You are on page 1of 20

SATUAN ACARA PENYULUHAN

CEGAH PENYAKIT DENGAN PHBS


Topik

: Penyuluhan tentang PHBS di tatanan Rumah Tangga dan


Rumah Sakit

Hari/Tanggal

: Sabtu, 15 Agustus 2015

Waktu

: 30 menit

Tempat Pelaksanaan

: Ruang

Sasaran

: Pasien dan Keluarga Pasien

Sub Topik

: 1. Pengertian PHBS
2. Tatanan PHBS.
3. Sasaran dan Manfaat PHBS di tatanan Rumah Tangga
dan Rumah Sakit
4. Indikator PHBS di tatanan Rumah Tangga dan Rumah
Sakit.
5. Cara Mencuci Tangan yang Benar

A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan pesatnya perkembangan era globalisasi, serta adanya transisi
demografi dan epidemiologi penyakit, maka masalah penyakit akibat perilaku dan
perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya cenderung
akan semakin kompleks. Perbaikannya tidak hanya dilakukan pada aspek pelayanan
kesehatan, perbaikan pada lingkungan, gaya hidup masyarakat, dan merekayasa
kependudukan atau faktor keturunan, tetapi perlu memperhatikan faktor perilaku
yang secara teoritis memiliki andil 35 - 40 % terhadap derajat kesehatan (Dinkes
Sulawesi Selatan, 2006). Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan
cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak
sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) (Evanta Maria, 2009).
Sejatinya program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) telah
diluncurkan sejak tahun 1996 oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, yang

sekarang bernama Pusat Promosi Kesehatan. Kebijakan Indonesia Sehat 2010


menetapkan tiga pilar utama yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan
kesehatan bermutu adil dan merata. Untuk mendukung pencapaian visi Indonesia
Sehat 2010 telah ditetapkan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dengan Keputusan
Menteri Kesehatan No.131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu subsistem dari SKN
adalah subsistem Pemberdayaan Masyarakat. Kebijakan Nasional Promosi
Kesehatan (Promkes) untuk mendukung upaya peningkatan perilaku sehat ditetapkan
visi

nasional

Promkes

sesuai

Keputusan

Menteri

Kesehatan

RI.

No.1193/MENKES/SK/X/2004 yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2010 (PHBS


2010). Untuk melaksanakan program Promkes di daerah telah ditetapkan Pedoman
Pelaksanaan Promkes di daerah dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI.
No.1114/Menkes/SK/VIII/2005 (Eva Yanti, 2010).
PHBS yang kini tidak lagi menjadi istilah asing di masyarakat, jika dilihat
dari kepanjangannya yakni Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu terkait dengan
perilaku seseorang menyangkut kebersihan lingkungan yang dapat mempengaruhi
kesehatannya. Banyak penyakit dapat dihindari dengan pelaksanan PHBS, mulai dari
diare, DBD, flu burung, atau pun flu babi yang akhir-akhir ini marak terjadi. Salah
satu faktor yang mendukung PHBS adalah kesehatan lingkungan yang ada di sekitar
tempat tinggal individu. Penerapan PHBS di berbagai tatanan menjadi hal yang
utama dalam mencegah penyebaran penyakit, diantaranya di tatanan rumah tangga
sebagai tempat tinggal individu serta di tatanan rumah sakit sebagai tempat yang
sangat rawan dalam penyebaran penyakit. Meskipun, hal ini menjadi hal yang patut
dijadikan sorotan oleh banyak pihak, namun masih banyak masyarakat yang belum
memahami dan belum mengaplikasikan PHBS dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Hal ini dapat dilihat pada situasi Rumah Sakit, dimana masih terdapat pihak-pihak
yang merokok di area rumah sakit yang dapat mengganggu kondisi pasien lain dan
mengotori lingkungan sekitar. Berdasarkan hal tersebut, maka sangat penting untuk
dilakukan penyuluhan mengenai penerapan PHBS baik di tatanan rumah tangga serta
rumah sakit sebagai bekal mereka untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit.

B. TUJUAN
1) Tujuan Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan peserta penyuluhan dapat memahami
dan mengaplikasikan PHBS dalam kehidupan mereka.
2) Tujuan Khusus :

Setelah dilakukan penyuluhan peserta penyuluhan dapat:


a. Menjelaskan pengertian PHBS.
b. Menyebutkan tatanan PHBS.
c. Menjelaskan tentang sasaran dan manfaat PHBS di tatanan Rumah Tangga
dan Rumah Sakit.
d. Menjelaskan indikator PHBS di tatanan Rumah Tangga dan Rumah Sakit.
e. Mempraktikkan cara mencuci tangan yang benar.

