You are on page 1of 19

MAKALAH

KOMUNITAS 2
ASKEP Pada Keluarga Usia Pertengahan

DISUSUN OLEH :
Adriani M. Ndolu
Agus Wan Hery
Lili Yati Da Costa

(1212080)
(1211033)
(1212085)

Nita Aprilia Y. A.
Nurvina Taurimasari
Rizki Ana Andriani

(1312001)
(1211025)
(1211012)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


PATRIA HUSADA
BLITAR
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang ASKEP Pada
Keluarga Usia Pertengahan ini dapat terselesaikan. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas mata kuliah Komunitas 2. Saya mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Blitar, Mei 2015

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................5
1.3 TUJUAN...................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................6
2.1 KELUARGA............................................................................................6
2.1.1 Definisi Keluarga...........................................................................6
2.1.2 Fungsi Keluarga.............................................................................6
2.1.3 Tipe Keluarga.................................................................................7
2.1.4 Tugas Keluaga Dalam Bidang Kesehatan......................................8
2.2 PERKEMBANGAN KELUARGA USIA PERTENGAHAN.................8
2.2.1 Definisi...........................................................................................8
2.2.2 Upaya Meningkatkan Keluarga Bahagia Pada Usia Pertengahan..
2.2.3 Karakteristik Keluarga Dewasa Pertengahan.................................9
2.2.4 Masalah Yang Biasa Ditemukan Oleh Keluarga Usia
Pertengahan....................................................................................10
2.2.5 Tugas Pekembangan Usia Pertengahan..........................................11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN..............................................................15
3.1 PENGKAJIAN.........................................................................................15
3.2 DIAGNOSA.............................................................................................16
3.3 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN...........................................16
BAB IV PENUTUP...........................................................................................19
4.1 KESIMPULAN........................................................................................19
4.2 SARAN....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................21

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu

berhubungan dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap
individu merupakan bagian dari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat
diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang
diberi via praktek keperawatan pada keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan
masalah

kesehatan

keluarga

dengan

menggunakan

pendekatan

proses

keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh


keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga,
tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya dan perlu paham
setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya.
Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama
lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan
sebaliknya mempengaruhi jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota
keluarga. Keluarga cenderung dalam pembuatan keputusan dan proses terapeutik
pada setiap tahap sehat dan sakit pada para anggota keluarga. Keluarga merupakan
para anggota sebuah keluarga baiasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah
tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah
tangga tersebut sebagai rumah tangga mereka.
Keluarga usia pertengahan ini dimulai pada saat anak yang terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat dia pensiunan atau salah satu
pasangan meninggal. Pada beberapa pasangan fase ini dirasakan sulit Karena
masalah lanjut usia, perpisahan dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang
tua.

1.2

RUMUSAN MASALAH
a.
b.
c.
d.

Apa itu defenisi keluarga?


Apa saja fungsi dan tipe keluarga?
Bagaimana tugas keluarga dalam bidang kesehatan?
Bagaimana perkembangan dan upaya meningkatkan keluarga bahagia pada

usia pertengahan?
e. Bagaimana karekteristik usia pertengahan?
f. Apa saja masalah yang ditemukan oleh keluarga usia pertengahan?
g. Apa saja tugas perkembangan keluarga usia pertengahan?
1.3

TUJUAN
a. Tujuan umum
Untuk memahami aplikasi konsep dasar asuhan keperawatan keluarga
dewasa pertengahan.
b. Tujuan khusus
1. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar keluarga.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep keluarga usia pertengahan.
3. Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga usia
Pertengahan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.1.1

KELUARGA
Definisi Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan

perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan


budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta
social individu-indidu yang didalamnya dilihat dari interaksi yang regular dan
ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan
umum. ( Duval, 1972 ).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah
satu atap dalam keadaaan saling ketergantungan ( Depkes RI, 1998 ).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergantung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan mereka hidup dalam satu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing
menciptakan serta empertahankan kebudayaan. ( SalvicionG. Bailon dan Aracelis
Maglaya,1989 ).
Keluarga adalah unit sosial terkecil dari individu-individu yang diikat oleh
perkawinan (suami-istri), darah atau adopsi (orang tua-anak), dan dalam kasus
keluarga luas terlihat adanya nenek atau kakek dengan cucu. (Burgess dan Locke
(1992).
2.1.2

