Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 10
Ester Kantu
Karina Miswandhi
Kissinger Mokosandib
Sistem Endokrin
Sistem Endokrin adalah sistem
kontrol kelenjar tanpa saluran
yang menghasilkan hormon
yang tersirkulasi di tubuh
melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ
lain.
Hormon bertindak sebagai
pembawa pesan dan dibawa
oleh aliran darah ke berbagai
sel dalam tubuh, yang
selanjutnya akan
menerjemahkan pesan
tersebut menjadi suatu
tindakan
Asuhan Keperawatan
pada Lansia dengan Diabetes
Melitus
1. Definisi
Diabetes Melitus merupakan
sekelompok kelainan heterogen
yang ditandai oleh kenaikan
kadar glukosa dalam darah
(Brunner dan Suddarth, 2002)
2. Klasifikasi
1. DM Tipe I
Diabetes tergantung insulin
2. DM Tipe II
3. DM Tipe Lain
4. DM
Gestasional
3. Etiologi
DM Tipe
a.Faktor
b.Faktor
c.Faktor
I
Genetic
Imunologi
Lingkungan
DM Tipe 2
a. Faktor Usia
b. Obesitas
c. Riwayat Keluarga
4. Manifestasi
Klinik
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Katarak
Glaukoma
Retinopati
Gatal seluruh badan
Pruritus Vulvae
Infeksi bakteri kulit
Infeksi jamur di kulit
h.
i.
j.
k.
l.
Dermatopati
Neuropati Perifer
Neuropati viseral
Amiotropi
Ulkus neurotropik
Pengkajian
a. Identitas
DM pada pasien usia lanjut
umumnya terjadi pada usia 60
tahun dan umumnya adalah DM tipe
II
b. Keluhan Utama
c. Riwayat Penyakit
Dahulu
f. Pemeriksaan
Fisik
a. Sistem Integumen
Kulit keriput akibat kehilangan
lemak, kulit kering dan pucat dan
terdapat bintik-bintik hitam akibat
menurunnya aliran darah ke kulit
dan menurunnya sel-sel yang
memproduksi pigmen.
b. Sistem Muskuler
Kecepatan dan kekuatan kontraksi
otot skeletal berkurang
c. Sistem Pendengaran
Presbiakusis, membran timpani
menjadi
altrofi menyebabkan
austoklerosis,
Penumpukan serumen sehingga
mengeras
karena meningkatnya keratin
d. Sistem Penglihatan
Hilangnya akomodasi, menurunnya
e. Sistem Pernafasan
Otot-otot pernafasan kehilangan
kekuatan dan menjadi kaku
f. Sistem Kardiovaskuler
Katub jantung menebal dan menjadi
kaku. Kemampuan jantung memompa
darah menurun 1% per tahun
g. Sistem Gastrointestinal
Kehilangan gigi, indra pengecap
menurun, esofagus melebar, rasa
lapar menurun waktu pengosongan
lambung, peristaltik lemah sehingga
sering terjadi konstipasi, hati makin
mengecil.
