You are on page 1of 27

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN HIDROCEPHALUS

Oleh :
VERA VERONIKA
P. 17420113035

US
L
A
F
SE
O
R
Hidrosefalus adalah suatu keadaan patologis
HID

otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan


serebrospinalis, disebabkan baik oleh produksi
yang berlebihan maupun gangguan absorpsi,
dengan atau pernah disertai tekanan intrakanial
yang meninggi sehingga terjadi pelebaran
ruangan-ruangan tempat aliran cairan
serebrospinalis (Darto Suharso,2009)

..
.
i
g
o
Etiol

Penyebab penyumbatan aliran


CSS yang sering terdapat pada
bayi dan anak ialah :
1.Kelainan Bawaan (Kongenital)
a. Stenosis akuaduktus sylvii
b. Spina bifida dan kranium
bifida
c. Sindrom Dandy-Walker
d. Kista araknoid dan anomali
pembuluh darah
2. Infeksi
3. Neoplasma
4. Perdarahan

SI
A
K
I
F
I
S
KLA

Hidrosephalus pada anak atau


bayi pada dasarnya dapat di bagi
dua:
1.Kongenital
2.Didapat
Berdasarkan letak obstruksi CSS (
Cairan Serbrospinal ) hidrosefalus
pada bayi dan anak ini juga
terbagi dalam dua bagian yaitu :
3.Hydrocephalus komunikan
4.Hydrocephalus non komunikan
5.Hidrocephalus Bertekan Normal
( Normal Pressure
Hidrocephalus )

Dikarenakan kondisi CSS yang tidak normal


hidrosefalus secara teoritis terjadi sebagai akibat
dari tiga mekanisme yaitu:
OGI 1. Produksi likuor yang berlebihan
L
O
I
S
I
PATOF
2. Peningkatan resistensi aliran likuor
3. Peningkatan tekanan sinus venosa
Konsekuensi tiga mekanisme di atas adalah
peningkatan tekanan intrakranial(TIK) sebagai
upaya mempertahankan keseimbangan sekresi
dan absorbsi. Mekanisme terjadinya dilatasi
ventrikel cukup rumit dan berlangsung berbedabeda tiap saat selama perkembangan
hidrosefalus. Dilatasi ini terjadi sebagai akibat dari
:
1. Kompresi sistem serebrovaskuler.
2. Redistribusi dari likuor serebrospinalis atau
cairan ekstraseluler
3. Perubahan mekanis dari otak.
4. Efek tekanan denyut likuor serebrospinalis
5. Hilangnya jaringan otak.
6. Pembesaran volume tengkorak karena
regangan abnormal sutura kranial.

lanjutan..
Produksi likuor yang berlebihan
disebabkan tumor pleksus khoroid.
Gangguan aliran likuor merupakan awal
dari kebanyakan kasus hidrosefalus.
Peningkatan resistensi yang disebabkan
gangguan aliran akan meningkatkan
tekanan likuor secara proporsional dalam
upaya mempertahankan resorbsi yang
seimbang.
Peningkatan tekanan sinus vena
mempunyai dua konsekuensi, yaitu
peningkatan tekanan vena kortikal
sehingga menyebabkan volume vaskuler
intrakranial bertambah dan peningkatan
tekanan intrakranial sampai batas yang
dibutuhkan untuk mempertahankan aliran
likuor terhadap tekanan sinus vena yang

F. PATHWAY
Infeksi

Perdarahan

Perlekatan meningen
Fibrosis
Liptomeninge
n

KelainanKongenit
al
Hidrocefalu
s
CSS
Berlebih

Kepala
membesar
Kulit meregang hingga
tipis / pasien tidak
dapat bergerak atau
menggerakkan kepala

Kerusakan
mobilisasi

Kurang
pengetahua
n

Peningkatan
TIK

Penekanan
saraf lokal

Gangguan
aliran darah ke
otak

Sekresi
prostagladin,
bradikinin

Gangguan
perfusi jaringan
serebral

Nyeri
Saraf tertekan
( N.Vagus,
glosofaringeal, facialis)

