You are on page 1of 6

h)

Analisis Data

Data

Etiologi

Masalah Keperawatan

DS:

perubahan aktivitas listrik di

Resiko cedera

DO: pasien kejang (kaki

otak

menendang- nendang,

Keseimbangan terganggu

ekstrimitas atas fleksi), gigi

gerakan tidak terkontrol

geligi terkunci, lidah menjulur


DS: sesak,

gangguan nervus V, IX, X

Bersihan jalan napas tidak

DO:apnea, cianosis

lidah melemah

efektif

menutup saluran trakea


Adanya obstruksi
DS: terjadi aura (mendengar

Terjadi depolarisasi berlebih

bunyi yang melengking di

Bangkitan listrik di bagian otak

telinga, bau- bauan, melihat

serebrum

Gangguan persepsi sensori

sesuatu), halusinasi, perasaan Menyebar ke nervus- nervus


bingung, melayang2.

Mempengaruhi aktivitas organ

DO: penurunan respon

sensori persepsi

terhadap stimulus, terjadi


salah persepsi
DS: klien terlihat rendah diri

Stigma masyarakat yang buruk Isolasi sosial

saat berinteraksi dengan orang tentang penyakit epilepsi atau


lain

ayan

DO:menarik diri

Klien merasa rendah diri


Menarik diri

DS: klien terlihat cemas,

Terjadi kejang epilepsi

gelisah.

Kurang pengetahuan tentang

Ansietas

DO: takikardi, frekuensi napas kondisi penyakit


cepat atau tidak teratur

Bingung

DS: pasien mengeluh sesak

Terjadi bangkitan listrik di otak Ketidakefektifan pola napas

DO: RR meningkat dan tidak

Menyebar ke daerah medula

teratur,

oblongata
Mengganggu pusat respiratori
Mempengaruhi pola napas

DS: klien merasa lemas, klien

terjadi bangkitan listrik di otak Intoleransi aktivitas

mengeluh cepat lelah saat

menyebar ke MO

melakukan aktivitas

mengganggu pusat

DO:takikardi, takipnea,

kardiovaskular
takikardia
CO menurun
Suplai darah (O2) ke jaringan
menurun
metabolisme aerob menjadi
anaerob
ATP dari 38 menjadi 2
kelelahan
intoleransi aktifitas

DS: pasien menunjukkan

CO menurun

Resiko penurunan perfusi

kelelahan, diam, tidak banyak Suplai darah ke otak berkurang serebral


bergerak

Iskemia jaringan serebral (O2

DO: penurunan kesadaran,

tidak adekuat)

penurunan kemampuan
persepsi sensori, tidak ada
reflek

3.2.

Diagnosa Keperawatan

1)

Resiko cedera b.d aktivitas kejang yang tidak terkontrol (gangguan keseimbangan).

2)

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sumbatan lidah di

endotrakea, peningkatan sekresi saliva


3)

Isolasi sosial b.d rendah diri terhadap keadaan penyakit dan stigma buruk penyakit

epilepsi dalam masyarakat


4)

Ketidakefektifan pola napas b.d dispnea dan apnea

5)

Intoleransi aktivitas b.d penurunan kardiac output, takikardia

6)

Gangguan persepsi sensori b.d gangguan pada nervus organ sensori persepsi

7)

Ansietas b.d kurang pengetahuan mengenai penyakit

8)

Resiko penurunan perfusi serebral b.d penurunan suplai oksigen ke otak

3.3.
1)

Intervensi dan rasional


Resiko cedera b.d aktivitas kejang yang tidak terkontrol (gangguan keseimbangan).

Tujuan : Klien dapat mengidentifikasi faktor presipitasi serangan dan dapat


meminimalkan/menghindarinya, menciptakan keadaan yang aman untuk klien, menghindari
adanya cedera fisik, menghindari jatuh
Kriteria hasil : tidak terjadi cedera fisik pada klien, klien dalam kondisi aman, tidak ada
memar, tidak jatuh

Intervensi

Rasional

Observasi:
Identivikasi factor lingkungan yang

Barang- barang di sekitar pasien dapat

memungkinkan resiko terjadinya

membahayakan saat terjadi kejang

cedera
Pantau status neurologis setiap 8 jam

Mengidentifikasi perkembangan atau


penyimpangan hasil yang diharapkan

Mandiri
Jauhkan benda- benda yang dapat

Mengurangi terjadinya cedera seperti

mengakibatkan terjadinya cedera pada akibat aktivitas kejang yang tidak


pasien saat terjadi kejang

terkontrol

Pasang penghalang tempat tidur pasien Penjagaan untuk keamanan, untuk


mencegah cidera atau jatuh
Letakkan pasien di tempat yang rendah Area yang rendah dan datar dapat
dan datar

mencegah terjadinya cedera pada


pasien

Tinggal bersama pasien dalam waktu

Memberi penjagaan untuk keamanan

beberapa lama setelah kejang

pasien untuk kemungkinan terjadi


kejang kembali

Menyiapkan kain lunak untuk

Lidah berpotensi tergigit saat kejang

mencegah terjadinya tergigitnya lidah

karena menjulur keluar

saat terjadi kejang


Tanyakan pasien bila ada perasaan

Untuk mengidentifikasi manifestasi awal

yang tidak biasa yang dialami beberapa sebelum terjadinya kejang pada pasien
saat sebelum kejang
Kolaborasi:
Berikan obat anti konvulsan sesuai

