk menarik
aktin menuju garis M. Dan menarik garis-garis Z yang berhadapan untuk saling
mendekat . Pita H akan menghilang pada kontraksi penuh dan ujung-ujung filament
tebal mencapai garis Z.

Step 3: Pivoting
Pada saat kepala myosin masih menempel pada aktin, ADP dan Fosfat (ATP
ditambahkan dari sarkosom) diluar kepala myosin terkumpulkan secara cepat untuk
membentuk ATP agar mengisi kembali kepala myosin. Setelah ATP terbentuk, ATP
akan masuk ke dalam kepala myosin.

Step 4: Cross-bridge detachment


Setelah ATP tersebut masuk ke kepala myosin, kepala myosin akan terlepas dari
active-site pada aktin.

Step 5: Myosin reactivation


Kepala myosin yang sudah terlepas dari active-site itu akan active kembali pada saat
ATP tersebut sudah dipecah menjadi ADP dan Fosfat dan akan melanjutkan proses
kontraksi. Proses pembentukkan ATP ini sangat cepat.

Proses Relaksasi

Pada saat relaksasi berarti rangsangan telah hilang dan konsentrasi Calsium pada
sarkoplasma akan menurun pada tingkat normal dengan mekanisme:

1) Calsium yang aktif tadi akan menuju ke luar sel melalui transpor membrane
2) Kemudian Ca akan kembali menuju ke reticulum sarkoplasma.

Kemudian tropomiosin kembali pada posisi perifer menutupi active-site.

Jadi, tropomiosin dan troponin merupakan pengatur mekanisme pengunci kontraksi


dan Calsium sebagai kunci terbukanya mekanisme kontraksi. Sel otot tidak dapat
berkontraksi selain sampai kapasitas maksimal yaitu hukum all or none dan
kekuatan otot bergantung pada jumlah satuan otot yang berkontraksi.
Sumber: Kuliah dr. jauhar pada hari Rabu

1. Histologi otot
3.1 Organel pada sel otot:
1.
2.
3.
4.

Sarkoplasma: protoplasma
Sarkosom: mitokondria
Reticulum sarkoplasma: reticulum endoplasma
Sarkolema: membrane sel yang sebenarnya ditambah satu lapisan tipis materi
polisakarida yang mengandung sejumlah kolagen fibril tipis.

3.2 Pengaturan serabut otot


Aktin
Molekul aktin terdiri dari tiga protein
a. F-aktin fibrosa terbentuk dari dua rantai globular G-aktin yang berpilin satu sama
lain
b. Molekul tropomiosin merupakan suatu molekul halus yang membentuk filament
yang berjalan di atas sub-unit aktin di sepanjang tepian luar alur yang berada di

antara dua untai rantai yang terpilin.


c. Molekul troponin merupakan kompleks dari 3 unit:
1. TnT: melekat pada tropomiosin
2. TnC: terikat pada ion Ca2+
3. TnI: menghambat interaksi aktin-miosin
Miosin
Terdiri dari 2 rantai berat identic dan 2 pasang rantai ringan. Tonjolan globulus kecil
pada setiap rantai berat membentuk kepala yang memiliki tempat penggabungan ATP,
kapasitas enzimatik untuk menghidrolisis ATP dan kemampuan untuk mengikat aktin.

Myofibril
Benang-benang parallel, dengan diameter 1-3 mikron(mikrometer). Dan tdd satuan
yang lebih kecil: mifilamen
Filament yang lebih tebal mengandung myosin. Dengan diameter 12-15 nm dengan
panjang 1,5 mikron dan menempati sarkomer sebagai Pita A.
Filament yang lebih tipis menganding aktin, diameter 5 nm dengan panjang 1
mikron dan terikat pada kedua belah garis Z. Ujung-ujung bebasnya menyelip
diantara Pita A.
Gurat H, bagian Pita A yang tidak mengandung filament tipis dan lebarnya
tergantung derajat kontraksi
Garis M merupakan garis yang membagi pita A menjadi 2, fungsinya untuk
memelihara susunan dan jarak yang teratur dari filament tebal pada sarkomer.
Tiap filament tebal(miosin) dikelilingi 6 filamen tipis(aktin).