Fungsi Keluarga

Fungsi Keluarga Menurut Friedman, 1987 :


a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif yaitu fungsi yang berhubungan dengan fungsi internal
keluarga yang merupakan dasar keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Anggota keluarga mengembangkan
ganbaran dirinya yang positif, peranan yang dimiliki dengan baik dan
penuh rasa kasih sayang.
b. Fungsi Social
Fungsi sosial yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu yang menghasilkan interaksi social dan melaksanakan perannya
dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu melakukan

sosialisasi dimana anggota keluarga belajar disiplin norma keluarga,


prilaku melalui interaksi dalam keluarga. Selanjutnya individu maupun
keluarga berperan didalam masyarakat.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi Reproduksi yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan
keturunan dan menambah sumberdaya manusia.
d. Fungsi Ekonomi.
Fungsi Ekonomi, Yaitu memenuhi kebutuhan keluarga seperti makanan,
pakaian, perumahan dan lain-lain.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi Perawatan Kesehatan yaitu keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan dan asuhan Kesehatan / keperawatan atau
pemeliharaan kesehatan yang mempengaruhi status kesehatan keluarga dan
individu. ( Zaidin Ali,1999 ).
2.1.3

Tipe Keluarga

Delapan tipe keluarga menurut Frieman ( 1986 ) :


a. Nuclear Family
Keluarga terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungan
dan tinggal alam satu rumah terpisah dari sanak keluarga lainnya.
b. Extended Family
Keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam
satu rumah dan saling menunjang satu sama lainnya.
c. Single Parent Family.
Keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama
dengan anak-anak yang masih bergantung padanya.
d. Nuclear Dyatd.
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal dalam
satu rumah yang sama.
e. Recontituened atau Blended Family
Keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan dan masing-masing
membawa anak dari hasil perkawinan terdahulu.
f. Tree Generation Family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek, nenek, bapak,ibu,
anak dalam satu rumah.
g. Single Adult Living Alone
Keluarga yang terdiri dari seorang dewasa yang hidup dalam rumahnya.
h. Midle Age Atau Ederly Coople
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri usia pertengahan.
2.1.4

Tugas Keluaga Dalam Bidang Kesehatan


Tugas keluarga dalam bidang Kesehatan menurut Friedman, 1981 adalah :

a. Mengenal gangguan perkembangan Kesehatan setiap anggotanya.


b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
c. Memberikan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit, dan yang
tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu
muda.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembagalembaga Kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitasfasilitas Kesehatan yang ada.
2.2
2.2.1

PERKEMBANGAN KELUARGA USIA PERTENGAHAN


Definisi
Dewasa pertengahan merupakan usia sekitar 35-40 tahun & berakhir

sekitar 60-65 tahun (Schaie & Willis,1996 dlm Psikologi Perkembangan). Dewasa
Pertengahan adalah masa menyesuaikan diri & kesedaran bahawa ia bukan lagi
muda & masa depannya tidak lagi dipenuhi dengan kemungkinan-kemungkinan
yg tidak terhadapi, hasilnya membawa satu masa krisis, (Craig, 1976). Usia
dewasa tengah (Middle adulthood) disebut sebagai periode perkembangan yang
dimulai kira-kira 35-45 tahun hingga memasuki usia 60an tahun. (Santrock, 1995)
Keluarga dewasa pertengahan merupakan salah satu tahap usia
pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya
dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat
seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun kemudian. Biasanya pasangan
suami istri dalam usia pertengahan merupakan sebuah keluarga inti meskipun
masih berinteraksi dengan orangtua mereka yang lanjut usia dan anggota keluarga
lain dari keluarga asal mereka dan juga anggota keluarga dari hasil perkawinan
keturunannya.
Pasangan Postparental (pasangan yang anak-anaknya telah meninggalkan
rumah) biasanya tidak terisolasi lagi saat ini, semakin banyak pasangan usia
pertengahan

hidup

hingga

menghabiskan

seluruh

masa

hidupnya

dan

menghabiskan sebagian masa hidupnya dalam fase postparental, dengan


hubungan ikatan keluarga hingga empat generasi, yang merupakan hal yang
biasa(Troll, 1971, dalam Friedman, 1988, hal 130).

