Professional Documents
Culture Documents
Pengkajian
1. Kala I
1. Riwayat sekarang, catat tanda persalinan seperti his yang teratur, frekuensi,
interval, adanya ruptur, selaput ketuban dan status emosional.
2. Pemeriksaan fisik, dilatasi uteri 0-3 cm posisi fetus, his anatara 5-30 menit
dan berlangsung selama 10-30 menit vagina mengeluarkan cairan pink,
coklat, ruptur, keluhan, DJJ terdengar lebih jelas di umbilikus
3. Kontraksi tekanan uterus dilatasi cerviks dan penurunan karakteristik yang
mengambarkan kontraksi uterus : Frekwensi, internal, intensitas, durasi,
tonus istirahat
4. Penipisan cerviks, evasemen mendahului dilatasi cerviks pada kehamilan
pertama dan sering diikuti pembukaan dalam kehamilan berikutnya
5. Pembukaan cerviks, adalah sebagian besar tanda-tanda yang menentukan
bahwa kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan kemajuan persalinan
6. Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlah fetus, letak
janin, penurunan janin.
7. Pemeriksaan Vagina: membran, cerviks, fetus, station.
8. Tes diagnostik dan laboratorium : spesimen urin, tes darah, ruptur membrane,
cairan amnion : Warna, karakter dan jumlah
2. Kala II
a. Data umum Peningkatan tekanan darah 5-10 mmhg, peningkatan RR, nadi
kurang dari 100, suhu tubuh dan diaporesis
c. Tanda yang menyertai kala II : Keringat terlihat tiba-tiba diatas bibir, gerakan
ekstremitas, pembukaan serviks, his lebih kuat dan sering, ibu merasakan
tekanan pada rektum, merasa ingin BAB, ketuban +/-, perineum menonjol,
anus dan vulva membuka, gelisah mengatakan saya ingin BAB < usaha keras
tanpa disadari, pada waktu his kepala janin tampak di vulva, meningkatnya
pengeluaran
darah
dan
lendir,
kepala
turun
di
dasar
panggul,
3. Kala III
1
Sirkulasi
-
Keamanan
-
Seksualitas
-
Darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
dari endometrium, biasanya dalam 1-5 menit setelah melahirkan
bayi.
4. Kala IV
a. Tanda tanda vital : Vital sign dapat memberikan data dasar untuk diagnosa
potensial, komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia. Pada kala IV
Temperatur : Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan
dengan keadaan temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas
normal selama rentang waktu satu jam pertama,kenaikan pada periode ini
mungkin berhubungan dengan dehidrasi atau kelelahan
Intervensi
a) Gunakan tehnik pernapasan
Rasional: Tehnik pernapasan dapat meningkatkan relaksasi otot
abdomen dengan demikian menambah ukuran kapasitas abdomen
sehingga mengurangi gesekan ( priksi ) antara uterus dan dinding
abdomen
Intervensi Rasional
a) Perkenalkan diri pada klien dan berikan support
Rasional: memperkenalkan diri merupakan salah satu pendekatan
kepada klien dan suport yang diberikan dapat menambah semangat
hidup klien dalam menanti kelahiran
b) Komunikasikan peran seperti support perawatan dan pengetahuan
perawat secara verbal dan non verbal
Rasional: Ibu akan lebih mengerti dan memahami tentang persalinan,
peran perawat sehingga akan mengurangi rasa takut dan klien akan
tenang
c) Orientasikan klien ke lingkungan ( tempat persalinan )
Rasional: orientasi terhadap lingkungan membuat klien lebih
mengetahui dan dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat
persalinan sehingga akan mengurangi rasa takut
b. Fase Aktif
1) Defisit volume cairan b/d intake cairan yang tidak adekuat
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
a) Catat tentang jumlah dan waktu berkemihRasional : Kandung kemih
yang penuh menimbulkan ketidaknyamanan dan turunnya bayi ke
pelvis
b) Kosongkan kandung kemih setiap 2 jam
Rasional: Frekuensi lebih sering selama proses persalinan
c) Kolaborasi pemasangan kateter
Rasional: Membantu dalam pengosongan kandung kemih sehingga
penurunan kepala bayi ke pelvis tidak terhambat
3) Cemas b/d ketidaktahuan tentang situasi persalinan, nyeri pada saat persalinan
Intervensi Rasional
a) Jelaskan prosedur sebelum memulai melakukan tindakan
Rasional: Mengingatkan pasien untuk mengendalikan dan
mempersiapkan mentalnya, hal ini mengurangi kecemasan yang
dialami
