Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hidrosefalus adalah penumpukan CSS sehingga menekan jaringan otak.
Jumlah cairan bisa mencapai 1,5 liter bahkan ada sampai 5 liter, sehingga tekanan
intrakranial sangat tinggi. Hidrosefalus sering di jumpai sebagai kelainan
konginetal namun bisa pula oleh sebab postnatal. Angka kejadian hidrosefalus
kira-kira 30 % yang di temui sejak lahir, dan 50% pada 3 bulan pertama.
Frekuensi hidrosefalus ini utero 2:2000 bayi, dan kira-kira 12% dari semua
kelainan konginetal. Hidrosefalus sering menyebabkan distosia persalinan.
Apabila hidrosefalus berlanjut setelah lahir dan tetap hidup akan menjadi masalah
pediatri sosial.
Pasien hidrosefalus memerlukan perawatan khusus dan benar karena pada
anak yang mengalami hidrosefalus ada kerusakan saraf yang menimbulkan
kelainan neurologis berupa gangguan kesadaran sampai pada gangguan pusat vital
dan resiko terjadi dekubitus.
Mahasiswa keperawatan perlu mempelajari cara mencegah dan menanggulangi
masalah hidrosefalus dengan student center learning berupa pembuatan makalah
dan diskusi antar teman di kelas.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep tentang hidrosefalus ?
2. Bagimana asuhan keperawatan Hydrocephalus ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memahami konsep dan memberikan asuhan keperwatan pada klien dengan
Hydrocephalus.
2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang definisi Hydrocephalus
2. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang epidemiologi dari hidrosefalus
3. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang etiologi Hydrocephalus
4. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang klasifikasi Hydrocephalus
5. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang patofisiologi dan pathogenesis
Hydrocephalus
6. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang manifestasi Klinis Hydrocephalus
7. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pemeriksaan Diagnostik
Hydrocephalus
8. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang penatalaksanaan Hydrocephalus
9. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang komplikasi hidrosefalus
10. Mahasiwa dapat menjelaskan tentang prognosis hidrosefalus
11. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Web of Cause Hydrocephalus
12. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang asuhan keperawatan Hydrocephalus
D. Manfaat Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Insidensi hidrosefalus antara 0,2-4 setiap 1000 kelahiran. Insidensi
hidrosefalus kongenital adalah 0,5-1,8 pada tiap 1000 kelahiran dan 11%43% disebabkan oleh stenosis aqueductus serebri. Tidak ada perbedaan
bermakna insidensi untuk kedua jenis kelamin, juga dalam hal perbedaan ras.
Hidrosefalus dapat terjadi pada semua umur. Pada remaja dan dewasa lebih
sering disebabkan oleh toksoplasmosis. Hidrosefalus infantil; 46% adalah
akibat abnormalitas perkembangan otak, 50% karena perdarahan subaraknoid
dan meningitis, dan kurang dari 4% akibat tumor fossa posterior (Darsono,
2005:211).
Hidrosefalus berasal dari bahasa Yunani yaitu : "hydro" yang berarti air
dan "cephalus" yang berarti kepala. Sehingga kondisi ini sering dikenal
dengan "kepala air" adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran
cairan di dalam otak (cairan serebro spinal atau CSS). Gangguan itu
menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan
menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital.
Hidrosefalus adalah kelebihan akumulasi cairan serebrospinal didalam
ventrikrl serebral, ruang arachnoid, atau ruang subdural (cindy smith, 1998)
Hidrocephalus
adalah:
suatu
3
keadaan
patologis
otak
yang
cerebrospinal
mengakumulasi
di
dalam
sistem
Ventricular
(nining,2008).
Hidrosefalus adalah suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnya cairan serebrospinalis, disebabkan baik oleh produksi yang
berlebihan maupun gangguan absorpsi, dengan atau pernah disertai tekanan
intrakanial yang meninggi sehingga terjadi pelebaran ruangan-ruangan tempat
aliran cairan serebrospinalis (Darto Suharso,2009)
B. Epidemiologi
Insidensi hidrosefalus antara 0,2-4 setiap 1000 kelahiran. Insidensi
hidrosefalus kongenital adalah 0,5-1,8 pada tiap 1000 kelahiran dan 11%43% disebabkan oleh stenosis aqueductus serebri.
