Professional Documents
Culture Documents
No. Dokumen :
001/3.3.3/RSIAEE/II/2015
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
No. Revisi
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
menyiapkan
kelengkapan
sebelum
KEBIJAKAN
PROSEDUR
a. Siapkan alat :
Pencukur rambut dan gunting rambut
Bengkok
Sabun
Waslap
Alat-alat kesehatan dan obat-obatan sesuai program dokter
dan jenis tindakan pembedahan.
Baju khusus
Formulir ijin operasi (Inform Consent)
Permintaan darah ke PMI bila diperlukan
Pemeriksaan penunjang
b. Beri penjelasan kepada pasien/keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan
c. Ekstra mandi bila kotor
d. Puasakan 5 6 jam
e. Cukur daerah yang akan di operasi
f. Tandatangani surat ijin operasi (Inform Consent) jika pasien /
keluarga setuju
UNIT TERKAIT
1.
2.
3.
4.
TIME OUT
No. Dokumen :
001/3.3.3/RSIAEE/II/2015
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
SIGN IN
No. Dokumen :
001/3.3.3/RSIAEE/II/2015
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
SIGN OUT
No. Dokumen :
001/3.3.3/RSIAEE/II/2015
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
Segala aturan yang harus dipatuhi oleh semua orang yang berada di
lingkungan kamar operasi
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Revisi
Halaman
2/2
No. Dokumen :
003/3.3.3/RSIAEE/II/2015
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Revisi
Halaman
2/2
No. Revisi
Halaman
1/2
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J UAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
No. Dokumen :
006/3.3.3/RSIAEE/II/2015
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Revisi
Halaman
2/2
tidak
boleh
dipakai
untuk
PENGGUNAAN STERILISATOR
No. Dokumen :
002/3.3.3/RSIAEE/II/2015
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Revisi
Halaman
2/2
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
1.
2.
3.
4.
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Revisi
Halaman
1/1
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Revisi
Halaman
1/1
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Dokumen :
005/3.3.3/RSIAEE/II/2015
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Revisi
Halaman
2/2
PENGENDALIAN LOGISTIK
No. Dokumen :
007/3.3.3/RSIAEE/II/2015
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
1. Instalasi Farmasi
2. Ruang Kamar Bedah (OK)
No. Revisi
Halaman
1/1
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Dokumen :
003/3.3.3/RSIAEE/II/2015
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Revisi
Halaman
1/1
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Segala sesuatu cara atau alur dalam mempersiapkan bahan dan alatalat untuk memenuhi kebutuhan barang di instalasi kamar operasi.
Sebagai acuan penerapan langkah langkah alur barang depo di OK.
Setiap tindakan operasi harus tersedia bahan dan alat di depo farmasi
atau logistik.
FARMASI
a. Buat rencana permintaan kebutuhan barang untuk sekitar 1
minggu.
b. Mintakan ke logistik farmasi.
c. Antar sesuai permintaan ke depo kamar operasi..
d. Bila barang / alat tidak sesuai perkiraan habis sebelum 1 minggu,
buat permintaan cito ke logistik farmasi agar membantu
mengusahakan.
INSTALASI KAMAR BEDAH
a. Setiap ruangan OK prakiraan bahan / alat untuk setiap operasi
yang direncanakan hari itu.
b. Beri sesuai permintaan, bila tidak ada ditawarkan yang semacam.
c. Bila ada sisa, kembalikan ke farmasi (depo) atau ditulis sisa.
d. Setelah selesai operasi, dihitung biaya sesuai yang dicantumkan
dalam bon-bonan bahan / alat yang terpakai untuk masing-masing
operasi.
e. Buatkan ke TU OK untuk dimasukkan dalam perincian biaya
pembedahan ke dalam komputer.
1. Instalasi Farmasi
2. Ruang Kamar Bedah (OK)
No. Dokumen :
006/3.3.3/RSIAEE/II/2015
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
tubuh.
o. Sesaat setelah menekan, kendorkan kedua lengan penolong. Saat
itu maka jantung tidak terjepit, akan mengembang dan darah dari
bagian tubuh mengalir masuk jantung lagi.
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Revisi
Halaman
2/2
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Dokumen :
006/3.3.3/RSIAEE/II/2015
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
3.
No. Revisi
Halaman
2/2
1. Ruang RR
2. Ruang Kamar Bedah (OK)
No. Revisi
Halaman
1/1
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Dokumen :
006/3.3.3/RSIAEE/II/2015
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
2/2
UNIT TERKAIT
1.