b) Beri gambaran yang jelas tentang proses persalinan
Rasional: Dengan gambaran yang jelas tentang persalinan, ibu akan
lebih memahami dan mengerti tentang proses persalinan sehingga akan
mengurangi perasaan takut dan pasien akan tenang
Intervensi Rasional
a) Catat secara berkala tentang perubahan tingkah laku ibu sehingga
memudahkan dalam pemberian tindakan
Rasional: Untuk mengetahui perubahan tingkah laku ibu sehingga
memudahkan dalam pemberian intervensi
b) Anjurkan kepada ibu untuk konsentrasi dalam mengontrol dengan
berkomunikasi
Rasional: Konsentrasi dan komunikasi yang baik akan membantu
dalam intervensi yang akan dilakukan
c) Menyarankan pada suami untuk memberi semangat atau dukungan
moril
Rasional: Ibu membutuhkan seseorang untuk meminta bantuan dan
dorongan. Suami adalah salah seorang yang sangat penting
2. Kala II
1) Gangguann rasa nyaman nyeri b/d mengedan dan meregangnya perineum
Intervensi Rasional :
a) Anjurkan sebaiknya posisi miring kliri
Rasional :Menghidari penekanan pada vena cava, sehingga
meningkatkan sirkulasi ke ibu maupun janin
b) Pertahankan kandung kemih tetap dalam keadaan kosong
Rasional : Kandung kemih yang kosong memperlancar penurunan
bagian terendah janin dan mengurangi tekanan sehingga sirkulasi
lancar
c) Pertahankan alat tenun dalam keadaan bersih, rapi dan kering
Rasional : Meningkatkan rasa nyaman ibu
d) Anjurkan ibu untuk kumur-kumur atau basahi bibir dengan lemon
gliserin
Rasional : Ibu merasa segar dan nyaman
Tujuan :
ibu menerima pergerakan bowel pada saat melahirkan sebagai suatu yang
normal
Intervensi Rasional
a) Memberitahukan pada ibu, bahwa bukan merupakan suatu hal yang
biasa bagi ibu untuk memiliki pergerakan bowel selama melahirkan
Rasional : Motilitas gastro entestinal menurun dalam persalinan dan
usaha yang ekspulsif. Diiringi penurunan bagian terendah janin
menyebabkan pengeluaran tinja
b) Bila tinja keluar, bersihkan secepatnya, sementara ibu memberikan
timbal balik yang positif dalam usaha mengedan
Rasional : Jika perawat tidak beraksi secara negatif, atensi ibu akan
teralihkan dari pergerakan bowelnya ke usaha mengedan
3) Resiko tinggi cedera pada ibu dabn janian b/d penggunaan secara tetap manuver
palpasi, posisi kaki tidak tepat, tindakan yang salah dari penolong
Intervensi Rasional
a) Bantu ibu bentuk posisi yang nyaman yaitu posisi setengah duduk
dengan bahu dan pungung yang ditopang oleh seorang anggota
keluarga.
b) Periksa denyut nadi setiap 15 menit dan ukur tekanan darah
c) Periksa DJJ antara tiap-tiap kontraksi
d) Yakinkan ibu dengan kata-kata langsung dan dengan cara yang
menyenangkan dan rileks
e) Bila perinium menonjol, anus membuka kepala anak terlihat didepan
vulva sat kontraksi dan tidak masuk maka penolong akan mulai
memimpin persalinan
f) Penolong cuci tangan dan menggunakan sarung tangan steril
g) Jika ada dorongan untuk meneran bantulah persalinan :
Melahirkan kepala
Periksa lilitan tali pusat pada leher
Melahirkan bahu depan dan belakang
Melahirkan badan bayi
Menjepit tali pusat dengan 2 klem dan gunting diantara kedua klem
tersebut
Menaikan bayi lebih tinggi dari perut ibu dan menaruh diatas perut
ibu
Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui kemungkinan
adanya janin yang lain
Injeksi oksitoksin
3. Kala III
1) Koping individu tidak efektif b/d. selesainya proses persalinan yang berbahaya
bagi neonatus dan kurang pengalaman merasakan tahap ketiga persalinan
Intervensi:
a) Jelaskan pada ibu dan suaminya apa yang diharapkan dalam tahap ke 3
dari persalinan
Rasional :Untuk mendapatkan kerja sama
Intervensi:
a) Monitor kehilangan cairan (darah urtine, pernafasan ) dan tanda-tanda
vital, inspeksi turgor kulit dan membran mukosa terhadap kekeringan
Rasional : Untuk mempertahankan hidrasi
b) Berikan cairan secara oral/parenteral sesuai anjuran dokter
Rasional :Untuk menilai status hidrasi
c) Monitor keras lembutnya uterus setelah lepasnya plasenta
Rasional : Untuk memastikan kontraksi uetrus yang adekuat dan
mencegah kehilangan darah lebih lanju
d) Berikan obat-obatan sesuai anjuran dokter .
