Professional Documents
Culture Documents
Konsep Penyakit
1. Pengertian
Asma disebut juga sebagai reactive air way disease (RAD), adalah
suatu penyakit obstruksi pada jalan nafas secara riversibel yang ditandai
dengan bronchospasme, inflamasi dan peningkatan sekresi jalan napas
terhadap berbagai stimulan.
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel
dimana trakea dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap
stimuli tertentu. ( Smeltzer, 2002 : 611)
Asma
bronchial
adalah
suatu
penyakit
dengan ciri
3. Manifestasi Klinik
Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak
ditemukan gejala klinis, tapi pada saat serangan penderita tampak
bernapas cepat dan dalam, batuk, bunyi nafas wheezing (mengi), tacipnea,
ortopnea, gelisah, dyaporesis, ronchi. Gejala awal pada anak-anak bisa
berupa rasa gatal di leher.
a. Sesak Napas
5. Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, asma bronchial dapat diklasifikasikan menjadi
3 tipe, yaitu:
a. Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor
pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang,
obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik
sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik
terhadap alergi.
b. Intrinsik (non alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap
pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin
atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan
emosi. Serangan asma ini menjadi lebih berat dan dapat berkembang
menjadi bronkhitis kronik dan emfisema.
c. Asma gabungan
Asma gabungan merupakan bentuk asma yang paling umum. Asma
ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik.
(Tanjung, 2003)
6. Pembagian asma pada anak.
a. Asma episode yang jarang.
Biasanya terdapat pada anak umur 3 8 tahun. Serangan umumnya
dicetuskan oleh infeksi virus saluran nafas bagian atas. Banyaknya
serangan 3 4 kali dalam 1 tahun. Lamanya serangan dapat beberapa
hari, jarang merupakan serangan yang berat.
Gejala yang timbul lebih menonjol pada malam hari. Mengi dapat
berlangsung kurang dari 3-4 hari, sedang batuk-batuknya dapat
berlangsung 10 14 hari. Manifestasi alergi lainya misalnya, eksim
jarang terdapat pada golongan ini. Tumbuh kembang anak biasanya
baik, diluar serang tidak ditemukan kelainan. Waktu remisi
berminggu-minggu sampai berbulan-bulan. Golongan ini merupakan
70 75 % dari populasi asma anak.
b. Asma episode yang sering.
Pada 2/3 golongan ini serangan pertama terjadi pada umur sebelum 3
tahun. Pada permulaan, serangan berhubungan dengan infeksi saluran
nafas akut. Pada umur 5 6 tahun dapat terjadi serangan tanpa infeksi
yang jelas. Biasanya orang tua menghubungkan dengan perubahan
udara, adanya alergen, aktivitas fisik dan stress. Banyak yang tidak
jelas pencetusya. Frekwensi serangan 3 4 kali dalam 1 tahun, tiap
serangan beberapa hari sampai beberapa minggu. Frekwensi serangan
paling tinggi pada umur 8 13 tahun. Pad golongan lanjut kadangkadang sukar dibedakan dengan golongan asma kronik ataui persisten.
Umumnya gejala paling jelek terjadi pada malam hari dengan batuk
dan mengi yang akan mengganggu tidurnya. Pemeriksaan fisik di luar
serangan tergantung frekwensi serangan. Jika waktu serangan lebih
gangguan
psiko
sosial.
(sumber
http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-dudut2.pdf)
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan sputum
cara
kerjanya
berbeda.
Bila
kedua
obat
ini
aalah
peningkatan
kemahiran
dalam
penggunaan tubuh.
a) Tahap pertumbuhan Pertumbuhan mencakup berat badan,
tinggi badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan
atas, lingkar abdomen. Tinggi badan bayi pada saat lahir
adalah sekitar 50-55cm pada tahun pertama setelah
kelahiran
panjang
badan
bertambah
sekitar
50%
10
bersalah.