Mengurangi aktivitas kejang yang

advice dokter

berkepanjangan, yang dapat


mengurangi suplai oksigen ke otak

Edukasi:

Anjurkan pasien untuk memberi tahu

Sebagai informasi pada perawat untuk

jika merasa ada sesuatu yang tidak

segera melakukan tindakan sebelum

nyaman, atau mengalami sesuatu yang terjadinya kejang berkelanjutan


tidak biasa sebagai permulaan
terjadinya kejang.
Berikan informasi pada keluarga

Melibatkan keluarga untuk mengurangi

tentang tindakan yang harus dilakukan resiko cedera


selama pasien kejang

2)

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sumbatan lidah di

endotrakea, peningkatan sekresi saliva


Tujuan : jalan nafas menjadi efektif
Kriteria hasil : nafas normal (16-20 kali/ menit), tidak terjadi aspirasi, tidak ada dispnea
Intervensi

Rasional

Mandiri
Anjurkan klien untuk mengosongkan mulut

menurunkan resiko aspirasi atau masuknya

dari benda / zat tertentu / gigi palsu atau alat

sesuatu benda asing ke faring.

yang lain jika fase aura terjadi dan untuk


menghindari rahang mengatup jika kejang
terjadi tanpa ditandai gejala awal.
Letakkan pasien dalam posisi miring,
permukaan datar

meningkatkan aliran (drainase) sekret,


mencegah lidah jatuh dan menyumbat jalan
nafas

Tanggalkan pakaian pada daerah leher / dada


dan abdomen
Melakukan suction sesuai indikasi

untuk memfasilitasi usaha bernafas / ekspansi


dada
Mengeluarkan mukus yang berlebih,
menurunkan resiko aspirasi atau asfiksia.
Membantu memenuhi kebutuhan oksigen agar

Kolaborasi

tetap adekuat, dapat menurunkan hipoksia

Berikan oksigen sesuai program terapi

serebral sebagai akibat dari sirkulasi yang


menurun atau oksigen sekunder terhadap
spasme vaskuler selama serangan kejang.

3)

Isolasi sosial b.d rendah diri terhadap keadaan penyakit dan stigma buruk penyakit

epilepsi dalam masyarakat


Tujuan: mengurangi rendah diri pasien
Kriteria hasil:
-

adanya interaksi pasien dengan lingkungan sekitar

menunjukkan adanya partisipasi pasien dalam lingkungan masyarakat

Intervensi

Rasional

Observasi:
Identifikasi dengan pasien, factor- factor yang Memberi informasi pada perawat tentang
berpengaruh pada perasaan isolasi sosial

factor yang menyebabkan isolasi sosial pasien

pasien
Mandiri
Memberikan dukungan psikologis dan motivasi Dukungan psikologis dan motivasi dapat
pada pasien

membuat pasien lebih percaya diri

Kolaborasi:
Kolaborasi dengan tim psikiater

Konseling dapat membantu mengatasi


perasaan terhadap kesadaran diri sendiri.

Rujuk pasien/ orang terdekat pada kelompok

Memberikan kesempatan untuk mendapatkan

penyokong, seperti yayasan epilepsi dan

informasi, dukungan ide-ide untuk mengatasi

sebagainya.

masalah dari orang lain yang telah mempunyai


pengalaman yang sama.

Edukasi:
Anjurkan keluarga untuk memberi motivasi

Keluarga sebagai orang terdekat pasien,

kepada pasien

sangat mempunyai pengaruh besar dalam


keadaan psikologis pasien

Memberi informasi pada keluarga dan teman

Menghilangkan stigma buruk terhadap

dekat pasien bahwa penyakit epilepsi tidak

penderita epilepsi (bahwa penyakit epilepsi

menular

dapat menular).

3.4.

Evaluasi

1)

Pasien tidak mengalami cedera, tidak jatuh, tidak ada memar

2)

Tidak ada obstruksi lidah, pasien tidak mengalami apnea dan aspirasi

3)

Pasien dapat berinteraksi kembali dengan lingkungan sekitar, pasien tidak menarik diri

(minder)
4)

Pola napas normal, TTV dalam batas normal

5)

Pasien toleran dengan aktifitasnya, pasien dapat melakukan aktifitas sehari- hari

secara normal
6)

Organ sensori dapat menerima stimulus dan menginterpretasikan dengan normal

7)

Ansietas pasien dan keluarga berkurang, pasien tampak tenang

8)

Status kesadaran pasien membaik

You might also like