Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN TEORITIS
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM
PERNAFASAN:PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS DI RUANG 3 WEST
RUMAH SAKIT COLUMBIA ASIA MEDAN
I. Defenisi
Penyakit Paru Obstruktif Menahun /PPOM (Chronic Obstructive Pulmonary
Disease/COPD) adalah suatu penyumbatan menetap pada saluran pernafasan yang
disebabkan oleh emfisema atau bronkitis kronis.
II. Etiologi
Ada 2 (dua) penyebab dari penyumbatan aliran udara pada penyakit ini, yaitu
emfisema dan bronkitis kronis:
1.
Emfisema adalah suatu pelebaran kantung udara kecil (alveoli) di paru
paru, yang disertai dengan kerusakan pada dindingnya. Dalam keadaan
normal, sekumpulan alveoli yang berhubungan ke saluran nafas kecil
(bronkioli), membentuk struktur yang kuat dan menjaga saluran pernafasan
tetap terbuka. Pada emfisema, dinding alveoli mengalami kerusakan,
sehingga bronkioli kehilangan struktur penyangganya. Dengan demikian,
pada saat udara dikeluarkan, bronkioli akan mengkerut. Struktur saluran
2.
ini
bersifat
sementara.
dengan cara merusak sel-sel seperti rambut (silia) yang secara normal
membawa lendir ke mulut dan membantu mengeluarkan bahan-bahan
beracun. Tubuh menghasilkan protein alfa-1-antitripsin, yang memegang
peranan penting dalam mencegah kerusakan alveoli oleh neutrofil estalase.
Ada suatu penyakit keturunan yang sangat jarang terjadi, dimana seseorang
tidak memiliki atau hanya memiliki sedikit alfa-1-antitripsin, sehingga
emfisema terjadi pada awal usia pertengahan (terutama pada perokok).
III. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejalanya adalah sebagai berikut:
1. Kelemahan badan
2. Batuk
3. Sesak napas
4. Sesak napas saat aktivitas dan napas berbunyi
5. Mengi atau wheezing
6. Ekspirasi yang memanjang
7. Bentuk dada tong (Barrel Chest) pada penyakit lanjut
8. Penggunaan otot bantu pernapasan
9. Suara napas melemah
10. Kadang ditemukan pernapasan paradoksal
11. Edema kaki, asites dan jari tabuh
IV. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologis
- Pada bronchitis kronik secara radiologis ada beberapa hal yang perlu
-
diperhatikan:
Tubular shadows atau farm lines terlihat bayangan garis-garis yang parallel,
keluar dari hilus menuju apeks paru. Bayangan tersebut adalah bayangan
bronkus yang menebal.
lebih berat dan merupakan salah satu penyebab payah jantung kanan.
Pemeriksaan EKG
Kelainan yang paling dini adalah rotasi clock wise jantung. Bila sudah terdapat kor
pulmonal terdapat deviasi aksis kekanan dan P pulmonal pada hantaran II, III, dan
aVF. Voltase QRS rendah Di V1 rasio R/S lebih dari 1 dan V6 rasio R/S kurang dari 1.
Sering terdapat RBBB inkomplet.
Kultur sputum, untuk mengetahui petogen penyebab infeksi.
Laboratorium darah lengkap
V. Asuhan Keperawatan
No
1.
Hari/
Diagnosa
Perencanaan
Tanggal
Jumat
Keperawatan
Ketidakefektifan
13 Juni
bersihan
2014
sesak nafas
berhubungan
misal mengi,
O:
dengan
krekel, rhonki
2.Mengkaji/meman
-RR = 28 x/ menit
Bronkospasme,peni
ngkatan
produksi
secret,secret
tertahan,tebal,kenta
l
dan
NOC
1.Mengaukskultasi
penurunan
energi/kelemahan
tau frekuensi
pernafasan. Catat
rasio
inspirasi/ekspirasi.
3. Mengkaji pasien
untuk posisi
nyaman.