Anak
punya
insiatif
mencari
jenis
kelamin,
membandingkan
ukuran
mulai
permintaannya,
menerima
yaitu
lebih
bahwa
dapat
banyak
orang
lain
lain
yang
mirip.Berkaitan
mempunyai
dengan
permainan
pertumbuhan
fisik
yang
dan
(b)
(d)
peranan
sebagai
laki-laki
dan
perempuan
b) Berkelompok dengan sex yang sama
(e)
(f)
i. Riwayat Imunisasi
Anak usia pre sekolah sudah harus mendapat imunisasi lengkap
antara lain : BCG, POLIO I,II, III; DPT I, II, III; dan campak.
j. Data Biologis
a) Pola Nutrisi
Kaji kebiasaan makan dan minuman yang sering
dikonsumsi
sehari-hari,
adakah
pantangan,
jumlah
13
14
berhubungan
dengan
hospitalisasi
dan
distres
pernafasan.
d. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan dipnea kelemahan produksi sputum, anoreksia, mual dan
muntah.
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh dan
hipoksia.
f. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan
pengobatan.
15
Diagnosa
Keperawatan
Pertukaran
gas,
efektif
Intervensi
Tindakan
Tujuan
Setelah dilakukan
tidak asuhan
keperawatan
dan jalan
nafas
tidak
efektif efektif.
Dengan
kriteria
pola
nafas
hasil:
berhubungan
- Menentukan
dengan
posisi
yang
bronkospasme,
nyaman
edema
sehingga
mukosal dan
memudahkan
meningkatnya
peningkatan
sekret.
pertukaran
-
gas.
Dapat
ikan
batuk
efektif.
Dapat
strategi untuk
menurunkan
perlu
sesuai
instruksi dokter.
6. Pertahankan
ada
nafas
tambahan.
bronkus
semakin sempit
dan
tinggi
meningkat
minimum
frekuensi
misalnya, debu,
pernapasan.
yang 3. Pernapasan
berhubungan
sekresi.
Tidak
penyempitan
tekanan semakin
lingkungan
asap
kekentalan
suara
bila
polusi
menyatakan
1. Observasi TTV.
1. Perubahan pada
2. Kaji frekuensi
TTV
dapat
atau kedalaman
memberikan
pernapasan dan
petunjuk adanya
gerakan dada.
perubahan pada
3. Auskultasi bunyi
kondisi klien.
napas,
catat
2. Takipnea,
adanya
bunyi
pernapasan
napas misalnya,
dangkal
dan
mengi, krekels
gerakan dada tak
dan ronchi.
simetris terjadi
4. Bantu
klien
karena
latihan
napas
peningkatan
dan batuk secara
tekanan dalam
efektif.
5. Section sesuai
paru
dan
indikasi
mendemontras
Rasional
dengan
kondisi klien.
7. Berikan posisi
yang
bising
menunjukan
terhentinya
secret
nyaman
16
atau
pada
klien
misalnya
peninggian
kepala
tempat
tidur
(posisi
semi fowler).
8. Berikan cairan
jalan
napas.
4. Nafas
dalam
memudahkan
ekspansi
maksimum
paru-paru
atau
sedikitnya 1000
ml/hari.
kecil.
Batuk
secara
efektif
Tawarkan
9.
obstruksi
air
hangat.
Kolaborasi
dengan
mempermudah
pengeluaran
dokter
dahak.
hal 5. Mengeluarkan
dalam
pemberian obat
sputum
seperti
mekanik
bronkodilator
mencegah
dan
obstruksi
jalan
napas.
6. Pencetus
tipe
mukolitik
melalui inhalasi.
secara
dan
reaksi,
alergi
pernapasan yang
dapat mentriger
epiodik akut.
7. Mempermudah
fungsi
pernapasan.
8. Meningkatkan
hidrasi sputum.
Air
hangat
mengurangi
tingkat
kekentalan
17
dahak sehingga
mudah
dikeluarkan.
9. Memudahkan
pengenceran dan
pembuangan
secret
2.
Fatigue
berhubungan
asuhan
klien
dengan
keperawatan
aktivitas.
hipoksia
meningkatnya
tidak
tampak
usaha nafas.
fatigue.
