Professional Documents
Culture Documents
Pemisahan Cair
Padatan
Penapisan
Presipitasi
Klarifier
Tipe konvensional
Tipe resirkulasi berlumpur
Tipe selimut lumpur
Tipe pallet selimut lumpur
Pemekatan
Flotasi
Filtrasi
Filtrasi
Filtrasi
Filtrasi lambat
Filtrasi cepat
Tipe bertekanan
Tipe gravitasi
Filtrasi precoat
Filter membran
Mikro filter
Ultra filter
Reverse osmosis
Dialisis elektris
Dewatering
Filter vacuum rotasi
Filter tekan/press
Belt press
Centrifugasi
Presipitasi sentrifugasi
Dehidrasi sentrifugasi
Mikroorganisme
chemotroph,
dapat
merupakan
mikrorganisme
Bakteri Hydrolitik
Bakteri Acetogenik
Asetat, CO2, H2
Tahap
Metanogenesis
Bakteri Methanogenik
Methane
bakteri
Acidogenik
(pembentuk
asam)
fermentatif
misalnya
Zat Organik
Komplek
[COD 100%]
15%
65%
Senyawa
Hasil
Antara
Asam
Propionat
15%
20%
Asam
Asetat
17%
13%
20%
72%
15%
GAS METHANE
Gas methan terbentuk dari aktifitas kelompok bakteri Methanogen baik gram
positif atau negatif, berasal dari sedimen dalam atau pencernaan herbivora. Waktu
tumbuh sekitar 3 hari pada 35 oC atau 50 hari pada 10 oC.
Bakteri methan yang berhasil diidentifikasi adalah :
a). Methanobacterium, bakteri berbentuk batang tidak membentuk spora.
b). Methanobacillus, bakteri berbentuk batang dan membentuk spora.
c). Methanococcus, bakteri berbentuk kokus dan membelah diri.
d). Methanosarcina, bentuk sarcinae 90o, tumbuh dalam kotak terdiri 8 sel.
Tabel 2.1. Hasil Identifikasi Dan Klasifikasi Bakteri Methanogen.
ORDE
FAMILI
Methanobacteriales
Methanobacteriaceae
GENUS
Methanobacterium
SPECIES
M. formicicum
M. byranti
M. thermoautotrophicum
M. ruminantium
M. arboriphilus
Methanobrevibacter
M. smithii
M. vannielli
Methanococcales
Methanococcaceae
Methanococcus
M. voltae
Methanomicrobium
M. mobile
FAMILI
Methanomicrobiales
Methanomicrobiaceae
GENUS
Methanogenium
SPECIES
M. cariaci
M. marisnigri
M. hungatei
Methanosarcinales
Methanosarcinaceae
Methanospillum
M. barkeri
Methanosarcina
M. mazei
+
+
+
+
O
O22
33 O
O22
+
0
+
+ 22 H
H+
S
S0 +
+ H
H22O
O
+
2
H
O
2
H
SO
2
2
4
+ 2 H2O 2 H2SO4
Menurut Said dan Ineza, (2002), beberapa faktor yang mempengaruhi proses
penguraian bahan secara aerobik adalah :
1). Temperatur, untuk proses pengolahan aerobik tidak berbeda dengan proses
anaerobik. Berada dalam kisaran mesophilic 25 40 oC optimumnya 35 oC.
Kecepatan dokomposisi meningkat pada kisaran suhu 5 oC 35 oC. Terjadi
peningkatan dua kali lipat proses dekomposisi dan konsumsi oksigen setiap
peningkatan 10 oC (Effendi, 2003).
2). Derajat keasaman. pH adalah faktor kunci kehidupan mikroorganisme. Ada
beberapa mikroorganisme dapat hidup pada pH diatas 9,5 atau di bawah 4,0
umumnya mikroorganisme hidup optimum pada pH 6,5 7,5.
3). Waktu tinggal hidrolis, adalah waktu tinggal air limbah dalam reaktor. Makin
lama waktu tinggalnya maka penyisihan makin optimum. Waktu tinggal rata-rata
bervariasi antara 1 jam hingga berhari-hari.
4). Nutrien, bagi mikroorganisme untuk sumber kebutuhan energi pertumbuhan.
Kira-kira 0,11 lb nitrogen dilepas dari oksidasi 1 lb sel mikroorganisme.
Pendekatan umum yang dipakai adalah BOD : N : P pada nisbah 100 : 5 : 1. Studi
ZONA
ANAEROB
ZONA
ANOKSIK
ZONA
AEROB
LAPISAN
UDARA
O2
BOD, N, P dan Nutrien lain
NH4-N
H2S
SO4
H 2O
CO2
N2
NO3 NO2
Senyawa hasil metabolisme yang lain
Pada lapisan biofilm yang tebal, terjadi proses anaerob di bagian dalam dan
diluarnya proses aerob. Misalnya H2S hasil proses anaerob dioksidasi secara aerob
menjadi SO4. Pada lapisan biofilm terjadi kondisi anaerob dan aerob secara bersamaan
sehingga proses reduksi senyawa nitrogen menjadi lebih mudah. Pada kondisi aerob
nitrogen amonium dirubah menjadi nitrit dan nitrat. Kemudian pada kondisi anaerob,
nitrit dan nitrat mengalami denitrifikasi menjadi nitrogen. Secara grafis dapat
digambarkan (Herlambang, et al,, 2002) sebagai berikut :
LAPISAN
UDARA
ZONA
AEROB
ZONA
ANAEROB
Amonia dalam
air limbah
NH4+
N2O
NH4+
Nitrifikasi
NO3-
NO2-
Denitrifikasi
NO3-
NO2-
N2O
N2
(%)
Cin Cef
x100%
Cin
Keterangan :
(%) = prosentase penyisihan.
C in = konsentrasi zat pencemar pada influen
C ef = konsentrasi zat pencemar pada effluen
Persamaan kinerja pengolahan limbah cair secara biologis banyak yang
mengikuti laju reaksi orde satu. Proses penghilangan polutan sangat spesifik
[ St / So ] = e kXt
Keterangan :
So =
St
=
k
=
X
=
t
=
berfungsinya
bakteri
pembentuk
flok
(floc
foaming
bacteria).
Penyebabnya beban (organic loading) terlalu tinggi, suplai oksigen kurang, atau
mungkin terdapat racun misal; logam berat.
d. Pintpoint floc; gejala pecahnya flok-flok besar menjadi flok-flok halus dan ikut
keluar sehingga efluen keruh. Adalah akibat bakteri filamentous.
Rissing sludge (lumpur mengambang); terjadi akibat terperangkapnya gelembunggelembung gas nitrogen hasil proses denitrifikasi yang berlebihan. Dapat dicegah
dengan menaikkan debit resirkulasi lumpur dari bak sehingga waktu tinggal
lumpur (sludge) berkurang.