You are on page 1of 54

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN

KEPERAWATAN STRES, ADAPTASI, KOPING


A. Pengertiaan Stres, Adaptasi, Koping
Stres
Di bawah ini terdapat berbagai pendapat mengenaik definisi dari stress,
dianttaranya adalah
1. Definisi Stres
Clonninger (1996, dalam Safaria, 2009) menyatakan stres adalah
keadaan yang membuat tegang yang terjadi ketika seseorang mendapatkan
masalah atau tantangan dan belum mempunyai jalan keluarnya atau
banyak pikiran yang mengganggu seseorang terhadap sesuatu yang akan
dilakukannya. Kendall dan Hammen (1998) mengemukakan stress terjadi
pada individu ketika terdapat ketidakseimbangan antara situasi yang
menuntut dengan perasaan individu atas kemampuannya untuk bertemu
dengan tuntutan-tuntutan tersebut. Situasi yang menuntut tersebut
dipandang sebagai beban atau melebihi kemampuan individu untuk
mengatasinya. Stres adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri
yang dapat mengganggu keseimbangan seseorang (Maramis, 2005). Dari
pernyataan ini faktor penting yang ditekankan adalah adaptasi agar
keseimbangan selalu terjaga di dalam diri kita.Selye (1946, 1976)
mengemukakan stres adalah respon tubuh yang bersifat non spesifik
terhadap setiap tuntutan kebutuhan. Ini berarti bahwa setiap pemenuhan
kebutuhan biasanya dibarengi dengan adanya ketegangan atau stres.
Pendapat lain dikemukakan oleh Kartono dan Gulo (2000) yang
mengemukakan empat definisi stress sebagai berikut:
a. Sebagai suatu stimulus yang menegangkan daya psikologis dan
fisiologis organisme,
b. Sejenis frusturasi dengan aktivitas terarah pada pencapaian tujuan telah
terganggu, tapi tidak terhalangi, yang disertai perasaan khawatir dalam
pencapaian tujuan tersebut,

c. Kekuatan yang diterapkan pada suatu system berupa tekanan fisik dan
psikologis yang dikenakan pada diri dan pribadi, dan
d. Suatu kondisi ketegangan fisik atau psikologis yang disebabkan oleh
adanya persepsi ketakutan dan kecemasan.
Dari berbagai definisi di atas dapat dinyatakan bahwa stress itu
adalah ketegangan, setiap ketegangan yang dirasakan oleh seseorang akan
mengganggu dan dapat menimbulkan reaksi fisiologis, emosi, kognitif,
maupun perilaku. Stress tidak bias dihindari sepenuhnya, tapi dapat
dikurangi dengan mengabaikan hal-hal yang tidak begitu penting. Setiap
hari kita mengalami berbagai macam stimulasi yang menimbulkan stress,
diantaranya kemacetan, lingkungan yang panas, polusi udara, kebisingan,
tekanan waktu dan lainnya. Dengan mengetahui sumber-sumber stress
dalam kehidupan, kita akan lebih mampu mengelola keadaan yang
menekan-menegangkan tersebut secara efektif. (I Wayan Candra, dalam
Manajemen Stres, 2012.)
2. Fisiologi Stres
Efek stress dapat bersifat mengaktifkan sistem saraf simpatik, yang
memobilisasi sumber daya yang kita miliki selama menghadapi ancaman
atau bahaya. Caranya adalah dengan mengaktifkan organ-organ tubuh agar
tubuh kita siap mengambil tindakan segera, baik dengan melawan (fight)
atau menghindar/melarikan diri (flight). Perubahan-perubahan ini dapat
meningkatkan kekuatan dan aktivitas mental kita. Aktifitas sistem
endokrin meningkat pada saat kita stress, terutama melalui pengaktifan
aksis-HPA

(Hypothalamic-Pituitary-adrenal-cortical-axis),

meskipun

berbagai jenis neurotransmitter bermula dalam sistem saraf, banyak


perhatian difokuskan pada neuromodulator sistem endokrin atau
neuropeptida, hormon-hormon yang memengaruhi sistem saraf yang
disekresikan oleh kelenjar-kelenjar secara langsung ke dalam aliran darah
(Khrisman, dkk., dalam Durand dan Barlow, 2006)
Hormon-hormon neuromodulator ini bekerja dengan cara yang
mirip dengan neurotransmitter dalam membawa pesan dari otak ke

berbagai bagian tubuh. Satu diantaranya neurohormon yang disekresikan


oleh hipotalamus yaitu Corticotropin releasing factor yang menstimuli
kelenjar pituitari menuruni rantai aksis HPA. Kelenjar pituitari bersamasama dengan sistem saraf otonom mengaktifkan kelenjar adrenalin yang
mensekresi hormone kortisol. Mengingat hormon kortisol memiliki
hubungan dekat dengan respon stress, sehingga cortisol dan hormon
lainnya sering disebut sebagai hormon stress. Hipokampus yang terdapat
di dalam hipotalamus sangat responsif dengan kortikol, sehingga ketika
disumalasi oleh hormon ini selama aktivitas aksis-HPA, hipokampus
membantu mematikan respon stress, menyelesaikan feedback loop antara
sistem limbik dan berbagai bagian aksis-HPA. (Sapolsky dan Meany
dalam Duran dan Barlow, 2006) dalam penelitiannya terhadap primata
menemukan bahwa peningkatan level kortisol sebagai respon terhadap
stress kronis dapat membunuh sel-sel saraf dalam hipokampus. Temuan ini
menunjukkan bahwa stress kronis yang mengakibatkan terjadinya sekresi
kronis kortisol dapat menimbulkan efek jangka panjang pada fungsi fisik,
termasuk kerusakan otak. Kematian sel dapat mengakibatkan penurunan
kemampuan mengatasi masalah pada lanjut usia dan dapat mengakibatkan
dementia.( I Wayan Candra dalam Manajemen Stres, 2012)

Adaptasi
Adaptasi adalah proses perubahan dimensi fisiologis dan
psikososial

dalam

berespon

terhadap

stress.

Gerungan

(1996)

mengemukakan penyesuaian diri/adaptasi adalah mengubah diri sesuai


dengan keadaan lingkungan, tetapi juga mengubah lingkungan sesuai
dengan keadaan (keinginan diri). Adaptasi merupakan pertahanan yang
didapat sejak lahir atau diperoleh karena belajar dari pengalaman untuk
mengatasi stress. Folkman dan lazarus (1984) mengemukakan adaptasi
adalah usaha-usaha kognitif dan usaha perilaku untuk menangani
permintaan-permintaan

eksternal

dan

atau

internal

yang

dinilai

melampaui/menganggu sumber-sumber daya yang dimiliki oleh orang


tersebut.

Pada hakekatnya adapatasi adalah suatu proses perubahan terjadi


dalam aktivitas aspek fisiologis dan psikososial dalam berespon terhadap
suatu stresor. Perubahan yang terjadi dalam rangka menyesuaikan diri
melalui suatu pertahanan diri yang di dapat sejak lahir atau diperoleh
melalui pengalaman. (I Wayan Candra, dalam Manajemen Stres, 2012)
Koping
1) Pengertian Koping
Koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan
masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, respon terhadap situasi
yang mengancam. Upaya individu dapat berupa perubahan cara berfikir
(kognitif), perubahan perilaku atau perubahan lingkungan yang bertujuan
untuk meyelesaikan stres yang dihadapi. Koping yang efektif akan
menghasilkan adaptasi. Koping dapat diidentifikasi melalui respon,
manifestasi (tanda dan gejala) dan pertanyaan klien dalam wawancara
(Keliat, 1999). Koping adalah cara yang dilakukan individu, dalam
menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan keinginan yang akan
dicapai, dan respons terhadap situasi yang menjadi ancaman bagi diri
individu (Nurhaeni, 1998). Berdasarkan definisi di atas maka yang
dimaksud

koping

adalah

cara

yang

digunakan

individu

dalam

menyelesaikan masalah, mengatasi perubahan yang terjadi dan situasi


yang mengancam baik secara kognitif maupun perilaku. Koping dibagi
menjadi dua bagian, yaitu memfokuskan pada pemecahan masalah dan
memfokuskan pada emosi. Jenis-jenis koping yang memfokuskan pada
masalah berupa :
a. Keaktifan

diri,

adalah

suatu

tindakan

yang

mencoba

menghilangkan atau mengelabuhi penyebab stres atau untuk


memperbaiki

akibat

yang

ditimbulkan,

dengan

kata

lain

bertambahnya usaha seseorang untuk melakukan koping, antara


lain dengan bertindak langsung.
b. Perencanaan, adalah memikirkan tentang bagaimana mengatasi
penyebab stres, contohnya dengan membuat strategi untuk

bertindak, memikirkan tentang langkah apa yang perlu diambil


dalam menangani suatu masalah.
c. Kontrol diri, adalah individu membatasi keterlibatannya dalam
aktivitas kompetensi atau persaingan dan tidak bertindak terburuburu, menunggu sehingga layak untuk melakukan suatu tindakan
dengan mencari alternative lain.
d. Mencari dukungan sosial, adalah mencari nasehat, pertolongan,
informasi, dukungan moral, empati, dan pengertian.
Sedangkan koping yang memfokuskan pada emosi, yaitu berupa :
a. Mengingkari, adalah suatu tindakan atau pengingkaran
terhadap suatu masalah.
b. Penerimaan diri, adalah suatu situasi yang penuh dengan
tekanan sehingga keadaan ini memaksanya untuk mengatasi
masalah tersebut.
c. Religius, adalah sikap individu untuk menenangkan dan
menyelesaikan masalah-masalah secara keagamaan.