Dari definisi tentang keluarga usia dewasa pertengahan diatas, dapat


ditarik kesimpulan bahwa keluarga usia dewasa pertengahan adalah keluarga yang
usianya 40-60 tahun, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan didalam keluarga.
2.2.2 Upaya Meningkatkan Keluarga Bahagia Pada Usia Pertengahan
Sangat diperlukan pasangan suami istri agar mampu menjalani salah satu
periode perkawinan tersebut dengan sukses untuk kemudian menuju usia lanjut,
Cukup banyak pasangan yang merasakan ganjalan atau konflik, baik pada usia
dewasa maupun periode menjelang usia lanjut. Bila konflik itu dibiarkan, katanya,
kemungkinan besar pasangan itu menderita.
Konflik itu juga dapat mengakibatkan mereka stres hingga akhirnya
meninggal tanpa kebahagiaan. Dan di usia pertengahan ini juga, sebagian
pasangan akan terus berjuang untuk mengatasi konflik mereka, tetapi sebagian
nya lagi akan tetap membiarkan terbengkalai tanpa penyelesaian hingga
meninggal. Inilah alasannya sehingga kita perlu mempelajari lebih mendalam dan
meluas mengenai perkembangan perkawinan, khususnya ditinjau dari seksologi.
Kita harapkan suami istri akan mampu menjalani periode ini dengan sukses untuk
menuju usia lanjut."
Ada banyak faktor yang diperlukan pasangan suami istri untuk
mendapatkan kebahagiaan pada usia pertengahan, salah satunya adalah faktor
fisik. Karena itu, tiap pasangan disarankan untuk memeriksakan kesehatannya
kepada dokter secara teratur sehingga ada keyakinan bahwa mereka tidak
mengalami gangguan penyakit, seperti jantung koroner, hipertensi, dan diabetes
melitus.
Pola hidup yang baik sesuai dengan aturan kesehatan dan kebahagiaan dan
penting untuk dilakukan. Psikoseksual, juga salah satu faktor penting untuk
mereka perhatikan karena pada usia menjelang lanjut, mereka sering jenuh dalam
hubungan suami istri.
"Ketertarikan yang dulu dirasakan besar belakangan menjadi dingin. Ini
penting dicari penyebabnya, apakah fisik, psikologis, atau seksual, hingga
kehangatan antara mereka berdua dapat dipulihkan."
2.2.3 Karakteristik Keluarga Dewasa Pertengahan
Tahun pertengahan meliputi perubahan-perubahan pada penyesuaian
perkawinan (seringkali lebih baik), pada distribusi kekuasaan antara suami dan

istri (lebih merata), dan pada peran (diferensi peran perkawinan meningkat)
(Leslie dan Korman, 1989, dalam Friedman 1988).
Pada tahun-tahun ini umumnya sulit dan berat, karena masalah-masalah
penuaan, hilangnya anak, dan adanya suatu perasaan dalam diri mereka bahwa
mereka gagal menjadi membesarkan anak dan usaha kerja. Selanjutnya, tidak jelas
apa yang terjadi dengan kepuasan perkawinan dan keluarga melewati siklus-siklus
kehidupan

berkeluarga.

Beberapa

studi

tentang

kepuasan

perkawinan

memperlihatkan bahwa kepuasan perkawinan menurun tajam setelah perkawinan


berlangsung dan terus menurun hingga tahun pertengahan (Leslie dan Korman,
1989, dalam Friedman 1988).
2.2.4 Masalah Yang Biasa Ditemukan Oleh Keluarga Usia Pertengahan
Menurut fridman (1998, hal 132) pada fase ini, masalah kesehatan yang
dapat terjadi pada keluarga dewasa pertengahan yaitu :
a. Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang tidak cukup, kegiatan waktu
luang dan tidur yang kurang, nutrisi yang tidak baik, program olahraga
yang tidak teratur, pengurangan berat badan hingga berat badan yang
optimum, berhenti merokok, berhenti atau mengurangi penggunaan
alkohol, pemeriksaan skrining kesehatan preventif.
b. Masalah-masalah hubungan perkawinan.
c. Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, dan cucu, dan orang
tua yang berusian lanjut.
d. Masalah yang berhubungan dengan perawatan : membantu perawatan
orang tua yang lanjut usia atau tidak mampu merawat diri.
e. Tugas Perkembangan
Usia pertengahan yang merupakan usia rata-rata dimana para orang tua
melepaskan anak mereka yang terakhir ditandai sebagai masa kehidupan
yang terperangkap yaitu terperangkap antara tuntutan kaum kaum muda
dan terperangkap antara dunia kerja dan tuntutan yang bersaing dan
keterlibatan keluarga, dimana seringkali tampaknya tidak mungkin
memenuhi tuntutan-tuntutan dari kedua bidang tersebut.
2.2.5