2.
3.
4.
5.
No. Dokumen :
006/3.3.3/RSIAEE/II/2015
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
2/2
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
berat)
Observasi blader (urin tiap 1 jam atau sewaktu-waktu)
1. Ruang RR
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
2. Cara kerja
Setelah proses dekontaminasi selesai, pasang etiket alat
instrument tersebut
Siapkan sterilisator alat instrument sesuai dengan petunjuk
pemakaian
Masukkan alat instrument tersebut ke dalam sterilisator
3. Tunggu sampai proses steril selesai
Matikan sterilisator sesuai dengan petunjuk pemakaian
Angkat dan keluarkan alat instrument yang sudah steril
tersebut
Alat instrument sudah siap dipergunakan kembali
c. Catatan
Selama proses sterilisasi, sterilisator tidak boleh dibuka tutup
1. Ruang Kamar Bedah (OK)
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
a. Sasaran
Tenaga kamar operasi
b. Pelaksanaan
1. Persiapan alat
Bahan dekontaminasi chlorin 0,5% atau sejenisnya
Sarung tangan
Bak penampung
Takaran (ukuran sendok makan)
2. Cara kerja
2.1 Bahan dekontaminasi serbuk
Siapkan air sebanyak 1 liter kedalam bak penampung
Takar bahan dekontaminasi chlorin 0,5% (bentuk serbuk)
sebanyak 1 takaran (14gr)
Masukkan chlorine tersebut kedalam 1 liter air
Aduk agar merata
Larutan sudah siap untuk dipergunakan
2.2 Bahan dekontaminasi cair
Siapkan larutan chlorin cair sebanyak 1 bagian ( 1 bagian
berisi 1 liter mengandung chlorin 5,25%)
Siapkan air sebanyak 9 1iter
Campurkan kedua larutan tersebut
Aduk secara merata
Larutan sudah siap dipergunakan
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
2/2
c. Catatan
1. Selama proses harus memakai dan menggunakan sarung
tangan
2. Apabila larutan tersebut sudah dipergunakan untuk merendam
buang ke tempat pembuangan air pencucian
Proses pengenceran bahan dekontaminasi hanya dipergunakan untuk
sekali pakai.
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
a. Sasaran
Pasien pasca anestesi umum
Pasien pasca anestesi regional
Pasien pasca premedikasi yang karena alasan tertentu batal
dilakukan operasi
b. Pelaksanaan
1. Pasien pasca anestesi diantar dari OK ke RR oleh transporter
(Dokter anestesi yang bertugas di OK bersama perawat
anestesi).
2. Tenaga medis atau paramedis terkait menerima dan
melakukan serah terima pasien.
3. Tenaga medis atau paramedis terkait menempatkan pasien di
daerah perawatan yang tersedia.
4. Tenaga medis atau paramedis terkait melakukan observasi
dan melakukan tindakan tertentu yang dibutuhkan oleh
pasien (contoh : usaha membebaskan jalan nafas,
memberikan oksigen, memberikan selimut hangat).
5. Tindakan tertentu tersebut selanjutnya akan diatur dalam
protap-protap khusus yang terperinci.
6. Tenaga medis atau paramedis terkait melakukan pencatatan
dibuku register RR.
7. Pasien berada di RR dilakukan perawatan pasca anestesi dan
pembedahan sampai memenuhi persyaratan tertentu untuk
dapat dipindahkan ke ruangan atau pulang atau di transport
ke Rumah Sakit tempat asal pasien
1. Ruang Kamar Bedah (OK)
2. Ruang Pulih Sadar (RR)
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
2/2
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
Bahan atau barang buangan padat sebagai akibat dari aktifitas kamar
operasi, sehingga dibuang sebagai barang yang tidak berguna.
Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur pembuangan
sampah di kamar operasi.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
1.
2.
3.
4.
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
1. Ruang RR
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Pelaksanaan
a. Petugas / Perawat Instalasi
Berganti pakaian diruang ganti dan menggunakan pakaian
kerja rutin instalasi.
Gunakan alas kaki khusus untuk bekerja di instalasi.
Pakaian kerja di instalasi hanya boleh digunakan di tempat
kerja instalasi.
Pindahkan pasien sampai ruang transfer
Kirim pasien ke kamar operasi bila ada re- open.
Ambil pasien diruangan (harus menggunakan jubah luar dan
mengganti alas kaki untuk keluar).