C. PESERTA PENYULUHAN
Pasien dan Keluarga Pasien yang dirawat di Rumah Sakit Bhakti Rahayu.
D. PELAKSANAAN KEGIATAN
No.

Waktu

1.

5 menit

Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan Peserta

Pembukaan:

Moderator mengucapkan salam

Melakukan

perkenalan

diri

panitia

Menyampaikan

maksud

2.

10

Mengadakan kontrak waktu

Penyaji

mengidentifikasi

pengetahuan peserta
Pelaksanaan:

Menjawab salam

Memperhatikan
pengarahan

dan

tujuan

dari

moderator

Peserta

menjawab

pertanyaan penyaji

menit

Menjelaskan tentang pengertian

Peserta

PHBS.

mendengarkan

Menjelaskan tatanan PHBS

penjelasan penyaji

Menjelaskan tentang sasaran


dan manfaat PHBS di tatanan
rumah tangga dan RS

Menjelaskan indikator PHBS di


rumah tangga dan RS

10
menit

Mendemonstrasikan cara

mencuci tangan yang benar.


Evaluasi:
Moderator
mempersilakan

peserta untuk bertanya


Penyaji menjawab pertanyaan

dari peserta
Penyaji memberikan pertanyaan
kepada

peserta

untuk

mengevaluasi peserta

Peserta diperbolehkan
mengajukan
pertanyaan
materi

terkait
yang

disampaikan penyaji
Peserta
menjawab
pertanyaan
penyaji

dari
sesuai

kemampuan
4

5 menit

Terminasi:
Menga

khiri kontrak

Salam

penutup
Jumlah

30 menit

Menjawab salam

E. METODE

Ceramah

Tanya jawab

Demonstrasi

F. MEDIA

Power point

Leaflet.

G. PENGORGANISASIAN KELOMPOK
Penyuluh
Moderator
Observer

:
:
:

H. SETTING TEMPAT

5
5

5
4

5
4

4
5
5
5

5
5
4

5
4
Keterangan gambar:

1.

Penyuluh

2.

Moderator

3.

Observer

4.

Fasilitator

5.

Peserta

I.

EVALUASI ( Rencana Evaluasi )


1.

Evaluasi Struktur
Rencana kegiatan dipersiapkan tiga hari sebelum kegiatan dengan melakukan
kontrak sebelumnya dengan keluarga dan informasi kepengurusan dua hari
sebelum kegiatan. Sarana prasarana seperti leaflet, power point, dan materi
penyuluhan disiapkan sehari sebelum pelaksanaan.

2.

Evaluasi Proses
a.

Kegiatan berlangsung tepat waktu

b.

Peserta yang hadir 60% dari jumlah total


peserta

c.

Peserta yang aktif bertanya 50% dari total


peserta.

3.

Evaluasi Hasil
60% dari sasaran penyuluhan mampu:
a. Menjelaskan kembali pengertian PHBS.
b. Menyebutkan dan menjelaskan kembali 3 dari 5 tatanan PHBS.
c. Menyebutkan dan menjelaskan kembali 50% manfaat dan sasaran PHBS
di tatanan rumah tangga dan rumah sakit.
d. Menyebutkan dan menjelaskan kembali 50% indikator PHBS di tatanan
rumah tangga dan rumah sakit.
e. Mendemonstrasikan kembali cara mencuci tangan yang benar.

J.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1.

Materi

2.

Leaflet

Lampiran Materi

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)


A. PENGERTIAN PHBS
-

Program Perilaku hidup Bersih dan Sehat (PHBS) telah diluncurkan sejak
tahun 1996 oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, yang sekarang
bernama Pusat Promosi Kesehatan. Program ini dijalankan dengan kesadaran
bahwa dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, dengan
demikian diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak

sehat menjadi sehat. (Dinas Kesehatan Prov. Jawa Tengah, 2009)


Menurut UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera
dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomi. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan
sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki
kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia

(IPM).
Perilaku Sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk
memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari
ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan

Masyarakat. (Dinas Kesehatan Prov. Sulawesi Selatan, 2006)


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku guna membantu masyarakat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri sehingga masyarakat sadar, mau dan mampu
mempraktekkan PHBS melalui pendekatan pimpinan (Advocacy), bina
suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment).
Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya
sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat

menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan


-

meningkatkan kesehatannya. (Dinas Kesehatan Prov. Jawa Tengah, 2009)


PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di
dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah wujud keberdayaan


masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal
ini ada 5 program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya
Hidup, Dana Sehat / Asuransi Kesehatan / JPKM. (Dinas Kesehatan Prov.
Sulawesi Selatan, 2006)

B. TATANAN PHBS
1) PHBS di Rumah Tangga
Perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan rumah tangga
merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar,
mau dan mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari
ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.

Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga,


yaitu :
- Pasangan Usia Subur
- Ibu Hamil dan Menyusui
- Anak dan Remaja
- Usia lanjut
- Pengasuh Anak
Manfaat PHBS di Rumah Tangga, yaitu :
- Anggota keluarga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit
- Anak tumbuh sehat dan cerdas
- Produktivitas anggota keluarga meningkat
- Pengeluaran biaya dapat dialokasikan untuk pemenuhan gizi
keluarga,
-

pendidikan

dan

modal

usaha

pendapatan
Mampu mengupayakan lingkungan sehat

untuk

peningkatan

Mampu mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan


Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
Mampu mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat
seperti Posyandu, JPKM, tabungan bersalin, arisan jamban,

kelompok pemakai air, ambulan desa.


Peningkatan kinerja dan citra alokasi biaya penanganan masalah
kesehatan dapat di alihkan untuk pengembangan lingkungan sehat

dan penyedian sarana kesehatan merat bermutu dan dan terjangkau


Menjadi pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pengembangan
PHBS di rumah tangga
(Dinas Kesehatan Prov. Jawa Barat, 2006)

2) PHBS di Tempat Umum


Tempat-tempat umum merupakan sarana yang diselenggarakan oleh
pemerintah atau swasta, atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan
masyarakat, seperti sarana pariwisata, transportasi umum, sarana ibadah,
sarana olahraga, sarana perdagangan, dan sebagainya. Kondisi lingkungan
yang buruk dan perilaku yang tidak sehat di tempat-tempat umum dapat
menimbulkan berbagai penyakit. Untuk mencegah resiko terjadinya berbagai
penyakitdan melindungi diri dari ancaman penyakit setiap individu,
kelompok

dan

masyarakat

tempat-tempat

umum,

diharapkan

dapat

melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).


PHBS di tempat-tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan
masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau
dan mampu untuk mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam
mewujudkan tempat-tempat umum yang ber-PHBS. Melalui penerapan PHBS
di tempat umum ini, diharapkan masyarakat yang berada di tempat-tempat
umum akan terjaga kesehatannya dan tidak tertular atau menularkan penyakit.
Tujuan PHBS di tempat-tempat umum :
-

Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat di tempattempat umum.

Meningkatnya

tempat-tempat

umum

sehat,

khususnya

tempat

perbelanjaan/pasar, rumah makan, tempat ibadah dan angkutanangkutan.


Manfaat PHBS di Tempat-tempat Umum :

Bagi Masyarakat:
- Masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit.
- Masyarakat mampu mengupayakan lingungan sehat, serta mampu
mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi

Bagi Tempat Umum:


- Lingkungan di sekitar tempat-tempat umum menjadi lebih bersih,
indah dan sehat, sehingga meningkatkan citra tempat umum.
- Meningkatkan pendapatkan bagi tempat-tempat umum sebagai
akibat dari meningkatnya kunjungan pengguna tempat-tempat
umum.

Bagi Pemerintah Kabupaten/Kota :


- Peningkatan persentase tempat umum sehat menunjukkan kinerja
dan citra pemerintah kabupaten / kota yang baik.
- Kabupaten/Kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain
dalam pembinaan PHBS di tempat-tempat umum.

Sasaran PHBS di Tempat-tempat Umum :


-

Masyarakat pengunjung

Pedagang dan Pembeli/konsumen

Petugas kebersihan, keamanan pasar

Pengelola (pramusaji)

Jamaah

Pemelihara/pengelola tempat ibadah

Penumpang dan Awak angkutan umum

Pengelola angkutan umum


(Dinas Kesehatan Prov. Jawa Barat, 2006)

3) PHBS di Sekolah
PHBS di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh
peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah
penyakit,

meningkatkan

kesehatannya,

serta

berperan

aktif

dalam

mewujudkan lingkungan sehat. PHBS di lingkungan sekolah merupakan


kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai penyakit yang sering
menyerang anak usia sekolah (6 10 tahun), yang ternyata umumnya
berkaitan dengan PHBS. PHBS di sekolah Penerapan PHBS ini dapat
dilakukan melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah. (Edi Danureja,
2008)
Sasaran PHBS di sekolah adalah :
1) Sasaran primer : sasaran utama yang akan diubah perilakunya yaitu
murid dan guru yang bermasalah.
2) Sasaran sekunder: sasaran yang dapat mempengaruhi individu yang
bermasalah (Kepala sekolah, guru, orang tua, murid).
3) Sasaran tersier: sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur
pembantu dlm menunjang pendanaan, kebijakan dan kegiatan untuk
tercapainya PHBS.
Manfaat PHBS di sekolah adalah :
1) Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru,
dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan
dan ancaman penyakit
2) Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada
prestasi belajar peserta didik.
3) Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga
mampu menarik minat orang tua (masyarakat).
4) Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan
5) Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain. (Eva Yanti, 2010)

