Professional Documents
Culture Documents
A.
Konkusi
Muntah
SKG 13-15
SKG 9-12
SKG 3-8
Annegers ( 1998 ) membagi trauma kepala berdasarkan lama tak sadar dan
lama amnesia pasca trauma yang di bagi menjadi :
1. Cidera kepala ringan,apabila kehilangan kesadaran atau amnesia
berlangsung kurang dari 30 menit
E.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK:
1. CT Scan : mengidentifikasi adanya sol, hemoragi menentukan ukuran
ventrikel pergeseran cairan otak.
2. MRI : sama dengan CT Scan dengan atau tanpa kontraks.
3. Angiografi Serebral : menunjukkan kelainan sirkulasi serebral seperti
pergeseran jaringan otak akibat edema, perdarahan dan trauma.
5. Jika klien tidak sadar, catat gerekan spntan atau upaya menghindari nyeri
setiap 1 4 jam.
6. Laporkan jika ada kelainan/kemunduran yang terjadi.
7. Monitor temperatur setiap setiap 2 jam, pertahankan temperatur batas
normal denganpemberian obat antiperetika.
8. Monitor kondisi kardiovaskular dan pernafasan.
9. Cata vital sign setiap 1 4 jam.
10. Pertahankan posisi kepala 30 derajat dan pertahankan posisi kepala
secara netral dengan memasang bantal pasir.
11. Monitor input dan output urin.
12. Lakukan massage setiap 2- 4 jam untuk mencegah adanya tekanan
pada tonjolan tulang.
13. Robah posisi setiap 2 jam.
DAFTAR PUSTAKA
Alexander (1995). Care of the patient in Surgery. (10 th ed.), St Louis ; Mosby. P :
855 930.
Doenges, Moorehouse & Geisser (1993). Nursing Care Plans ; Guidelines for
planning and dokumenting patient care. (3rd ed) philadelphia ; F.A.Davis
Company. p : 271 290.
Lemone & burke. (1996). Medical-Surgical Nursing ; critical thinking in client
care. California : Addison-Wesley. p : 1720 - 1728
Lewis, Heitkemper & Dirkssen (2000). Medical Surgical Mursing ; Assessment
and management ofg clinical problems. St.louis : Mosby. P : 1720
171624 1630.
Luckman (1996). Core principles and practice of medical-surgical nursing.
Philadelphia : W.B.Sauders Company. p ; 341 354
KRANIOTOMI
Otak dibagi menjadi tiga bagian besar: serebrum, batang otak, dan
serebelum. Semua berada dalam satu bagian struktur tulang yang disebut sebagai
tengkorak, yang juga melindungi otak dari cedera. Empat tulang yang berhubungan
membentuk tulang tengkorak; tulang frontal, parietal, temporal dan oksipital. Pada
dasar tengkorak terdiri dari tiga bagian fosa-fosa, yaitu:
Fosa anterior: berisi lobus frontal serebral bagian hemisfer.
a.
Serebrum
Serebrum terdiri dari dua hemisfer dan empat lobus. Keempat lobus tersebut
adalah:
1.
Fungsinya:
2.
Fungsinya:
Menginterpretasikan sensasi.
3.
Lobus temporal
Fungsinya:
4.
Fungsinya:
b.
Batang otak
Batang terletak pada fosa anterior. Bagian-bagian batang otak ini terdiri dari
otak tengah, pons, dan medula oblongata, otak tengah (midbrasia) menghubungkan
pons dan sereblum dengan hemisfer cerebrum, bagian ini berisi jalus sensorik dan
motorik dan sebagai pusat refleks pendengaran dan penglihatan.
c.
Serebelum
Terletak pada fosa posterior dan terpisah dari hemisfer cerebral, lipatan dura
meter tentorium serebelum. Serebelum mempunyai dua aksi yaitu merangsang dan
menghambat dan tanggung jawab yang luas terhadap koordinasi dan gerakan
halus. Ditambah mengontrol gerakan yang benar, keseimbangan, posisi dan
mengintegrasikan input sensorik.
3. Etiologi
1.
2.
3.
4.
akselerasi, kikiran atau kontusi pada lobus oksipital dan frontal, batang, otak dan
cerebelum dapat terjadi.
Cedera deselerasi bila kepala membentur bahan padat yang tidak bergerak
dengan deselerasi yang cepat dari tulang tengkorak, otak berdeselrasi lebih lambat.
Ada beberapa tipe patah tulang:
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
Kronis: terjadi setelah beberapa minggu atau bulan dari terjadinya cedera.
Perdarahan intracerebral biasanya timbul pada daerah frontal atau temporal.
Kebanyakan kematian cedera kepala akibat edema yang disebabkan oleh kerusakan
dan disertai destruksi primer pusat vital. Edema otak merupakan penyebab utama
peningkatan TIC.
Klasifikasi cedera kepala:
1.