2) Mekanisme Koping
a. Pengertian Mekanisme Koping
Koping didefinisikan sebagai strategi untuk memanajemen
tingkah laku kepada pemecahan masalah yang paling sederhana
dan realistis, berfungsi untuk membebaskan diri dari masalah
yang nyata maupun tidak nyata, dan koping merupakan semua
usaha secara kognitif dan perilaku untuk mengatasi, mengurangi,
dan tahan terhadap tuntutan-tuntutan Lazarus, 1984 dalam
Safaria, Triantoro, 2009. Menurut Suryani & Widyasih (2008)
secara garis besar mekanisme koping terdiri dari mekanisme
koping adaptif dan maladaptif:
1) Mekanisme koping adaptif

Penggunaan koping yang adaptif membantu individu dalam


beradaptasi untuk menghadapi keseimbangan. Adaptasi
individu yang baik muncul reaksi untuk menyelesaikan
masalah dengan melibatkan proses kognitif, efektif dan
psikomotor (bicara dengan orang lain untuk mencari jalan
keluar suatu masalah,

membuat berbagai tindakan dalam

menangani situasi dan belajar dari pengalaman masa lalu).


Kegunaan koping adaptif membuat individu akan mencapai
keadaan yang seimbang antara tingkat fungsi dalam
memelihara dan memperkuat kesehatan fisik dan psikologi.
Kompromi merupakan tindakan adaptif yang dilakukan oleh
individu untuk menyelesaikan masalah, lazimnya kompromi
dilakukan dengan cara bermusyawarah atau negosiasi.
Mekanisme koping adaptif yang lain adalah berbicara dengan
orang lain tentang masalah yang sedang dihadapi, mencoba
mencari informasi lebih banyak tentang masalah yang sedang
dihadapi, berdoa, melakukan latihan fisik untuk mengurangi
ketegangan masalah, membuat berbagai alternatif tindakan
untuk mengurangi situasi, dan merasa yakin bahwa semua
akan kembali stabil, mengambil pelajaran dari peristiwa atau
pengalaman masa lalu.
2) Mekanisme koping maladaptif Penggunaan koping yang
maladaptif dapat menimbulkan respon negatif dengan
munculnya reaksi mekanisme pertahanan tubuh dan respon
verbal. Perilaku mekanisme koping maladaptif antara lain
perilaku agresi dan menarik diri. Perilaku agresi dimana
individu menyerang obyek, apabila dengan ini individu
mendapat
agresi.

kepuasan, maka individu akan menggunakan

B. Tanda dan Gejala


Adapun tanda gejala yang timbul dari stress yang penulis kutip dari
Lynda Juall Carpenito-Moyet dalam Buku Saku Diagnosis Keperawatan
Edisi 13, 2012 adalah sebagai berikut :
1. Ketidakefektifan koping
a. Data Mayor
1) Pernyataan ketidakmampuan untuk mengatasi atau meminta
bantuan atau
2) Penggunaan mekanisme pertahanan yang tidak sesuai atau
3) Ketidakmampuan memenuhi peran yang diharapkan
4) Perilaku destruktif terhadap diri sendiri atau orang lain
b. Data Minor
1) Rasa khawatir kronis, ansietas
2) Melaporkan kesulitan menghadapi stress kehidupan
3) Ketidakefektifan partisipasi social
4) Manipulasi verbal
5) Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
6) Pola respons nonasertif
7) Perubahan dalam pola komunikasi yang biasa
2. Ketidakmampuan Koping Keluarga
a. Data Mayor
1) Pemberian asuhan yang kasar atau ceroboh kepada klien
2) Kekerasan pasangan
3) Hubungan yang tidak acuh dengan anggota keluarga ini

b. Data Minor
1) Penyimpangan realitas berkenaan dengan masalah kesehatan klien
2) Intoleran
3) Penelantaran
4) Agitasi
5) Agresi
6) Penolakan
7) Desersi
8) Depresi
9) Bermusuhan
10) Gangguan restrukturisasi unit keluarga

3. Penurunan Koping Keluarga


a. Subjektif
1)

Klien mengekspresikan atau membenarkan kekhawatiran atau


keluhan tentang respons orang terdekat terhadap masalah
kesehatannya.

2)

Orang terdekat terlalu larut dengan reaksi personal mereka


(mis.,Ketakutan dukacita adaptif, rasa bersalah, ansietas) terhadap
penyakit, ketidakmampuan atau krisis perkembangan atau
situasional klien yang dialami klien).

3)

Orang terdekat menjelaskan atau membenarkan kurangnya


pemahaman atau dasar pengetahuan yang mengganggu perilaku
asistif atau suportif yang efektif.

b. Objektif

1)

Orang terdekat mengupayakan perilaku asistif atau suportif


dengan hasil yang kurang memuaskan.

2)

Orang terdekat menarik diri atau masuk ke dalam komunikasi


personal yang terbatas atau temporer dengan klien pada saat
dibutuhkan.

3)

Orang terdekat memperlihatkan perilaku protektif yang tidak


berimbang (terlalu sedikit atau terlalu banyak) terhadap
kemampuan atau kebutuhan klien akan otonom.

4. Ansietas
a. Mayor
Dimanifestasikan oleh gejala dari tiga katagori: fisiologis, emosional,
dan kognitif. Gejala bervariasi sesuai dengan tingkat ansietas.

5. Koping Defensif
a. Mayor
1) Penyangkalan terhadap masalah/kelemahan yang nyata
2) Proyeksi kesalahan/tanggung jawab
3) Rasionalisasi kegagalan
4) Hipersensitivitas terhadap kritik yang ringan
5) Grandiositas
b. Minor
1) Sikap superior yang ditujukan kepada orang lain
2) Kesulitan dalam membangun atau mempertahankan hubungan
3) Tawa yang bermusuhan atau mengejek orang lain
4) Kesulita dalam menguji persepsi terhadap realita
5) Kurangnya kepatuhan atau peran serta dalam pengobatan atau
terapi
6. Stress Berlebihan

a. Fisiologis
1) Sakit kepala
2) Dispepsia
3) Kesulitan tidur
4) Kurang istirahat
5) Letih
b. Emosional
1) Menangis
2) Gelisah
3) Gugup
4) Lelah
5) Marah
6) Tidak sabar
7) Mudah kecewa
8) Merasa sakit
c. Kognitif
1) Penurunan memori
2) Cepat lupa
3) Sulit membuat keputusan
4) Kekhawatiran konstan
5) Penurunan rasa humor
6) Kesulitan berpikir jernih
d. Perilaku
1) Isolasi
2) Penurunan intimasi
3) Merokok berlebihan
4) Intoleransi
5) Makan berlebihan
6) Antipati/menunjukkan sikap permusuhan
C. Pathway

Pathway ini dibuat sesuai dengan diagnosa, tanda gejala, dan penyebab
dari stress koping adaptasi.
`

Gb. 1 : Pathway dari stress, koping, adaptasi

D. Pemeriksaan Diagnostik
Modalitas dignostik adalah macam-macam pemeriksaan diagnostik
yang disediakan untuk mendeteksi fungsi otak. Modalitas diagnostik ini

sangat diperlukan untuk kegiatan diagnosis dini, rujukan dini serta


skrining. Selain itu modalitas diagnostik juga membantu tenaga kesehatan
dalam mengembangkan kemampuan untuk memastikan gejala sedini
mungkin.
Beberapa prosedur diagnostik yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Elektroensefalogram (EEG)
Elektroensefalogram (EEG) digunakan untuk mengukur aktivitas elektrik
otak, mengidentifikasi disritmia, asimetris atau penekanan irama otak.
EEG juga digunakan untuk mendiagnosis epilepsi, neoplasma, stroke,
penyakit degeneratif dan metabolisme.
2. Computerized EEG Maping
Computerized EEG Maping digunakan mengukur aktivitas otak.
3. Computerized Axial Tomography (CT Scan)
CT Scan adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan
gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak,
mengukur struktur otak untuk mendeteksi lesi, abses, daerah infark atau
aneurisma. CT Scan juga dapat

mengidentifikasi perbedaan anatomi

pasien skizofrenia, gangguan mental organik, dan gangguan bipolar.


4. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Magnetic Resonance Imaging (MRI) ialah gambaran pencitraan bagian
badan yang diambil dengan menggunakan daya magnet yang kuat
mengelilingi anggota badan tersebut. Berbeda dengan "CT Scan", MRI
tidak menggunakan radiasi sinar-x dan cocok untuk mendeteksi jaringan
lunak, misalnya kista ataupun tumor yang masih sedikit, tetapi pencitraan
dengan MRI lebih mahal daripada menggunakan CT Scan. MRI digunakan
untuk mengukur anatomi dan status biokimia otak, mendeteksi edema
otak, iskemia, infeksi, neoplasma, trauma, dan lain-lain.
5. Positron Emission Tomography (PET)

Positron

Emission

Tomography,

yang

dikenal

dengan

sebutan

penggambaran PET adalah pemeriksaan diagnostik dengan cara visualisasi


fungsi tubuh menggunakan radioisotop yang memancarkan positron.
Positron adalah partikel tipis yang diemisikan dari unsur radioaktif
mengalir pada pasien, yang dikembangkan dengan teknik radioaktif untuk
menganalisa berbagai penyakit dalam kedokteran nuklir menggunakan
instrumen tomographic untuk menggambarkan sebagian organ tubuh dan
memfungsikannya dengan menyisipkan radio isotop ke dalam sistem
vaskuler dan kemudian mencari konsentrasi dari pengusut dalam berbagai
organ tubuh. PET digunakan untuk mengukur fungsi otak secara spesifik,
seperti : metabolisme glukose, penggunaan oksigen, aliran darah, dll.
6. Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT)
SPECT adalah bagian dari kedokteran nuklir untuk mengukur aliran darah
dan tingkat aktivitas otak pada pasien dengan gangguan, dan
membandingkannya dengan otak normal. sama dengan PET, tetapi SPECT
juga digunakan untuk melihat kesan dari aktivitas sirkulasi cairan
serebrospinalis.

E. Penatalaksanaan Medis
Stres adalah bagian dari kehidupan dan stres tidak dapat dihindari
tetapi dapat dikurangi dengan cara berespons. Cara yang paling terbaik
adalah menghadapi stres dengan respons rileks dan penilaian yang positif.
Menurut Weiss (2010) berbagai metode pertolongan pertama yang dapat
dilakukan untuk meredakan stres diantaranya:
a. Menangis dan atau berteriak
Penelitian menemukan bahwa menangis membantu mengurangi stres,
karena air mata dapat menyingkirkan iritan, zat kimia yang secara
klinis berhubungan dengan stres. Berteriak menimbulkan efek yang
sama, walaupun tidak menyingkirkan iritan dari sistem saraf jika tidak
disertai menangis. Tindakan berteriak dapat melepaskan stres dengan

memberi saluran pelepasan ketegangan. Berteriak tanpa ditujukan


kepada orang tertentu, dan dilakukan di dalam privasi kamar sendiri
atau di mobil atau tempat pengasingan diri ditempat terpencil lainnya
dapat membuat tenang dan memberikan kesempatan bagi pikiran untuk
menyelesaikan masalah secara rasional.
b. Latihan fisik dan meregangkan tubuh
Latihan fisik bahkan sekedar latihan peregangan tubuh berhasil baik
karena menghasilkan sensasi tubuh yang mengarahkan diri ke dalam
otak sendiri sebagai rasa nyaman. Bentuk latihan yang paling
sederhana adalah dengan kedua kaki sedikit terbuka, bungkukkan
badan dan sentuh jari kaki atau usahakan sedekat mungkin, sambil
mempertahankan lutut tetap lurus sementara tangan menggapai ke
bawah. Dalam latihan tersebut, jika dapat menyentuh jari kaki dengan
mudah, sentuhlah lantai diantara kedua kaki dengan telapak tangan rata
di atas lantai. Lakukan latihan ini tiga kali. Latihan ini meregangkan,
mengendurkan,dan merilekkan otot pada punggung sebelah bawah,
pada bahu, dan tungkai.
c. Dansa
Dansa cepat dalam bentuk apapun, walaupun bukan program
kebugaran dapat melegakan dan meredakan stres untuk sementara
waktu.
d. Seks
Stimulasi seksual melepaskan zat kimia asetilkolin ke dalam otak.
Penelitian menemukan bahwa seks menurunkan tekanan darah, selain
baik, kegiatan ini juga menyenangkan khususnya jika dilakukan
dengan pasangan yang dicintai.

e. Musik dan bacaan

Alternatif yang jauh lebih baik daripada minuman atau menggunakan


narkoba ataupun obat dengan resep dokter seperti valium, adalah
dengan

mendengarkan musik yang

menenangkan. Gabungkan

mendengarkan musik dan membaca buku sewaktu istirahat atau makan


siang, setel musik yang membuat rileks dan bacalah sebuah buku.
f. Meditasi dan self hypnosys
Meditasi entah bersifat keagamaan atau sekuler dapat menyingkirkan
stres yang dirasakan dengan memfokuskan pikiran pada sesuatu yang
tidak menimbulkan stres, pada gagasan yang mendatangkan ilham atau
doa atau suara memohon seperti mantra. Hipnosis, baik yang
disebabkan oleh diri sendiri, yang disebut denganself hypnosys atau
disebabkan oleh seorang ahli adalah bentuk relaksasi pertolongan
pertama yang paling radikal yang dapat digunakan untuk memperoleh
kendali mental atas stres.
g. Latihan relaksasi total
Lakukan persiapan untuk latihan ini, jika mungkin setel musik, lalu
lakukan latihan pernafasan selama sekitar satu atau dua menit.saat
bernafas visualisasikan di dalam pikiran kita hal-hal yang dirasakan
paling memuaskan. Segera sesudah berada didalam visualisasi diri
sendiri, perintahkan tubuh untuk rileks, keseluruhan otot pada satu
latihan, dari ujung kepala hingga kaki. Sewaktu kehilangan konsentrasi
pada titik tertentu kembalilah pada latihan pernapasan , berbicaralah
kepada diri sendiri untuk memulihkan konsentrasi itu. Sesudah berlatih
dari otot kepala hingga sel otot kaki, berbaring atau duduklah dengan
tenang selam abeberapa menit sebelum membuka mata. Hitung
perlahan hingga 10. Istirahatlah beberapaa menit sebelum bekerja
kembali. Kita akan menjadi sangat rileks dan kita harus memberi
kesempatan pada otak untuk pulih sebelum kembali dalam kesadaran
kita pada kenyataan yang ada.

F. Pengkajian Keperawatan
Perawat dapat mengumpulkan data dengan cara observasi,
wawancara, dan pemeriksaan. Data yang didapat dapat dikelompokkan
menjadi :
A. Data fisiologis
1. Peningkatan tekanan darah
2. Ketegangan otot meningkat
3. Peningkatan denyut nadi dan frekuensi napas
4. Keringat dingin pada telapak tangan
5. Tangan dan kaki dingin
6. Sakit kepala
7. Sakit perut (gangguan pencernaan)
8. Suara nada tinggi dan cepat
9. Nafsu makan berubah
10. Frekuensi miksi (proses pengeluaran urine melalui uretra)
bertambah
11. Sukar tidur atau sering terbangun
12. Dilatasi pupil
13. Gula darah meningkat
B. Data psikososial
1. Cemas dan ragu-ragu
2. Depresi
3. Bosan

4. Penggunaan obat dan zat meningkat


5. Pola makan berubah
6. Perubahan pola tidur dan kegiatan
7. Kelelahan mental
8. Perasaan tidak mampu
9. Harga diri kurang dan hilang
10. Mudah tersinggung dan cepat marah
11. Motivasi hilang
12. Menangis
13. Produktivitas dan kualitas kerja menurun
14. Cenderung melakukan kesalahan atau daya nilai buruk
15. Pelupa dan sering blocking
16. Sering melamun
17. Tidak konsentrasi pada tugas
18. Meingkat absen dan sering sakit
19. Minat hilang
G. Diagnosa Keperawatan
Dalam menulis diagnosa keperawatan ini kami mengutip dari beberapa
sumber diantaranya adalah Carpenito, Lynda Juall, dan Moyet, Buku Saku
Diagnosis

Keperawatan.2012.,

NANDA

International,

Diagnosis

Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi. 2012-2014., dan Wilkinson, Judith


M. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. 2011.

1. Ketidakefektifan Koping

a. Definisi
Ketidakefektifan koping adalah keadaan ketika individu mengalami
atau berisiko mengalami ketidakmampuan untuk menangani stressor
internal atau lingkungan secara adekuat karena sumber daya (fisik,
psikologis, perilaku dan/atau kognitif) yang tidak memadai (Lynda
Juall Carpenito-Moyet, 2012).
Ketidakefektifan koping adalah ketidakmampuan untuk membentuk
penilaian valid tentang stressor, ketidakadekuatan pilihan respon yang
dilakukan dan/atau ketidakmampuan untuk menggunakan sumber daya
yang tersedia (NANDA, 2012).
b. Batasan Karakteristik
Menurut Lynda Juall Carpenito-Moyet,2012 batasan karakteristik dari
ketidakefektifan koping adalah sebagai berikut
1) Mayor (Harus ada, satu atau lebih)
a) Pernyataan ketidakmampuan untuk mengatasi atau meminta
bantuan
b) Penggunaan mekanisme pertahanan yang tidak sesuai
c) Ketidakmampuan memenuhi peran yang diharapkan
d) Perilaku destruktif terhadap diri sendiri atau orang lain
2) Minor (Mungkin ada)
a) Rasa khawatir kronis, ansietas
b) Melaporkan kesulitan menghadapi stress kehidupan
c) Ketidakefektifan partisipasi sosial
d) Manipulasi verbal
e) Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
f) Pola respons nonasertif
g) Perubahan dalam pola komunikasi yang biasa
Menurut Judith M.Wilkinson, 2011 batasan karakteristik dari
ketidakefektifan koping adalah sebagai berikut
1) Subjektif
a) Perubahan dalam pola komunikasi yang biasanya

b) Kelelahan
c) Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi atau
meminta bantuan secara verbal
2) Objekif
a) Penyalahgunaan zat-zat kimia
b) Penurunan penggunaan dukungan sosial
c) Perilaku merusak terhadap diri sendiri dan orang lain
d) Tingginya angka kesakitan
e) Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
f) Ketidakmampuan untuk memenuhi harapan peran
g) Ketidakadekuatan menyelesaikan masalah
h) Kurangnya

perilaku

penyelesaian

yang

masalah,

mengarah

termasuk

pada

tujuan

ketidakmampuan

dan
untuk

mengikuti dan mengalami kesulitan dalam mengorganisasikan


informasi
i) Konsentrasi buruk
j) Berani mengambil risiko
k) Gangguan tidur
l) Menggunakan bentuk koping yang menghambat perilaku
adaptif
Menurut

