Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
NADIAH FADHILAH
RAHMA YUNI EFENDI
RIRIN FEBRIANDES
SUCI OKTARIA
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum,wr.wb
Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan taufik dan
hidayah-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan judul ASUHAN
PADA PASCA KEGUGURAN
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat selasai tepat
pada waktunya.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Maka dari itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sehingga
kesempurnaan makalah itu tercapai dalam penulisan makalah berikutnya.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca semua khususnya mahasiswa
kebidanan.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan hal di atas, penulis berusaha untuk mencapai dan memenuhi sasaran
pembelajaran tersebut selain melalui tutorial tetapi juga melalui penulisan laporan ini. Penulisan
laporan ini diharapkan dapat dijadikan bahan pembelajaran mahasiswa yang bersangkutan dan
bahan evaluasi sejauh mana pencapaian sasaran pembelajaran yang sudah didapatkan.
1.2 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui Elemen-elemen asuhan pada pasca keguguran
2. Untuk mengetahui Pelayanan gawat darurat pada pasca keguguran
3. Untuk mengetahui Pentingnya konseling asuhan pasca keguguran
4. Untuk mengetahui Faktor-faktor penghambat pelayanan KB pasca keguguran
5. Untuk mengetahui Kontrasepsi pasca keguguran
6. Untuk mengetahui Jalinan kerja sama dengan fasilitas kesehatan pasca keguguran
7. Untuk mengetahui Metode AVM pasca keguguran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Elemen-elemen Asuhan pada Pasca keguguran
Menurut Azhari (2002 : 7) ada tiga (3) elemen dasar dalam Asuhan Pasca keguguran yaitu:
1) Penatalaksanaan komplikasi abortus.
Pemeriksaan lanjut untuk mencari penyebab abortus. Perhatikan juga involusi uterus dan
kadar B-hCG 1-2 bulan kemudian. Pasien dianjurkan jangan hamil dulu selama 3 bulan
kemudian (jika perlu, anjurkan pemakaian kontrasepsi kondom atau pil).
2) Pelayanan KB pascakeguguran termasuk konseling dan pelayanan kontrasepsi.
3) Asuhan pasca keguguran terintegrasi dengan pelayanan kegawatdaruratan dan kesehatan
reproduksi termasuk KIE
2.2 Pelayanan gawat darurat pada pasca keguguran
Dua masalah yang paling berbahaya yang dapat dialami oleh wanita setelah keguguran
adtau abortus adalah perdarahan dan infeksi.
Infeksi terjadi jika :
1. Jaringan dari kehamilan masih tertinggal didalam rahim wanita setelah keguguran
atau aborsi ( lihat pembahasan berikutnya)
2. Kuman masuk kedalam rahim selama prosedur aborsi, saat instrmen yang tidak steril
didalam rahin.
Lihat informasi lebih lanjut mengenai infeksi
Perdarahan hebat dapat terjadi jika :
1. Jaringan dari kehamilan masih tertinggal di dalam rahim wanita setelah keguguran
atau aborsi
2. Rahim atau vagina dahsyat menggunakan instrumen selama prosedur operasi
3. Rahim menglami infeksi
Peringatan :
Jika mengalami perdarahan hebat atau infeksi serius, wanita dapat mengalami syock atau
bahkan meninggal . segera cari pertolongan medis.
Jika sudah terlatih menolong wanita setelah aborsi yang tidak aman atau setelah
keguguran. Anda dapat menolong wanita tersebut.
1. Nyeri ringan atau kram ringan pada abdomen bawah selama beberapa hari.
2. Perdarahan ringan ( jumlah sama dengan menstruasi) selama beberapa hari atau
perdarahan bercak yang sangat ringan hingga 2 minggu
Tanda peringatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Biasanya, wanita yang mengalami masalah kesehatan serius akibar aborsi tidak mendapat
asuhan yang adekuat. Penyedia layanan aborsi yang tidak melakukan aborsi yang aman juga
dapat tidak baik dan menghargai wanita. Aborsi dapat sangat nyeri atau menakutkan bagi wanita.
Apabila aborsi dilakukan secara ilegal wanita dapat merasa takut dihukum. Pastikan untuk
memberi perhatian ekstra pada wanita tersebut.