Tugas Pekembangan Usia Pertengahan

a. Pertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan


Dalam masa ini upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat
menjadi lebih menonjol bagi pasangan, meskipun kenyataanya bahwa
mungkin mereka telah melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya

merusak diri selama 45-64 tahun. Meskipun dapat dianjurkan sekarang,


karena lebih baik sekarang dari pada tidak pernah adalah selalu benar,
agaknya terlalu terlambat untuk mengembalikan begitu banyak perubahanperubahan fisiologis yang telah terjadi, seperti tekanan darah tinggi akibat
kurangnya olahraga, stress yang berkepanjangan, menurunnya kapasitas
vital akibat merokok.
Motivasi utama orang usia pertengahan untuk memperbaiki gaya
hidup mereka adalah karena adanya perasaan rentan terhadap penyakit
yang dibangkitkan bila seorang teman atau anggota keluarga mengalami
serangan jantung, stroke, atau kanker. Selain takut, keyakinan bahwa
pemeriksaan yang teratur dan kebiasaan hidup yang sehat merupakan caracara yang efektif untuk mengurangi kerentanan terhadap berbagai penyakit
juga merupakan kekuatan pendorong yang ampuh. Penyakit hati, kanker
dan stroke merupakan dua pertiga dari semua penyebab kematian antara
usia 46 hingga 64 tahun dan sebagai penyebab kamatian urutan ke empat.
b. Hubungan serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebayanya
Dengan menerima dan menyambut cucu-cucu mereka kedalam
keluarga dan meningkatkan hubungan antar generasi, tugas perkembangan
ini mendatangkan penghargaan yang tinggi (Duvall, 1977 dalam friedman,
1988, hal 131). Tugas perkembangan ini memungkinkan pasangan usia
pertengahan terus merasa seperti sebuah keluarga dan mendatangkan
kebahagiaan yang berasal dari posisi sebagai kakek-nenek tanpa tanggung
jawab sebagai orang tua selama 24 jam. Karena umur harapan hidup
meningkat, menjadi seorang kakek-nenek secara khusus terjadi pada tahap
siklus kehidupan ini (Sprey dan Matthews, 1982, dalam Friedman, 1988,
hal 132). Kakek nenek memberikan dukungan besar kepada anak dan cucu
mereka pada saat-saat krisis dan membantu anak-anak mereka melalui
pemberian dorongan dan dukungan(Bengston dan Robertson, 1985, dalam
Friendman, 1988, hal 132).
Peran yang lebih probelamatik adalah yang berhubungan dengan
dan membantu orang tua lansia dan kadang-kadang anggota keluarga besar
lain yang lebih tua. Delapan puluh enam persen pasangan usia pertengahan
minimal memiliki satu orang tua masih hidup(hagestad, 1988, dalam
Friedman, 1988, hal 132). Jadi, tanggung jawab memberi perawatan bagi

orang tua lansia yang lemah dan sakit-sakitan merupakan pengalaman


yang tidak asing. Banyak wanita yang merasa berada dalam himpitan
generasi dalam upaya mereka mengimbangi kebutuhan-kebutuhan orang
tua mereka yang berusia lanju, anak-anak, dan cucu-cucu mereka.
Berbagai peran antar generasi kelihatannya lebih bersifat ekslusif
dikalangan minoritas seperti keluarga-keluarga Asia dan Amerika Latin.
c. Meningkatkan keakraban pasangan atau hubungan perkawinan
Sekarang perkembangan tersebut benar-benar sendirian setelah
bertahun-bertahun dikelilingi oleh anggota keluarga dan hubunganhubungan. Meskipun muncul sebagai sambutan kelegahan, bagi kebanyak
pasangan merupakan pengalaman yang menyulitkan untuk berhubungan
satu sama lain sebagai pasangan menikah dari pada sebagai orang tua.
Wright dan Leahey (1984, dalam Friedman, 1988, hal 132) melukiskan
tugas perkembangan ini sebagai reinvestasi identitas pasangan dengan
perkembangan keinginan independen yang terjadi secara bersamaan.
Keseimbangan dependensi-indepedensi antara pasangan perlu diuji
kembali, seperti keinginan independen lebih besar dan juga perhatian satu
sama lain yang penuh arti.
Bagi pasangan yang mengalami masalah, tekanan hidup yang
menurun

dalam

kebahagiaan

tahun-tahun

perkawinan,

postparental

melainkan

tidak

mendatangkan

menimbulkan

kebohongan.

