Professional Documents
Culture Documents
Kelompok A
Albert Fernandes
Citra Kurniasari
Ferry Arwansyah
Ivan Sebastian P
DEFINISI
Suatu anomali refraksi pada mata dimana bayangan
difokuskan di depan retina, ketika mata tidak di
dalam kondisi berakomodasi
Miopia (nearsightedness) adalah suatu kelainan
refraksi dimana sinar-sinar sejajar masuk ke bola
mata tanpa akomodasi akan dibiaskan di depan
retina. Sehingga untuk meletakkan bayangan di
retina maka titik terjauh harus lebih dekat ke bola
mata dibandingkan dengan orang normal. Untuk
mengoreksinya dengan lensa sferis negatif terkecil
EPIDEMIOLOGI
>> mengenai anak-anak
Perbandingan perempuan: laki-laki = 1.4:1
KLASIFIKASI
Etiologi/patofisiolo
gi
Aksial
refraktal
Perkembanga
n patologi
Simplex(fisiolo
gi)
Patologis/mali
gna
American
Optometric
Asociation
Simpel
myopia
Noctrurnal
myopia
Pseudomyopi
a
Degenerativ
e myopia
Induced
myopia
Lensa koreksi
Ringan
Sedang
berat
BERDASARKAN
ETIOLOGI
Miopia aksial : disebabkan oleh sumbu orbita yg lebih
panjang dibandingkan panjang fokus media refraksi.
N =22.6
Menurut plempius(1632) kel anatomi
Menurut Donders (1864) memanjangnya bola
mata akibat tekanan otot saat konvergensi
Levinsohn (1925) akibat sering melihat ke bawah
menyebabkan regangan bola mata
disebabkan
oleh
Penyebab :
Kornea terlalu melengkung<7.7 mm
Terjadi penyerapan cairan o/ lensa sehingga lebih
cembung & daya bias
Peningkatan indeks bias pd cairan bola mata (pd DM)
Faktor predisposisi :
Keturunan
Ras/etnis Asia (70-90%)
Perilaku kebiasaan melihat dekat terus menerus,
kebiasaan membaca dgn penerangan kurang
BERDASARKAN
PERKEMBANGAN PATOLOGIS
Miopia simplex/fisiologis : tdk disertai kelainan
fundus/kelainan fundus ringan. Kelainan fundus
ringan ini dpt berupa cresent myopia yg berkembang
lambat. Berat kelainan < -5D smp -6D
Miopia patologis : myopia maligna/degeneratif.
Adanya progresifitas kelainan fundus. Pd anak2
terjadi peningkatan beratnya myopia dlm waktu
relatif pendek -6D
BERDASARKAN AMERICAN
OPTOMETRIC ASOCIATION
Miopia Simpleks. Miopia jenis ini disebabkan oleh dimensi bola mata
yang terlalu panjang atau indeks bias kornea maupun lensa kristalina
yang terlalu tinggi. Ini dikenal dengan miopia fisiologis.
Miopia Nokturnal yang hanya terjadi pada saat kondisi disekeliling
kekurangan cahaya, sebenarnya fokus titik jauh mata seseorang
bervariasi terhadap tahap pencahayaan yang ada. Terjadinya miopia
nokturnal ini dipercaya disebabkan oleh pupil yang sangat berdilatasi
untuk memasukan cahaya, sehingga menimbulkan aberasi dan
menambah kondisi miopia
Pseudomiopia yang diakibatkan oleh rangsangan yang berlebihan
terhadap mekanisme akomodasi sehingga terjadi kekejangan otot-otot
siliaris yang memfiksasi lensa kristalina. Di Indonesia, pseudomiopia
disebut juga dengan miopia palsu, karena sifatnya yang hanya
sementara sampai kekejangan akomodasinya dapat direlaksasikan
BERDASARKAN LENSA
KOREKSI
Klasifikasi miopia berdasarkan besarnya derajat
refraksi anomaly, antara lain :
1.Miopia ringan : Spheris 0.25 Dioptri s/d Spheris
3.00 Dioptri
2.Miopia sedang : Speris 3.25 Dioptri s/d Spheris
6.00 Dioptri
3.Miopia tinggi : lebih dari Spheris 6.25 Dioptri
GAMBARAN KLINIS
Penglihatan jauh kabur, sedangkan untuk dekat tetap
terang. Kadang-kadang pada daerah lapangan pandangan
ia melihat seperti benang-benang, dan lain-lain disebabkan
oleh jaringan retina perifer mengalami proses degenerasi
dan terlepas dalam corpus vitreus (muscae volitantes).
Pada miopia tinggi , punctum remotum terletak lebih dekat
maka titik terjauh masih terang terlihat sehingga ia harus
berkonvergensi lebih banyak dari pada biasa sehingga akan
menimbulkan astenopia oleh konvergensi yang berlebihan
(astenopia konvergensi)
DIAGNOSIS
Anamnesa
Refraksi subyektif pakai snellen card
Refraksi objektif retinoskopi. Mengamati reflek
fundus yg bergerak berlawanan arah
Autorefraktor (komputer)
PENATALAKSANAAN
Miopia bisa dikoreksi dengan menggunakan lensa
spheris negatif sehingga cahaya yang sebelumnya
difokuskan di depan retina dapat jatuh tepat di
retina.
