You are on page 1of 3

TPS

Seperti namanya thinking, pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan


pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik.
Guru memberi kesempatan kepada mereka memikirkan jawabannya.
Selanjutnya pairing, pada tahap ini guru meminta peserta didik
berpasangpasangan. Beri kesempatan kepada pasanganpasangan itu untuk
berdiskusi. Diharapkan diskusi ini dapat memperdalam makna dari jawaban yang
telah dipikirkannya melalui intersubjektif dengan pasangannya.
Hasil diskusi intersubjektif di tiap tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan
pasangan seluruh kelas. Tahap ini dikenal dengan sharing. Dalam kegiatan ini
diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorong pada pengonstruksian
pengetahuan secara integratif. Peserta didik dapat menemukan strukrtur dari
pengetahuan yang dipelajarinya.
Group Investigation
Pembelajaran dengan metode group investigation di mulai dengan pembagian
kelompok.
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
berdasarkan faham konstruktivitas. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi
belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat
kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap
siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk
memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan
belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan
pelajaran. (Isjoni, 2011 : 14)
STAD
Pada proses pembelajarannya, belajar kooperatif tipe STAD melalui lima tahapan
meliputi : 1) tahap penyajian materi, 2) tahap kegiatan kelompok, 3) tahap tes
individual, 4) tahap perhitungan skor perkembangan individu, dan 5) tahap
pemberian penghargaan kelompok (slavin 1995 dalam isjoni : 2011, 74).
Tahap penyajian materi, yang mana guru memulai dengan menyampaikan
indikator yang harus dicapai hari itu dan memotivasi rasa ingin tahu siswa
tentang materi yang akan dipelajari. Dilanjutkan dengan memberikan persepsi
dengan tujuan mengingatkan siswa terhadap materi prasarat yang telah
dipelajari, agar siswa dapat menghubungkan materi yang akan disajikan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki. Dalam mengembangkan materi pembelajaran
perlu ditekankan hal hal sebagai berikut : a) mengembangkan materi
pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok, b)
menekankan bahwa belajar adalah memahami makna, dan bukan hapalan, c)
memberikan umpan balik sesering mungkin untuk mengontrol pemahaman
siswa, d) memberikan penjelasan mengapa jawaban pertanyaan itu benar atau

salah, dan e) beralih keapada materi selanjutnya apabila siswa telah memahami
permasalahan yang ada.
Tahap kerja kelompok, pada tahap ini setiap siswa diberi lembar tugas sebagai
bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok siswa saling berbagi tugas,
saling membantu memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok
dapat memahami materi yang dibahas, dan satu lembar dikumpulkan sebagai
hasil kerja kelompok. Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator dan
motivator kegiatan tiap kelompok.
Tahap tes individu, yaitu untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar
telah dicapai, diadakan tes secara individual, mengenai materi yang telah
dibahas. Pada penelitian ini tes individual diadakan pada akhir pertemuaan
kedua dan ketiga, masing-masing selama 10 menit agar siswa dapat
menunjukkan apa yang telaah dipelajari secara individu selama bekerja dalam
kelompok. Skor perolehan individu ini di data daan diarsipkan, yang akan
digunakan pada perhitungan perolehan skor kelompok.
Tahap perhitungan skor perkembangan individu, dihitung berdasarkan skor awal,
dalam penelitian ini didasarkan pada nilai evaluasi hasil belajar semester 1.
Berdasarkan skor awal setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk
memberikan sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya berdasarkan skor tes
yang diperolehnya. Perhitungan perkembangan skor individu dimaksudkan agar
siswa terpacu untuk memperoleh prestasi terbaik sesuai dengan
kemampuannya. Adapun perhitungan skor perkembangan individu pada
penelitian ini dimabil dari penskoran perkembangan individu pada penelitian ini
diambil dari penskoran perkembangan individu yang dikemukakan Slavin (1995)
seperti terlihat pada tabel berikut :
Pedoman pemberian skor perkembangan individu
Skor tes
a.
b.
c.
d.
e.

Lebih dari 10 point dibawah skor awal


10 hingga 1 poin dibawah skor awal
Skor awal sampai 10 poin di atasnya
Lebih dari 10 poin di atas skor awal
Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor
awal)

Skor perkembangan
individu
5
10
20
30
30

Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan masingmasing perkembangan skor individu dan hasilnya dibagi sesuai jumlah anggota
kelompok. Pemberian penghargaan diberikan berdasarkan perolehan skor rata
rata yang dikategorikan menjadi kelompok baik.
Stahl (1994) dan Slavin (1993)
Pengertian model pembelajaran
Jigsaw

Pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran


kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai
materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. ( isjoni, 2011 : 77)

You might also like