Menurut Kerckhoff (1976, dalam Friedman, 1988, hal 132), para konselor
perkawinan telah lama mengamati bahwa ketika timbul perselisihan dalam
perkawinan selama tahun-tahun pertengahan, seringkali berkaitan dengan
jemunya ikatan, bukan karena kualitas traumatiknya. Karakteristik umum
dari masa ini, berkaitan dengan kepuasan diri sendiri dan berada dalam
kebahagiaan yang membosankan.
Tugas tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya merupakan
tuntutan atau harapan sosio kultural dimana manusia itu hidup dalam
masyarakat kita sejak dulu hingga kini tetap memiliki harapan sesuai
diatas bagian penentu sebagai orang dewasa pertengahan. Khusus
mengenai hidup berkeluarga dalam masa usia pertengahan terdapat dua hal
pokok yang mendorong terciptanya hubungan

hidup berkeluarga.

kebutuhan individu pada suatu pihak dan tugas perkembangan pada lain

pihak.

Pemanduan

antara

keduanya

menimbulkan

energi

yang

membangkitkan gerak bagi individu orang dewasa untuk bersatu dalam


satu jalinan hubungan berkeluarga
Tugas tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya merupakan tuntutan
atau harapan sosio kultural dimana manusia itu hidup dalam masyarakat kita
sejak dulu hingga kini tetap memiliki harapan sesuai diatas bagian penentu
sebagai orang dewasa pertengahan. Khusus mengenai hidup berkeluarga dalam
masa usia pertengahan terdapat dua hal pokok yang mendorong terciptanya
hubungan hidup berkeluarga. kebutuhan individu pada suatu pihak dan tugas
perkembangan pada lain pihak. Pemanduan antara keduanya menimbulkan energi
yang membangkitkan gerak bagi individu orang dewasa untuk bersatu dalam satu
jalinan hubungan berkeluarga.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1

PENGKAJIAN
a. Data Umum
1. Identitas kepala keluarga
2. Komposisi anggota keluarga
3. Tipe keluarga
4. Genogram
5. Suku bangsa
6. Agama
7. Status sosial ekonomi keluarga
b. Pengkajian Lingkungan
1. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
2. Sistem pendukung keluarga
c. Struktur keluarga.
1.
2.
3.

Pola komunikasi keluarga.


Struktur Kekuatan keluarga.
Struktur Peran.

d. Fungsi keluarga
1.
2.
3.

Fungsi Afektif.
Fungsi Sosialisasi
Fungsi ekonumi

e. Stres dan koping keluarga


1. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor.
2. Strategi koping yang diigunakan
f. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3. Riwayat keluarga inti
3.2

DIAGNOSA
a. Perubahan peran dalam keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal peran masing-masing anggota keluarga.
b. Resiko

terjadinya

konflik

pada

keluarga

berhubungan

dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi


c. Resiko terjadinya konflik keluarga dengan masyarakat berhubungan
dengan kurangnya peran serta keluarga dalam kehidupan bermasyarakat.
3.3

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

a. Perubahan peran dalam keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga mengenal peran masing-masing anggota keluarga.
Tujuan
:
Setelah diberikan tindakan keperawatan, keluarga dapat mengenal dan
melaksanakan peran masing-masing anggota keluarga secara tepat
Kriteria Hasil :
1. Anggota keluarga dapat menempatkan diri/berperan sebagai
anggota keluarga
2. Keluarga dapat meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan
baik
3. Hubungan antara anggota keluarga baik.
Intervensi:
1. Gali kebutuhan akan peran masing-masing anggota keluarga.
Berikan penjelasan tentang peran masing-masing anggota

keluarga.
Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap peran masing-

masing anggota keluarga.


2. Identifikasikan akibat-akibat jika peran masing-masing anggota
keluarga tidak dilaksanakan.
Mendiskusikan pelaksanaan peran sebagai anggota keluarga

yang efektif.
Mendorong keluarga untuk mengatur jadwal harian seefektif

mungkin.
3. Gali sumber-sumber yang ada dalam keluarga,
Motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas yang ada
dalam masyarakat, misalnya sarana hiburan, olahraga, dll.
b. Resiko

terjadinya

konflik

pada

keluarga

berhubungan

dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi


Tujuan
:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi konflik dalam
keluarga
Kriteria Hasil :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pembicaraan dua arah.