4) PHBS di Tempat Kerja


Perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja merupakan upaya
memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan
PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja sehat. Penerapan
PHBS di tempat kerja diperlukan untuk menjaga, memelihara dan
mempertahankan kesehatan pekerja agar tetap sehat dan produktif.
Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tempat Kerja :
-

Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja.


Meningkatkan produktivitas kerja.
Menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
Menurunkan angka absensi tenaga kerja.
Menurunkan angka penyakit akibat kerja dan lingkungan

kerja.
Memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan kerja dan
masyarakat.

Manfaat PHBS di Tempat Kerja

Bagi Pekerja :
- Setiap pekerja meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.
-

Produktivitas pekerja meningkat yang berdampak pada peningkatan


penghasilan pekerja dan ekonomi keluarga.

Pengeluaran biaya rumah tangga hanya ditujukan untuk peningkatan


taraf hidup bukan untuk biaya pengobatan.

Bagi Masyarakat :
- Tetap mempunyai lingkungan yang sehat walaupun berada di sekitar
tempat kerja.
- Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan

oleh tempat kerja setempat.


Bagi Tempat Kerja :
- Meningkatnya produktivitas kerja pekerja yang berdampak positif
terhadap pencapaian target dan tujuan.

- Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan.


- Meningkatnya citra tempat kerja yang positif.
Bagi Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota :
- Peningkatan Tempat Kerja Sehat menunjukkan kinerja dan citra
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang baik.
- Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dapat dialihkan untuk
peningkatan kesehatan bukan untuk menanggulangi masalah
kesehatan.
- Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam

pembinaan PHBS di Rumah Tangga.


Instansi Terkait :
- Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di Tempat
Kerja.
- Dukungan buku panduan dan media promosi.
(Dinas Kesehatan Prov. Jawa Barat, 2006).

5) PHBS di Institusi Kesehatan


Institusi kesehatan adalah

sarana

yang

diselenggarakan

oleh

pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan


kesehatan bagi masyarakat, seperti rumah sakit, puskesmas, dan klinik
swasta.
Lalu lalang berkumpulnya orang sakit dan sehat di institusi kesehatan
dapat menjadi sumber penularan penyakit bagi pasien, petugas kesehatan
maupun pengunjung. Terjadinya infeksi oleh bakteri atau virus yang ada di
institusi kesehatan, penularan penyakit dari penderita yang dirawat di institusi
kesehatan kepada penderita lain atau petugas di institusi kesehatan ini disebut
dengan Infeksi Nosokomial. Infeksi Nosokomial dapat terjadi karena
kurangnya kebersihan institusi kesehatan atau kurang higienis, tenaga
kesehatan yang melakukan prosedur medis tertentu kurang terampil.
Penularan penyakit juga dapat terjadi karena tidak memadainya fasilitas
institusi kesehatan seperti ketersediaan air bersih, jamban, pengelolaan
sampah dan limbah, juga perilaku dari pasien, petugas kesehatan dan
pengunjung seperti membuang sampah dan meludah sembarangan.

PHBS di institusi kesehatan merupakan upaya untuk memberdayakan


pasien, masyarakat pengunjung, dan petugas agar tahu, mampu, dan mampu
mempraktikkan hidup perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif
dalam mewujudkan institusi kesehatan ber-PHBS.
Tujuan PHBS di Institusi Kesehatan :
- Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di institusi
-

kesehatan.
Mencegah terjadinya penularan penyakit di institusi kesehatan.
Menciptakan Institusi kesehatan yang sehat.

Sasaran PHBS di Institusi Kesehatan :


-

Pasien.
Keluarga Pasien.
Pengunjung.
Petugas Kesehatan di institusi kesehatan.
Karyawan di institusi kesehatan.

