You are on page 1of 3

PNEUMONIA

LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian Pneumonia
Pneumonia adalah inflamasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian
alveoli dengan cairan. ( Doenges : 164 )
Menurut Engram (1998) pneumonia adalah proses inflamasi pada parenkim paru. Hal ini
terjadi sebagai akibat adanya invasi agen infeksius atau adanya kondisi yang mengganggu
tahanan saluran trakeobrokialis sehingga flora endogen yang normal berubah menjadi
patogen ketika memasuki saluran jalan nafas.
Pneumonia adalah penyakit infeksi akut paru yang disebabkan terutama oleh bakteri;
merupakan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang paling sering
menyebabkan kematian pada bayi dan anak balita (Said 2007).
Sedangkan menurut Betz dan Sowden (2002) pneumonia adalah inflamasi atau infeksi
pada parenkim paru yang disebabkan oleh satu atau lebih agens berikut virus, bakteri,
mikoplasma dan aspirasi substansi asing.
Pneumonia atau radang paru-paru ialah inflamasi paru-paru yang disebabkan oleh
bakteria, virus atau fungal (kulat). Ia juga dikenali sebagai pneumonitis, bronchopneumonia
dan 'community-acquired pneumonia (Mansjoer, 2000 : 254).
Tanda Dan Gejala Pneumonia
Gejala-gejala yang biasa ditemukan adalah:
a. Batuk berdahak (dahaknya seperti lendir, kehijauan atau seperti nanah)
b. Nyeri dada (bisa tajam atau tumpul dan bertambah hebat jika penderita menarik nafas
dalam atau terbatuk)
c. Menggigil
d. Demam
e. Mudah merasa lelah
f. Sesak nafas
g. Sakit kepala
h. Nafsu makan berkurang
i. Mual dan muntah
j. Merasa tidak enak badan
k. Kekakuan sendi
l. Kekakuan otot
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan antara lain kulit lembab, batuk darah,
pernafasan yang cepat, cemas, stress, tegang dan nyeri perut.

Penyebab Pneumonia
Penyebab pneumonia antara lain :

Penyebabnya termasuk berbagai agen infeksi iritan kimia dan terapi radiasi. Penyebab
pneumonia antara lain :
a. Bakteri (paling sering menyebabkan pneumonia pada dewasa) yakni Streptococcus
pneumoniae, Staphylococcus aureus, Legionella, dan Hemophilus influenzae.
b. Virus : virus influenza, chicken-pox (cacar air).
c. Organisme mirip bakteri : Mycoplasma pneumoniae (terutama pada anak-anak dan
dewasa muda).
d. Jamur tertentu
Pneumonia juga bisa terjadi setelah pembedahan (terutama pembedahan perut) atau
cedera (terutama cedera dada), sebagai akibat dari dangkalnya pernapasan, gangguan
terhadap kemampuan batuk dan lendir yang tertahan. Yang sering menjadi
penyebabnya adalah Staphylococcus aureus, pneumokokus, hemophilus influenzae
atau kombinasi ketiganya.
Pneumonia pada orang dewasa paling sering disebabkan oleh bakteri, yang tersering
yaitu bakteri Streptococcus pneumonia pneumococcus. Pneumonia pada anak-anak
paling sering disebabkan oleh virus pernapasan, dan puncaknya terjadi pada umur 23 tahun. Pada usia sekolah, pneumonia paling sering disebabkan oleh bakteri
Mycoplasma pneumonia.
D. PENCEGAHAN
Untuk orang-orang yang rentan terhadap pneumonia, latihan bernafas dalam dan terapi
untuk membuang dahak, bisa membantu mencegah terjadinya pneumonia
(www.sehatgroup.we.id). Vaksinasi bisa membantu mencegah beberapa jenis pneumonia
pada anak-anak dan orang dewasa yang beresiko tinggi yakni :
a.

Vaksin pneumokokus (untuk mencegah pneumonia karena Streptococcus


pneumoniae)
b. Vaksin flu
c. Vaksin Hib (untuk mencegah pneumonia karena Haemophilus influenzae type
b).

Upaya pencegahan merupakan komponen strategis dalam pemberantasan pneumonia


pada anak; terdiri dari pencegahan melalui imunisasi dan upaya pencegahan non-imunisasi.
Program Pengembangan Imunisasi (PPI) yang meliputi imunisasi DPT dan campak yang
telah dilaksanakan pemerintah selama ini dapat menurunkan proporsi kematian balita akibat
pneumonia. Hal ini dapat dimengerti karena campak, pertusis dan juga difteri bisa juga
menyebabkan pneumonia atau merupakan penyakit penyerta pada pneumonia balita. Di
samping itu, sekarang telah tersedia vaksin Hib dan vaksin pneumokokus konjugat untuk
pencegahan terhadap infeksi bakteri penyebab pneumonia dan penyakit berat lain seperti
meningitis. Namun vaksin ini belum masuk dalam Program Pengembangan Imunisasi (PPI)
Pemerintah.
Yang tidak kalah penting sebenarnya adalah upaya pencegahan non-imunisasi yang
meliputi pemberian ASI eksklusif, pemberian nutrisi yang baik, penghindaran pajanan asap

rokok, asap dapur dIl; perbaikan lingkungan hidup dan sikap hidup sehat; yang kesemuanya
itu dapat menghindarkan terhadap risiko terinfeksi penyakit menular termasuk penghindaran
terhadap pneumonia (Said 2007).

You might also like