Rasional :Untuk membantu kontraksi uterus.
4. Kala IV
Intervensi:
a) Monitor VS, warna kulit, dan tonus uterus
Rasional : Penting untuk mengidentifikasi perubahan dalam vital sign
dan tonus uterus segara untuk menghentikan perdarahan post
b) Kaji posisi uterus dan lokhia yang keluar, masagge vundus uterus
Rasional : Jika fundus tidak dirasakan pada pertengahan setinggi
umblikus, ini menunjukan distansia blas
c) Kaji distansia kandung kemih
Rasional : Dsitansia blas dapat mendorong uterus ke luar dari
tempatnya dan menambah atonia uterus.
d) Masase fundus uterus merangsang otot-otot uterus untuk berkontraksi
Intervensi:
a) Anjurkan untuk merubah posisi selang seling dan menghindari duduk
untuk beberapa waktu
Rasional: Tekanan dari tempat satu posisi dapat menyebabkan
bertambahnya nyeri
b) Berikan bantal untuk alas ketika duduk dikursi
Rasional : Untuk meningkatkan kenyamanan
c) Pemberian analgetik sesuai program dokter
Rasional : Analgetik bekerja pada bagian atas otak untuk mengurangi
rasa nyeri
d) Beri penjelasan mengenai rasionalisasi dari nyeri dan masage uterus
dengan halus
Rasional : Penggunaan bantuan topikal meningkatkan kenyamanan di
daerah perianal
Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi klien dapat mengerti dan bisa
melaksanakan sesuai dengan cara menyusui yang baik
Intervensi :
a) Kaji tingkat pengetahuan ibu mengenai cara menyusui yang baik
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan ibu dalam
menyusui bayinya sehingga kita dapat membantu tentang bagaimana
teknik menyusui yang baik
b) Kaji konsistensi payudara dan lakukan massage
Rasional : Apakah terjadi bendungan pada payudara dan untuk
merangsang pembentukan asi, sehingga mengatasi bendungan
c) Anjurkan ibu untuk menyusuai bayinya sesering mungkin
Rasional : Isapan bayi merangsang oksitosin sehingga merangsang
refleks let down yang menyebabkan ejeksi asi ke sinus alktiferus
kemudian duktus yang ada pada putting / ariol
d) Berikan HE pada ibu tentang pentingnya perawatan payudara
Rasional : Untuk memotivasi ibu dalam melakukan perawatan
payudara secara dini
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.KonsepAsuhanKeperawatanPadaIntranatal.
(dalamhttp://macrofag.blogspot.com/2013/02/askep-intra-partum.html) Diakses
pada Senin 23 Oktober 2014 Pukul 16.15 WITA.
Anonim.2013.KonsepPersalinan(IntranatalCare).
(dalamhttp://boulluwellwinda.blogspot.com/2013/04/konsep-persalinanintranatal-care.html) Diakses pada Senin 23 Oktober 2014 Pukul 16.15 WITA.
Bobak, LowdermilkJensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas edisi 4. Jakarta:
EGC.
Carpenitto, L. J. 2001. Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC.
Doenges, M.E.; Moorhouse, M.F.. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi: Pedoman
untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien edisi 2. Jakarta: EGC
Hanifa Wiknjosastro, Prof. dr. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik WUS dan
melakukan
tindakan
keperawatan
dalam
mengatasi
masalah
kehamilanpersalinan dan nifas, membantu dan mendeteksi penyimpanganpenyimpangan secara dini dari keadaan normal selama kehamilan sampai
persalinan dan masa diantara dua kehamilan, memberikan konsultasi tentang
perawatan kehamilan, pengaturan kehamilan, membantu dalam proses
persalinan dan menolong persalinan normal, merawat wanita masa nifas dan
bayi baru lahir sampai umur 40 hari menuju kemandirian, merujuk kepada
tim kesehatan lain untuk kondisikondisi yang membutuhkan penanganan
lebih lanjut.