Tidak ada perbedaan bermakna insidensi untuk kedua jenis kelamin,
juga dalam hal perbedaan ras. Hidrosefalus dapat terjadi pada semua umur.
Pada remaja dan dewasa lebih sering disebabkan oleh toksoplasmosis.
Hidrosefalus infantil; 46% adalah akibat abnormalitas perkembangan otak,
50% karena perdarahan subaraknoid dan meningitis, dan kurang dari 4%
akibat tumor fossa posterior (Darsono, 2005:211).
C. Etiologi
Cairan Serebrospinal merupakan cairan jernih yang diproduksi dalam
ventrikulus otak oleh pleksus koroideus, Cairan ini mengalir dalam ruang
subaraknoid yang membungkus otak dan medula spinalis untuk memberikan
perlindungan serta nutrisi (Cristine Brooker:The Nurses Pocket Dictionary).
CSS yang dibentuk dalam sistem ventrikel oleh pleksus khoroidalis kembali
ke dalam peredaran darah melalui kapiler dalam piamater dan arakhnoid yang
meliputi seluruh susunan saraf pusat (SSP). Cairan likuor serebrospinalis
terdapat dalam suatu sistem, yakni sistem internal dan sistem eksternal. Pada
orang dewasa normal jumlah CSS 90-150 ml, anak umur 8-10 tahun 100-140
ml, bayi 40-60 ml, neonatus 20-30 ml dan prematur kecil 10-20 ml. Cairan
yang tertimbun dalam ventrikel 500-1500 ml (Darsono, 2005).
Aliran CSS normal ialah dari ventrikel lateralis melalui foramen
monroe ke ventrikel III, dari tempat ini melalui saluran yang sempit
akuaduktus Sylvii ke ventrikel IV dan melalui foramen Luschka dan
Magendie ke dalam ruang subarakhnoid melalui sisterna magna. Penutupan
sisterna basalis menyebabkan gangguan kecepatan resorbsi CSS oleh sistem
kapiler. (DeVito EE et al, 2007:32)
Hidrosefalus
terjadi
bila
terdapat
penyumbatan
aliran
cairan
serebrospinal (CSS) pada salah satu tempat antara tempat pembentukan CSS
dalam sistem ventrikel dan tempat absorbsi dalam ruang subaraknoid. Akibat
Sindrom Dandy-Walker
Merupakan
atresia
congenital
Luscha
dan
Magendie
yang
Infeksi
Neoplasma
Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap
tempat aliran CSS. Pengobatannya dalam hal ini di tujukan kepada
penyebabnya dan apabila tumor tidak di angkat, maka dapat di lakukan
tindakan paliatif dengan mengalihkan CSS melalui saluran buatan atau
pirau. Pada anak, penyumbatan ventrikel IV atau akuaduktus Sylvii
biasanya suatu glioma yang berasal dari serebelum, penyumbatan bagian
depan ventrikel III disebabkan kraniofaringioma.
Perdarahan
Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat
menyebabkan fibrosis leptomeningen terutama pada daerah basal otak,
selain penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari darah itu sendiri
(Allan H. Ropper, 2005:360).
D. Klasifikasi
Klasifikasi hidrosefalus bergantung pada faktor yang berkaitan
dengannya, berdasarkan :
interna
menunjukkan
adanya
dilatasi
ventrikel,
simptomatik
dan
asimptomatik.
Hidrosefalus
arrested
2. Didapat
Bayi atau anak mengalaminya pada saat sudah besar, dengan
penyebabnya adalah penyakit-penyakit tertentu misalnya trauma, TBC
yang menyerang otak dimana pengobatannya tidak tuntas.