Jenis sabut kolagen


1. Kolagen type I

: yang terbanyak (90%), terdapat pada jaringan ikat

kendor, tendon, tulang, detin, tulang rawan dari jaringan epitelan, dan fibrous, sclera,
dan cornea
2. Kolagen type II

: terdapat pada tulang rawan hyaline, tulang rawan

elastic, dan corpus vitreum


3. Kolagen type III
: terdapat pada kulit janin, sabut retikuler, luka yang baru
sembuh, dan system cardiovascular
4. Kolagen type IV
: terdapat pada lamina basalis dari jaringan epitel
5. Kolagen type V
: terdapat pada placenta, pembungkus tendon, pembungkus otot
1.3 Fungsi Otot
Fungsi sistem muskular :
1. Pergerakan
Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan bergerak dalam
bagian-bagian internal tubuh.

2. Penopang tubuh dan mempertahankan postur


Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat ada pada posisi berdiri atau
duduk terhadap gaya gravitasi.
3. Produksi panas
Kontraksi otot secara metabolis menghasilkan panas untk mempertahankan suhu normal
1.4 Regenerasi Otot

Dewasa: mitosis otot berhenti daya regenerasi terbatas perbaikan berbentuk jar
parut.

Bila dilatih diameter , jumlah tetap hipertropi (pada otot rangka,otot jantung &
otot polos, kecuali uterus: hipertropi & hiperplasi dg mitosis)

1.5 Jenis Otot


Jenis otot:
1. Otot bergaris:

Garis2 melintang gelap & terang pd sabut otot otot bergaris/lurik

Fungsi: menggerakkan anggota gerak & melekat pd tulang jar. Otot

Gerakannya dikendalikan kemauan kita voluntary muscles

Setiap sabut otot tdd serabut2 (myofibril)

skelet

2. Otot polos

Involuntary muscle

Visceral muscle

Bentuk sel: spindle shape, fusiformis (lebar di tengah, runcing di kedua ujungnya)

Terdiri atas sel panjang tanpa garis melingkar

Setiap sel mempunyai inti di pusat pada bagian sel yang paling lebar

Setiap sel dibungkus oleh lamina basal dan jalinan serat retikulin

Kontraksi involunter tapi dipersyarafi saraf autonom

Kontraksi lemah dan lambat

Merupakan otot viceral (otot alat dalam)

3. Otot jantung

Mempunyai garis2 melintang

Inti di tengah, sarkoplasma banyak mengelilingi inti dan myofibril

Sabut otot bercabang2, membentuk anyaman

Garis2 melintang: intercalated disk

Diskus Interkalasi yaitu sambungan kuat khusus pada sisi ujung yang bersntuhan
dengan sel-sel otot tetangga.

Menurut pekerjaannya :
a. Otot sinergis, yaitu otot bekerja bersama-sama.
b. Otot antagonis, yaitu otot yang bekerjanya berlawanan.
c. Otot abductor, yaitu otot yang menggerakkan anggota menjauhi tubuh.

d. Otot adductor, yaitu otot yang menggerakkan anggota mendekati tubuh.


e. Otot fleksor, yaitu otot yang membengkokkan sendi tulang atau melipat sendi.
f. Otot ekstensor, yaitu otot yang meluruskan kembali sendi tulang pada kedudukan
semula.
g. Otot pronator, ketika ulna dan radial dalam keadaan sejajar.
h. Otot supinator, ulna dan radial dalam keadaan menyilang.
i. Endorotasi, memutar ke dalam.
j. Eksorotasi, memutar ke luar.
k.Dilatasi, memanjangkan otot.
l. Kontraksi, memendekkan otot.
1.6 Ciri-ciri otot
Ciri-ciri otat yaitu :
1. Kontraktilitas
Serabut otot berkontraksi dan menegang yang dapat atau mungkin juga tidak
melibatkan pemendekan otot.
2. Eksitabilitas
Serabut otot akan mersepon dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf.
3. Ekstensibilitas
Serabut otot memiliki kemampuan meregang melebihi panjang otot saat relaksasi.
4. Elastisitas
Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau meregang.
1.7 Bagian-bagian otot
- TENDON :urat otot, bagian ujung otot yang mengecil.
- VENTRIKEL :empal otot, bagian tengah otot yang menggembung.
- ORIGO :ujung otot yang melekat pada tempat yang tidak bergerak.
- INSERSIO :ujung otot yang melekat pada tempat yang bergerak.
- NORMOTROFI :otot yang besarnya normal.
- ATROFI :otot yang mengecil, lisut.
- HIPERTROFI :otot yang membesar.
- DISKUS INTERKALARIS :bagian khas otot jantung yang merupakan batas.
Macam-macam Serat Otot Lurik
a.

