You are on page 1of 23

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM

MUSKULOSKELETAL
Oleh kelompok 1

Anatomi sistem muskuloskeletal


Tulang
Otot

Sendi
Struktur
pendukung
(tendon,
ligament, fasia,
dan bursae)

Struktur pendukung (tendon,


ligament, fasia, dan bursae)

fasia
Tendon dan
ligamen

bursae

TULANG
Berdasarkan bentuknya:
Tulang panjang
Tulang Pendek
Tulang Pipih
Tulang tidak beraturan
Tulang Sesamoid
Berdasarkan lokasinya:

Fungsi dari tulang atau skeleton antara lain


adalah:
Melindungi organ-organ yang ada dalam
tubuh ( otak, jantung, paru-paru dan jaringan
lunak lainnya)
Menjadi tempat melekatnya otot
Memberikan bentuk tubuh dan mendukung
jaringan
Menyimpan garam mineral (kalsium, fosfor,
magnesium dan fluor)
Membentuk sel-sel darah merah di dalam
sum-sum tulang belakang.

Axial Skeleton, terdiri dari kerangka tulang kepala dan leher,


tengkorak, kolumna vertebrae, tulang iga, tulang hyoid sternum.
Apendikular Skeleton terdiri dari:
a. Kerangka tulang dan kaki
b. Ekstremitas atas
c. Ekstremitas bawah

OTOT
1. Otot rangka (lurik)
2. Otot visceral (polos)
3. Otot jantung
Fungsi otot adalah
mengontrol pergerakan,
memperrtahankan postur
tubuh, dan menghasilkan
panas

SENDI
Fungsi system skeletal:
Berdasarkan jumlah pergerakan:
Memberi struktur dan bentuk tubuh
Sendi sanrtrosis
Mendukung jaringan disekitarnya
(otot dan tendon)
Sendi amfiartrosis
Melindungi organ tubuh (jantung,
Sendi diartrosis atau synovial
otak, paru, dan jaringan lunak)

Bersadarkan strukturnya:
Fibrosa
Kartilago
Sendi synovial

Membantu pergerakan melalui


pergerakan otot dan pembentukan
sendi
Membentuk sel-sel darah merah
dalam sum-sum tulang merah
Sebagai tempat penyimpanan garam
mineral, seperti kalsium dan fosfor

Pemeriksaan fisik (SOP)


a. Berikan kesempatan klien bertanya atau melakukan
sesuatu sebelum tindakan
b. Menanyakan keluhan utama klien
c. Jaga privacy klien
d. Memulai dengan cara yang baik
e. Atur posisi yang nyaman bagi klien
f.

Cuci tangan bersih dan pakai sarung tangan bersih.

g. Kaji keluhan utama yang dirasakan oleh klien (apa,


dimana, sejak kapan, mengapa dan bagaimana
keluhan dirasakan klien, meliputi:
Nyeri (pain)
Stiffness (kaku sendi) baik secara umum
ataupun terlokalisasi
Pembengkakan (swelling)
Kelainan atau perubahan bentuk (deformity)
Kelemahan (weakness)
Ketidakstabilan (instability)
Perubahan dalam sensasi (change in sensibility),
dan
Kehilangan fungsi (loss of function).

8. Kaji keluhan utama dengan


menggunakan pertanyaan dengan
pola PQRST.
9. Tanyakan riwayat penyakit dahulu
10.Kaji riwayat penyakit dalam
keluarga
11.Kaji apakah klien terlibat dalam olah
raga kompetitif ?
12.Kaji riwayat : Alkohol, Rokok, Diet
(t.u kalsium kurang dari 500 mg per
hari, rangka tubuh yang kurus dan
ringan dan pada perempuan :
Nulipara, menopause sebelum usia
45 tahun, pasca menopause.
13.Tentukan bagaimana gangguan
tersebut mempengaruhi
kemampuan melakukan aktivitas
hidup sehari-hari
14.Lepas sarung tangan dan buang ke
tempat sampah
15.Posisikan klien dalam posisi yang

Pemeriksaan fisik inspeksi


Tahap kerja:
1. Berikan kesempatan klien bertanya atau melakukan sesuatu sebelum tindakan
2. Menanyakan keluhan utama klien
3. Jaga privacy klien
4. Memulai dengan cara yang baik
5. Atur posisi yang nyaman bagi klien
6. Cuci tangan bersih dan pakai sarung tangan bersih.
7. Pakai masker
8. Inspeksi umum
Inspeksi gaya berjalan klien dan bagian tubuh anterior, posterior dan lateral postur
klien pada saat klien ke ruang (pada saat klien tidak menyadari sifat observasi, gaya
berjalan akan lebih alami)
Nilai normal :
1.
2.
3.