NANDA

2012-2014

batasan

karakteristik

ketidakefektifan koping adalah sebagai berikut


1) Perubahan dalam pola komunikasi yang biasa
2) Penurunan penggunaan dukungan sosial
3) Perilaku destruktif terhadap orang lain
4) Perilaku destruktif terhadap diri sendiri
5) Letih, angka penyakit yang tinggi
6) Ketidakampuan memerhatikan informasi
7) Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar
8) Ketidakmampuan memenuhi harapan peran
9) Pemecahan masalah yang tidak adekuat
10) Kurangnya perilaku yang berfokus pada pencapaian tujuan

dari

11) Kurangnya resolusi masalah


12) Konsentrasi buruk
13) Mengungkapkan ketidakmampuan meminta bantuan
14) Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah
15) Pengambilan risiko, gangguan tidur
16) Penyalahgunaan zat
17) Menggunakan koping yang mengganggu perilaku adaptif
c. Faktor yang Berhubungan
Menurut

NANDA 2012-2014

faktor

yang

berhubungan

dari

ketidakefektifan koping adalah sebagai berikut


1) Gangguan dalam pola penilaian ancaman, melepas tekanan
2) Gangguan dalam pola melepaskan tekanan/ketegangan
3) Perbedaan gender dalam strategi koping
4) Derajad ancaman yang tinggi
5) Ketidakmampuan untuk mengubah energy yang adaptif
6) Sumber yang tersedia tidak adekuat
7) Dukungan sosial yang tidak adekuat yang diciptakan oleh
karakteristik hubungan
8) Tingkat percaya diri yang tidak adekuat dalam kemampuan
mengatasi masalah
9) Tingkat persepsi control yang tidak adekuat
10) Ketidakadekuatan kesempatan untuk bersiap terhadap stressor
11) Krisis maturasi, krisis situasi, ragu
Menurut Lynda Juall Carpenito-Moyet,2012 faktor yang berhubungan
dari ketidakefektifan koping adalah sebagai berikut
1) Patofisiologis
a) Berhubungan dengan kronisitas kondisi dan/atau regimen
perawatan diri yang kompleks
b) Berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh
c) Berhubungan dengan biokimia di otak
d) Berhubungan dengan pemikiran yang salah
2) Terkait-Penanganan

a) Berhubungan dengan perpisahan dengan keluarga dan rumah


(mis., perawatan di rumah sakit, tinggal di panti wreda)
b) Berhubungan dengan cacat karena operasi
c) Berhubungan dengan perubahan penampilan akibat obatobatan, radiasi, atau pengobatan lain
3) Situasional (Personal, Lingkungan)
a) Berhubungan dengan peningkatan konsumsi makanan sebagai
respons terhadap stress
b) Berhubungan dengan perubahan lingkungan fisik
c) Berhubungan dengan gangguan ikatan emosional
d) Berhubungan dengan kelebihan beban sensori
e) Berhubungan dengan sumber daya psikologis yang tidak
adekuat
f) Berhubungan dengan keterampilan menyelesaikan masalah
yang tidak efektif
g) Berhubungan dengan sistem keluarga yang tidak teratut
h) Berhubungan dengan toleransi terhadap frustasi dan control
impuls yang tidak adekuat
4) Maturasional
a) Anak atau remaja, berhubungan dengan : metode disiplin yang
tidak konsisten, ketakutan akan kegagalan, trauma masa kanakkanak, orang tua yang melakukan penyalahgunaan obat-obat
terlarang, Penolakan oleh orang tua, ansietas yang ditekan,
ansietas tingkat panic, control impuls buruk, keterampilan
sosial buruk, penolakan oleh teman sebaya.
b) Remaja, berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber daya
psikologis untuk beradaptasi terhadap perubahan fisik dan
emosional, kemandirian dari keuarga, hubungan, kesadaran
sosial, kebutuhan pendidikan, pilihan karier.
c) Dewasa Muda berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber
daya psikologis untuk beradaptasi terhadap pilihan karier,

kebutuhan pendidikan, meninggalkan rumah, menikah, menjadi


orang tua.
d)

Dewasa Menengah berhubungan dengan ketidakadekuatan


sumber daya psikologis untuk beradaptasi terhadap tanda-tanda
fisik penuaan, tekanan karier, masalah dalam membesarkan
anak, masalah dengan kerabat, kebutuhan akan status sosial,
orang tua yang semakin lanjut

e) Lansia berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber daya


psikologis

untuk beradaptasi terhadap perubahan fisik,

perubahan status financial, perubahan tempat tinggal, masa


pension dan respons orang lain terhadap individu lansia.
2. Penurunan Koping Keluarga
a. Definisi
Penurunan koping keluarga adalah keadaan ketika orang terdekat yang
biasa memberikan dukungan (anggota keluarga atau teman dekat)
memberikan bantuan, dukungan, kenyamanan atau dorongan yang
tidak memadai, tidak efektif, atau melemah yang mungkin diperlukan
oleh klien untuk mengelola atau menguasai tugas-tugas adaptif terkait
masalah kesehatannya (NANDA, 2012).
b. Batasan Karakteristik
Menurut NANDA 2012-2014 batasan karakteristik dari penurunan
koping keluarga adalah sebagai berikut
1) Objektif
a) Orang terdekat mengupayakan perilaku asistif/membantu
dengan hasil yang tidak memuaskan.
b) Orang terdekat mengupayakan perilaku suportif/mendukung
dengan hasil yang tidak memuaskan.
c) Orang terdekat menunjukkan perilaku protektif yang tidak
sesuai dengan kemampuan klien.
d) Orang terdekat menunjukkan perilaku protektif yang tidak
sesuai dengan kebutuhan otonomi klien.

e) Orang terdekat memasuki komunikasi personal yang terbatas


dengan klien.
f) Orang terdekat menarik diri dari klien.
2) Subjektif
a) Klien mengungkapkan keluhan mengenai respons orang
terdekat terhadap masalah kesehatan.
b) Klien mengungkapkan kekhawatiran mengenai respons orang
terdekat terhadap masalah kesehatannya.
c) Orang terdekat mengungkapkan dasar pengetahuan yang tidak
adekuat, yang mengganggu perilaku mendukung/suportif yang
efektif.
d) Orang terdekat mengungkapkan pemahaman yang tidak
adekuat yang mengganggu perilaku mendukung/suportif.
e) Orang terdekat menggambarkan preokupasi dengan reaksi
personal (mis., takut, dukacita antisipatif, rasa bersalah, cemas)
terhadap kebutuhan klien.
c. Faktor yang Berhubungan
1) Situasi penyerta yang memengaruhi orang yang penting bagi klien
2) Krisis perkembangan yang dapat dihadapi orang yang penting bagi
klien
3) Kelelahan dalam kemampuan suportif/memberikan dukungan dari
orang yang penting bagi klien
4) Informasi yang didapat oleh orang yang penting bagi klien tidak
adekuat
5) Pemahaman informasi secara tidak adekuat oleh orang yang
penting bagi klien
6) Informasi yang tidak benar yang didapat oleh orang yang penting
bagi klien
7) Pemahaman yang tidak benar mengenai informasi oleh orang yang
penting bagi klien
8) Kurangnya dukungan timbal balik

9) Sedikitnya dukungan yang diberikan kepada klien, dan selanjutnya


untuk orang yang penting bagi klien
10) Sakit yang berlangsung lama dan menghabiskan kemampuan
suportif/memberikan dukungan dari orang yang penting bagi klien
11) Krisis situasional yang dapat dihadapi orang yang penting bagi
klien
12) Disorganisasi keluarga yang sementara
13) Perubahan peran keluarga secara sementara
14) Kegelisahan sementara dari orang yang penting bagi klien.
3. Ketidakmampuan Koping Keluarga
a. Definisi
Ketidakmampuan koping keluarga adalah keadaan ketika keluarga
memperlihatkan atau berisiko memperlihatkan perilaku destruktif
dalam merespons ketidakmampuan untuk menangani stressor internal
atau eksternal karena sumber daya yang tidak adekuat (fisik, psikologis
atau kognitif) (Lynda Juall Carpenito-Moyet,2012).
Ketidakmampuan koping keluarga adalah perilaku orang terdekat
(anggota keluarga atau orang penting lainnya) yang membatasi
kapasitas/kemampuannya dan kemampuan klien untuk secara efektif
menangani tugas penting mengenai adaptasi keduanya terhadap
masalah kesehatan (NANDA, 2012).