Serat merah (red fibers)


Serat ini berdiameter relatif kecil, banyak sarkosom besar penuh krista. Sarkosomsarkosom ini berkumpul di bawah sarkolemadan berderet-deret memanjang diantara
miofibril. Banyak mengandung mitokondria, dan pigmen cytocrom serta pembuluh
darah ,tapi glikogennya sedikit. Merupakan slow muscle karena kontraksinya lebih
lambat dibanding white fibers.

b.

Serat putih (white fibers)

Merupakan bagian terbesar dari otot putih dan seratnya lebih besar. Sarkosomsarkosom yang lebih kecil terdapat berpasangan sekitar garis Z, dan garis Z disisni
hanya settengah lebarnya garis Z pada serat merah.Diameternya lebih besar,
myoglobulin lebih sedikit sehinnga warnanya lebih pucat, mitokondria dan pembuluh
darahnya lebih sedikit, tapi kandungan glikogennya lebih banyak. Kontraksinya lebih
cepat dan kuat tapi cepat lelah.
c.

Serat menengah (intermediate fibers)


Serupa serat merah, terdapat pada otot merah, tetapi sarkosomnya lebih kecil dan garis
Z nya lebih tipis.

2. Sendi
Sendi adalah daerah tulang yang ditutupi dan dikelilingi oleh jaringan ikat yang menahan
tulang dan menentukan jenis dan derajat pergerakan. Dalam sendi terdapat cairan synovial
yang berfungsi sebagai pelumas dan memasok nutrient dan oksigen ke tulang rawan sendi
yang avaskular.
Klasifikasi struktural persendian
1. Persendian fibrosa : tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan
ikat fibrosa.
2. Persendian kartilago : tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan
kartilago.
3. Persendian synovial : memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan kapsul dan
ligament artikular yang membungkusnya.
Klasifikasi fungsional persendian
1. Sendi sinartrosis atau sendi mati => secara structural persendian ini dibungkus
dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago.
a. Sutura : sendi yang dihubungkan dengan jar. Ikat fibrosa rapat dan hanya
ditemukan pada tulang tengkorak.
b. Sinkondrosis : sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan dengan kartilago hialin.
2. Amfiartrosis => sendi dengan pergerakan terbatas.
a. Simfisis : sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus kartilago, yang
menjadi bantalan sendi dan memungkinkan terjadinya sedikit gerakan. Contoh,
simfisis pubis dan diskus intervetebralis.
b. Sindesmosis : tulang-tulang yang berdekatan dihubungkan dengan serat jaringan
ikat kolagen. Contoh, tulang radius, ulna, serta tibia dan fibula.
c. Gomposis : sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk dengan pas dalam
kantong tulang. Contoh, gigi yang tertanam pada kantong tulang rahang.
3. Diartrosis => sendi yang dapat bergerak bebas, disebut juga sendi synovial.
Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan synovial dan lapisan terluar berupa
ligamentum.
Klasifikasi persendian synovial
1. Sendi sferoidal
Terdiri dari sebuah tulang dengan kepala berbentuk bulat yang masuk dengan pas ke
dalam rongga berbentuk cangkir pada tulang lain.
Contoh: sendi panggul dan sendi bahu.
2. Sendi engsel

Permukaan konveks sebuah tulang masuk dengan pas pada permukaan konkaf tulang
kedua. Sendi ini memungkinkan ferakan ke satu arah saja.
Contoh: persendian pada lutut dan siku.
3. Sendi kisar
Tulang berbentuk kerucut yang masuk dengan pas ke dalam cekungan tulang kedua,
dan dapat berputar ke semua arah.
Contoh: persendian tempat tulang atlas berotasi di sekitar prosesus odontoid aksis.
4. Persendian kondiloid
Terdiri dari sebuah kondilus oval suatu tulang yang masuk dengan pas ke dalam
rongga berbentuk elips di tulang kedua. Sendi ini memungkinkan gerakan ke dua arah
di sudut kanan setiap tulang.
Contoh: sendi antara tulang radius dan tulang karpal.
5. Sendi pelana
Permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf di satu sisi dan konveks pada
sisi lainnya, seperti dua pelana yang saling menyatu.
Contoh: persendian antara tulang karpal dan metakarpal pada ibu jari.
6. Sendi peluru
Salah satu sendi yang permukaan kesua tulang yang berartikulasi berbentuk datar,
sehingga memungkinkan gerakan meluncur antara satu tulang terhadap tulang lainnya.
Contoh: persendian invertebrata dan persendian antar tulang karpal dan tulang tarsal.
Pergerakan pada sendi sinovial
1. Fleksi adalah gerakan tubuh yang memperkecil sudut antara dua tulang atau dua
bagian tubuh.
Contoh: gerakan menekuk siku atau menekuk lutut
2. Ekstensi adalah gerakan tubuh yang memperbesar sudut antara dua tulang atau dua