Imobilasi
Aktivitas

Krisis pada
keluarga

Obliterasi Subarahnoid

Mual / muntah
Kekurangan
cairan

Kurang info

Anoreksia

Nutrisi kurang
dari kebutuhan
Kecemasan

MANIFESTASI KLINIS
1.Hidrosefalus terjadi pada
masa neonatus
2.Hidrosefalus terjadi pada
akhir masa kanak-kanak

lanjutan.. .
Pada Neonatus
a. Kepala menjadi makin besar dan akan terlihat pada umur 3
tahun.
b. Keterlambatan penutupan fontanela anterior, sehingga fontanela
menjadi tegang, keras, sedikit tinggi dari permukaan
tengkorak.
c. Tanda tanda peningkatan tekanan intracranial antara lain :
d. Muntah
e. Gelisah
f. Menangis dengan suara ringgi
g. Peningkatan sistole pada tekanan darah, penurunan nadi,
peningkatan pernafasan dan tidak teratur, perubahan pupil,
lethargi stupor.
1. Peningkatan tonus otot ekstrimitas
2. Dahi menonjol bersinar atau mengkilat dan pembuluhpembuluh darah terlihat jelas.
3. Alis mata dan bulu mata ke atas, sehingga sclera telihat
seolah-olah di atas Iris
4. Bayi tidak dapat melihat ke atas, sunset eyes
5. Strabismus, nystagmus, atropi optic
6. Bayi sulit mengangkat dan menahan kepalanya ke atas.

lanjutan.. .

Anak yang menutup suturanya :


Tanda-Tanda Peningkatan Intra
Kranial
1. Nyeri kepala
2. Muntah
3. Lethargi, lelah, apatis,
perubahan personalitas
4. Ketegangan dari sutura cranial
dapat terlihat pada anak berumur
10 tahun
5. Penglihatan ganda, kontruksi
penglihatan perifer
6. Strabismus

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.Rontgen foto kepala
2.Transimulasi
3.Lingkaran kepala
4.Ventrikulografi
5.Ultrasonografi
6.CT Scan kepala
7.MRI (Magnetic Resonance
Imaging)

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


PENGKAJIAN
1. Dapatkan Riwayat Kesehatan, khusunya
mengenai cidera kepala atau infeksi serebral .
2. Lakukan pengkajian fisik , khususnya untuk
bukti-bukti perbaikan mielomeingokel,
pengukuran lingkar oksipitofrontal
3. Observasi adanya manifestasi hidrosefalus
Bayi Muda :
4. Pertumbuhan kepala dengan kecepatan yang
tidak normal
5. Penonjolan fontanel (khususnya anterior)
kadang tanpa pembesaran kepala
6. Dilatasi vena kulit kepala
7. Peregangan sutura
8. Tanda macewen (bunyi cracked pot) pada
perkusi
9. Penipisan tulang tengkorak

lanjutan.. .
Bayi Lanjut :
1. Pembesaran frontal atau bossing
2. Depresi mata
3. Tanda setting sun (sklera terlihat diatas iris)
4. Pupil lambat dalam berespons , dan dengan
respons yang tidak sama terhadap cahaya
Bayi, Umum :
5. Peka rangsang
6. Letargi
7. Bayi menangis bila di angkat atau di ayun dan diam
bila di biarkan berbaring
8. Kerja reflek dini bayi menetap
9. Respons normal tidak terlihat
Dapat menunjukkan hal-hal berikut :
10.Perubahan tingkat kesadaran
11.Opistotonus (sering kali bersifat ekstrem)
12.Spastisitas ekstremitas bawah

lanjutan.. .
Kasus kasus parah :
1. Sulit menghisap makanan
2. Menangis melengking, singkat dan bernada tinggi
3. Kesulitan kardiopulmonal
Masa kanak-kanak :
4. Sakit kepala pada saat bangun, membaik setelah
muntah atau postur tegak
5. Papiledema
6. Strabismus
7. Tanda-tanda saluran ekstrapiramidal (misal : ataksia)
8. Peka rangsang
9. Letargi
10.Apatis
11.Konfusi
12.Sering bicara tidak logis

A. IDENTITAS
Identitas :
Umur : paling sering terjadi pada usia dibawah duan tahun
Jenis kelamin : laki dan perempuan mempunyai kemungkinan
yang sama
Suku /golongan : semua golongan beresiko
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Penyakit / keluhan utama : Pembesaran pada kepala,
muntah, gelisah, nyeri kepala, lelah apatis, penglihatan ganda,
perubahan pupil, kontriksi penglihatan perifer.
2. Riwayat Penyakit dahulu
Antrenatal : Perdarahan ketika hamil
Natal : Perdarahan pada saat melahirkan, trauma sewaktu
lahir
Postnatal : Infeksi, meningitis, TBC, neoplasma
3. Riwayat penyakit keluarga :
Apakah keluarga memiliki penyakit menular atau penyakit
keturunan, serta riwayat anggota keluarga yang perna
menderita Hidrosefalus.