Ada umpan balik dengan saling mengungkapkan masalah.
Memcahkan masalah keluarga
Saling berinteraksi
Meningkatkan keharmonisan keluarga
Keputusan keluarga dapat mengatasi konflik

Intervensi:
1. Gali pengetahuan keluarga tentang komunikasi.
Diskusikan tentang manfaat dan pentingnya komunikasi pada

keluarga.
Motivasi keluarga melakukan komunikasi dengan anggota

keluarga
Beri kesempatan pada keluaraga untuk mengulangi apa yang

sudah dijelaskan oleh perawat.


2. Jelaskan akibat konflik yang terjadi di keluarga.
Jelaskan alternatif-alternatif untuk mengatasi konflik
Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan dalam

mengatasi konflik
Evaluasi sejauh mana keluarga sudah mengambil keputusan

c. Resiko terjadinya konflik keluarga dengan masyarakat berhubungan


dengan
Tujuan
:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga dapat berperan serta
aktif dalam kegiatan sosial masyarakat.
Kriteria Hasil :
1. Keluarga ikut dalam wadah sosial masyarakat
2. Keluarga aktif dalam menggunakan saran umum yang ada di
lingkungan tempat tinggal.
Intervensi

1. Gali kebutuhan keluarga untuk bersosialisasi dengan masyarakt.


Identifikasi wadah ke,asyarakatan yang ada disekitar

lingkungan tempat tinggal


Identifikasi akibat kurang peran serta aktif keluarga dalam

masyarakat.
2. Motivasi keluarga untuk memanfaatkan sumber daya yang ada
dalam masyarakat:
Motivasi keluarga uuntuk menggunakan waktu yang luang

bersosialisasi dengan masyarakat sekitar


Motivasi keluarga agar secara aktif ikut dalam wadah
kegiatan sosial masyarakat.

BAB IV
PENUTUP
4.1

KESIMPULAN
Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat. Selain itu keluarga juga

mempunyai tahap perkembangan salah satunya keluarga dengan anak dewasa


pertengahan. Kondisi keluarga usia dewasa pertengahan berkisar antara usia 40-60
tahun dan anak terakhirnya telah meninggalkan rumah atau sudah menikah. Tugas
yang harus terpenuhi pada keluarga dengan usia ini adalah mampu menyediakan
lingkungan yang meningkatkan kesehatan, mempertahankan hubungan-hubungan
yang memuaskan dan penuh arti dengan para orangtua lansia dan anak-anak,
memperkokoh hubungan perkawinan.
Peran perawat keluarga dengan anak usia dewasa pertengahan adalah
pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai suatu inti pelayanan
untuk mewujudkan keluarga sehat serta membantu keluarga untuk menyelesaikan
masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan
fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Selain itu peran atau tugas
perawat yang lain ialah sebagai pendidik, coordinator, pelaksanaan, pengawas
kesehatan,

konsultan,

kolaborasi,

fasilitator,

penemu

kasus,

modifikasi

lingkungan.
4.2

SARAN
a. Perawat
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, hal pertama yang harus
dilakukan adalah membangun hubungan saling percaya dengan didasarkan
sifat empati bukan simpati, dan mengetahu tugas perkembangan keluarga
khususnya keluarga dengan anak usia dewasa pertengahan.
b. Puskesmas
Tenaga
kesehatan
khususnya
pekerja
puskesmas

mampu

mengaplikasikannya kepada masyarakat terutama pada keluarga dengan


anak usia dewasa pertengahan.
c. Keluarga
Keluarga memahami tugas perkembangan khususnya pada keluarga
dengan usia dewasa pertengahan dan mampu mengaplikasikannya
terhadap keluarganya.

DAFTAR PUSTAKA
Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta:
Sagung Seto.
Allender, JA & Spradley, B. W. 2001. Community as Partner, Theory and
Practice Nursing. Philadelpia: Lippincott.
Anderson.E.T & Mc.Farlane.J.M.2000. Community Health and Nursing, Concept
and Practice. Lippincott: California.
Carpenitto, L. J. 2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta: EGC.
Effendy,N. 1998. Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta: EGC.
Friedman, M. M. 1998. Family Nursing Research Theory and Practice, 4th
Edition. Connecticu : Aplenton
Iqbal,Wahit dkk. 2005.Ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam
Praktek Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga.
Jakarta : EGC.
Suprajitno. 2004. Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek. Jakarta :
EGC.
Wright dan Leakey.1984. Penderita Obesitas.Jakarta : PT Pustaka Raya.

You might also like