3.
4.
5.
6.

bagian tubuh.
Contoh: gerakan meluruskan persendian pada lutut
Abduksi adalah gerakan bagian tubuh menjauhi garis tengah tubuh.
Contoh: gerakan abduksi lengan
Aduksi adalah gerakan bagian tubuh saat kembali ke aksis utama tubuh
Contoh: gerakan aduksi lengan
Rotasi adalah gerakan tulang yang berputar di sekitar aksis pusat tulang itu sendiri.
Contoh: gerakan menggelengkan kepala.
Sirkumduksi adalah kombinasi dari gerakan angular dan berputar untuk membuat

ruang berbentuk kerucut.


Contoh: gerakan memutar pada bahu.
7. Inversi adalah gerakan sendi yang memungkinkan bagian tubuh menghadap ke
dalam/medial.
Contoh: gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kaki
menghadap ke dalam.
8. Eversi adalah gerakan sendiri yang memungkinkan bagian tubuh menghadap ke luar.
Contoh: gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kaki
menghadap ke luar.
9. Protraksi adalah gerakan memajukan tubuh.
Contoh: gerakan menonjolkan rahang bawah ke depan.
10. Retraksi adalah gerakan menarik bagian tubuh ke arah belakang.
Contoh: gerakan retraksi mandibula.
11. Elevasi adalah gerakan struktur tubuh ke arah superior.
Contoh: elevasi mandibula.
12. Depresi adalah gerakan struktur tubuh ke arah inferior.

Contoh: depresi mandibula.


ARTICULATIO TEMPOROMANDIBULAR
Tulang penyusunnya:
-

Proc.Condylaris

Fossa mandibularis

Tuberculum articularis pars squamosa ossis temporalis

Tipe persendian kombinasi antara arthrodial & ginglymus


Jenis pergerakan:
-

Depresi

Elevasi

Protrusi

Retraksi

Gerakan lateral
Komponen persendian:
Capsula articularis
Discus articularis
Lig.temporomandibularis
Lig. Sphenomandibular
Lig.Stylomandibular

Kerja sendi :
Sendi dilumasi oleh cairan sinovial dan oleh perubahan-perubahan hidrostatik yang
terjadi pada cairan intertisial rawan. Tekanan yang terjadi pada tl.rawan akan
mengakibatkan pergeseran cairan ke bagian yang kurang mendapat tekanan.

Sendi

bergerak maka cairan juga bergerak mendahului beban. Cairan kemudian akan bergerak
kembali ke bagian tl.rawan ketika tekanan bergerak.

Kulit kepala
Kulit kepala tebal; berambut; dan dapat digerakkan pada jaringan di bawahnya dan terdiri
dari beberapa lapisan yang terdiri dari :
o Skin : banyak mengandung folikel rambut
o Loose subcutaneous tisSue, banyak mengandung pembuluh darah dan syaraf
o Aponeurosis,

merupakan

lapisan

jaringan

ikat

yang

menutupi

calvaria

dan

menghubungkan antara m. frontalis dan occipitalis.


o Loose subaponeurotic tissue, pada lapisan ini didapatkan Vv. Emissary dan lapisan ini
sering disebut "dangerous arean karena melalui Vv. Ernissay sering infeksi extra cranial
menyebar ke intra cranial.
o Pericranium : adalah periost bagian luar calvaria scalp diinenmsi oleh cabang-cabang n.
ophthalmicus, n. maxillaris dan n. rnandibularis. Scalp mendapatkan arterialiisi dari :
cabang-cabang a. carotis intema (a. supra trachlearis dan a. supra orbitalis / tetapi
sebagian besar mendapatkan arterialisasi dari cabang a. carotis extema (a. temporals
superficialis, a. retro auricuiaris dan a. occipitalis).