b. Batasan Karakteristik
Menurut Lynda Juall Carpenito-Moyet,2012 batasan karakteristik dari
ketidakmampuan koping keluarga adalah sebagai berikut
1) Mayor (Harus ada, satu atau lebih)
a) Pemberian asuhan yang kasar atau ceroboh pada klien
b) Kekerasan pasangan
c) Hubungan yang tidak acuh dengan anggota keluarga lain
2) Minor (Mungkin ada)

a) Penyimpangan realitas berkenaan dengan masalah kesehatan


klien
b) Intoleran
c) Penelantaran
d) Agitasi
e) Agresi
f) Gangguan restrukturisasi unit keluarga
g) Penolakan
h) Depresi
i) Desersi
j) Bermusuhan
Menurut Judith M.Wilkinson, 2011 batasan karakteristik dari
ketidakmampuan koping keluarga adalah sebagai berikut
1) Subjektif
a) Depresi
b) Distorsi realitas tentang masalah kesehatan pasien (termasuk
penyangkalan ekstrem mengenai keberadaan atau keparahan
masalah kesehatan)
2) Objektif
a) Pengabaian
b) Agresi dan sikap bermusuhan
c) Agitasi
d) Melakukan rutinitas yang biasanya tidak memedulikan
kebutuhan klien
e) Perkembangan ketergantungan pasien
f) Perilaku keluarga yang menggangu kesejahteraan ekonomi atau
kesejahteraan sosial
g) Meninggalkan
h) Kebutuhan yang tidak diacuhkan
i) Gangguan pembedaan diri dari orang lain
j) Gangguan restrukturisasi kehidupan yang berarti bagi diri
sendiri

k) Intoleransi
l) Mengabaikan

perawatan

terhadap

pasien

menyangkut

kebutuhan dasar manusia atau terapi penyakit


m) Pengabaian hubungan dengan anggota keluarga yang lain
n) Perhatian berlebih terhadap klien secara berkepanjangan
o) Gejala psikosomatis
p) Penolakan
q) Mengikuti tanda-tanda penyakit klien.
c. Faktor yang Berhubungan
Menurut

NANDA 2012-2014

faktor

yang

berhubungan

dari

ketidakmampuan koping keluarga adalah sebagai berikut


1) Penanganan resistensi keluarga terhadap pengobatan yang berubahubah
2) Gaya koping yang tidak sesuai antara orang terdekat dan klien
untuk menangani tugas adaptif
3) Gaya koping yang tidak sesuai di antara orang terdekat
4) Hubungan keluarga yang sangat ambivalen
5) Orang terdekat lama tidak mengungkapkan perasaan (mis., rasa
bersalah, cemas, permusuhan, putus asa)
4. Ansietas
a. Definisi
Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respons otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak
diketahui oleh individu) ; perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan
yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan
individu untuk bertindak menghadapi bencana (NANDA, 2012).
b. Batasan Karakteristik
Menurut NANDA,2012 batasan karakteristik dari ansietas adalah
sebagai berikut

1) Perilaku
a) Penurunan produktivitas
b) Gerakan yang irelevan
c) Gelisah
d) Melihat sepintas
e) Insomnia
f) Kontak mata yang buruk
g) Mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam
peristiwa hidup
h) Agitasi
i) Mengintai
j) Tampak waspada
2) Afektif
a) Gelisah
b) Kesedihan yang mendalam
c) Distress
d) Ketakutan
e) Perasaan tidak adekuat
f) Berfokus pada diri sendiri
g) Peningkatan kewaspadaan
h) Iritabilitas
i) Gugup
j) Senang berlebihan
k) Rasa nyeri yang meningkatkan ketidakberdayaan
l) Peningkatan rasa ketidakberdayaan yang persisten
m) Bingung
n) Menyesal
o) Ragu/tidak percaya diri
p) Khawatir
3) Fisiologis
a) Wajah tegang
b) Tremor tangan

c) Peningkatan keringat
d) Peningkatan ketegangan
e) Gemetar
f) Tremor
g) Suara bergetar
4) Simpatik
a) Anoreksia
b) Eksitasi kardiovaskuler
c) Diare
d) Mulut kering
e) Wajah merah
f) Jantung berdebar-debar
g) Peningkatan tekanan darah
h) Peningkatan denyut nadi
i) Peningkatan reflex
j) Peningkatan frekuensi pernapasan
k) Pupil melebar
l) Kesulitan bernapas
m) Vasokonstriksi superficial
n) Kedutan pada otot
o) Lemah
5) Parasimpatik
a) Nyeri abdomen
b) Penurunan tekanan darah
c) Penurunan denyut nadi
d) Diare
e) Vertigo
f) Letih
g) Mual
h) Gangguan tidur
i) Kesemutan pada ekstremitas
j) Sering berkemih

k) Anyang-anyangan
l) Dorongan segera berkemih
6) Kognitif
a) Menyadari gejala fisiologis
b) Bloking pikiran
c) Konfusi
d) Penurunan lapang persepsi
e) Kesulitan berkonsentrasi
f) Penurunan kemampuan untuk belajar
g) Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah
h) Ketakutan terhadap konsekuensi yang tidak spesifik
i) Lupa
j) Gangguan perhatian
k) Khawatir
l) Melamun
m) Cenderung menyalahkan orang lain
c. Faktor yang Berhubungan
Menurut NANDA 2012-2014 faktor yang berhubungan dari ansietas
adalah sebagai berikut
1) Perubahan dalam :
a) Status ekonomi
b) Lingkungan
c) Status kesehatan
d) Pola interaksi
e) Fungsi peran
f) Status peran
2) Pemajanan toksin
3) Terkait keluarga
4) Herediter
5) Infeksi/kontaminan interpersonal
6) Penularan penyakit interpersonal

7) Krisis maturasi
8) Krisis situasional
9) Stress
10) Penyalahgunaan zat
11) Ancaman kematian
12) Ancaman pada :
a) Status ekonomi
b) Lingkungan
c) Status kesehatan
d) Pola interaksi
e) Fungsi peran
f) Status peran
g) Konsep diri
13) Konflik yang tidak disadari mengenai tujuan penting hidup
14) Konflik yang tidak disadari mengenai nilai yang esensial/penting
15) Kebutuhan yang tidak dipenuhi
5. Koping Defensif
a. Definisi
Koping Defensif adalah proyeksi berulang evaluasi diri positif palsu
berdasarkan pola perlindungan diri yang merupakan pertahanan
terhadap persepsi ancaman untuk memperoleh penghargaan diri yang
positif (Judith M.Wilkinson, 2011).

b. Batasan Karakteristik
Menurut Judith M.Wilkinson, 2011 batasan karakteristik dari koping
defensif adalah sebagai berikut
1) Subjektif
a) Mengingkari masalah dan kelemahan yang terlihat nyata
b) Kesulitan uji realitas

c) Proyeksi kesalahan dan tanggung jawab


d) Rasionalisasi kegagalan
2) Objektif
a) Waham kebesaran
b) Kesulitan dalam mempertahankan atau membina hubungan
c) Tertawa sinis atau mengolok-olok orang lain
d) Hipersensitivitas terhadap celaan dan kritikan
e) Kurang mengikuti atau berpartisipasi dalam perawatan atau
terapi
f) Tingkah laku superior terhadap orang lain.
Menurut Lynda Juall Carpenito-Moyet,2012 batasan karakteristik dari
koping defensif adalah sebagai berikut
1) Mayor
6) Penyangkalan terhadap masalah/kelemahan yang nyata
7) Proyeksi kesalahan/tanggung jawab
8) Rasionalisasi kegagalan
9) Hipersensitivitas terhadap kritik yang ringan
10) Grandiositas
2) Minor
6) Sikap superior yang ditujukan kepada orang lain
7) Kesulitan dalam membangun atau mempertahankan hubungan
8) Tawa yang bermusuhan atau mengejek orang lain
9) Kesulita dalam menguji persepsi terhadap realita
10) Kurangnya kepatuhan atau peran serta dalam pengobatan atau
terapi
c. Faktor yang Berhubungan
Menurut NANDA 2012-2014 faktor yang berhubungan dari koping
defensif adalah sebagai berikut
1) Konflik antara persepsi diri dan sistem nilai
2) Kurangnya sistem dukungan
3) Takut gagal

4) Takut akan penghinaan


5) Takut akan karma
6) Kurangnya penyesuaian
7) Tingkat kepercayaan yang rendah pada orang lain
8) Tingkat kepercayaan diri rendah
9) Ragu/tidak percaya
10) Harapan diri yang tidak realistic
6. Stress Berlebihan
a. Definisi
Stress berlebihan adalah keadaan ketika seseorang individu atau
kelompom mengalami jumlah dan jenis permintaan/tuntutan yang
sangat membebani dan berlebihan yang memerlukan tindakan (Lynda
Juall Carpenito-Moyet,2012 ).
b. Batasan Karakteristik
Menurut Lynda Juall Carpenito-Moyet,2012 batasan karakteristik dari
stress berlebihan adalah sebagai berikut
1) Fisiologis
6) Sakit kepala
7) Dispepsia
8) Kesulitan tidur
9) Kurang istirahat
10) Letih
2) Emosional
9) Menangis
10) Gelisah
11) Gugup
12) Lelah
13) Marah
14) Tidak sabar
15) Mudah kecewa
16) Merasa sakit

