Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Lansia merupakan suatu proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha
Esa. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan
masa hidup manusia yang terakhir. Dimasa ini seseorang mengalami kemunduran
fisik, mental dan sosial secara bertahap (Azizah, 2011;1).
1. Definisi lanjut usia
Menurut Undang-Undang Nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan
lanjut usia pada bab I pasal 1 ayat 2, yang dimaksud lanjut usia adalah seseorang
yang mencapai usia 60 tahun keatas. Dra. Ny. Jos Masdani dalam Nugroho 2000,
mengemukakan bahwa lansia merupakan kelanjutan dari usia dewasa.
Kedewasaan dapat dibagi menjadi 4 bagian pertama fase iufentus, antara 25-40
tahun, kedua fase vertilisasi, antara 40 dan 50 tahun ketiga, fase prasenium antara
55 dan 65 tahun dan keempat fase senium, antara 65 hingga tutup usia.
Menurut Reimer et al (1999); Stanley and Beare (2007), mendefinisikan
lansia berdasarkan karakteristik social masyarakat yang menganggap bahwa orang
telah tua jika menunjukkan ciri fisik seperti rambut beruban, kerutan kulit, dan
hilangnya gigi (Azizah, 2011;1).
2. Batasan-Batasan Lanjut Usia
Mengenai kapankah orang disebut lanjut usia, sulit dijawab secara
memuaskan. Dibawah ini dikemukakan beberapa pendapat mengenai batasan
umur.
dari makanan dalam jumlah tertentu pula, pada dasarnya adalah konsep abad
modern (Yuniastuti, 2008: 2).
Adapun hal-hal yang perlu diketahui tentang gizi secara garis besar adalah:
1. Pengertian Gizi
Ilmu Gizi (Nutrion Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu
tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal. Kata gizi
berasal dari bahasa arab ghidza yang berarti makanan. Di satu sisi ilmu gizi
berkaitan dengan makanan dan sisi lain dengan tubuh manusia (Almatsier, 2004:
3).
2. Ruang lingkup Gizi
WHO menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan
kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan. Dengan pengertian itu WHO membagi
ruang lingkup Ilmu gizi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu:
1. Kelompok gizi biologi dan metabolik
2. Kelompok gizi perorangan sepanjang siklus hidup
3. Gizi masyarakat baik bersifat lokal, nasional, regional, dan global
(Yuniastuti, 2008:3)
2.3
terus menurun. Karena itu, harus terus diupayakan konsumsi makanan penuh gizi
(Azizah, 2004: 54).
2. Gizi Lansia
Keadaan gizi yang prima dicapai dengan makanan yang beraneka ragam
jenisnya, dalam kualitas dan kuantitas yang tepat bagi tubuh. Bentuk masalah gizi
yang banyak ditemui pada lanjut usia adalah sebagai berikut:
a. Gizi Lebih
Gizi berlebih pada lanjut usia erat kaitannya dengan kebiasaan makan pada
waktu muda. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat
badan yang berlebihan, apalagi pada lansia penggunaan kalori berkurang karena
aktivitas fisik juga berkurang.
b. Gizi Kurang
Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah sosial ekonomi dan juga
karena gangguan penyakit, bila dikonsumsi kalori terlalu rendah dari yang
dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal (Mubarak 2005: 199200).
3. Tujuan Pemberian Gizi Lansia
a. Mempertahankan gizi yang seimbang dalam kaitannya untuk menunda
atau mencegah kemunduran fungsi organ.
b. Gizi diharapkan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan tubuh pada lansia.
c. Membiasakan makan yang cukup dan teratur.
d. Menghindari kebiasan makan yang buruk, seperti mengkonsumsi makaan
yang berkolesterol, minum minuman keras, dan lain-lain.
badan yang ideal, resiko terjadinya penyakit dan kematian akan lebih kecil
(Budiyanto, 2009: 183-184).
Tabel I. Gizi Pada Lansia dalam Sehari-hari
Jenis bahan makananLaki-lakiPerempuanNasi
Sayur
Buah
Gula
1,5 X 50 gram
5 X 25 gram (1 pt
kecil)
5 X 50 gram
1,5 X 100 gram
sendok
makan
(sdm)
2 sdm/1,5 gls2 X 200 gram
(2
1,5
gls
belimbing)
2 X 50 gram
4 X 25 gram (1 pt
kecil)
4 X 50 gram
1,5 X 100 gram
2 X 100 gram
(1 pt sedang)
2 sdm
lemak di bawah kulit dan khusus pada lansia adalah pola distribusi lemak.
Pengolahan data status gizi menggunakan data hasil pengukuran berat badan
dan tinggi badan. Tinggi lutut digunakan sebagai prediksi tinggi badan.
(Gibson 2005) merekomendasikan model prediksi tinggi badan lansia,
dengan rumus:
Laki-laki
Perempuan
18,1 - 18,6
18,7 - 23,8
23,8 - 25,0
> 25,0
tergantung pada kondisi kesehatan, berat badan aktual, dan tinggi rendahnya
tingkat aktivitas fisik seseorang. disamping itu, angka kecukupan gizi untuk pria
dan wanita sedikit berbeda karena adanya perbedaan dalam ukuran dan
komposisi tubuh (Admin, 2010).
Dibawah ini beberapa faktor yang berhubungan dengan status gizi lansia
yaitu:
1. Aktifitas Hidup Sehari-hari
Kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan pribadi
yang masih aktif. Seseorang lansia yang menolak untuk melakakukan fungsi
dianggap sebagai tidak melakukan fungsi, meskipun dianggap mampu
(Maryam .R.Siti, 2008).
Lansia yang mandiri adalah lansia yang kondisinya sehat dalam arti luas
masih mampu unutk menjalankan kehidupan pribadinya (Partini, 2005).
Kemadirian pada lansia meliputi kemampuan lansia dalam melakukan
aktifitas sehari - hari , seperti : mandi, berpakaian rapi, pergi ke toilet,
berpindah tempat, dapat mengontrol BAK, atau BAB, serta dapat makan
sendiri (Ranah,2006).
Aktifitas Kehidupan sehari - hari pada Lansia adalah suatu bentuk
pengukuran kemampuan seseorang untuk melakukan aktifitas kehidupan
sehari-hari
secara
fungsional dapat
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.Makan
Aktifitas toilet
Mandi
0
5
0
10
5
5
510
15
5
10
5
15
10
10
10
10
10.
Mengontrol berkemihJUMLAH100Sumber: Burns. 1999. Assessment Scales in Old Age
Psychiatry. Martin Dunitz
Ltd. London, P. 133(Azizah, 2004).
Penilaian
0 - 20
: ketergantungan
21 - 61
62 - 90
: ketergantungan berat
91 - 99
: ketergantungan ringan
100
: mandiri
2. Kemunduran Biologis
Masuk usia senja, seseorang akan mengalami beberapa perubahan baik
secara fisik maupun biologis. Misalnya gigi, kulit keriput, penglihatan
populasi
lansia.
Perubahan
Variabel Dependent
Aktivitas Hidup
Sehari-hari
Penyakit
STATUS GIZI
LANSIA
Pola makan
2.6 Hipotesis
1. Ada hubungan antara aktivitas hidup sehari-hari dengan status gizi pada lansia.
2. Ada hubungan antara penyakit dengan status gizi pada lansia.
3. Ada hubungan antara pola makan dengan status gizi pada lansia.