Klien harus berjalan dengan kedua lengan bergerak bebas disisinya


Kepala mendahuli tubuh
Kedua ibu jari mengarah tepat kedepan.

Cont..
9. Lakukan tes garis lurus :
Minta klien berjalan pada sebuah garis lurus, minta klien berdiri, kemudian
perhatikan cara berdiri dan postur tubuh klien.
Nilai normal berdiri : Posisi berdiri tegak, panggul dan bahu berada dalam
keselarasan. Harus ada kontur yang merata di bahu, setingkat scapula dan krista
iliaka, kesejajaran kepala dengan lipatan gluteal, dan kesimetrisan ekstremitas.
Nilai normal gaya berjalan : Lengan mengayun bebas di kedua sisi dan
kepala dan wajah mendahului tubuh. Lansia seringkali berjalan dengan langkah
yang lebih kecil dan dasar penompang yang lebih lebar.
10. Observasi penampilan klien secara keseluruhan
Kaji penyangga serta stabilitas penahan berat badan
Kaji lengkung : Servikal, Torakal, dan Lumbal
Kaji adanya deformitas (lordosis, kifosis, skoliosis)

11. Pembandingan Tinggi Badan


Lakukan pengukuran tinggi badan. Kaji adanya penurunan tinggi badan, bandingkan dengan
berat badan sebelumnya, jika ada penurunan TB, curigai adanya :
Osteoporosis
Fraktur vertebra/ kolaps
Penuaan
12. Inspeksi Kulit dan Jaringan sub kutan
13. Lakukan inspeksi terhadap kulit dan jaringan sub kutan dibawah otot, tulang dan sendi
terhadap: warna yang tidak normal, pembengkakan, dan adanya massa ?
Normal : jaringan mengikuti bentuk bagian tubuh tanpa pembengkakan dan massa.
14. Observasi ekstrimitas
mengkaji ukuran keseluruhan, adanya deformitas secara kasar, pembesaran tulang,
kesejajaran, dan kesimetrisan. (Keselarasan, panjang terhadap posisi tubuh. Harus terdapat
kesimetrisan bilateral dalam panjang, lingkar, kesejajaran dan posisi serta jumlah lipatan
kulit).
15. Lepas sarung tangan dan buang ke tempat sampah
16. Posisikan klien dalam posisi yang nyaman
17. Cuci tangan

Pemeriksaan fisik dengan


Auskultasi
Tahap kerja:
1. Berikan kesempatan klien bertanya atau melakukan sesuatu sebelum tindakan
2. Menanyakan keluhan utama klien
3. Jaga privacy klien
4. Memulai dengan cara yang baik
5. Atur posisi yang nyaman bagi klien
6. Cuci tangan bersih dan pakai sarung tangan bersih.
7. Pakai masker wajah (k/p)
8. Kaji adanya riwayat trauma atau penyakit patologis
9. Kaji adanya suara :
crepitating
Snapping
murmur atau bruit.

Cont..
10. Pada kondisi yang patologis seperti trauma pada tulang/fraktur, pada
saat pengkajian perawat dapat mendengarkan adanya crepitasi,
snapping atau bunyi murmur/bruit pada daerah yang mengalami fraktur.
11. Lepas sarung tangan dan buang ke tempat sampah
12. Posisikan klien dalam posisi yang nyaman
13. Cuci tangan

Pemeriksaan dengan palpasi otot,


pengkajian Tonus otot dan Kekuatan Otot
Tahap Kerja
1. Berikan kesempatan klien bertanya atau melakukan sesuatu sebelum tindakan
2. Menanyakan keluhan utama klien
3. Jaga privacy klien
4. Memulai dengan cara yang baik
5. Atur posisi yang nyaman bagi klien
6. Cuci tangan bersih dan pakai sarung tangan bersih.
7. Pakai masker
8. Palpasi Umum
Lakukan palpasi secara perlahan di seluruh tulang, sendi, dan otot sekitar dalam
pemeriksaan yang lengkap dengan teknik feel, moving, dan measuring.
*Catat adanya panas, nyeri tekan, edema, atau resistensi terhadap tekanan.