3) Kognitif
7) Penurunan memori
8) Cepat lupa
9) Sulit membuat keputusan
10) Kekhawatiran konstan
11) Penurunan rasa humor
12) Kesulitan berpikir jernih
4) Perilaku
7) Isolasi
8) Penurunan intimasi
9) Merokok berlebihan
10) Intoleransi
11) Makan berlebihan
12) Antipati/menunjukkan sikap permusuhan
c. Faktor yang Berhubungan
Menurut NANDA 2012-2014 faktor yang berhubungan dari stress
berlebihan adalah sebagai berikut
a. Sumber-sumber yang tidak adekuat (mis., tingkat financial, sosial,
pendidikan/pengetahuan)
b. Stressor yang intens (mis., perilaku kekerasan dalam keluarga,
sakit kronis, sakit terminal)
c. Banyak stressor penyerta (mis., ancaman/tuntutan lingkungan;
ancaman/tuntutan fisik; ancaman/tuntutan sosial)
d. Stressor berulang (mis., kekerasan dalam keluarga, sakit kronis,
sakit terminal).
H. Rencana Keperawatan
Dalam melakukan asuhan keperawatan, kita sebagai perawat wajib
mengetahui diagnosa keperawatan dan tujuan dilakukannya asuhan
keperawatan baru kita dapat menentukan rencana keperawatan yang akan kita
berikan kepada klien.
No

Diagnosa Keperawatan

Tujuan dan Kriteria

Intervensi

Hasil
1

Ketidakefektifan koping

NOC

NIC

Definisi :Ketidak mampuan

a. Decision making

untuk membentuk penilaian

b. Role inhasmet

valid

c. Sosial support

tentang

stressor,

Decision making
a. Menginformasika
n

pasien

ketidak adekuatan pilihan Kriteria hasil

alternative

atau

respon

solusi

lain

yang

dan/atau

dilakukan

ketidakmampuan

untuk menggunakan sumber


daya yang tersedia

efektif

komunikasi

yang

biasa

verbal

tentang koping yang


efektif

dukungan sosial
destruktif

terhadap orang lain


destruktif

untuk

membuat
keputusan
pasien

mengidentifikasi

penurunan stress

penggunaan

pasien

c. Bantu

c. Mengatakan

b. Penurunan

penanganan
b. Memfasilitasi

secara

a. Perubahan dalam pola

d. Perilaku

pola koping yang


b. Mengungkapkan

Batasan Karakteristik

c. Perilaku

a. Mengidentifikasi

keuntungan,

d. Klien

mengatakan

kerugian

telah

menerima

keadaan

tentang keadaannya
e. Mampu

dan

Role inhancemet
d. Bantu pasien untuk

mengidentifikasi

mengidentifikasi

terhadap diri sendiri

strategi

bermacam macam

e. Letih, Angka penyakit

koping

yang tinggi

tentang

nilai kehidupan
e. Bantu

f. Ketidakmampuan

pasien

identifikasi strategi

memerhatikan

positif

informasi

mengatur pola nilai

g. Ketidakmampuan

untuk

yang dimiliki

memenuhi kebutuhan

Coping enhancement

dasar

f. Anjurkan

h. Ketidakmampuan
memenuhi

harapan

peran
i. Pemecahan

pasien

untuk
mengidentifikasi
gambaran

masalah

perubahan

yang

yang tidak adekuat


j. Kurangnya

perilaku

realistis
g. Gunakan

yang berfokus pada

pendekatan tenang

pencapaian tujuan

dan meyakinkan

k. Kurangnya

resolusi

masalah

h. Hindari
pengambilan

l. Konsentrasi buruk

keputusan

m. Mengungkapkan

saat pasien berada

ketidakmampuan
untuk

mengatasi

masalah
risiko,

Gangguan Tidur,
o. Penyalahgunaan zat
p. Menggunakan koping
mengganggu

perilaku adaptif
Faktor yang berhubungan
a. Gangguan dalam pola
penilaian

ancaman,

melepas tekanan
b. Gangguan dalam pola
melepaskan tekanan /
ketegangan
c. Perbedaan

gender

dalam srategi koping


d. Derajad

ancaman

yang tinggi
e. Ketidakmampuan
untuk

dalam stress berat


i. Berikan informasi
actual yang terkait

n. Pengambilan

yang

pada

mengubah

energy yang adaptif


f. Sumber yang tersedia

dengan diagnosis,
terapi

dan

prognosis
Anticipatory Guidance

tidak adekuat
g. Dukungan sosial yang
tidak adekuat yang
diciptakan

oleh

karakteristik
hubungan
h. Tingkat percaya diri
yang tidak adekuat
dalam

kemampuan

mengatasi masalah
i. Tingkat

persepsi

control

yang

tidak

adekuat
j. Ketidak

adekuat

kesempatan

untuk

bersiap
2

terhadap

stressor
Ketidakmampuan koping NOC
keluarga

a. Family

Definisi : Perilaku terdekat


(anggota

keluarga

atau

orang penting lainnya) yang


membatasi

kapasitas

kemampuannya
kemampuan

/
dan

klien

untuk

secara efektif menangani


tugas

NIC

penting

mengenai

Coping, Coping Enhanchement

Disable

a. Bantu

keluarga

b. Parenting, Impaired

dalam

mengenal

c. Therapeutic

masalah (misalnya

Regimen

penatalaksanaan

Management,

konflik kekerasan,

Ineffective

kekerasan seksual)

d. Violence

Other

Directed, Risk for

adaptasikeduanya terhadap

Kriteria hasil :

masalah kesehatan.

a. Hubungan

b. Dorong partisipasi
keluarga

dalam

semua pertemuan
pemberi

Batasan karakteristik

Asuhan

pasien

a. Pengabaian

interaksi

dan

b. Agresi

hubungan

yang

c. Agitasi

positif

antara

kelompok
c. Dorong

keluarga

untuk
memperlihatkan
kekhawatiran dan

d. Menjamin

rutinitas

biasa

tanpa

menghormati

pemberi

dan

penerima asuhan
b. Performa

kebutuhan klien
e. Peningkatan

perawatan

langsung

ketergantungan klien

membantu

merencanakan

pemberi

asuhan

untuk

perawatan
pascahospitalisas
d. Bantu memotivasi

:penyediaan

keluarga

f. Depresi

perawatan kesehatan

berubah

g. Membelot

dan

membantu pasien

h. Tidak menghormati

personal yang tepat

beradaptasi

kepada

dengan

kebutuhan klien
i. Perilaku
yang

perawatan
anggota

keluarga

keluarga

oleh

mengganggu

pemberi

perawatan

kesejahteraan

keluarga

j. Permusuhan

pemberi

individualisasi
l. Gangguan

persepsi

stressor,perubahan
,

atau

ancaman

yang mengganggu

c. Kesejahteraan

k. Gangguan

untuk

pemenuhan

asuhan

derajat

persepsi

positif

mengenai

tuntutan dan peran


hidup
e. Dukungan emosi :

membangun kembali

status kesehatan dan

memberikan

kehidupan

kondisi

kehidupan

penenangan,

bermakna untuk diri

pemberi

perawatan

penerimaan,

sendiri

primer

yang

m. Intoleran
n. Perawatan
mengabaikan

dorongan

selama

d. Potensial ketahanan

periode stress

yang

Pemberi Asuhan :

e. Memfasilitasi

klien

faktor

yang

dan

partisipasi keluarga

dalam hal kebutuhan

meningkatkan

dalam

perawatan

dasar manusia

kontinuitas

emosi

dan

o. Perawatan
mangabaikan
dalam

yang

perawatan

klien

pemberi

hal

pengobatan penyakit
p. Hubungan
mengabaikan

yang

keluaarga

oleh
perawatan
dalam

pasien
f. Dukungan
keluarga

periode waktu yang

meningkatkan

lama

nilai,

e. Koping keluarga :

fisik

minat

tujuan keluarga

:
dan

anggota keluarga lain


q. Terlalu kawatir terus
menerus

mengenai

klien
r. Psikosomatis
s. Penolakan
t. Merasakan

tanda

penyakit klien
Faktor yang berhubungan
a. Penenganan resistesi
keluarga

terhadap

pengobatan

yang

berubah-ubah

tindakan
untuk

mengelola

stressor

yang

pelayanan

: kapasitas system

kesehatan

keluarga

sesuai

mempertahankan
rutinitas

perasaan

(mis.,rasa

bersalah,

cemas,

permusuhan,

putus

dan

yang

h. Mendorong pasien
dan

ikut

dalam

mengembangkan

aktivitas social dan

strategi

komunitas

untuk

fungsi

jika
sakit

atau

i. Mendorong pasien
ada

keluarga
kronis

mengalami

ketunandayaan
mengatasi
bantuan

keluarga jika perlu


i. Mencapai

stabilitas

finansial

untuk

memenuhi
kebutuhan

spiritual,

jika

diperlukan
j. Bantu

anggota
dalam

mengklarifikasi
apa yang mereka
harapkan

dan

butuhkan

satu

sama lain
Caregiver Support
k. Menyediakan

anggota

keluarga
j. Mampu
menyelesaikan
konflik

mencari dorongan

keluarga

masalah keluarga
h. Mencari

mengungkapkan

asa)