Manfaat PHBS di Institusi Kesehatan :

Bagi Pasien/Keluarga Pasien/Pengunjung :


- Memperoleh pelayanan kesehatan di institusi
- Kesehatan yang sehat
- Terhindar dari penularan penyakit
- Mempercepat proses penyembuhan penyakit dan peningkatan
kesehatan pasien.
Bagi Institusi Kesehatan :
- Mencegah terjadinya penularan penyakit di institusi kesehatan.
- Meningkatkan citra institusi kesehatan yang baik sebagai tempat
untuk memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan kesehatan

bagi masyarakat.
Bagi Pemerintah Daerah :
- Peningkatan persentase Institusi Kesehatan Sehat menunjukkan
kinerja dan citra Pemerintah Kabupaten/Kota yang baik
- Kabupaten/Kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain
dalam pembinaan PHBS di Institusi Kesehatan.
(Dinas Kesehatan Prov. Jawa Barat, 2006)

C. Indikator PHBS

1) Indikator PHBS di Rumah Tangga


1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
2. Memberi ASI ekslusif.
3. Menimbang bayi dan balita yang dilakukan mulai umur 1 bulan sampai 5
tahun di posyandu.
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
(Sudayasa, 2009).

2) Indikator PHBS di Tempat Umum


1. Menggunakan air bersih
2. Menggunakan jamban
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Tidak merokok
5. Tidak meludah sembarangan
6. Memberantas jentik nyamuk
7. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
8. Menutup makanan dan minuman
(Dinas Kesehatan Prov. Lampung, 2009).
3) Indikator PHBS di Tempat Kerja
1. Tidak merokok di tempat kerja
2. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.
3. Melakukan olahraga secara teratur/aktivitas fisik
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah
5.
6.
7.
8.
9.

buang air besar dan buang air kecil


Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.
Menggunakan air bersih.
Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.
Membuang sampah pada tempatnya.
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.

(Dinas Kesehatan Prov. Jawa Barat, 2006).


4) Indikator PHBS di Institusi Kesehatan
1. Menggunakan air bersih
2. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
3. Menggunakan jamban
4. Membuang sampah pada tempatnya
5. Tidak merokok di Institusi Kesehatan
6. Tidak meludah sembarangan
7. Memberantas jentik nyamuk
(Dinas Kesehatan Prov. Lampung, 2009).
D. Cara Mencuci Tangan yang Benar
Cuci Tangan
Adalah cara pencegahan infeksi yang paling penting. Cuci tangan harus selalu
dilakukan sebelum dan sesudah melakukan tindakan, walaupun memakai
sarung tangan atau alat pelindung lainnya.
Tujuan Cuci Tangan
1. Menekan pertumbuhan bakteri pada tangan
2. Menurunkan jumlah kuman yang tumbuh didalam sarung tangan
Langkah-langkah mencuci tangan yang benar

Waktu yang tepat untuk mencuci tangan


1. sebelum makan
2. sebelum menyiapkan makanan
3. setelah memegang daging mentah
4. sebelum dan setelah menyentuh orang sakit
5. sesudah menggunakan kamar mandi
6. setelah batuk atau bersin atau membuang ingus
7. setelah mengganti popok atau pembalut
8. sebelum dan setelah mengobati luka
9. setelah membersihkan atau membuang sampah
10. setelah menyentuh hewan atau kotoran hewan

DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. 2006. PHBS di Rumah Tangga. Available at :
http://www.diskes.jabarprov.go.id/index.php?
mod=&idMenuKiri=50&idMenuTab=51 . (Akses :12 Agustus 2015)
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. 2006. PHBS di Sekolah. Available at :
http://www.diskes.jabarprov.go.id/index.php?
mod=&idMenuKiri=50&idMenuTab=52. (Akses : 10 Agustus 2015)
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. 2006. PHBS di tempat Kerja. Available at :
http://www.diskes.jabarprov.go.id/index.php?
mod=&idMenuKiri=50&idMenuTab=54. (Akses :11 Agustus 2015)
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2009. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
http://www.dinkesjatengprov.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=47%3Astrategi-memasyarakatkanphbs&catid=48%3Apkpm&lang=en. (Akses : 10 Agustus 2015 )
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2009. Pengembangan PHBS di 5 Tatanan. Available
at : http://dinkeslampung.blogspot.com/2009/05/pengembangan-phbs-di-5tatanan.html. (Akses : 10 Agustus 2015)
Dinas

Kesehatan

Provinsi Sulawesi Selatan.

2006.

Pedoman Pengembangan

Kabupaten/Kota Percontohan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


(PHBS).

Available

at

http://dinkes-

sulsel.go.id/pdf/Perilaku_hidup_bersih_&_sehat.pdf. (Akses : 11 Agustus


2015)
Sudayasa, Putu. 2009. 10 Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga. Available at :
http://www.puskel.com/10-indikator-phbs-tatanan-rumah-tangga/. (Akses : 11
Agustus 2015)

You might also like