Proses Pertumbuhan Tulang


Tulang dapat dibentuk dengan 2 cara yaitu
1. Osifikasi intramembranosa
Terjadi banyak pada tulang pipih
Prosesnya :
Sekelompok sel berkembang menjadi osteoblas
Setelah itu osteoblas menghasilkan matriks tulang dan kalsifikasi
Kemudian osteoblas terbungkus dan menjadi osteosit
Setelah itu akan terbentuk dinding yang membatasi rongga panjang yang berisi kapiler, sel
sumsum tulang dan sel-sel prakembang
2. Osifikasi endokondral
Terjadi pada sepotong tulang rawan hialin
Bertanggung jawab atas pembentukan tulang panjang dan pendek
Proses Pertumbuhan Tulang Rawan
a. Endogenous (cara interstitial)
Proses terjadi di bagian tengah tulang rawan
Kondrosit mengalami mitosis membentuk cell nest
Masing-masing kondrosit memproduksi matriks
Kondrosit terpisah dari kelompoknya dan pertumbuhan semakin meluas
b. Exogenous (cara aposisi)
Proses terjadi di bagian tepi tulang rawan
Sel-sel pada lapisan kondrogenik berdiferensiasi menjadi sel kondroblast kemudian
berkembang menjadi kondrosit
Kondrosit memproduksi matriks sehingga terjadi pertumbuhan lapis demi lapis
c. Retrogresi
Terjadi proses penuaan
Proteoglikan menurun sehingga matriks kurang basofil
Terjadi kalsifikasi sehingga nutrisi terganggu
Kondrosit banyak yang mati dan kemudian diresorbsi sehingga tulang rawan menjadi keras
dan rapuh
Nutrisi pada Tulang Rawan
Pada tulang rawan tidak terdapat vaskularisasi karena tidak adanya pembuluh darah
sehingga nutrisi diperoleh dengan cara difusi, diambil dari kapiler yang terdapat pada
perikondrium.
Nutrisi yang baik bagi tulang:
a. Kalsium

Kalsium merupakan mineral utama pembentuk tulang. 99%. Bila tubuh kekurangan kalsium,
tubuh akan mengambilnya dari tulang dan bila terjadi terus menerus, tulang menjadi tipis,
rapuh, dan mudah patah. Kalsium terdapat dalam produk susu, brokoli dan produk dari
kacang kedelai. Kebutuhan kalsium harian berkisar antara 1.000-1.200 mg per hari,
tergantung usia seseorang.
b. Vitamin D
Berperan penting dalam mempertahankan massa tulang karena membantu tubuh menyerap
kalsium secara lebih efektif. Vitamin D merupakan regulator positif bagi metabolisme
kalsium dan meningkatkan penyerapan kalsium sebanyak 2,5 kali. Karenanya, suplemen
kalsium yang mengandung vitamin D akan lebih efektif mencegah osteoporosis dan
mengurangi risiko patah tulang akibat osteoporosis. Kebutuhan harian untuk vitamin D
adalah 200 hingga 400 IU/hari. Contoh: minyak ikan, ikan tuna, salmon dan margarine.
c. VitaminC
Membantu pembentukan tulang dan tulang rawan sehingga terbentuk jaringan sendi yang
sehat. Kolagen yang merupakan bahan baku untuk tulang juga membutuhkan vitamin C
untuk pembentukannya. Sebaiknya dikonsumsi sebanyak 1000 mg per hari. Contoh: jeruk,
sayuran hijau, jambu biji, tomat dan pisang ambon.
d. VitaminE
Vitamin ini dapat meningkatkan asupan oksigen ke otot dengan meningkatkan sirkulasi dan
kemampuan gerak otot. Contoh: kecambah, bunga matahari, kacang-kacangan, asparagus,
pisang , mentega, dan strawberi. Dosis suplemen vitamin E : 400 IU/hari
e. Zat besi
Memiliki peranan dalam membantu transportasi oksigen ke sel darah yang dibutuhkan oleh
enzim antioksidan untuk mengatasi kerusakan sendi. Contoh:pada bayam dan daging sapi.
f. Magnesium
Untuk pertumbuhan otot dan tulang. Contoh pada kedelai, gandum dan kerang laut.
g. Vitamin K
Vitamin K ini memperlambat pengeroposan tulang & mempercepat proses penyembuhan.
Contoh: sayuran berdaun hijau & minyak zaitun.

You might also like