Bidan dapat membantu wanita mengatasi nyeri emosional
a. Berbagi informasi
Jelaskan penyebab penyakit atau perdarahan
Jelakan tindakan anda untuk membantu wanita
Jika wanita tidak ingin hamil lagi, bantu ia memilih metode KB yang tepat
untuknya
b. Dengarkan dan beri dukungan
Tanyakan apakah wanita ingin membicarakan
Wanita mungkin tidak akan mengatakan kepada anda, kecuali anda bertanya.
Dengarkan wanita jika ia ingin berbicara atau menagis
Tenangkan wanita dengan cara yang sama ketika anda menenangkan taman
atau orang yang anda cintai.
2.3 Pentingnya konseling asuhan pasca keguguran
Sindrom pasca abortus berada dalam kategori kekacauan akibat stress
pasca-trauma The American Psychiatric Association (APA) menjelaskan bahwa
kekacuan akibat setres pasca-trauma terjadi apabila orang mengalami suatu
peristiwa yang melampaui batas pengalaman manusia biasa, dimana pengalaman
ini hampir dipastikan akan mengguncangkan jiwa siapa saja. Sindrom pasca abortus
ditangani
dengan
konseling
kejiwaan
dan
psikologis,
namun
demikian
3.
Waktu Mulai
Penggunaan
Segera mulai
progestin
- Suntikan
Ciri-ciri Khusus
-
kombinasi
- implant
Dapat segera
terdapat infeksi
Sangat efektif
Langsung efektif
Mengurangi
darah/anemia
Trimester I
- AKDR dapat
langsung
dipasang jika
tidak ada infeksi
- Tunda
pemasangan
dimulai walaupun
kehilangan
AKDR
Catatan
atau pemasangan
implant. Berikan metode
sementara.
- Untuk implant,perlu
tenaga terlatih
- Jika konseling dan
informasi belum cukup,
tunda pemasangan
- Perlu tenaga terlatih
untuk pemasangan
AKDR
- Pada trimester II
kemungkinan resiko
infeksi sembuh,
perforasi sewaktu
perdarahan
diatasi,dan
anemia
diperbaiki
Trimester II
-Tunda
pemasangan 4-6
minggu
pascakeguguran
kecuali jika
tenaga terlatih
dan peralatan
untuk insersi
pasca keguguran
tersedia.
- Yakinkan tidak
ada infeksi. Jika
ternyata ada
infeksi, tunda
pemasangan
sampai infeksi
Kondom/spermisi
teratasi 3 bulan
Mulai
segera Metode
sementara
da
sewaktu
menunggu
KB alami
hubungan seksual
Tidak dianjurkan
Tubektomi
Secara
tubektomi
mulai sambil
teknis,
dapat
metode lain
-Minilaparotomi
sesudah
langsung
trimester
dikerjakan
dengan
sewaktu
terapi
keguguran kecuali
jika
ada
perdarahan banyak
atau infeksi
dengan
ovulasi
pertama
pasca
keguguran
sulit
diperkirakan
Perlu
konseling
dan
sama
waktu
interval
- Sesudah keguguran
trimester
Waktu
II
sama
prosedur
pascapersalinan
lainnya.
6. Internal antara bagian/unit pelayanan di dalam satu rumah sakit.
7. Antar rumah sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan lain dan rumah sakit,
laboratorium atau fasilitas pelayanan yang lain.
Rangkaian jaringan fasilitas pelayanan kesehatan dalam sistem rujukan tersebut berjenjang dari
yang paling sederhana di tingkat keluarga sampai satuan fasilitas pelayanan kesehatan nasional
dengan dasar pemikiran rujukan ditunjukkan secara timbal balik kesatuan fasilitas pelayanan
yang lebih kompeten, terjangkau dan nasional serta tanpa dibatasi oleh wilayah admintrasi.
Rujukan bukan berati melepaskan tanggung jawab dengan menyerahkan klien ke fsilitas
pelayanan kesehatan lainnya, akan tetapi dengan kondisi klien yang mengharuskan pemberian
pelayanan yang lebih kompeten dan bermutu melalui upaya rujukan. Untuk itu dalam
melaksanakan rujukan pasca keguguran harus telah pula diberikan :
1.
2.
3.
4.
dan riwayat sebelumnya serta upaya atau tindakan yang telah diberikan.
5. Bila perlu berikan upaya mempertahankan keadaan umum klien
6. Bila perlu kerena kondisi klien dalam menuju ketempat rujukan harus didampingi
perawat atau bidan.