Perawat mengadakan interaksi dengan klien untuk mengkaji masalah
kesehatan dan sumber-sumber yang ada pada klien, keluarga dan masyarakat;
merencanakan dan melaksanakan tindakan untuk mengatasi masalah-maslah
klien, keluarga dan masyarakat; serta memberikan dukungan pada potensi
yang dimiliki klien dengan tindakan keperawatan yang tepat. Keberhasilan
penerapan asuhan keperawatan memerlukan kerjasama tim yang terdiri dari
pasien, keluarga, petugas kesehatan dan masyarakat.
2. Persalinan buatan, bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
3. Persalinan anjuran (partus presipitatus)
2.3 Faktor-Faktor Penting dalam Persalinan
Faktor faktor yang mempengaruhi persalinan adalah :
1. Power (his atau kontraksi otot rahim, kontraksi otot dinding perut, kontraksi
diagrafma pelvis atau kekuatan mengejan, keregangan dan kontraksi
ligamentum rotundum).
2. Passenger atau janin dan plasenta.
3. Passage (jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang).
menit
dan
berlangsung
selama
10-30
menit
vagina
tekanan
uterus
dilatasi
cerviks
dan
penurunan
Membantu
relaksasi,
meningkatkan
kenyamanan
4. Memberikan HE pada klien bahwa respon nyeri ini
sudah indikasi positif dan memang harus ada untuk
mengakhiri kala I dan mendekati kala transisi
Rasional : Informasi yang cukup dapat mengurangi
kecemasan dan merupakan salah satu aspek sayang ibu
2)
tempat
persalinan
sehingga
akan
membuka, gelisah mengatakan saya ingin BAB < usaha keras tanpa
disadari, pada waktu his kepala janin tampak di vulva, meningkatnya
pengeluaran darah dan lendir, kepala turun di dasar panggul,
meneran,amnesia, perasaan panas dan tegang pada perineum, tremor,
kelelahan, emosi labil, takut, gelisah, ketidakpercayaan dan merintih.
Monitoring terhadap : His (frekuensi, kekuatan, jarak, intensitas),
keadaan janin ( penurunan janin melalui vagina), kandung kemih
penuh/tidak, nadi dan tekanan darah. Durasi kala II kemajuan pada
kala II : Primigravida berlangsung 45 60 menit , multipara
berlangsung 15 30 menit
2. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan rasa nyaman nyeri b/d mengedan dan meregangnya
perineum
Tujuan : ibu dapat mengontrol rasa nyeri yang dialaminya dan
meningkatkan rasa nyaman
Intervensi Rasional
a) Anjurkan sebaiknya posisi miring kliri
Rasional : Menghidari penekanan pada vena cava, sehingga
meningkatkan sirkulasi ke ibu maupun janin
b) Pertahankan kandung kemih tetap dalam keadaan kosong
Rasional : Kandung kemih yang kosong memperlancar
penurunan bagian terendah janin dan mengurangi tekanan
sehingga sirkulasi lancar
c) Pertahankan alat tenun dalam keadaan bersih, rapi dan kering
Rasional : Meningkatkan rasa nyaman ibu
d) Anjurkan ibu untuk kumur-kumur atau basahi bibir dengan
lemon gliserin
Rasional : Ibu merasa segar dan nyaman
e) Jelaskan pada ibu bahwa relaksasi selama kontraksi sangat
penting Rasional : Ibu mengerti dan kooperatif.
f) Anjurkan teknik nafas dalam dan ekspirasi melalui hidung
Rasional : Nafas dalam untuk mengisi paru-paru.
pada
syaraf
berdiameter
besar
sehingga
palpasi
abdomen
untuk
mengetahui
dan
kedinginan, mengobservasi
tanda-tanda
dari
ibu,
D. KALA IV
Kala IV dimaksudkan
untuk
merubah
posisi
selang
seling
dan
Tekanan
dari
tempat
satu
posisi
dapat
dalam
melakukan
PENULISAN
DOKUMENTASI
PADA
IBU
BERSALIN (INTRANATAL)
Dokumentasi asuhan keperawatan pada ibu bersalin (intranatal)
merupakan
bentuk
catatan
dari
asuhan
keperawatan
yang
ginekologi,
termasuk
masa
nifas
dan
laktasi,
riwayat
merumuskan
diagnosis
potensial
berdasarkan
uterus
yang
berlebihan,
bidan
harus
hidramnion, makrosomi,
Tekanan darah
Status membrane
Pemberitahuan
kepada
pemberi
perawatan
tentang
kedatangan pasien
Gerakan janin
Riwayat alergi
Status psikososial
Pendokumentasian Persalinan
Perawat kelahiran dan persalinan (Labor and Delivery, (L&D)
dapat menjadi sangat kreatif dalam hal format dokumentasi. Perawat dapat
menggunakan kertas tisu bekas, pakaian, sarung bnatal, bungkusan kasa,
kotak sarung tangan, dan bahkan kulit mereka sendiri. Tentu saja, data
yang dituliskan pada format tersebut kemudian dipindahkan ke format
yang resmi. (dengan harapan tempat tidur belum dibersihkan, sampah
belum dibuang, dan sebagainya).