dalam

g. Mampu

tidak

memfasilitasi lokal

f. Normalisasi keluarga

yang

d. Orang terdekat lama

penggunaan

orang terdekat

ambivalen

Kesehatan

sumber keluarga

anggota

sangat

Sistem

pasien

tidak sesuai antara


c. Hubungan keluarga

g. Panduan

membebani sumber-

mengoptimalkan

b. Gaya koping yang

yang

keluarga

tanpa

kekerasan
k. Memperlihatkan

informasi penting,
advokasi,

dan

dukungan

yang

dibutuhkan

untuk

memfasilitasi
perawatan

primer

pasien selain dari

fleksibilitas peran

professional

l. Mengungkapkan

kesehatan

peningkatan

Family Support

kemampuan

untuk

melakukan

koping

terhadap perubahan
dalam struktur dan
dinamika keluarga
m. Mengungkapkan
perasaan yang tidak
terselesaikan
n. Identifikasi

gaya

koping

yang

bertentangan
o. Partisipasi

dalam

pengembangan

dan

implementasi
3

rencana perawatan.
koping NOC

Penurunan
kelurga

a. Caregiver Stressors

Definisi : Orang terdekat

b. Family

anggota

keluarga

yang

Coping,

Disable

NIC
Coping Enhancement
a. Dukungan
Pemberi Asuhan :

memberikan dukungan, rasa

c. Parenting, Impaired

Menyediakan

nyaman,

bantuan,

atau

d. Parental

informasi penting,

motivasi

tidak

adekuat,

Conflict

advokasi,

dan

e. Therapeutic

dukungan

yang

tidak

efektif,

atau

Role,

mengalami penurunan yang

Regimen

dibutuhkan untuk

mungkin diperlukan oleh

Management,

memfasilitasi

klien untuk mengelola atau

Ineffective

perawatan primer

Kriteria Hasil :

pasien selain dari

menguasai
adaptif

terkait

tugas-tugas
masalah

a. Keluarga

kesehatan

mengalami

Batasan karakteristik

penurunan

tidak

professional
kesehatan

koping

b. Peningkatan

Obyektif

keluarga

a. Orang

terdekat

b. Hubungan pasien

mengupayakan perilaku

pemberi

asistif/

adekuat

membantu

dengan hasil yang tidak


memuaskan
terdekat

mengupayakan perilaku
suportif/

mendukung

dengan hasil yang tidak


memuaskan
terdekat

menunjukkan

perilaku

yang tidak

sesuai

dengan

kemampuan klien
d. Orang

perilaku

yang

sesuai

tidak
dengan

kebutuhan

otonomi

klien
e. Orang
menunjukkan
protektif
kebutuhan

beradaptasi
c. Stresor, perubahan
atau

ancaman

yang mengganggu
pemenuhan
tuntutan dan peran

e. Normalisasi keluarga
f. Performa yang baik
asuhan

hidup
d. Dukungan emosi :
memberikan
penenangan,

langsung dan tidak

penerimaan

langsung

dorongan

dan
selama

e. Promosi
keterlibatan
keluarga

memfasilitasi
partisipasi
keluarga

dalam

terdekat

perawatan

emosi

perilaku

dan fisik pasien

yang

sesuai

tidak

f. Mobilitas

dengan

keluarga:

otonomi

klien

penggunaan
kekuatan keluarga

f. Orang
memasuki

keluarga

meningkat

pemberi

membantu pasien

periode stress

terdekat

menunjukkan
protektif

asuhan

kesehatan keluarga
d. Koping

dengan persepsi

yang meningkat

c. Orang
protektif

kesehatan

c. Kesejahteraan emosi
pemberi

b. Orang

koping

terdekat
komunikasi

untuk
mempengaruhi

personal yang terbatas

kesehatan

dengan klien

kearah

pasien
yang

g. Orang terdekat menarik


diri dari lien

positif
g. Pemeliharaan

Subyektif

proses keluarga :

a. Klien mengungkapkan

meminimalkan

keluhan

mengenai

respons orang terdekat


terhadap

masalah

kesehatan
b. Orang

yang

dampak gangguan
proses keluarga
h. Dukungan
keluarga

terdekat

meningkatkan

mengungkapkan

nilai, minat, dan

pemahaman yang tidak

tujuan keluarga

adekuat

yang

mengganggu
c. Orang

menggambarkan

memfasilitasi

dengan

penggunaan
pelayanan

Faktor yang Berhubungan

kesehatan

a. Perilaku peserta yang

sesuai

orang

yang penting bagi klien


b. Krisis
yang

perkembangan
dapat

dihadapi

pembelajaran

kemampuan untuk

klien

memahami

kemampuan

meningkatkan
memproses

dalam

yang

j. Fasilitas

orang yang penting bagi


c. Kelelahan

lokal pasien dan

reaksi personal

mempengaruhi

sistem

Kesehatan
terdekat

preokupasi

i. Panduan

dan

informasi

suportif

k. Membantu orang

informasi yang didapat

tua dan keluarga

oleh orang yang penting

lain

bagi klien

kronis atau yang

d. Krisis situasional yang


dapat dihadapi orang

anak

sakit

mengalami
ketunandayaan

yang penting bagi klien

kronis

e. Disorganisasi keluarga

dalam

memberikan

yang sementara

pengalaman hidup

f. Kegelisahan sementara

normal untuk anak

dari orang yang penting

dan

bagi klien

mereka

keluarga

l. Rawat

rehat

memberikan
perawatan jangkapendek
4

Ansietas

NOC

NIC

Definisi : Perasaan tidak

a. Anxiety self-control

Anxiety

nyaman atau kekawatiran

b. Anxiety level

(penurunan

yang samar disertai respon

c. Coping

kecemasan)

autonom ( sumber sering Kriteria Hasil :


kali tidak spesifik atau tidak

a. Gunakan

a. Klien

mampu

diketahui oleh individu ) ;

mengidentifikasi dan

perasaan

mengungkapkan

takut

yang

disebabkan oleh antisipasi

gejala cemas

terhadap bahaya. Hal ini

b. Mengidentifikasi,

merupakan
memperingatkan

menunjukkan tehnik

akan akan adanya bahaya

cemas

dan kemampuan individu


untuk bertindak menghadapi
ancaman

c. Vital

mengontrol
dalam

batas normal
ekspresi

a. Perilaku:

bahasa

1) Penurunan
2) Gerakan
ireleven

yang

semua

prosedur dan apa


dirasakan

selama prosedur

tubuh,

pasien

wajah,

situasi stress

tubuh

tingkat

produktivitas

c. Jelaskan

d. Pahami prespektif

d. Postur

Batasan Karakteristik

pelaku

pasien

yang
sign

harapan

terhadap

yang

untuk

yang

menenangkan
jelas

mengungkapkan dan

individu

pendekatan

b. Nyatakan dengan

isyarat

kewaspadaan

Reduction

dan

aktivitas

e. Temani

terhadap
pasien

untuk memberikan

menunjukkan

keamanan

berkurangnya

mengurangi takut

kecemasan

f. Dorong

dan
keluarga

3) Gelisah

untuk

4) Melihat sepintas

anak

5) Insomnia

menemani

g. Lakukan

6) Kontak mata yang


buruk

back/

neck rub
h. Dengarkan dengan

7) Mengekspresikan
kekawatiran karena
perubahan

dalam

peristiwa hidup

penuh perhatian
i. Identifikasi tingkat
kecemasan
j. Bantu

pasien

8) Agitasi

mengenal

9) Mengintai

yang

10) Tampak Waspada

menimbulkan

b. Affektif :

kecemasan

1) Gelisah, Distres
2) Kesedihan

yang

mendalam

k. Dorong

pasien

untuk
mengungkapkan

3) Ketakutan

perasaan,

4) Perasaan

tidak

adekua

ketakutan,
persepsi

5) Berfokus pada diri


sendiri

l. Instruksikan
pasien

6) Peningkatan

menggunakan

kewaspadan

teknik relaksasi

7) Iritabilitas
8) Gugup

situasi

m. Berikan
senang

berlebihan
meningkatkan
ketidak berdayaan
10) Peningkatan

rasa

ketidak berdayaan
yang persiste

untuk mengurangi
kecemasan

9) Rasa nyeri yang

obat

11) Bingung, menyesal


12) Ragu/

tidak

percaya diri
13) Khawatir
c. Fisiologis
1) Wajah

tegang,

tremor tangan
2) Peningkatan
keringa
3) Peningkatan
ketegangan
4) Gemetar, tremor
5) Suara bergetar
d. Simpatik
1) Anoreksia
2) Eksitasi
kardiovaskular
3) Diare,

mulut

kering
4) Wajah merah
5) Jantung berdebardebar
6) Peningkatan
tekanan darah
7) Peningkatan
denyut nadi
8) Peningkatan reflek
9) Peningkataan
frekwensi
pernapasan,

pupil

meleba
10) Kesulitan bernapas

11) Vasokontriksi
superfisial
12) Lemah,

Kedutan

pada otot
e. Parasimpatik
1) Nyeri abdomen
2) Penurunan tekanan
darah
3) Penurunan denyut
nadi
4) Diare,

Mual,

Vertigo
5) Letih,

Gangguan

tidur
6) Kesemutan

pada

extremitas
7) Sering berkemih
8) Anyang-anyangan
9) Dorongan

segera

berkemih
f. Kognitif :
1) Menyadari

gejala

fisiologis
2) Bloking

fikiran,

Konfus
3) Penurunan lapang
perseps
4) Kesulitan
berkonsentrasi
5) Penurunan
kemampuan
belajar