7. Menghubungi fasilitas pelayanan tempat rujukan dituju agar memungkinkan segera
menerima rujukan klien
Fasilitas pelayanan kesehatan yang menerima rujukan, setelah memberikan upaya
penanggulangan dan kondisi klien telah memungkinkan, harus segera mengembalikan klien
ke tempat fasilitas pelayanan asalnya dengan terlebih dahulu memberikan :
1. Konseling tentang kondisi klien sebelum dan sesudah diberi upaya penanggulangan
2. Nasehat yang perlu diperhatikan klien mengenai kelanjutan penggunaan kontrasepsi
3. Pengantar tertulis kepada fasilitas pelayanan yang merujuk mengenai kondisi klien
berikut upaya penanggulangan yang telah diberikan serta saran-saran upaya pelayanan
lanjutan yang harus dilaksanakan, terutama tentang [penggunaan kontrasepsi,
2.7 Metode Aspirasi Vakum Manual (AVM) Pasca keguguran
Aspirasi vakum atau suction aspiration adalah teknik aspirasi untuk mengeluarkan isi uterus
melalui servik. Tehnik ini biasanya digunakan pada:
1. kasus abortus provokatus
2. Prosedur terapi pada abortus inkompletus
3. Pengambilan sediaan endometrium ( endometrial biopsy )
Dilation and curettage dikenal pula sebagai tindakan kuretase tajam sebagai standard
tindakan evakuasi uterus. Namun terdapat sejumlah keuntungan atas penggunaan vakum aspirasi
sebagai alternatif dari kuretase tajam Aspirasi vakum sebelumnya dikenal dalam lingkup
persalinan sebelum digunakan untuk maksud kuratase. Tindakan aspirasi vakum manual
dilakukan pada kehamilan kurang dari 6 minggu dengan komplikasi yang lebih rendah
dibandingkan tindakan dilatasi dan kuretase umumnya. Aspirasi vakum, khususnya aspirasi
vakum manual peralatan yang digunakan jauh lebih murah dibandingkan peralatan untuk
tindakan D&C . Tindakan dapat dilakukan tanpa anestesi dan secara poliklinis tanpa rawat inap.
Tindakan aspirasi vakum manual dapat dikerjakan oleh dokter, bidan dan tidak perlu seorang ahli
obstetri ginekologi. Aspirasi manual vakum tidak memerlukan tenaga listrik sehingga dapat
digunakan di tempat terpencil sekalipun.
Komplikasi :
Perforasi
Perdarahan
Infeksi
Anjurkan pasien segera kembali ke dokter bila ditemukan:
Nyeri perut lebih dari beberapa hari
Pingsan
Perdarahan berlanjut >2 minggu
Perdarahan lebih dari haid
Demam
Menggigil
Prosedur tindakan aspirasi vakum manual :
Lakukan konseling dan lengkapi persetujuan tindakan medis
Persiapkan alat, pasien, dan pencegahan infeksi sebelum tindakan.
Minta pasien berkemih.
Baringkan pasien dalam posisi litotomi dan pasang kain alas bokong dan penutup perut
bawah.
Pastikan alur cairan dan darah masuk pada tempatnya.
Pasang tensimenter, infus set, dan cairannya, kemudian beri analgetika (parasetamol) 30
menit sebelum tindakan
Suntikkan 10 unit oksitosin IM atau 0,2 mg ergometrin IM
Siapkan AVM Kit dan instrumen. Pasang adaptor pada 3 kanula dengan ukuran yang berbeda
Dekatkan dan uji fungsi serta kelengkapan alat resusitasi
Cuci tangan dan lengan, keringkan, lalu kenakan sarung tangan DTT
Siapkan tekanan negatif dalam tabung AVM
Beritahukan pasien bahwa tindakan akan dimulai
Bersihkan daerah vulva dan sekitarnya, kemudian lakukan pengosongan kandung kemih
dengan kateter apabila pasien belum berkemih
Cabut dan masukkan kateter ke dalam wadah dekontaminasi
Pasang spekulum Sims bawah dan atas, minta asisten mempertahankan posisi kedua
spekulum dengan baik
Oleskan larutan antiseptik pada serviks dan vagina
Nilai bukaan serviks, perdarahan, jaringan, atau trauma. Bersihkan serviks dan vagina
dengan larutan antiseptik
Periksa apakah ada robekan serviks atau hasil konsepsi di kanalis servikalis. Jika ada,
keluarkan dengan forsep ovum
Jepit bibir atas serviks di arah jam 11 dan jam 1 dengan tenakulum (atau klem ovum atau
Fensteruntuk abortus inkomplit) kemudian pegang gagang tenakulum dengan tangan kiri
Lakukan
pemeriksaan
kedalaman
lengkung
dan
uterus
dengan
penera kavum uteri.
