Professional Documents
Culture Documents
Analisis Data
Data
Etiologi
Masalah Keperawatan
DS:
Resiko cedera
otak
menendang- nendang,
Keseimbangan terganggu
DO:apnea, cianosis
lidah melemah
efektif
serebrum
sensori persepsi
ayan
DO:menarik diri
gelisah.
Ansietas
Bingung
teratur,
oblongata
Mengganggu pusat respiratori
Mempengaruhi pola napas
menyebar ke MO
melakukan aktivitas
mengganggu pusat
DO:takikardi, takipnea,
kardiovaskular
takikardia
CO menurun
Suplai darah (O2) ke jaringan
menurun
metabolisme aerob menjadi
anaerob
ATP dari 38 menjadi 2
kelelahan
intoleransi aktifitas
CO menurun
tidak adekuat)
penurunan kemampuan
persepsi sensori, tidak ada
reflek
3.2.
Diagnosa Keperawatan
1)
Resiko cedera b.d aktivitas kejang yang tidak terkontrol (gangguan keseimbangan).
2)
Isolasi sosial b.d rendah diri terhadap keadaan penyakit dan stigma buruk penyakit
5)
6)
Gangguan persepsi sensori b.d gangguan pada nervus organ sensori persepsi
7)
8)
3.3.
1)
Intervensi
Rasional
Observasi:
Identivikasi factor lingkungan yang
cedera
Pantau status neurologis setiap 8 jam
Mandiri
Jauhkan benda- benda yang dapat
terkontrol
yang tidak biasa yang dialami beberapa sebelum terjadinya kejang pada pasien
saat sebelum kejang
Kolaborasi:
Berikan obat anti konvulsan sesuai
advice dokter
Edukasi:
2)
Rasional
Mandiri
Anjurkan klien untuk mengosongkan mulut
Kolaborasi
3)
Isolasi sosial b.d rendah diri terhadap keadaan penyakit dan stigma buruk penyakit
Intervensi
Rasional
Observasi:
Identifikasi dengan pasien, factor- factor yang Memberi informasi pada perawat tentang
berpengaruh pada perasaan isolasi sosial
pasien
Mandiri
Memberikan dukungan psikologis dan motivasi Dukungan psikologis dan motivasi dapat
pada pasien
Kolaborasi:
Kolaborasi dengan tim psikiater
sebagainya.
Edukasi:
Anjurkan keluarga untuk memberi motivasi
kepada pasien
menular
dapat menular).
3.4.
Evaluasi
1)
2)
Tidak ada obstruksi lidah, pasien tidak mengalami apnea dan aspirasi
3)
Pasien dapat berinteraksi kembali dengan lingkungan sekitar, pasien tidak menarik diri
(minder)
4)
5)
Pasien toleran dengan aktifitasnya, pasien dapat melakukan aktifitas sehari- hari
secara normal
6)
7)
8)