4. Riwayat kehamilan dan persalinan :


Kelahiran yg premature
Apakah sebelumnya perna melahirkan bayi dengan
Hidrosefalus
Neonatal meningitis
Perdarahan subarchnoid
Infeksi inta uterin
Perdarahan perinatal
Trauma/cedera persalinan , misalnya karena penggunaan
alat seperti
vakum atau porsef
5. Riwayat Tumbuh Kembang
a. Selama kehamilan atau maternal
Hiperekesis
Preeklamsi
Terjadi perdarahan
b. Natal
Lahir dengan bantuan alat porsef
Kelahiran prematur
BB, TB, LK

c. Post natal :
Umur 5 bulan : mulai bisa mengangkat kepala
Umur 8 bulan : mulai bisa merangkak
Umur 9 bulan : Terkena infeksi
C. RIWAYAT KEPERAWATAN KLIEN
1. Pola Aktivitas Sehari-Hari (Adl)
a. Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan ( Makan dan
minum ) :
Klien cenderung mual dan muntah, nafsu makan menurun
b. Pola Eliminasi BAK/BAB : Oliguria
c. Pola istirahat tidur : Kelemahan, lelah, Insomnia
d. Kebersihan diri (PH) : Gangguan kesadaran sehingga
kebersihan perlu dijaga.
e. Aktivitas lain : Pembesaran kepala, perubahan pupil,
penglihatan
ganda sehingga imobolitas.

2. Pengkajian Persistem
B1 ( Breath ) : Dispnea, ronchi, peningkatan frekuensi
napas
B2 ( Blood ) : Pucat, peningkatan systole tekanan darah,
penurunan nadi
B3 ( Brain )
: Sakit kepala, gangguan kesadaran, dahi
menonjol dan mengkilat, pembesaran kepala, perubahan
pupil, penglihatan ganda, kontruksi penglihatan perifer,
strabismus ( juling ), tidak dapat melihat
keatas sunset
eyes , kejang
B4 ( Bladder ) : Oliguria
B5 ( Bowel ) : Mual, muntah, malas makan
B6 ( Bone )
: Kelemahan, lelah, peningkatan tonus otot
ekstrimitas
3. Observasi TTV
Peningkatan systole tekanan darah
Penurunan nadi / bradikardia
Peningkatan frekuensi pernapasan.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kulit :
Inspeksi : Lesi (+/-)
Palpasi : Turgor > detik

b. Kepala
Inspeksi : Pembesaran pada kepala, dahi menonjol dan
mengkilat
Palpasi : Nyeri tekan (+)
c. Mata :
Inspeksi : Perubahan pupil, penglihatan ganda, strabismus
( juling ), tidak
dapat melihat keatas sunset eyes
Palpasi : Odem (+/-)
d. Hidung :
Inspeksi : Perdarahan (-/+), Cubing hidung (-/+)
e. Paru :
Inspeksi : bentuk dada, bentuk torak
Palpasi : Vocal fremitus (+)
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Biasanya nafas melengking
f. Jantung :
Inspeksi : Ictus Cordis (+)
Perkusi :
Batas Atas : N = ICS II

Batas Bawah : N = ICS V


Batas Kiri : N = ICS V Mid Clavukula Sinistra
Batas Kanan : N = ICS IV Mid Sternalis Dextra
Palpasi : Pulsasi teraba lemah
Auskultasi : Kemungkinan terdapat bunyi Jntung tambahan
Abdomen :
Inspeksi : Bentuk abdomen
Auskultasi : ising usus menurun.
Palpasi : Nyeri tekan (-), Pembesaran (-)
Perkusi :Tympani
Anus & genetalia :
Inspeksi : Lesi (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), benjolan (-),
Ekstremitas atas dan bawah :
Kelemahan, lelah, peningkatan tonus otot ekstrimitas

Pemeriksaan penunjang
1.CT scan
2.Fungsi ventrikel
3.EEG
4.MRI

Diagnosa Keperawatan yg muncul


1. Potensial komplikasi peningkatan
tekanan intrakranial b/d akumulasi
cairan serebrospinal.
2. Gangguan perfusi serebral
berhubungan dengan peningkatan ICP
3. Kurang pengetahuan orang tua b/d
penyakit yang di derita oleh anaknya