Dengan
kriteria
hasil :
Tidak
iritabel,
dapat beradaptasi
dan
sesuai
kondisi.
aktivitas
dengan
dengan
cepat.
respon 1. Menetapkan
terhadap
kemampuan atau
Catat
kebutuhan klien
laporan dispnea,
dan
peningkatan
memudahkan
kelemahan
atau
kelelahan
dan
perubahan tanda
vital selama dan
setelah aktivitas.
2. Berikan
lingkungan
pengunjung
sealama fase akut
indikasi,
stress
dan
rangsangan
berlebihan,
istirahat.
3. Tirah
baring
dipertahankan
selama fase akut
untuk
dorong
menurunkan
penggunaan
manajemen stress
dan
intervensi.
2. Menurunkan
meningkatkan
sesuai
pilihan
pengalih
yang tepat.
3. Jelaskan
pada
orang
pentingnya
tua
kebutuhan
metabolik,mengh
emat
energi
untuk
penyembuhan.
Pembatasan
18
istirahat
dalam
rencana
aktivitas
ditentukan
pengobatan
dan
dengan
respon
perlunya
individual klien
kesimbangan
terhadap
aktivitas
dan
istirahat.
4. Bantu aktivitas
perawatan
aktivitas
dan
perbaikan
kegagalan
diri
pernapasan.
yang diperlukan. 4. Meminimalkan
Berikan
kelelahan
kemajuan
membantu
peningkatan
keseimbangan
aktivitas
suplai
selama
fase
keluarga
kebutuhan klien.
lebih
berhubungan
asuhan
dengan
keperawatan
dan
distres cemas
pernafasan.
berkurang
atau hilang.
Dengan
kriteria
hasil :
- Anak
dan
relaksasi; latihan
nafas, melibatkan
penggunaan bibir
dan
merasa
diperhatikan.
tingkat 1. Mengetahui
kecemasan.
2. Ajarkan teknik
hospitalisasi
dalam
oksigen.
5. Menunjukan
pemenuhan
Ansietas
dan
kebutuhan
penyembuhan.
5. Libatkan
3.
dan
perut,
ajarkan
dan
untuk
tenang
berimajinasi.
dapat 3. Pertahankan
mengekspresik
lingkungan yang
an
tenang;
tingkat
kecemasan untuk
memudahkan
dalam
perencanaan
tindakan
selanjutnya.
2. Relaksasi
merupakan salah
satu
temani
19
metode
perasaannya.
Orang
tua
support.
merasa tenang 4. Ajarkan
menurunkan dan
menghilangkan
untuk
kecemasan.
ekspresi perasaan 3. Lingkungan
dan
berpartisipasi
dalam
perawatan
secara verbal.
5. Berikan
terapi
bermain
sesuai
dengan kondisi.
6. Informasikan
anak.
tentang
tenang
memberikan
kenyamanan.
4. Untuk
mengurangi
kecemasan.
5. Sebagai bentuk
perawatan,
pengobatan
yang
dan
distraksi
atau
kondisi anak.
ekspresi.
7. Jelaskan semua 6. Untuk
prosedur
yang
akan dilakukan.
menambah
pengetahuan
agar tidak ada
cemas
yang
berlebihan
tentang
penyakitnya.
7. Pemahaman
terhadap
prosedur
akan
memotifasi klien
untuk
4.
Perubahan
Setelah dilakukan
tindakan
kooperatif.
1. Sputum
akan
1. Identifikasi
factor
lebih
yang
merangsang
menimbulkan
nervus
tubuh
keperawatan
mual
sehingga
berhubungan
muntah (sputum
berakibat mual,
banyak),
dispnea
atau
20
vagus
dapat
kelemahan
produksi
sputum,
tepenuhi.
Dengan
kriteria
hasil:
- Berat
badan
anoreksia,
mual
muntah.
dapat
dan
-
dipertahankan.
Anak
dapat
menghabiskan
porsi makanan
yang
diberikan.
Mual
yang
dirasakan
dapat
berkurang atau
hilang.
pengobatan
merangsang
aerosol, dispnea
pusat
Obervasi
atau
palpasi
distensi
abdomen.