Conscussion/comosio/memar
Merupakan cedera kepala tertutup yang ditandai oleh hilangnya kesadaran,
perubahan persepsi sensori, karakteristik gejala: sakit kepala, pusing, disorientasi.
2.
Contusio cerebri
Termasuk didalamnya adalah luka memar, perdarahan dan edema. Dapat terlihat
pada lobus frontal jika dilakukan lumbal pungkri maka lumbal berdarah.
3.
Lacertio cerebri
Adanya sobekan pada jaringan otak sehingga dapat terjadi tidak sarah/pingsan,
hemiphagia, dilatasi pupil.
5. Tanda dan Gejala
Pusing.
Hemiparese.
Angiopati Serebral
Tujuan: menunjukkan kelainan sirkulasi cerebral, seperti pergeseran jaringan otak akibat
edema, perdarahan, trauma.
-
EEG
Sinar X
Tujuan: mendeteksi adanya perubahan struktur tulang (fraktur), pergeseran struktur dari
garis tengah (karena perdarahan, edema), adanya fragmen tulang.
-
GDA (Gas DaraH Arteri): mengetahui adanya masalah ventilasi atau oksigenasi
yang akan dapat meningkatkan TIC.
Kadar antikonvulsan darah: dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat terapi yang
cukup efektif untuk mengatasi kejang.
7. Therapi
a.
Perdarahan epidural
Yaitu: penimbunan darah di bawah dura meter. Terjadi secara akut dan biasanya
karena perdarahan arteri yang mengancam jiwa.
b.
Perdarahan subdural
Perdarahan intracranial
Yaitu perdarahan di dalam otak itu sendiri. Dapat terjadi pada cedera kepala
tertutup yang berat, atau yang lebih sering, cedera kepala terbuka. Dapat timbul
akibat pecahnya suatu ancorisma atau stroke hemoragik. Perdarahan di otak
menyebabkan peningkatan TIC, sehingga sel-sel dan vaskuler tertekan.
b.
Kesulitan mengunyah.
c.
Pola eliminasi
d.
Hemiparese.
Cedera.
e.
Gelisah.
f.
Pusing/nyeri kepala.
Pingsan.
Amnesia regagrade.
Gangguan penglihatan.
g.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
a.
Dp 1.
HYD:
-
1)
Pantau
frekuensi,
trauma,
kedalaman
pernapasan,
catat
katidakakuratan
pernapasan.
R/
2)
Catat refleksi gangguan menelan dan kemampuan pasien untuk melindungi jalan
napas sendiri.
R/
3)
R/
4)
R/
b.
1)
R/
2)
R/
3)
R/
4)
R/
5)
R/
c.
1)
R/
2)
R/
3)
R/
4)
R/
5)
R/
6)
R/
d.
1)
R/
2)
R/
3)
R/
Kaji kemampuan dan keadaan secara fungsional terhadap kerusakan yang terjadi.
Mempengaruhi pilihan intervensi yang akan dilakukan.
Ubah posisi pasien secara teratur.
Meningkatkan sirkulasi pada seluruh bagian tubuh.
Tingkatkan aktifitas dan partisipasi dalam merawat diri sendiri sesuai kemampuan.
Keterlibatan pasien dalam perencanaan dan kegiatan adalah sangat penting untuk
meningkatkan kerjasama pasien atau keberhasilan dari suatu program tersebut.
4)
R/
e.
Rencana Tindakan :
1)
R/
2)
R/
3)
R/
4)
R/
Post Operasi
1.
Pengkajian
a)
b)
Kesulitan mengunyah/menelan
c)
Pola aktifitas
Hemiparese
Cedera (trauma)
d)
Eliminasi
e)
Pusing
Gelisah
2.
Diagnosa Keperawatan
1.
2.
3.
4.
5.
3.
Perencanaan
a.
DP.I
HYD :
-
1)
R/
2)
R/
3)
R/
4)
R/
b.
HYD:
Tercapainya hemokonsentrasi neurologis/meningkatnya perfusi jaringan cerebral
yang ditandai dengan :
-
1)
R/
2)
R/
Kaji TTV
Mengkaji tingkat kesadaran dan responnya.
Ubah posisi pasien tiap dua jam.
Mencegah gangguan pada sistem pemantau TIC.
3)
R/
4)
R/
5)
R/
Anjurkan pada pasien untuk menghindari batuk, hernia, atau meniup hidung.
Dapat menyebabkan (CS dengan menciptakan takanan pada tempat operasi).
c.
DP.III
HYD :
-
1)
R/
2)
R/
d.
Monitor TTV
Panas tubuh yang tidak turun-turun kemungkinan adanya kerusakan hipotalamus.
Anjurkan tirah baring
Mempertahankan suhu tubuh pasien.
Gangguan pemenuhan perawatan diri b.d kelemahan fisik
Hasil Yang Diharapkan :
1)
R/
2)
R/
3)
R/