You are on page 1of 5

Laporan Kegiatan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)

F.4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

MELAKUKAN DETEKSI DINI PERBAIKAN


CAKUPAN GIZI PADA PASIEN DIABETES MELITUS
TIPE 2 (NEWLY DIAGNOSED)

Oleh :
dr. Savitri Budi Wardani

Pendamping :
dr. Fidia

Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Mulyorejo


Malang

LATAR BELAKANG

Menurut American Diabetes Association (ADA) 2010,


Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok
penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau kedua-duanya
Jumlah penderita Diabetes mellitus di dunia dari tahun
ke tahun mengalami peningkatan, hal ini berkaitan dengan
jumlah populasi yang meningkat, life expectancy
bertambah, urbanisasi yang merubah pola hidup tradisional
ke pola hidup modern, prevalensi obesitas meningkat dan
kegiatan fisik kurang. Diabetes mellitus perlu diamati
karena sifat penyakit yang kronik progresif, jumlah
penderita semakin meningkat dan banyak dampak negatif
yang ditimbulkan. (Wild, 2004) Di Indonesia berdasarkan
penelitian epidemiologis didapatkan prevalensi Diabetes
mellitus sebesar 1,5 2,3% pada penduduk yang usia lebih
15 tahun, bahkan di daerah urban prevalensi DM sebesar
14,7% dan daerah rural sebesar 7,2%. Prevalensi tersebut
meningkat 2-3 kali dibandingkan dengan negara maju,
sehingga Diabetes mellitus merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang serius.
Empat pilar utama pengelolaan DM adalah
perencanaan makan, latihan jasmani, obat berkhasiat
hipoglikemik, dan penyuluhan. Perencanaan makan
merupakan
komponen
utama
keberhasilan
penatalaksanaan DM. Perencanaan makan bertujuan
membantu penderita DM memperbaiki kebiasaan
makan sehingga dapat mengendalikan kadar glukosa,
lemak, dan tekanan darah. (Waspadji, 2005)
Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada
proses
penyembuhan penyakit, sebaliknya proses
perjalanan penyakit dapat berpengaruh pada keadaan gizi
pasien. Sering terjadi kondisi pasien semakin buruk
karena tidak diperhatikan keadaan gizinya, pengaruh
tersebut bisa berjalan
timbal balik. Hal tersebut
diakibatkan karena tidak tercukupinya kebutuhan gizi
tubuh untuk perbaikan organ tubuh. Fungsi organ yang
terganggu akan lebih terganggu lagi dengan adanya
penyakit dan kekurangan gizi. Disamping itu masalah gizi
lebih dan obesitas yang erat kaitannya dengan penyakit
degeneratif seperti diabetes melitus, penyakit jantung
koroner, dan darah tinggi memerlukan terapi gizi medis
untuk penyembuhannya (Depkes RI, 2003).
Terapi gizi yang menjadi salah satu faktor utama
penyembuhan tentunya harus diperhatikan agar pemberian
tidak melebihi kemampuan organ tubuh untuk
melaksanakan fungsi metabolisme. Terapi gizi harus
selalu disesuaikan seiring dengan perubahan fungsi organ

selama proses penyembuhan. Dengan kata lain pemberian


diet pasien harus dievaluasi dan diperbaiki sesuai dengan
perubahan keadaan klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium, baik pasien rawat inap maupun rawat
jalan. Upaya peningkatan status gizi dan kesehatan
masyarakat baik di dalam maupun luar rumah sakit,
merupakan tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan,
terutama tenaga yang bergerak di bidang gizi. (Depkes
RI, 2003)
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, upaya kesehatan harus dilaksanakan secara
merata, bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat. Sehubungan dengan itu, puskesmas sebagai
unit pelayanan kesehatan terdepan bertanggung jawab
untuk terus meningkatkan upaya memperluas dan
mendekatkan pelayanan kesehatan dengan mutu yang
lebih baik dan dengan biaya yang terjangkau oleh
masyarakat. (Azrul, 2002dalam Utari, 2009). Sehingga
salah satu unit kesehatan yang juga berperan dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat adalah
puskesmas dimana dalam hal ini puskesmas berperan
untuk meningkatkan status gizi pasien diabetes melitus.
PERMASALAHAN

PERENCANAAN DAN
PEMILIHAN INTERVENSI

1. Masih banyak pasien DM tipe 2 yang belum


memahami pentingnya terapi gizi sebagai pokok
keberhasilan pengobatan secara holistic.
2. Kurangnya pemahaman ancaman bahaya penyakit
DM tipe 2 apabila tidak terkontrol dengan pola
makan yang benar
3. Hal di atas menyebabkan rendahnya angka
kunjungan ulang dan keberhasilan diet pasien
diabetes melitus
Mengetahui permasalahan sebelumnya bahwa pasien DM
tipe 2 memerlukan pendampingan dalam mengatur pola
gizi sehingga program konseling yang dimiliki oleh pozi
ini sangatlah penting.
Maka untuk menentukan pemilihan intervensinya, dipilih
dengan program upaya pengembangan pojok gizi
(POZI) atau klinik gizi di puskesmas melalui kegiatan
konseling langsung kepada pasien DM tipe 2, sehingga
diharapkan nantinya terdapat perbaikan gizi pada pasien
DM tipe 2
Adapun tujuan utama dilakukan konseling langsung
kepada pasien ini adalah agar pengobatan DM yang
diberikan dapat berkerja dengan optimal sehingga penyakit
tersebut dapat dikontrol dan tidak menimbulkan

komplikasi DM pada pasien tersebut..


PELAKSANAAN

MONITORING DAN
EVALUASI

Adapun mengenai kegiatan konseling dilakukan di


Pojok Gizi (POZI) Puskesmas Mulyorejo. Untuk alokasi
waktu, konseling dilakukan pada hari Rabu, 24 Februari
2016, kegiatan dimulai dari pukul 10.00 11.00 WIB.
Berikut adalah kegiatan konseling gizi secara umum: :
- Pengumpulan data (data berat badan, tinggi
badan, anamnesa gizi, data klinis dan hasil
pemeriksaan laboratorium serta data lain yang
menunjang).
-

Identifikasi data dan Pengkajian data yang


terkumpul dikaji, diidentifikasi secara terperinci.

Mengambil kesimpulan atas masalah gizi yang


dihadapi klien berdasarkan pengkajian data

Perencanaan konseling gizi yang perlu diberikan,


pola makan dan gaya hidup yang diterapkan,
jumlahdan jadwal pemberian makanan.

Memonitor dan Evaluasi hasil konseling.

Secara keseluruhan kegiatan konseling berlangsung


dengan lancar. Tidak ada gangguan secara teknis yang
terjadi di sepanjang kegiatan berlangsung. Respon dari
pasien DM tipe 2 tersebut cukup baik, hal ini dapat dilihat
dari pasien yang begitu semangat memperhatikan dan aktif
bertanya tentang pola makan dan gaya hidup yang harus
diterapkan.
Untuk evaluasi dari kegiatan konseling gizi ini ada
beberapa hal yang perlu ditingkatkan kedepannya, yakni
masalah monitor agar pasien tersebut dapat secara rutin
untuk melakukan konseling gizi ulang ke pozi

Komentar/Umpan Balik :

Peserta

Pendamping

dr. Savitri Budi Wardani

dr. Fidia

You might also like