3. Jadwalkan
medulla
oblongata.
2. Bunyi
usus
tak
sedikitnya 1 jam
sebelum makan.
4. Anjurkan pada
untuk
berat
atau
memanjang.
Distensi
abdomen terjadi
memberikan
porsi
atau
makanan
yang
disukai klien.
5. Kolaborasi
dengan ahli gizi
mengenai
di
menurun/
pernapasan
makan
makanan
mungkin
pengobatan
keluarga
pengaturan
diet
yang diberikan.
akibat menelan
udara
atau
menunjukan
pengaruh toksin
pada
saluran
gastrointestinal.
3. Menurunkan
efek mual yang
berhubungan
dengan
pengobatan ini.
4. tindakan
ini
dapat
meningkatkan
masukan
meskipun nafsu
makan mungkin
21
lambat
untuk
kembali.
5. Menghindari
adanya
makanan
pantangan pada
5.
Intoleransi
Setelah dilakukan
aktivitas
asuhan
klien
berhubungan
keperawatan
aktivitas.
dengan
laporan dispnea,
klien
kelemahan
intoleransi
peningkatan
memudahkan
kelemahan atau
pilihan
tubuh
hipoksia.
dispnea.
tidak
lagi
mengalami
kelemahan
yang
berlebihan.
TTV kembali
dalam rentang
normal.
1. Evaluasi respon
klien.
1. Menetapkan
terhadap
Catat
kelelahan
dan
perubahan tanda
vital selama dan
setelah aktivitas.
2. Berikan
lingkungan
tenang
batasi
fase
sesuai
indikasi, dorong
tepat.
3. Jelaskan
orang
stress
dan
rangsangan
berlebihan,
istirahat.
3. Tirah
baring
selama fase akut
untuk
menurunkan
metabolik,meng
manajemen
pengalih
intervensi.
2. Menurunkan
kebutuhan
penggunaan
stress
dan
dipertahankan
pengunjung
akut
atau kebutuhan
meningkatkan
dan
sealama
kemampuan
dan
yang
hemat
energi
untuk
penyembuhan.
pada
tua
Pembatasan
aktivitas
22
pentingnya
istirahat
ditentukan
dalam
individual klien
pengobatan dan
terhadap
perlunya
aktivitas
kesimbangan
perbaikan
dan
istirahat.
4. Bantu aktivitas
perawatan
diri
berhubungan
keperawatan
asuhan
suplai
peningkatan
kebutuhan
klien
tentang
intervensi.
2.
Bantu untuk
mengidentifikasi
memahami
lebih
pengetahuan
bertambah.
Dengan
kriteria
verbal
merasa
pengetahuan
pengobatan dan
secara
klien
1.Untuk mengetahui
penyakit
tua
kebutuhan klien.
1. Kaji
penyakit,
hasil :
- Orang
oksigen.
5. Menunjukan
diperhatikan.
penyakit
tentang
dalam
dan
pemenuhan
tua
pengobatan.
dan
kemajuan
kelelahan
keseimbangan
keluarga
tindakan
pernapasan.
4. Meminimalkan
Berikan
penyembuhan.
5. Libatkan
pengetahuan
kegagalan
membantu
fase
Setelah dilakukan
dan
yang diperlukan.
aktivitas selama
Kurangnya
respon
rencana
aktivitas
6.
dengan
faktor pencetus.
3. Jelaskan tentang
pentingnya
tentang
penyakitnya.
2. Untuk mencegah
atau mengurangi
resiko terjadinya
serangan asma.
3.Pengobatan segera
dapat
dilakukan
untuk
mengurangi
23
proses penyakit
pengobatan;
resiko
dan
dosis,
pengobatan dan
samping, waktu
keadaan
mengikuti
pemberian
lebih lanjut.
regimen terapi
pemeriksaan
yang diberikan.
Berpartispasi
darah.
efek
dan
memperberat
dalam
memberikan
perawatan pada
anak
sesuai
dengan
program medik
atau perawatan.
DAFTAR PUSTAKA
asma
25