OPERATIVE
Beberapa tehnik operasi yang telah digunakan untuk
mengatasi kelainan refraktif miopia ini, diantaranya :
1.
2.
3.
4.
5.
PERMASALAHAN
REFRACTIVE
SURGERY
PANDUAN INTERVAL
MINIMUM POST OPERATIF
preoperative
refractive
error
Hingga 6.00
D
6.00 10.00
D
Lebih dr
10.00 D
Radial
Keratotomy
3 bulan
6 bulan
6 bulan
Photo
Refractive
Keratotomy
3 bulan
6 bulan
6 bulan
LASIK
3 bulan
3 bulan
6 bulan
PENCEGAHAN
Mencegah kebiasaan buruk seperti :
a. Biasakan anak duduk dengan posisi tegak sejak kecil.
b. Memegang alat tulis dengan benar.
c. Lakukan istirahat setiap 30 menit setelah melakukan kegiatan
atau menonton televisi.
membaca
AEROMEDICAL
CONSIDERATION
Miopia berat > -6; sangat berat > -8
Pilot dengan kelainan refraksi tinggi harus melakukan
pemeriksaan mata secara khusus setiap 5 tahun
Seorang pilot dapat dikatakan fit bila tajam penglihatan jauh
dengan atau tanpa koreksi harus atau lebih baik dari 6/9
pada setiap mata secara terpisah, dan tajam penglihatan
binokuler harus 6/6 atau lebih.
Standar tajam penglihatan ini bisa didapatkan dengan
koreksi lensa mata, dan dinyatakan fit bila:
Lensa digunakan saat mengajukan dan pelaksanaan uji license
atau rating
Sebagai tambahan, kaca mata yang sesuai harus siap sedia
selama pelaksanaan uji license
Tonometri
Pemeriksaan dengan:
Tonometer Schiotz:
> 1/7,5 : dinyatakan FIT
< 6/7,5 : harus dilakukan pemeriksaan
Tonometer Aplanasi:
< 18 m : dinyatakan FIT, dan
18 m : dinyatakan UNFIT,
Depth Perception
AEROMEDICAL
DISCUSSION
Koreksi miopia dengan kaca mata menghasilkan
bayangan yang lebih kecil di retina
Dapat terjadi Aberasi
Lensa kontak atau lensa refraksi tinggi, yang lebih
tipis, lebih nyaman dan dapat mengurangi aberasi,
sebaiknya digunakan pada kasus miopia berat.
Koreksi dengan kacamata atau lensa kontak yang
tidak sesuai dapat menurunkan stereopsis dan
sensitivitas kontras yang akan memicu nyeri ocular
dan fatigue (asthenopia).
AEROMEDICAL
DISPOSITION
Seorang pilot dapat dikatakan fit bila tajam
penglihatan jauh dengan atau tanpa koreksi harus
atau lebih baik dari 6/9 pada setiap mata secara
terpisah, dan tajam penglihatan binokuler harus 6/6
atau lebih.
Standar tajam penglihatan ini bisa didapatkan
dengan koreksi lensa mata, dan dinyatakan fit bila:
Lensa digunakan saat mengajukan dan pelaksanaan uji
license atau rating
Sebagai tambahan, kaca mata yang sesuai harus siap
sedia selama pelaksanaan uji license
Refractive
error
> -1.50 but
-3.00
> -3.00
> -1.50 but
-4.50
> -4.50
> -4.00
> -5.50
Waiver
Potential
Yes
No
Yes
No
Yes
Yes
PASCA OPERASI
JENIS OPERASI
Photorefraktif keratektomi
(PRK)
LAMANYA
3 Bulan
6D
6 Bulan
>6D
Laser
assisted
in-situ
keratomieleusis (LASIK)
10 D
> 10 D
3 Bulan
6 Bulan
REFERENSI
1. Vaoughan, et all. Optalmology umum edisi 14. Widya Medika. 2000.
2. American Optometric Association. Optometric clinical practice guidline care of the
patient with myopia. 2006.
3. Ilyas S. 2007. Ilmu penyakit mata edisi ke-3. Jakarta: FK UI.
4. Curtin BJ.The myopia. Philadelphia: Harper & Row. 2002. p 348-381.
5. Mansjoer A. 2002. Kapita selekta kedokteran. Edisi Ke-3 Jilid 1. Media Aesculapius.
Jakarta: FK UI.
6. Hall JE. Guyton and hall textbook of medical physiology 13 th ed. Philadelphia: Elsevier.
2016.
7. CAA. Medical examiners - medical manual. New Zealand. 2014.
8. Direktorat Jendral Perhubungan Udara. SKEP/30/II/2009 tentang pengujian kesehatan
tambahan untuk penerbang berusia diatas 60 (enam puluh) tahun. Departemen
Perhubungan. 2009.
9. ASAMS. Clinical practice guideline for excessive refractive error. 2007.
10.International Civial Aviation Organization. Manual of Civil Aviation Medicine: Doc 8984.
Canada; 2012 p356-9.
TERIMA KASIH