h. Sistem Perkemihan
Ginjal mengecil, nefron menjadi atrofi,
aliran darah ke ginjal menurun sampai
50%
i. Sistem Reproduksi
Selaput lendir vagina menurun/kering,
menciutnya ovarium dan uterus, atrofi
payudara, testis masih dapat memproduksi
meskipun adanya penurunan berangsurangsur
j. Sistem Endokrin
Produksi semua hormon menurun
k. Sistem Sensori
Reaksi menjadi lambat, kurang sensitif
terhadap
sentuhan
3. Pemeriksaan Diagnostik
Test
a. Glukosa darah
sewaktu
b. Kadar glukosa darah
puasa
c. Tes toleransi glukosa
Kriteria Diagnostik WHO untuk DM pada
sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
a. GDS > 200 mg/dl (11,1 mmol/L
b. Glukosa Darah Puasa > 140 mg/dl (7,8 mmol/L)
c. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2
jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75gr
karbohidrat > 200 mg/dl
Diagnosa
Keperawatan
a. Gangguan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan
dengan peningkatan metabolisme
protein, lemak
Intervensi
a. Gangguan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan
dengan peningkatan metabolisme
protein, lemak
Tujuan :
Setelah
diberikan
asuhan
keperawatan
diharapkan
kebutuhan
nutrisi
pasien
dapat
terpenuhi
Kriteria Hasil :
1. Pasien dapat mencerna jumlah
kalori atau nutrien yang tepat
2. Berat badan stabil atau
penambahan ke arah rentang
biasanya
Intervensi
1. Timbang berat badan sesuai indikasic
Rasional : Mengkaji pemasukan
makanan yang adekuat
Contoh Kasus
Tn.K, umur 67 tahun datang ke rumah
sakit karena dua hari sebelumnya
klien mengeluh lemas disertai
banyak kencing, BAB tidak lancar
selama tiga hari
Pengkajia
n
A. Biodata Klien
Nama
: Tn.K
Umur
: 67 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Agama
: Kristen Protestan
Pekerjaan : Swasta
Alamat
: Perumahan GPI,Kecamatan
Mapanget
Dx Medis: Diabetes Melitus Tipe II
Tanggal MRS : 29 Februari 2016
C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Dua hari sebelum masuk rumah sakit
klien mengeluh lemas disertai
banyak buang air kecil, BAB tidak
lancar selama tiga hari, BAB keras
tidak ada darah, kemudian klien
berobat ke Rumah Sakit dan harus
dirawat diruang perawatan RS
2. Keluhan Utama
Klien mengeluh masih terasa agak lemas,
lemas dirasakan bertambah jika klien
mencoba untuk melakukan aktivitas dan
dirasakan berkurang jika berbaring atau
setengah duduk, lemas yang dirasakan
tidak sampai mengganggu aktivitas
ringannya seperti makan dan minum. Berat
badan klien sudah mulai agak naik 1 kg
dalam 2 minggu terakhir
Pemeriksaan
Fisik
1. Keadaan Umum
a. Kesadaran : Composmentis
b. TTV :
TD : 130/80 mmHg
R : 20x/menit
N : 80x/menit
S :
TB : 160 cm
BB : 55 kg
Pengkajian Per
Sistem
1. Sistem Penglihatan
Bentuk dan ukuran simetris,
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intoleransi terhadap aktivitas
berhubungan dengan kelemahan
yang ditandai dengan kelemahan
yang ditandai dengan klien
mengatakan tubunya merasa atau
terasa lemas dan mudah lelah.
INTERVENSI
1. Intoleransi terhadap aktivitas berhubungan dengan
kelemahan yang ditandai dengan kelemahan yang ditandai
dengan klien mengatakan tubunya merasa atau terasa
lemas dan mudah lelah.
INTERVENSI
RASIONAL
INTERVENSI
2. Pemenuhan nutrisi tidak sesuai dengan kebutuhan
berhubungan dengan terganggunya fungsi sistem
tubuh
INTERVENSI
RASIONAL
2. Mengidentifikasikan kekurangan
dan penyimpanan dari kebutuhan
INTERVENSI
3. Gangguan rasa nyaman cemas berhubungan
dengan kurangnya keterpaparan informasi
INTERVENSI
RASIONAL
IMPLEMENTASI
TANGGAL
1 Maret
2016
JAM
TINDAKAN
HASIL
08.00
Klien
menghabiskan 1
porsi
09.00
TD : 130/80
mmHg
R : 20x/menit
S : 36
N : 80x/menit
TB : 160cm
BB: 55kg
12.00
Klien
menghabiskan
makanan 1 porsi
15.00
Melakukan pendidikan
kesehatan mengenai penyakit
yang dialami klien
Klien mengatakan
saya mengerti
dan sudah
paham
EVALUASI
NO
.
HARI/TANG
GAL
PERKEMBANGAN
1.
2.
3.