Cont...
9. Lakukan pengkajian rentang gerak sendi
Fleksi : gerakan mengurangi sudut antara dua tulang yang bersambungan; menekuk anggota
gerak, contoh : siku, jari tangan, lutut
Ekstensi : gerakan meningkatkan sudut antara dua tulang yang bersambungan, contoh : Siku,
jari tangan, lutut
Hiperekstensi : gerakan bagian tubuh melewati posisi ekstensi istirahat normal. Cotoh : kepala
Pronasi : gerakan bagian tubuh sehingga permukaan depan atau ventralnya menghadap ke
bawah, contoh : lengan tangan
Supinasi : gerakan bagian tubuh sehingga permukaan depan atau ventralnya menghadap ke
atas, contoh : lengan tangan
Abduksi : gerakan ekstremitas menjauh dari garis tengah tubuh, contoh : tungkai, lengan, jari
tangan
Adduksi : gerakan ekstremitas ke arah garis tengah tubuh, contoh : tungkai, lengan, jari
tangan
Rotasi internal : rotasi sendi kearah dalam, contoh : lutut, pinggul
Rotasi eksternal : rotasi sendi kearah dalam, contoh : lutut, pinggul
Dorsofleksi : fleksi jari kaki dan telapak kaki ke atas, contoh : telapak kaki
Plantar fleksi : fleksi jari kaki dan telapak kaki ke bawah, contoh : telapak kaki

Cont..
10. Lakukan pengkajian tonus otot
Topang dan pegang ekstrimitas dengan tangan pemeriksa kemudian digerakkan melewati
rentang gerak normalnya.
Nilai :
Tonus normal : adanya resistensi ringan dan merata pada gerakan di seluruh rentang.
Hipotonusitas : otot terasa lembek
Hipertonusitas : otot mengalami peningkatan tonus adanya gerakan pasif tiba-tiba
terhadap sendi dihadapi dengan resistensi yang cukup kuat.
11. Lakukan pengkajian kekuatan otot
Posisikan dalam posisi stabil, bandingkan pasangan otot yang simetris. Lengan pada sisi
dominan normalnya lebih kuat dari pada lengan pada sisi non dominan.
Minta klien untuk merilekskan otot yang akan diperiksa dan tidak menggerakkan sendi
tersebut
Lakukan pemberian tekanan secara bertahap pada kelompok otot (missal ekstensi siku)
Minta klien menahan tekanan yang diberikan oleh perawat dengan mencoba melawan
tahanan tersebut (missal fleksi siku) sampai diintruksikan untuk berhenti
Identifikasi adanya kelemahan

Contt..
Nilai :
0 : Tidak ada bukti kontraktilitas (0 %)
1 : Sedikit kontraktilitas, tidak ada gerakan (10 % dari normal)
2 : Rentang gerak penuh, gravitasi tidak ada (25 % dari normal)
3 : Rentang gerak penuh dengan gravitasi (50 % dari normal)
4 : Rentang gerak penuh melawan gravitasi, beberapa resistensi (75
% dari normal)
5 : Rentang gerak penuh melawan gravitasi, resistensi penuh (100 %
normal)
12. Lepas sarung tangan dan buang ke tempat sampah
13. Posisikan klien dalam posisi yang nyaman
14. Cuci tangan

Tes-tes diagnosis gangguan


muskuloskeletal
Uji
Kalsium serum

1. Pemeriksaan laboratorium

Nilai Normal Dewasa


Abnormalitas
8-10,5 mg/dl atau 4,5-5,5 Hiperkalsemia: metastase kanker pada
mg/dl