Pergi keluar dari tempat-tempat tersebut diatas harus berganti
dengan pakaian biasa.
Tempat ganti didepan pintu masuk ruang pulih sadar.
b. Dokter yang masuk sementara (waktu singkat)
Gunakan jubah khusus untuk masuk ke dalam.
Gunakan alas kaki untuk masuk ke dalam
c. Keluarga Pasien
Gunakan jubah khusus untuk masuk ke dalam.
Gunakan alas kaki khusus untuk masuk ke dalam.
Tempat ganti didepan pintu masuk ruang pulih sadar.
1. Ruang Pulih Sadar (RR)
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
a. Sasaran
Pasien-pasien pasca bedah / pasca anestesi dengan komplikasi
di Ruang Pulih Sadar.
b. Pelaksanaan
Perawat Ruang Pulih Sadar yang terdekat dengan pasien
segera memberikan pertolongan.
Perawat Ruang Pulih Sadar mengatur posisi pasien ; pasien
dibaringkan dengan kepala dimiringkan, bila pasien nyaman
dalam posisi duduk (misalnya pada pasien rawat jalan) maka
posisi tersebut juga diperkenankan.
Perawat Ruang Pulih Sadar menyiapkan & memberikan
tempat muntah (nierbeken), bila pasien berbaring, maka
nierbeken ditempatkan pada posisi disamping mulut pasien.
Sedangkan bila pasien duduk maka nierbeken cukup
diletakkan dibawah mulut.
Perawat Ruang Pulih Sadar dapat juga melakukan suctioning
apabila diperlukan.
Perawat Ruang Pulih Sadar segera melakukan bilasan
(suction rinse) sesaat setelah suctioning dilakukan.
Perawat Ruang Pulih Sadar memberikan kenyamanan kepada
pasien, memberikan informasi bahwa PONV merupakan efek
samping dan dapat ditangani dengan baik, menjaga
kebersihan pasien pasca muntah, serta memberikan posisi
yang nyaman bagi pasien.
Perawat Ruang Pulih Sadar memberitahukan kepada pasien
bahwa pertolongan telah selesai, dan apabila diperlukan
petugas dapat memberikan pertolongan kembali.
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Perawat Ruang
peralatannya.
Pulih
No. Revisi
Halaman
2/2
Sadar
membereskan
kembali
No. Dokumen :
006/3.3.3/RSIAEE/II/2015
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Dokumen :
006/3.3.3/RSIAEE/II/2015
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Dokumen :
006/3.3.3/RSIAEE/II/2015
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Revisi
Halaman
2/2
No. Revisi
Halaman
1/2
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
No. Dokumen :
006/3.3.3/RSIAEE/II/2015
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Revisi
Halaman
2/2
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Revisi
Halaman
2/2
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Revisi
Halaman
2/2
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
2. Pelaksanaan
Petugas transfer melakukan serah terima pasien dengan
perawat anestesi
Petugas transfer melakukan serah terima darah, obat, alkes
dan status pasien
Perawat anestesi mengecek ulang persiapan-persiapan
yang dibawa pasien meliputi : alat, obat, foto-foto, hasil
lab, inform consent, lembar pre op anestesi
Periksa barang-barang berharga pasien yang terpakai
untuk segera diserahkan pada keluarga pasien
Cocokkan data pasien dengan daftar acara yang sudah
terjadwal
Lakukan registrasi
1. Ruang Kamar Bedah (OK)
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
a. Sasaran
Pasien-pasien yang sudah dipersiapkan untuk operasi di Ruang
kamar bedah (OK)
b. Pelaksanaan
Ajak bicara pasien bila masih bangun tentang tindakan yang
akan kita lakukan
Geser dengan hati-hati pasien dari kereta dorong ke meja
operasi
Perhatikan tidak ada alat-alat monitoring, infus yang tertarik/
terlepas
Perhatikan pula tidak menyebabkan cidera, menambah
cidera, nyeri, sakit
Segera hubungkan alat-alat monitoring, cek infus menetes
lancar
Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
6.