4.Mendorong/mem
NIC
S:
Pasien mengatakan
-N = 110x/menit
-TD = 140/100
mmHg
-Pernafasan cuping
hidung
-Gelisah
-Sianosis pada
mukosa
Bibir
A:Masalah belum
masukan cairan
sampai 3000
ml/hari sesuai
toleransi jantung
6. Kolaborasi :
memberikan obat
sesuai indikasi
(bronkodilator,
teratasi
P:Intervensi
dilanjutkan:
1.Auskultasi bunyi
nafas. Catat
adanya bunyi
nafas, misal
mengi, krekel,
steroid, antitusif,
rhonki
2. Kaji/pantau
ekspektoran).
frekuensi
pernafasan. Catat
rasio
inspirasi/ekspirasi.
3. Kaji pasien
untuk posisi
nyaman.
4. Dorong/ bantu
latihan nafas
abdomen atau
bibir.
5. Tingkatkan
masukan cairan
sampai 3000
ml/hari sesuai
toleransi jantung
6. Kolaborasi :
memberikan obat
sesuai indikasi
(bronkodilator,
steroid, antitusif,
2.
Jumat
Kerusakan
1.Mengkaji
ekspektoran).
S:
13 Juni
pertukaran
2014
berhubungan
dengan
gas frekuensi,
kedalaman
Pasien mengatakan
sesak nafas
O:
suplai
penggunaan otot
oksigen(obstruksi
jalan
napas
oleh 2. Meninggikan
-RR = 29x/menit
bantu
sekresi,spasme
-Pernafasan
bronkus,jebakan
retraksi otot
0udara)
kerusakan alveoli
-Area
supraklavikular
bernafas
-Pernafasan cuping
3. Mengkaji secara
hidung
A:Masalah belum
warna membran
teratasi
mukosa.
P:Intervensi
4. Mengauskultasi
dilanjutkan:
1.Kaji frekuensi,
area penurunan
kedalaman
pernafasan. Catat
atau bunyi
penggunaan otot
tambahan
aksesori, nafas
5. Kolaborasi :
bibir
Berikan oksigen
2. Tinggikan
tambahan yang
kepala tempat
sesuai dengan
indikasi.
untuk memilih
posisi yang mudah
untuk bernafas
3. Kaji secara rutin
kulit dan warna
membran mukosa.
4. Auskultasi
bunyi nafas, catat
area penurunan
1. Membantu
indikasi.
S:
Jumat
Ketidakefektifan
13 Juni
2014
pendek
O:
dan memperpanjang
produksi sputum.
waktu ekspirasi.
-RR = 29x/menit
-Penggunaan otot
pasien
bantu
-Pernafasan
retraksi otot
supraklavikular
memungkinkan
dan
pasien untuk
Sternocleidomasto
melakukan
ideus
aktivitas tanpa
-Pernafasan cuping
distress berlebih.
hidung
3. Menguatkan dan
A:Masalah belum
mengkoordinasikan
teratasi
otot-otot
P:Intervensi
pernafasan.
dilanjutkan:
1.Ajarkan pasien
pernafasan
diafragmatik dan
pernafasan bibir
dirapatkan
2. Berikan
dorongan untuk
menyelingi
aktivitas dengan
periode istirahat
3. Berikan
dorongan
penggunaan
pelatihan otot-otot
pernafasan jika
diharuskan
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas Pasien
Nama
: Tn.A
Umur
: 58 Tahun
Alamat
: Jln.Selayang
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Status perkawinan
: Kawin
Suku
: Batak
Tanggal MRS
: 31-00-80
Dx Medis
: PPOK
Penanggung Jawab
: Ny.R
Hubungan
: Istri
Alamat
: Jln.Selayang
2. Riwayat Kesehatan dan Keperawatan
a. Keluhan utama (Saat Masuk Rumah Sakit)
ASUHAN KEPERAWATAN
No
1.
Nama
: Tn. A
No. RM
Ruangan
: 3W
Tanggal Pengkajian
: 13 Juni 2014
Hari/
Diagnosa
Perencanaan
Tanggal
Jumat
Keperawatan
Ketidakefektifan
13 Juni
bersihan
2014
sesak nafas
berhubungan
misal mengi,
O:
dengan
krekel, rhonki
2.Mengkaji/meman
-RR = 28 x/ menit
Bronkospasme,peni
ngkatan
NOC
1.Mengaukskultasi
produksi
secret,secret
tertahan,tebal,kenta
tau frekuensi
pernafasan. Catat
rasio
inspirasi/ekspirasi.
l dan penurunan
3. Mengkaji pasien
energi/kelemahan
untuk posisi
nyaman.
