You are on page 1of 3

NAMA

: IMANUEL YACOB WILA

NIM

: 13121001057

FAKULTAS : ILMU KESEHATAN, SAINS & TEKNOLOGI, UNIVERSITAS DHYANA


PURA
PRODI

: FISIOTERAPI V/B,

DOSEN

: I PUTU DARMAWIJAYA S.S.i., M.Si

FARMAKOLOGI
1. Nasib obat di dalam tubuh

Umumnya sejumlah fase yang dilalui ketika obat masuk ke dalam tubuh dan memulai
kontak dengan organ tubuh terbagi menjadi:
a) Absorpsi
Absorpsi merupakan proses penyerapan zat aktif obat oleh tubuh. Proses absorpsi ini
sangat penting dalam menentukan efek obat. Hanya zat aktif yang berada dalam keadaan
larut yang dapat diabsorpsi oleh tubuh. Setelah zat aktif terlarut dalam pencernaan, zat
tersebut selanjutnya akan di absorpsi melalui usus dan kemudian memasuki pembuluh
darah. Terdapat banyak mekanisme absorpsi obat melalui usus, anatara lain filtrasi,
difusi pasif, transpor aktif, transpor, difusi terfasilitasi, dan pinositosis (transfer pasangan
ion). Sebagian besar obat diabsorpsi menggunakan mekanisme difusi pasif
b) Distribusi
Pada fase ini obat yang telah diabsorpsi akan disebarkan ke seluruh tubuh dengan
menggunakan darah. Selanjutnya obat akan memasuki organ dalam tubuh. Pada tahap inilah obat
mencapai tempat kerjanya dan dapat memberikan efek yang diharapkan.

c) Metabolisme

Pada fase ini obat mengalami proses detoksifikasi, karena obat dibawa dari luar sehingga
dianggap sebagai senyawa asing yang bukan berasal dari tubuh. Proses detoksifikasi
obat perlu dilakukan oleh tubuh guna menurunkan kadar toksik/racun. Tubuh suatu
organisme telah memiliki mekanisme alamiah untuk melakukan proses tersebut..
.Metabolisme obat terutama terjadi di hati, yakni di membran endoplasmic reticulum
(mikrosom) dan di cytosol. Sebagian besar obat didetoksifikasi di hati oleh enzim-enzim
mikrosomal hati. Tempat metabolisme yang lain (ekstrahepatik) adalah : dinding usus,

ginjal, paru, darah, otak, dan kulit, juga di lumen kolon (oleh flora usus) Proses tersebut
menghasilkan senyawa dengan sifat toksik lebih rendah sehingga tidak terlalu beracun
bagi tubuh organisme.
d) Eskresi
Pada fase ini, obat dikeluarkan dari tubuh setelah selesai digunakan. Obat akan
dikeluarkan dalam bentuk udara (pernapasan), urin (ginjal), keringat (kulit) dan feses
(saluran pencernaan). Obat akan dikeluarkan dalam bentuk metabolit (bentuk asal obat)

2. Upaya meminimalisir efek samping obat yang kita minum

Upaya yang dilakukan yaitu:


- Konsultasi ke dokter jika kita mengalami gejala efek samping dari obat yang kita
-

minum. Biasanya efek samping obat dapat dibaca pada kemasan obat.
Mengganti atau penghentian obat yang diminum (jika diperbolehkan, misalnya oleh

dokter)
- Mengganti obat dengan obat jenis lain yang memiliki indikasi yang sama
- Penyesuaian dosis obat
Upaya untuk menghindari terjadinya efek samping yaitu:
- Meminum obat sesuai dosis
- Baca masa berlaku obat
- Minum obat dengan air putih, jangan meminumnya dengan alcohol atau soda
- Jangan meminum obat dokter bersamaan dengan obat herbal

3. Grafik

Dari grafik di atas terdapat suatu populasi yang dimana di dalamnya terdapat 3 jenis individu dan
efek obat terhadap individu tersebut, yaitu:
a) Individu Resisten
Pada individu yang resisten, obat yang diminum memiliki efek atau pengaruh yang kecil
terhadap terhadap tubuh individu tersebut, karena individu tersebut memiliki reaksi
tubuh yang menolak efek obat tersebut. Jumlah individu ini kecil dalam populasi sample.
b) Sebagian Besar Individu
Efek obat pada individu ini bisa dikatakan rata-rata reaksi pada efek yang ditimbulkan
oleh obat yang diberikan beragam. Jumlah individu ini banyak dalam populasi sample.
c) Individu Sensitif
Pada individu ini obat memberikan efek yang sangat besar terhadap tubuh individu
tersebut karena individu tersebut memiliki tubuh yang sensitif terhadap obat yang
diberikan. Jumlah individu ini cukup sedikit dalam populasi sample.

You might also like