You are on page 1of 5

DEMAM THYPOID

KONSEP DASAR PENYAKIT


Definisi/Pengertian
Thypoid fever/demam tifoid atau thypus abdominalis merupakan penyakit infeksi
akut pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan
pada saluran pencernaan dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran (T.H.
Rampengan dan I.R. Laurentz, 1995). Penularan penyakit ini hampir selalu terjadi
melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella
Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah
terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella.
(Bruner and Sudart 1994).
Dari beberapa pengertian diatasis dapat disimpulkan sebagai berikut, Typhoid adalah
suatu penyakit infeksi usus halus yang disebabkan oleh salmonella type A. B dan C
yang dapat menular melalui oral, fecal, makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Etiologi/Penyebab
Etiologi typhoid adalah salmonella typhi. Salmonella para typhi A. B dan C. ada dua
sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid dan pasien
dengan carier. Carier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih terus
mengekresi salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun.

Epidemiologi
Menurut dr. Arlin Algerina, SpA dari RS Internasional Bintaro, Di Indonesia
diperkirakan antara 800-100.000 orang terkena penyakit tifus atau demam tifoid
sepanjang tahun, tetapi terutama pada musim panas.
Menurut

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam

tifoid di seluruh dunia mencapai 16-33 juta dengan 500-600 ribu kematian tiap
tahunnya. Demam tifoid merupakan penyakit infeksi menular yang dapat terjadi pada
anak maupun orang dewasa. Anak merupakan yang paling rentan terkena demam
tifoid walaupun gejala yang dialami anak lebih lebih ringan dari orang dewasa.
4

Manifestasi Klinis/Tanda dan Gejala


Masa tunas typhoid 10-14 hari
a. Minggu I
Pada umumnya demam berangsur naik, terutama sore hari dan malam hari. Dengan
keluhan dan gejala demam, nyeri otot, nyeri kepala, anoreksia dan mual, batuk, diare
dan perasaan tidak enak diperut.
b. Minggu II
Pada minggu II gejala sudah jelas dapat berupa demam, bradikardi, lidah yang khas
(putih dan kotor), hepatomegali, meteorismus dan penurunan kesadaran.
Gejala-gejala lain yang dapat ditemukan pada demam tifoid adalah rose spot (bintik
kemerahan pada kulit) yang biasanya ditemukan di perut bagian atas.

Patofisiologi
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan
5F yaitu Food(makanan), Fingers(jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly(lalat), dan
melalui

Feses.

Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella thypi
kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat
akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat. Apabila orang
tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan
yang tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut.

Kemudian kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh
asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai
jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke
aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini
kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia,
kuman

selanjutnya

masuk

limpa,

usus

halus

dan

kandung

empedu.

Semula disangka demam dan gejala toksemia pada typhoid disebabkan oleh
endotoksemia. Tetapi berdasarkan penelitian eksperimental disimpulkan bahwa
endotoksemia bukan merupakan penyebab utama demam pada typhoid. Endotoksemia
berperan pada patogenesis typhoid, karena membantu proses inflamasi lokal pada usus
halus. Demam disebabkan karena salmonella thypi dan endotoksinnya merangsang
sintetis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang.
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan darah rutin
Pada pemeriksaan darah perifer lengkap sering ditemukan leukopenia, tapi dapat pula
terjadi kadar leukosit normal/leukositosis (walaupun tanpa infeksi sekunder), dapat
juga terjadi anemia ringan dan trombositopenia. LED dapat meningkat. SGOT dan
SGPT sering kali meningkat tapi akan kembali normal setelah sembuh.
b. Uji Widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin).
Tujuan dari uji widal adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum pasien
yang disangka menderita demam tifoid.
c. Biakan darah
Hasil biakan darah yang positif memastikan demam tifoid, akan tetapi hasil negatif
tidak menyingkirkan demam tifoid karena mungkin disebabkan beberapa hal sebagai
berikut :

Voluma darah yang kurang (5 cc).

Riwayat vaksinasi.

Saat pengambilan darah (setelah minggu pertama aglutinin semakin


meningkat).
7. Penatalaksanaan
a. Perawatan
Pasien diistirahatkan 7 hari sampai demam hilang atau 14 hari untuk mencegah
komplikasi perdarahan usus.
Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas sesuai dengan pulihnya tranfusi bila ada
komplikasi perdarahan.
b. Diet

Diet yang sesuai cukup kalori dan tinggi protein.


Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.
Setelah bebas demam, diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
Dilanjutkan denagn nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7 hari.
Makanan yang cukup cairan, kalori, vitamin dan protein.
Tidak mengandung banyak serat.
Makanan lunak diberikan selama istirahat.
c. Obat-obatan
Klorampenikol.
Tiampenikol.
Kotrimoxazol.
Amoxilin dan ampicilin.

8. Prognosis

Umumnya baik bila pasien cepat berobat. Prognosis kurang baik bila terdapat gejala
klinis yang berat seperti hiperpireksia atau febris kontinua, penurunan kasadaran
komplikasi berat seperti dehidrasi, asidosis, perforasi usus dan gizi buruk.

You might also like