Pada hidrosefalus di dapat pertumbuhan otak sudah sempurna,
8
sesudah
terjadinya
hemmorhage
subarachnoid
(klien
E. Patofisiologi
Dikarenakan kondisi CSS yang tidak normal hidrosefalus secara teoritis
terjadi sebagai akibat dari tiga mekanisme yaitu:
1. Produksi likuor yang berlebihan
2. Peningkatan resistensi aliran likuor
3. Peningkatan tekanan sinus venosa
10
11
F. patHway
Infeksi
Perdarahan
Perlekatan meningen
Fibrosis Liptomeningen
KelainanKongenital
Obliterasi Subasakhnoid
Hidrocefalus
Kepala membesar
CSS Berlebih
Peningkatan TIK
Gangguan
aliran darah ke otak
saraf lokal
lit meregang hingga tipis / pasien tidak dapat bergerakPenekanan
atau menggerakkan
kepala
Kerusakan mobilisasi
Nyeri
Imobilasi Aktivitas
Mual / muntah
Anoreksia
Kekurangan cairan
Nutrisi kurang dari kebutuhan
Kurang pengetahuan
12
Kurang info
Kecemasan
G. Manifestasi Klinis
Tanda
awal
dan
gejala
hidrosefalus
tergantung
pada
derajat
yang
menonjol
merupakan
refleksi
adanya
hipertensi
13
Muntah
14
Gelisah
15
H. Pemeriksaan diagnostik
Selain dari gejala-gejala klinik, keluhan pasien maupun dari hasil
pemeriksaan fisik dan psikis, untuk keperluan diagnostik hidrosefalus
dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang yaitu :
1
Transimulasi
Syarat untuk transimulasi adalah fontanela masih terbuka,
pemeriksaan ini dilakukan dalam ruangan yang gelap setelah
pemeriksa beradaptasi selama 3 menit. Alat yang dipakai lampu
senter yang dilengkapi dengan rubber adaptor. Pada hidrosefalus,
lebar halo dari tepi sinar akan terlihat lebih lebar 1-2 cm.
Lingkaran kepala
Diagnosis hidrosefalus pada bayi dapat dicurigai, jika
penambahan lingkar kepala melampaui satu atau lebih garis-garis
kisi pada chart (jarak antara dua garis kisi 1 cm) dalam kurun
waktu 2-4 minggu. Pada anak yang besar lingkaran kepala dapat
normal hal ini disebabkan oleh karena hidrosefalus terjadi setelah
penutupan suturan secara fungsional. Tetapi jika hidrosefalus telah
ada sebelum penutupan suturan kranialis maka penutupan sutura
tidak akan terjadi secara menyeluruh.
Ventrikulografi
Yaitu dengan memasukkan konras berupa O2 murni atau
kontras lainnya dengan alat tertentu menembus melalui fontanela
anterior langsung masuk ke dalam ventrikel. Setelah kontras masuk
16
telah ditinggalkan.
Ultrasonografi
Dilakukan melalui fontanela anterior yang masih terbuka.
Dengan USG diharapkan dapat menunjukkan system ventrikel
yang melebar. Pendapat lain mengatakan pemeriksaan USG pada
penderita hidrosefalus ternyata tidak mempunyai nilai di dalam
menentukan keadaan sistem ventrikel hal ini disebabkan oleh
karena USG tidak dapat menggambarkan anatomi sistem ventrikel
hidrosefalus
komunikans
gambaran
CT
Scan
I. Pencegahan
Untuk menghidari terjadinya hidrosefalus, dapat dilakukan sejak
sebelum menikah dengan memeriksakan kesehatan kedua calon pengantin.
Selanjutnya, selama kehamilan, lakukan pemeriksaan kehamilan secara
teratur ke dokter agar diketahui kesehatan janinnya dan kemungkinan
terjadinya hidrosefalus.
17
(diamox)
yang
menghambat
pembentukan
cairan
serebrospinal.
2. Memperbaiki hubungan antara tempat produksi caira serebrospinal
dengan tempat absorbsi, yaitu menghubungkan ventrikel dengan
subarachnoid
3. Pengeluaran cairan serebrospinal ke dalam organ ekstrakranial, yakni:
a. Drainase ventrikule-peritoneal
b. Drainase Lombo-Peritoneal
c. Drainase ventrikulo-Pleural
d. Drainase ventrikule-Uretrostomi
e. Drainase ke dalam anterium mastoid
18
19
c. Sebuah katup yang terdapat dalam sistem Shunting ini, baik yang
terletak proksimal dengan tipe bola atau diafragma (Hakim, Pudenz,
Pitz, Holter) maupun yang terletak di distal dengan katup berbentuk
celah (Pudenz). Katup akan membuka pada tekanan yang berkisar
antara 5-150 mm, H2O.