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
7/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Indikasi :
1.1 Ada obstruksi jalan nafas bagian atas
1.2 Pasien memerlukan bantuan nafas dengan ventilator
1.3 Menjaga jalan nafas tetap bebas
1.4 Pemberian anestesi seperti operasi kepala, leher, mulut,
hidung, tenggorokan, operasi abdominal dengan relaksasi
penuh dan operasi thoracotomy
1.5 Terdapat banyak sputum (pasien tidak dapat
mengeluarkan sendiri)
2. Indikasi intubasi non surgical
2.1 Asfiksia neonatorum berat
2.2 Resusitasi penderita
2.3 Obstruksi laring berat
2.4 Penderita tidak sadar lebih dari 24 jam
2.5 Penderita dengan atelektasis paru
2.6 Post operasi respiratory insufiensi
3. Jenis Intubasi
3.1 Intubasi oral (orotracheal)
3.2 Intubasi nasal (nasotracheal)
4. Cara Intubasi
4.1 Awake intubasi (sadar)
4.2 Sleep intubasi apnea dan non apnea
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
7/2
5. Komplikasi
5.1 Ringan
5.1.1 Tenggorokan serak
5.1.2 Kerusakan pharyng
5.1.3 Muntah
5.1.4 Aspirasi
5.1.5 Gigi copot / rusak
5.2 Berat
5.2.1 Laringeal edema
5.2.2 Obstruksi jalan nafas
5.2.3 Ruptur trachea perdarahan hidung
5.2.4 Fistula tracheoesofagal granuloma
5.2.5 Memar
5.2.6 Laserasi akan terjadi dysfonia
6. Penyulit
6.1 Leher pendek
PROSEDUR
7.2.5
7.2.6
7.2.7
7.2.8
7.2.9
7.2.10
7.2.11
7.2.12
7.2.13
7.2.14
No. Revisi
Halaman
7/3
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
7/4
7.4.1
7.4.2
7.4.3
7.4.4
7.4.5
Mencuci tangan
Posisi pasien terlentang
Kepala diganjal bantal kecil setinggi 12 cm
Pilih ukuran pipa endotracheal yang akan
digunakan
Periksa balon pipa / cuff ETT dengan
No. Revisi
Halaman
7/5
PROSEDUR
7.4.17
7.4.18
7.4.19
7.4.20
No. Revisi
Halaman
7/6
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
4/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
kulit
PROSEDUR
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
4/2
12. Sikat ujung kuku , setelah itu telapak tangan kemudian secara
berurutan sikat setiap jari, diantara jari dan punggung tangan,
lanjutkan menyikat lengan atas sampai sedikit dibawah siku
selama 30 detik, jangan kembali ke tangan atau daerah
pergelangan tangan yang sudah selesai disikat
13. Pindahkan menyikat pada tangan yang belum disikat dengan
cara seperti diatas
14. Bilas kedua tangan pada air bersih yang mengalir
15. Ulangi lagi mencuci tangan dengan menetesi bahan antiseptik di
telapak tangan
16. Gosokkan telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri
17. Gosokkan telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri
kemudian diulangi dengan sebaliknya, yaitu tangan kiri diatas
punggung tangan kanan
18. Gosokkan telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri
dengan jari-jari disilangkan
19. Gosok punggung jari-jari tangan kanan berhadapan dengan
telapak tangan jari-jari saling terkunci
20. Putar dan gosok jempol tangan kanan dengan tangan kiri dan
sebaliknya
21. Putar dan gosok ujung jari-jari dan jempol tangan kanan ke
depan dan ke belakang pada permukaan telapak tangan kiri dan
sebaliknya
22. Bilas dengan air bersih yang mengalir dan posisi jari tangan
lebih tinggi dari posisi siku
23. Hindarkan tangan yang sudah dicuci tersentuh dengan benda
disekitarnya
24. Setelah selesai mencuci tangan, keringkan dengan handuk steril
satu persatu dari ujung jari menuju ke lengan dengan cara
memutar pada tangan kanan dan sebaliknya, kemudian handuk
dipisahkan dari benda steril
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
4/3
25. Posisi tangan setelah cuci tangan harus lebih tinggi dari siku
tangan saat masuk ke dalam kamar operasi
1
5
6
8
9
10
11
12
13
PROSEDUR
14
Halaman
4/4
1
5
17
1
6
No. Revisi
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
2/2
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Cuci tangan
Pilih lokasi yang akan dipasang Sensing Probe
Pasang sensing probe dan fiksasi yang baik
Hidupkan alat oksimeter (power ON)
Tunggu sampai ada angka dan gelombang pada monitor
Catat hasil SaO2 setiap jam sesuai kondisi
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
lambung (NGT).