4.Mendorong/mem
NIC
S:
Pasien mengatakan
-N = 110x/menit
-TD = 140/100
mmHg
-Pernafasan cuping
hidung
-Gelisah
-Sianosis pada
mukosa
Bibir
A:Masalah belum
masukan cairan
sampai 3000
ml/hari sesuai
toleransi jantung
6. Kolaborasi :
memberikan obat
sesuai indikasi
(bronkodilator,
steroid, antitusif,
teratasi
P:Intervensi
dilanjutkan:
1.Auskultasi bunyi
nafas. Catat
adanya bunyi
nafas, misal
mengi, krekel,
rhonki
2. Kaji/pantau
ekspektoran).
frekuensi
pernafasan. Catat
rasio
inspirasi/ekspirasi.
3. Kaji pasien
untuk posisi
nyaman.
4. Dorong/ bantu
latihan nafas
abdomen atau
bibir.
5. Tingkatkan
masukan cairan
sampai 3000
ml/hari sesuai
toleransi jantung
6. Kolaborasi :
memberikan obat
sesuai indikasi
(bronkodilator,
steroid, antitusif,
2.
Jumat
Kerusakan
13 Juni
pertukaran
2014
berhubungan
dengan
1.Mengkaji
gas frekuensi,
kedalaman
ekspektoran).
S:
Pasien mengatakan
sesak nafas
O:
suplai
penggunaan otot
oksigen(obstruksi
jalan
napas
oleh 2. Meninggikan
-RR = 29x/menit
bantu
sekresi,spasme
-Pernafasan
bronkus,jebakan
retraksi otot
0udara)
kerusakan alveoli
-Area
supraklavikular
bernafas
-Pernafasan cuping
3. Mengkaji secara
hidung
A:Masalah belum
warna membran
teratasi
mukosa.
P:Intervensi
4. Mengauskultasi
dilanjutkan:
1.Kaji frekuensi,
area penurunan
kedalaman
pernafasan. Catat
atau bunyi
penggunaan otot
tambahan
aksesori, nafas
5. Kolaborasi :
bibir
Berikan oksigen
2. Tinggikan
tambahan yang
kepala tempat
sesuai dengan
indikasi.
untuk memilih
posisi yang mudah
untuk bernafas
3. Kaji secara rutin
kulit dan warna
membran mukosa.
4. Auskultasi
bunyi nafas, catat
area penurunan
aliran udara dan
atau bunyi
tambahan
5. Kolaborasi :
Berikan oksigen
tambahan yang
sesuai dengan
3.
1. Membantu
indikasi.
S:
Jumat
Ketidakefektifan
13 Juni
2014
pendek
O:
dan memperpanjang
produksi sputum.
waktu ekspirasi.
-RR = 29x/menit
-Penggunaan otot
pasien
bantu
-Pernafasan
retraksi otot
supraklavikular
memungkinkan
dan
pasien untuk
Sternocleidomasto
melakukan
ideus
aktivitas tanpa
-Pernafasan cuping
distress berlebih.
hidung
3. Menguatkan dan
A:Masalah belum
mengkoordinasikan
teratasi
otot-otot
P:Intervensi
pernafasan.
dilanjutkan:
1.Ajarkan pasien
pernafasan
diafragmatik dan
pernafasan bibir
dirapatkan
2. Berikan
dorongan untuk
menyelingi
aktivitas dengan
periode istirahat
3. Berikan
dorongan
penggunaan
pelatihan otot-otot
pernafasan jika
diharuskan
CATATAN PERKEMBANGAN
NO
1.
Tgl
20 Juni
2014
Jam
08:00
IMPLEMENTASI
Menyapa pasien
1.Mengaukskultasi bunyi nafas.