Asuhan Keperawatan
1. Potensial komplikasi peningkatan tekanan intrakranial b/d
akumulasi cairan serebrospinal.
Tujuan: diharapkan tidak terjadi peningkatan TIK
Kriteria hasil :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Kesadaran Komposmetis
Tidak terjadi nyeri kepala
RR : 26x/menit
N : 100 120 x/menit
S : 36 C
Tampak rileks
Tidak meringis kesakitan

Rencana tindakan:
a. Observasi ketat tanda-tanda peningkatan TIK :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Nyeri kepala
Muntah
Apatis
Perubahan personalitas
Ketegangan dari sutura cranial dapat terlihat pada anak berumur 10 tahun
Penglihatan ganda, kontruksi penglihatan perifer strabismus
Perubahan pupil

b. Pantau terus tingkat kesadaran anak


c. Pantau terus adanya perubahan TTV
d. Berkolaborasi dengan dokter untuk melakukan pembedahan, untuk
mengurangi peningkatan

2. Gangguan persepsi sensori b/d


penekanan lobus oksipitalis karena
meningkatnya TIK
Tujuan: diharapkan tidak terjadi
adanya tanda-tanda lanjut ICP.
Kriteria hasil :
a. Respon neurologis anak normal
(senyum, bicara, mengoceh)
b. Pernafasan teratur
c. Tidak ada perubahan fungsi sakral
kranial ( perubahan pupil dan gerakan
bola mata, gerakan wajah yang tidak
simetris, ketidakmapuan berbicara dan
menelan)

Rencana tindakan:
a.
Lakukan pengkajian neurologis setiap 2 jam sampai 4 jam yaitu
respon pupil, pegangan, memegang, respon nyeri, respon
interaktif (senyum, bicara, mengoceh), dan disposisi (tidak
menyenangkan dan iritabilitas).
b.
Kaji tanda-tanda vital setiap 2 jam sampai 4 jam, catat
pernafasan yang tidak teratur dan heart rate dan irama dan
luasnya tekanan nadi.
c.
Lakukan pengkajian saraf kranial setiap 2 jam sampai 4 jam
d.
Tinggikan kepala di tempat tidur 30 derajat
e.
Jika bayi, kaji ubun-ubun setiap 4 jam kemungkinan adanya
penonjolan. Yakinkan guna melakukan pengkajian selama
periode yang tenang sebab ubun-ubun biasanya menonjol
selama anak menangis.
f.
Jika anak dibawah usia 2 tahun, ukur lingkar kepala setiap hari
g.
Kaji dan laporkan adanya pembengkakan sepanjang saluran
shunt setiap 8 jam
h.
Siapkan oksigen dan peralatan pengisapan lendir saat anak
ditempat tidur selama periode gangguan tingkat kesadaran
(LOC).
i.
Catat laporan orang tua tentang anaknya sehubungan dengan
pengalamannya sebelumnya yang berhubungan dengan
gangguan fungsi shunt.
j.
Catat kualitas dan nada bila anak menangis
k.
Jika anak adalah bayi, pertahankan posisi anak bila anak
digendong.

3. Kurang pengetahuan orang tua b/d penyakit yang di derita oleh


anaknya
Tujuan: diharapkan meningkatkan pengetahuan orang tua mengenai
penyakit yang diderita anaknya
Kriteria hasil :
Kecemasan orang tua pada kondisi kesehatan anaknya dapat berkurang
Rencana tindakan:
a. Beri kesempatan orang tua untuk mengekspresikan kesedihannya.
b. Menjelaskan tentanghidrosefalus, anatomi ventrikel, maksud dasar dari
shunt. Gunakan diagram dan sampel shunt, jika tersedia bantu memberi
penjelasan iformasi yang diterima. Juga jelaskan tujuan berbagai tindakan
test diagnostik yang disarankan dan prosedur yang akan dilakukan.
c. Berikan gambaran tindakan perioperatif, termasuk :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

Puasa
format persetuajuan pembedahan
menetapkan tindakan intra vena
pengangkutan anak ke ruang pembedahan
ruang tunggu untuk orang tua
jadwal waktu pembedahan
lama pembedahan yang diharapkan
ruang pemulihan

d. Beri kesempatan orang tua untuk bertanya mengenai kondisi anaknya


e. Jelaskan tentang kondisi penderita, prosedur, terapi dan prognosanya.
f. Ulangi penjelasan tersebut bila perlu dengan contoh bila keluarga
belum mengerti.

TERIMAKASIH

You might also like