KEBIJAKAN
PROSEDUR
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
2/2
4. Prosedur pemasangan
4.1 Posisi pasien semi fowler. Kepala sedikit fleksi
4.2 Petugas cuci tangan sebelum dan sesudah pemasangan.
4.3 Petugas pakai sarung tangan
4.4 Beritahu pada pasien
4.5 Ukur pipa lambung yang akan dimasukkan dengan cara
ujung pipa di tempatkan di telinga, ukur sampai ke lubang
telinga pada sisi yang sama kemudian diturunkan
mencapai xyphoid, beri tanda batas tersebut
4.6 Beri pelicin jelly jangan terlalu banyak
4.7 Masukkan pipa sampai batas yang telah ditentukan
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1.
Persiapan
1.1 Siapkan mesin PM-9000/PM-9000+
1.2 Siapkan kabel power (sumber listrik), kabel ground
(pembumian), kabel ECG pasien
1.3 Siapkan elektroda disposable (sekali pakai), sensor SPO2,
selang NIBP + cuff (manset)
1.4 Siapkan sensor esophageal & rectal temperature (sensor suhu
untuk tenggorokan & dubur) (optional)
1.5 Siapkan sensor surface temperature/skin temp (sensor suhu
untuk permukaan tubuh)
1.6 Siapkan thermal paper print (kertas cetak) (PM-9000+)
2.
Cara Penggunaan
2.1 Pasang kabel power dan kabel ground pada konektor di sisi
belakang mesin PM-9000/PM-9000+
2.2 Pasang kabel ECG pasien, sensor SPO2, selang NIBP,
sensor adult esophageal dan rectal temp. (optional), sensor
pediatric esophageal & rectal temp. (optional), dan sensor
surface temp./skin temp. Pada konektor disisi samping kiri
mesin PM-9000/PM-9000+
2.3 Pasang cuff NIBP adult/child/neonatal pada selang NIBP
2.4 Pasang thermal paper print di tempat printer sisi sebelah
kanan mesin PM-9000+
2.5 Tekan tombol POWER untuk menyalakan mesin PM9000/PM-9000+
2.6 Pasang elektroda disposable pada dada pasien, pasang ujung
kabel ECG pasien pada elektroda disposable yang sudah
terpasang
PROSEDUR
No. Revisi
Halaman
2/2
2.10
Tekan tombol REC/STOP untuk merekam hasil
rekaman pasien, tekan tombol 1 kali lagi untuk
menghentikan perekaman
2.11
Tekan tombol SILENCE 1 kali untuk mematikan
suara alarm, tekan tombol 1 kali lagi akan menghidupkan
kembali suara alarm. Tekan tombol SILENCE lebih dari 1
detik maka akan mematikan seluruh alarm, untuk
menghidupkan kembali suara alarm tekan tombol 1 kali lagi
2.12
Tekan tombol FREEZE 1 kali untuk menghentikan
pembacaan gelombang grafik di layar, tekan tombol 1 kali
lagi untuk menjalankan kembali pembacaan gelombang
grafik di layar
2.13
Tekan tombol MENU untuk menampilkan menumenu dalam patient monitor
2.14
Untuk mematikan PM-9000/PM-9000+ tekan tombol
POWER satu kali
UNIT TERKAIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit :
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSIA Esto Ebhu
1 April 2015
dr. Moh. Ibnu Hadjar, Sp.OG
PENGERTIAN
T U J U AN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
2.
3.
4.
5.
1.
Sirkulasi :
Nilai 2 = TD +/- < 20 mmHg dari normal
Nilai 1 = TD +/- 20 50 mmHg dari normal
Nilai 0 = TD +/- > 50 mmHg dari normal
Kesadaran :
Nilai 2 = Sadar penuh
Nilai 1 = Respon terhadap panggilan
Nilai 0 = Tidak ada respon
Oksigenasi :
Nilai 2 = SpO2 > 92 % (dengan udara bebas)
Nilai 1 = SpO2 > 90 % (dengan suplemen O2)
Nilai 0 = SpO2 < 90 % (dengan suplemen O2)
Pernafasan :
Nilai 2 = Bila menarik nafas dalam dan batuk bebas
Nilai 1 = Dispneu atau limitasi bernafas
Nilai 0 = Apnea / tidak bernafas
Aktifitas :
Nilai 2 = Menggerakkan 4 ekstremitas
Nilai 1 = Menggerakkan 2 ekstremitas
Nilai 0 = Tidak mampu menggerakkan ekstremitas
Ruang Pulih Sadar (RR)