d. Ventriculo-Atrial Shunt. Ujung distal kateter dimasukkan ke dalam
atrium kanan jantung melalui v. jugularis interna (dengan thorax xray ujung distal setinggi 6/7).
e. Ventriculo-Peritneal Shunt
K. Komplikasi
Komplikasi sering terjadi karena pemasangan VP shunt adalah
infeksi dan malfungsi. Malfungsi disebakan oleh obstruksi mekanik atau
perpindahan didalam ventrikel dari bahan bahan khusus ( jaringan
/eksudat
20
yang sama
Suku /golongan : semua golongan beresiko
2)
21
3)
Kelahiran yg premature
Apakah sebelumnya perna melahirkan bayi dengan Hidrosefalus
Neonatal meningitis
Perdarahan subarchnoid
Infeksi inta uterin
Perdarahan perinatal
Trauma/cedera persalinan , misalnya karena penggunaan alat
22
6. Riwayat Imunisasi
23
Oliguria
5. Aktivitas lain
Pengkajian Persistem
1. B1 ( Breath ) : Dispnea, ronchi, peningkatan frekuensi napas
2. B2 ( Blood )
penurunan nadi
3. B3 ( Brain )
6. B6 ( Bone )
ekstrimitas
Pemeriksaan Fisik
1. Kulit :
2. Kepala
mengkilat
Palpasi : Nyeri tekan (+)
3. Mata :
4.
Hidung :
5. Paru :
Inspeksi : bentuk dada, bentuk torak
Palpasi : Vocal fremitus (+)
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Biasanya nafas melengking
6. Jantung :
Inspeksi : Ictus Cordis (+)
Perkusi :
Batas Atas : N = ICS II
Batas Bawah : N = ICS V
25
7. Abdomen :
Pemeriksaan penunjang
1. CT scan
Mempertegas adanya dilatasi ventrikel dan membantu dalam
mengeidentifikasi
kemugkinan
penyebab
(neoplasma,
kista,
26
Nyeri kepala
Muntah
Apatis
27
Perubahan personalitas
Perubahan pupil
Rencana tindakan:
a. Lakukan pengkajian neurologis setiap 2 jam sampai 4 jam yaitu
respon pupil, pegangan, memegang, respon nyeri, respon interaktif
28
3. Kurang pengetahuan orang tua b/d penyakit yang di derita oleh anaknya
Tujuan: diharapkan meningkatkan pengetahuan orang tua mengenai
penyakit yang diderita anaknya
Kriteria hasil :
a. Kecemasan orang tua pada kondisi kesehatan anaknya dapat
berkurang
29
Rencana tindakan:
1. Beri kesempatan orang tua untuk mengekspresikan kesedihannya.
2. Menjelaskan tentang hidrosefalus, anatomi ventrikel, maksud dasar dari shunt.
Gunakan diagram dan sampel shunt, jika tersedia bantu memberi penjelasan
iformasi yang diterima. Juga jelaskan tujuan berbagai tindakan test diagnostik
yang disarankan dan prosedur yang akan dilakukan.
3. Berikan gamnbaran tindakan perioperatif, termasuk :
Puasa
ruang pemulihan
30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hidrosefalus adalah kelebihan akumulasi cairan serebrospinal didalam
ventrikrl serebral, ruang arachnoid, atau ruang subdural (cindy smith,
1998)
2. Insidensi hidrosefalus antara 0,2-4 setiap 1000 kelahiran. Insidensi
hidrosefalus kongenital adalah 0,5-1,8 pada tiap 1000 kelahiran dan
11%-43% disebabkan oleh stenosis aqueductus serebri.
31
yang
berlebihan,
peningkatan
resistensi
aliran
likuor,
B. Saran
Tindakan alternatif selain operasi diterapkan khususnya bagi kasuskasus yang yang mengalami sumbatan didalam sistem ventrikel. Dalam
hal ini maka tindakan terapeutik semacan ini perlu.
33
DAFTAR PUSTAKA
34