Catat adanya bunyi nafas, misal
mengi, krekel, rhonki
2.Mengkaji/memantau frekuensi
pernafasan. Catat rasio
inspirasi/ekspirasi.
3. Mengkaji pasien untuk posisi
nyaman.
4.Mendorong/membantu latihan
nafas abdomen atau bibir.
5. Meningkatkan masukan cairan
sampai 3000 ml/hari sesuai
toleransi jantung
6. Kolaborasi : memberikan obat
sesuai indikasi (bronkodilator,
steroid, antitusif,
ekspektoran).
EVALUASI
Pasien tenang
batuk berkurang
S:
Pasien mengatakan
sesak nafas
O:
-RR = 28 x/ menit
-N = 110x/menit
-TD = 140/100
mmHg
-Pernafasan cuping
hidung
-Gelisah
-Sianosis pada
mukosa
Bibir
A:Masalah belum
teratasi
P:Intervensi
dilanjutkan:
1.Auskultasi bunyi
nafas. Catat
adanya bunyi
nafas, misal
mengi, krekel,
rhonki
2. Kaji/pantau
frekuensi
pernafasan. Catat
rasio
inspirasi/ekspirasi.
3. Kaji pasien
PARAF
untuk posisi
nyaman.
4. Dorong/ bantu
latihan nafas
abdomen atau
bibir.
5. Tingkatkan
masukan cairan
sampai 3000
ml/hari sesuai
toleransi jantung
6. Kolaborasi :
memberikan obat
sesuai indikasi
(bronkodilator,
steroid, antitusif,
2.
14 Juni
2014
09:00
ekspektoran).
Pasien tampak
berkurang, malam
S:
Pasien mengatakan
sesak nafas
O:
-RR = 29x/menit
-Penggunaan otot
bantu
-Pernafasan
retraksi otot
-Area
supraklavikular
indikasi.
-Pernafasan cuping
hidung
A:Masalah belum
teratasi
P:Intervensi
dilanjutkan:
1.Kaji frekuensi,
kedalaman
pernafasan. Catat
penggunaan otot
aksesori, nafas
bibir
2. Tinggikan
kepala tempat
tidur, bantu pasien
untuk memilih
posisi yang mudah
untuk bernafas
3. Kaji secara rutin
kulit dan warna
membran mukosa.
4. Auskultasi
bunyi nafas, catat
area penurunan
aliran udara dan
atau bunyi
tambahan
5. Kolaborasi :
Berikan oksigen
tambahan yang
sesuai dengan
3.
15 Juni
2014
13:00
indikasi.
Pasien tampak
sudah mulai
1. Membantu pasien
berkurang, makan
sudah lebih
banyak dan
mengerti perlunya
efektif
makan bergizi
S:
melakukan
O:
-RR = 29x/menit
3. Menguatkan dan
-Penggunaan otot
mengkoordinasikan otot-otot
bantu
pernafasan.
-Pernafasan
retraksi otot
-Area
supraklavikular
dan
Sternocleidomasto
ideus
-Pernafasan cuping
hidung
A:Masalah belum
teratasi
P:Intervensi
dilanjutkan:
1.Ajarkan pasien
pernafasan
diafragmatik dan
pernafasan bibir
dirapatkan
2. Berikan
dorongan untuk
menyelingi
aktivitas dengan
periode istirahat
3. Berikan
dorongan
penggunaan
pelatihan otot-otot
pernafasan jika
diharuskan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, (1996), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,
EGC, Jakarta.
Carpenito, L.J., (2006), Buku Saku Diagnosa Keperawatan,EGC, Jakarta.
Doengoes,M.E.,(1998), Dokumentasi & Rencana Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah, EGC, Jakarta.
Depkes RI, (2002), Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis,
Anonim, Jakarta.
Guyton, A.C., (1995), Fisiologi Manusia, EGC, Jakarta.
Mansyur,A., (2001), Kapita Selekta Kedokteran, Media Aeskulapius,
Jakarta.
Price,S.A. & Wilson,L.M.,(1995), Patofisiologi : Konsep Klinis ProsesProses Penyakit, EGC, Jakarta.
Suyono, S., (1996), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit,
Jakarta.