Perawat menggunakan ritual pencatatan yang aneh ini karena
mereka mengetahui bahwa pencatatan waktu yang akurat terhadap
kejadian utama merupakan hal yang diperlukan; oleh karena itu mereka
melakukannya sedemikian rupa tanpa harus memakan waktu untuk pergi
dari situasi darurat yang memerlukan bantuan. Perawat mengetahui bahwa
idealnya pencatatan dilakukan bersamaan. Secara realistis, jika DJJ
(Denyut Jantung Jain) turun, tingkat dokumentasi terkadang berpindah ke
bagian paling bawah dari prioritas. Proses keperawatan memerlukan sikap
yang dinamis dan tepat guna. Pada situasi darurat, tindakan lebih penting
daripada kata-kata tertulis. Dengan demikian, pencatatan retrospektif lebih
baik daripada tidak ada dokumentasi sama sekali (Simpson, Creehan,
1996). Sesegera mungkin, perawat harus mencatat proses keperawatan
secara akurat. Data yang terlambat dimasukkan setelah hasil yang bururk
sering kontroversial dalam gugatan (Simpson, Creehan, 1996). Tetapi,
cerita diperlukan untuk diceritakan, dan seseorang yang membaca catatan
itu dikemudian hari akan mampu memahami kronologis kejadian yang
sebenarnya.
tertentu
mengharuskan
yang
terjadi
pada
didokumentasikannya
persalinan
kriteria
dan
spesifik.
kelahiran
Tabel
10-2
Upaya valsava
TAMBAHAN MATERI
A. PENGERTIAN
Persalinan normal adalah peristiwa lahirnya bayi hidup dan plasenta dari
dalam uterus dengan presentasi belakang kepala melalui vagina
tanpa mengunakan alat pertolongan pada usia kehamilan 30-40 minggu
atau lebih dengan berat badan bayi 2500 gram atau lebih dengan lama
persalinan kurang dari 24 jam yang dibantu dengan kekuatan kontraksi
uterus dan tenaga mengejan.
Sedangkan menurut WHO persalinan normal adalah peralinan yang
dimulai secara spontan ( dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan
lahir ), beresiko rendah pada awal persalinan dan presentasi belakang
kepala pada usia kehamilan antara 37-42 minggu setelah persalinan ibu
maupun bayi berada dalam kondisi baik.
B. FISIOLOGI PERSALINAN
Proses persalinan dapat terjadi dengan adanya perubahan hormone
estrogen, progesterone, prostaglandin, uterus yang menjadi besar dan
meregang, tekanan pada ganglion cervicale dan penurunan fungsi plasenta.
Selain hal tersebut, persalinan juga dipengaruhi oleh 3 faktor P, yaitu :
1. Power ( Tenaga )
2. His ( kontraksi otot rahim ). Dimana menurut faalnya. His persalinan
dapat dibagi atas :
Kala I
Mulainya kontraksi uterus hingga mencapai pembukaan lengkap.
Kala I dibagi menjadi 2 fase ;
a. Fase Laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan servik secara bertahap
o Pembukaan servik hingga 3 cm
o Berlangsung 8 jam
b. Fase Aktif
Kala II
Dimulai dari pembukaan sampai bayi lahir. Lamanya pada
primi 1 jam dan pada multi jam.
Adapun tanda dan gejala kala II :
o Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
o Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada
rectum dan vagina
o Perineum menonjol
o Vulva vagina dan spingter anal membuka
Yang harus dipantau dalam kala II
o Kelahiran bayi ( penilaian cepat akan warna, tangisan, gerakan
)
o Nadi ibu
o TFU
o Kontraksi uterus
o Janin ke 2
Diagnosis kala II persalinan dapat ditegakkan atau dasar hasil VT,
yang menunjukkan :
- Pembukaan cervik lengkap
- Terlihatnya kepala bayi diintroitus vagina.