Tentukan
ukuran
Lakukan
berulang-
kraniokaudal
hingga
meliputi semua
permukaan dinding
uterus
Jagalah agar selama evakuasi, kanula tidak keluar melewati ostium
Bila tidak dijumpai massa kehamilan, lakukan evaluasi ulangan
Evakuasi selesai bila ditemukan tanda-tanda berikut:
o
Apabila hasil evakuasi telah mengisi lebih dari setengah isi tabung namun evakuasi belum
selesai, hentikan tindakan, tutup katup pengatur tekanan dan lepaskan tabung dari adaptor
Buka kembali katup, tekan pendorong untuk mengeluarkan hasil evakuasi ke dalam wadah
khusus, untuk pemeriksaan patologi anatomi.
Siapkan lagi tekanan vakum dan ulangi evakuasi
Bila evakuasi telah selesai, lepaskan sambungan adaptor dengan kanula. Bila masih terjadi
perdarahan, lakukan evaluasi untuk evakuasi ulangan atau adanya gangguan/penyulit lain
Masukkan tabung, adaptor, dan kanula ke dalam larutan klorin 0,5%, kemudian lepaskan
tenakulum, spekulum, bersihkan serviks dan vagina dengan larutan antiseptik
Beritahukan evakuasi telah selesai tetapi masih diperlukan pemeriksaan bimanual ulangan
Lakukan pemeriksaan bimanual untuk menilai besar dan konsistensi uterus
Jika perdarahan masih berlanjut dan uterus masih lunak dan besar, lakukan evakuasi ulang
Nilai hasil evakuasi dan pikirkan kemungkinan adanya kelainan di luar uterus
Lakukan pemeriksaan hasil evakuasi untuk memastikan bahwa jaringan yang keluar adalah
jaringan hasil konsepsi dengan cara :
o
Merendam hasil evakuasi di dalam mangkok yang berisi air bersih dan kasa
saringan
Beritahukan pemeriksaan dan tindakan telah selesai serta masih diperlukan pemantauan dan
perawatan lanjutan
Kumpulkan instrumen dan bahan habis pakai, masukkan ke tempat yang telah disediakan
Pergunakan cunam tampon dan kapas dengan larutan klorin 0,5%, usapkan larutan tersebut
pada benda atau bagian-bagian di sekitar tempat tindakan yang tercemar darah atau sekret
pasien
Bersihkan darah atau sekret pasien yang melekat pada sarung tangan kemudian lepaskan dan
rendam dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%
Cuci tangan dan lengan, kemudian keringkan dengan handuk bersih dan kering
Bantu ibu ke ruang pulih
Pantau tanda vital, keluhan atau perdarahan ulang, tiap 10 menit dalam jam pertama
pascatindakan. Tuliskan diagnosis, instruksi, pemantauan pascatindakan
Berikan parasetamol 500 mg jika perlu, serta antibiotika profilaksis dan tetanus profilaksis
Catat keadaan umum pascatindakan dan hasil evakuasi
Lakukan konseling pascatindakan dan konseling KB
Pasien boleh pulang 1-2 jam setelah tindakan jika tidak terdapat tanda komplikasi.
Pasca Pembedahan :
1. Bercak perdarahan sekitar 2 minggu
2. Nyeri mengejang beberapa jam pasca tindakan
3. Reaksi emosional
Tindakan pasca operasi :
1. Antibiotika
2. Isitrahat satu hari
3. Asetaminofen atau ibuprofen
4. Hindari sexual intercourse satu minggu
5. Segera awali dengan kontrasepsi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : yayasan bina pustaka
sarwono prawirohardjo
Glasier,anna dkk. 2005. Keluarga berencana & kesehatan reproduksi. Jakarta : EGC
Rahmawati,eni nur. 2011. Ilmu praktis kebidanan. Surabaya : Victory inti cipta
Saifuddin, abdul bari dkk. 2006. Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Jakarta : yayasan
bina pustaka sarwono prawirohardjo
Santoso,budi iman dkk. 2007. Pelatihan pertolongan pertama gawatdarurat obstetri dan neonatal.
Jakarta : JNPK-KR
Ebdosama. 2009. http://ebdosama.blogspot.com/2009/03/hiperemesisgravidarum.html di unduh