6) Penurunan
kemampuan untuk
memecahkan
masala
7) Ketakutan terhadap
konsekwensi yang
tidak spesifik
8) Lupa,

Gangguan

perhatian
9) Khawati, Melamun
10) Cenderung
menyalahkan
orang lain
Faktor Yang Berhubungan :
1) Perubahan

dalam

( status ekonomi,
lingkungan,

status

kesehatan,

pola

interaksi,

fungsi

peran, status peran)


2) Pemajanan toksin
3) Terkait keluarga
4) Herediter
5) Infeksi/kontaminan
interpersonal
6) Penurunan penyakit
interpersonal
7) Krisis

maturasi,

Krisis situasional
8) Stres,
kematian

Ancaman

9) Penyalahgunaan zat
10) Ancaman
(status

pada
ekonomi,

lingkungan,

status

kesehatan,

pola

interaksi,

fungsi

peran, status peran)


11) Konflik

tidak

disadari

mengenai

tujuan

penting

hidup
12) Konflik

tidak

disadari

mengenai

tujuan

penting

hidup
13) Konflik

tidak

disadari

mngenai

nilai

yang

esensial/penting
14) Kebutuhan

yang

tidak dipenuhi

Koping Defensif

NOC

NIC

Definisi : Keadaan keika Penerimaan:

Status Peningkatan

Koping,

individu

berulangkali Kesehatan, Harga Diri, Dukungan Emosional,

menampilkan

evaluasi-diri Keterampilan

Interaksi Peningkatan Kesadaran

yang positif namun palsu Sosial

Diri,

sebagai bentuk pertahanan Tujuan:

Lingkungan,

terhadap

ancaman

yang Individu

dirasakan pada harga diri melaporkan


yang positif.
Batasan

akan Mendengar Aktif


atau Intervensi Umum

menunjukkan sikap yang a.


Karakteristik kurang defensive

Penatalaksanaan

Kurangi

tuntutan

pada klien jika tingkat

(NORRIS

&

KUNES- Indikator

CONELL 1987)

stress meningkat

a. Mengidentifikasi

Mayor (80%-100%)

respons defensive

1) Penyangkalan terhadap

b. Menetapkan

b.

Gunakan

sikap

berdialog yang akan

tujuan mengurangi

sikap

masalah/kelemahan

yang

realistis defensive

yang nyata

bersama

dengan meningkatkan tindakan

2) Proyeksi

pemberi asuhan.

kesalahan/tanggung

c. Bekerja

jawab

efektif

3) Rasionalisasi kegagalan
4) Hipersensitivitas
terhadap

kritik

yang

ringan
5) Grandiositas
Minor (50%-79%)
6) Sikap

superior

yang

ditujukan kepada orang


lain
7) Kesulitan

dalam

membangun

atau

mempertahankan
hubungan
8) Tawa yang bermusuhan
atau mengejek orang
lain
9) Kesulitan

dalam

menguji

persepsi

terhadap realita
10) Kurangnya

kepatuhan

atau peran serta dalam


pengobatan atau terapi

secara
untuk

mencapai tujuan ini.

yang efektif

dan

Faktor yang berhubungan :


Lihat Harga Diri Rendah
Kronis, Ketidakberdayaan,
dan
6

Hambatan

Interaksi

Sosial
Stress Berlebihan

NOC

NIC

Definisi : Keadaan ketika Kesejahteraan,


seorang

individu

kelompok
jumlah

ansietas,

Kesehatan, modifikasi

perilaku,

mengalami Tingkat
dan

permintaan/tuntutan
sangat

atau Keyakinan

Penurunan

jenis Koping,

Intervensi

dan Kriteria Hasil :


yang

latihan

Pengetahuan: fisik

yang Sumber Kesehatan

membebani

berlebihan

Ansietas, peningkatan

a.

a. Mengidentifikasi

Bantu

Individu

untuk menilai stressor

memerlukan tindakan.

stressor yang dapat

mereka saat ini sebagai

Batasan Karakteristik

dikendalikan

stressor

a. Fisiologis
1) Sakit kepala
2) Dispepsia
3) Kesulitan
tidur
4) Kurang
istirahat
5) Letih
b. Emosional
1) Menangis

yang

tidak

dan
dapat

dikendalikan

ekstrinsik

(tidak dapat dikontrol)


atau intrinsic (sebagian

b. Mengidentifikasi

dapat dikontrol)

satu perilaku untuk

b.

mengurangi

cara mengatasi siklus

atau

Ajarkan

individu

menghilangkan,

stresnya dalam sebuah

guna meningkatkan

kemacetan lalu lintas

keberhasilan

dan

penatalaksanaan

peningkatan

stress

jantung dan frekuensi

cara

mengatasi
denyut

2) Gelisa

pernapasan

3) Gugup

perasaan marah yang

4) Lelah

kuat

5) Marah

Mandle 2006)

6) Tidak sabar
7) Mudah

serta

(Edelman

&

c. Minta Individu untuk


mendaftar

satu

atau

kecewa

dua perubahan yang ia

8) Merasa sakit

inginkan pada minggu

c. Kognitif

berikutnya

1) Penutunan
memori
2) Cepat lupa
3) Sulit

d. Jika terjadi gangguan


tidur, lihat gangguan
pola tidur
e. Jika

kebutuhan

membuat

spiritual

keputusan

diidentifikasi

4) Kekhawatira
n konstan
5) Penurunan
rasa humor
6) Kesulitan

yang
kurang,

lihat diagnosis distress


spiritual
f. Bantu

untuk

menetapkan

tujuam

yang realistic untuk

berpikir

mencapai gaya hidup

jernih

yang lebih seimbang

d. Perilaku
1) Isolasi
2) Penurunan
intimasi
3) Merokok
berlebihan
4) Intoleransi
5) Makan
berlebihan
6) Antipati/men
unjukkan
sikap
permusuhan
Faktor yang berhubungan :
Faktor yang berhubungan
dengan Stress Berlebihan
untuk satu individu dapat

dan

meningkatkan

kesehatan
g. Berikan

pendidikan

kesehatan dan rujuk


jika perlu

disebabkan banya stressor


penyerta yang dapat berupa
patofisiologis, maturasional,
terkait

penanganan,

situasional,

lingkungan,

dan/atau

personal,

Patofisiologis
Berhubungan

dengan

koping terhadap :
1) Panyakit
akut

(infark

miokard,
fraktur
pinggul
2) Penyakit
kronis
(artritis,
depresi,
COPD)
3) Penyakit
terminal
4) Diagnosis
baru (kanker,
herpes
genital, HIV,
multiple
sclerosis,
diabetes
mellitus)
5) Kondisi
kecacatan

Situasional
(Personal,
Lingkungan)
Berhubungan
kehilangan

dengan
actual

atau

antisipatif orang terdekat


sekunder akibat:
1) Kematian,
menjelang
ajal
2) Penceraian
3) Pindah tugas
militer
Berhubungan

dengan

koping terhadap :
1) Kematian
2) Penyerangan
3) Perang
Berhubungan
perubahan

dengan
actual

persepsi

atau
status

sosioekonomi

sekunder

akibat :
1) Tidak
bekerja
2) Promosi
3) Kehancuran
property
personal

4) Pekerjaan
baru
5) Penyakit
Berhubungan

dengan

koping terhadap:
1) Perilaku
kekerasan
dalam
keluarg
2) Penyalahgun
aan zat
3) Anggota
keluarga
yang baru
4) Masalah
hubungan
5) Maturasional
Berhubungan

dengan

koping terhadap :
1) Pensiu
2) Kehilangan
tempat
tinggal
3) Perubahan
finansial
4) Kehilangan
fungsional

I. Referensi

NANDA,NIC-NOC.

2015.

Panduan

Penyusuhan

Asuhan

Keperawatan

Profesional. Jogjakarta : MediAction


Lynda Juall Carpenito-Moyet. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi
13.Jakarta : EGC
Carpenito,

Lynda

Juall,

dan

Moyet.

2012.

Buku

Saku

Diagnosis

Keperawatan.Jakarta: EGC
Anonim.Koping.Available:http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=14968.
Diakses padaSabtu, 29 Agustus 2015 pukul 16. 29 WITA
Candra. 2012. Manajemen Stres. Denpasar : Poltekkes Denpasar jurusan
Keperawatan
Amrie,

Muhammad.

2011.

Penatalaksanaan

Stress.

Available:

https://www.scribd.com/doc/49126305/Penatalaksanaan-Stress-II-ByMuhammad-Ulul-Amrie. Diakses pada 28 Agustus 2015 pukul 22.00 WITA


Rhiema.

2010.

Asuhan

Keperawatan

Stres

Adaptasi.

Available:

http://www.scribd.com/doc/135683864/Asuhan-Keperawatan-StresAdaptasi#scribd. Diakses pada 25 Agustus 2015 pukul 16.00 WITA


NANDA International. 2012.Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2012-2014.Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta :
EGC
Ragil, armanda. 2012. Stres Adaptasi dan Mekanisme Pertahanan Diri. Available:
http://slideplayer.info/slide/2458528/ Diakses pada 27 Agustus 2015 pukul
20.00 WITA

You might also like