Kala III
Kala IV
1. Masa 2 jam setelah plasenta lahir
2. Yang perlu diobservasi
- Tekanan darah
- Nadi
- Suhu
- Tinggi fundus uteri
- Kontraksi
- Perdarahan pervaginam
Lamanya persalinan
Primigravida
Multigravida
Kala I
12,5 jam
7 jam 20 menit
Kala II
80 menit
30 menit
Kala III
10 menit
10 menit
Persalinan
14 jam
8 jam
estrogen
mengakibatkan
peningkatan
aktifitas
PERSALINAN KALA 1 :
daripada
darah
haid.
jam.
selaput
ketuban
pecah
spontan
(beberapa
kepustakaan
sebelum
pembukaan
cm).
sebelumnya,
sehingga
langsung
terjadi
proses
serviks
pada
fase
laten
pasien
primigravida
PERSALINAN KALA 2 :
lebih
sering,
lebih
lama,
sangat
kuat.
Selaput ketuban mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala 2.
Peristiwa penting pada persalinan kala 2
1. Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun
sampai dasar panggul.
2. Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat.
3. Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik)
4. Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis
(simfisis pubis sebagai sumbu putar / hipomoklion), selanjutnya
dilahirkan badan dan anggota badan.
dengan
mudah.
Selanjutnya
lahir
badan
PERSALINAN KALA 3 :
PERSALINAN KALA 4 :
OBSERVASI PASCAPERSALINAN
dengan
mekanisme
kompensasi
dengan
timbulnya
masa
nifas.
mekonium
(pub
bayi).
otot-otot kandung kencing. Dengan demikian, jika ada kerusakankerusakan pada otot-otot kandung kencing, otot-otot cepat pulih
kembali sehingga tugasnya cepat pula kembali.
Defekasi (boker) harus ada 3 hari paska melahirkan. Bila ada
obstipasi, dapat diberikan pencahar seperti SOLAC (sponsor). Bila
terdapat after pain/ mules dapat diberikan analgetika/ sedativa supaya
dapat tidur. Delapan jam paska melahirkan ibu disuruh menyusui
bayi untuk merangsang laktasi.
Ibu tidak boleh menyusukan bayi jika menderita:
- Penyakit typus
- TBC aktif
- Kelainan jantung berat
- Keracuna tiroid
- Diabetes berat
- Gangguan jiwa
- Puting yang masuk kedalam
- Morbus hansen (lepra)
Perawatan payudara
Cuci areola payudara & puting susu dengan teratur dengan
sabun dan beri minyak/ cream agar tetap lemas. Jangan sampai kelak
mudah lecet/ pecah-pecah. Sebelum menyusui payudara harus
dibiarkan lemas dengan melakukan message secara menyeluruh.
Bersihkan sebelum menyusui. Jika bayi meninggal, laktasi harus
dihentikan dengan cara mengadakan pembalutan kedua mamma
hingga tertekan & dapat pula diberi obat penekan laktasi
bromocryptin sehingga lactogenic hormon tertekan.
Pemeriksaan Paska Melahirkan
1.Keadaan umum
2.Keadaan payudara & putingnya
3.Dinding perut, apakah ada hernia
4.Keadaan perineum
5.Kandung kencing, ada sistokel/ uretrokel atau tidak.
6.Rektum, ada rektokel & pemeriksaan tonus. M. sfingerani.
7.Adanya fluor albus (keputihan)
8.Keadaan serviks, uterus & adnexanya.
Perdarahan yang mungkin terjadi dalam masa 40 hari biasa
disebabkan oleh adanya subinvolusi uteri (rahim yang lambat
mengecil) terhadap penderita tidur dan diberi tablet ergometrin. Bila
perdarahan tetap ada, lakukan kuretase untuk menyingkirkan
kemungkinan adanya sisa-sisa plasenta. Bila curiga ada keganasan,
lakukan
pemeriksaan
sitologi
&
eksisi
percobaan
untuk
menyingkirkan keganasan.
C. MACAM-MACAM PERSALINAN LAINNYA
1. Persalinan spontan : Persalinan yng berlangsung dengan kekuatan
sendiri dan
2. Persalinan buatan : Persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar
(misalnya forcep )
3. Persalinan anjuran : Persalinan yang tidak dimulai sendiri, tetapi
baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocyn /
prostaglandin.