Fosfor

2,5-4,0

Alkalin

mg/dl

tulang, stadium penyembuhan fraktur

Hipokalsemia: osteoporosis, osteomalasia


dalam Hiperfosfatemia:
fase
penyembuhan

serum

fraktur, tumor tulang, akromegali

30-90 IU/I

Hipofosfatemia: osteomalasia
Meningkat:
metastase
kanker

pada

fosfatase
Laju
endap Westergen

tulang, osteomalasia, penyakit paget


Meningkat: infeksi/peradangan,karsinoma,

darah (LED)

kerusakan pada sel

Pria: 0-15 mm/jam


Wanita: 0-20 mm/jam
Wintrobe
Pria: 0-9 mm/jam
Wnita: 0-15 mm/jam
Otot 15-150 IU/I

Enzim
(creatine

Meningkat:

trauma

otot,

distrofi

otot

progresif, efek elektromiografi

phosphokinase,
CPK)
LDH

(Lactate 60-150 IU/I

Meningkat:

nekrosis

otot

skeletal,

dehidrogenase)
SGOT
(Serum 10-50 mu/ml

karsinoma, distrofi oto progresif


Meningkat: trauma otot skeletal, distrofi

glaumatic

otot progresif

oxalotransamin
ase)
Aldolase

1,3-8,2 U/al

Meningkat:

polimielitis

dermatomiositis, distrofi otot

dan

Cont..
2. Pemeriksaan Sinar-X
3. Mielografi
4. Compyute Thomografi (CT Scan)
5. Biopsi
6. Elektromiografi
7. Atroskopi
8. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
9. Ultrasonografi (USG)
10. Angiografi
11. Artrografi
12. Artrosentris (Aspirasi sendi)

Gagguan Dan Manifestasi


Klinis
Mikrosefalus

Gejala yang timbul pada penderita ini yaitu: keterbelakangan mental, hiperaktif dan kejang
pada anak, kesulitan dengan koordinasi dan keseimbangan, perkembangan motorik dan
bicara terganggu, kelainan wajah, dan kelainan neurologis.
Rakhitis
kaki (tulang tibia dan fibula) penderita rakhitis terlihat seperti huruf O atau X, sendi
membesar dan tulang menjadi lunak, tulang kepala bagian belakang lunak, terdapat
benjolan pada tulang rusuk dan dada kelihatan sempit, pertumbuhan gigi lambat dan
mudah mengalami patah tulang
Osteoporosis
Gangguan pada tulang dengan yang ditandai dengan gejala tulang rapuh. Melambatnya
osifikasi dan penyerapan kembali bahan-bahan tulang menjadi penyebab dari gangguan
ini. Manifestasi klinis yang bisa muncul yaitu: Kekakuan dan nyeri
Dislokasi
Manifestasi klinis yang dapat terjadi pada pasien dislokasi yaitu Nyeri, perubahan pada
kontur sendi, perubahan panjang ekstremitas, mobilitas terganggu, kekakuan, perubahan
sumbu tulang yang mengalami dislokasi, perubahan ukuran ekstremitas dan deformitas.

Cont

Hernia abdominalis
Gejala yang biasa muncul pada penderita hernia abdominalis yaitu
tonjolan yang keluar di daerah abdomen, biasanya terjadi ketika mengejan
terlalu keras atau mengangkat beban yang terlalu berat.
Distrofi otot
Gejala Awal: Kelemahan tulang panggul, kesulitan berjalan dan berlari,
keterlambatan perkembangan motorik. Gejala Progresif: Tanda adanya
gower dan pseudohipertrofi pada otot betis.
Miastenia gravis
Manifestasi klinisnya yaitu: kelemahan pada otot ekstraokular, lumpuh,
mulut penderita sulit menutup, disertai kelemahan penderita dalam
melakukan fleksi dan ekstensi kepala, dan kesukaran menelan dan
berbicara.

Penatalaksanaan Umum pada pasien


dengan gangguan Sistem
Muskuloskeletal
1. Penatalaksanaan keperawatan (non farmakologi)
Pemberian gips untuk memfasilitasi dan memudahkan imobilisasi
ringan
Pemberian raksi
Dilakukan prosedur operasi dengan oper reduction and internal
fixation (ORIF)
Dilakukan debridement apabila keadaan luka sangat parah dan
luka tidak beraturan

Cont
2. Penatalaksanaan medis (farmakologi)
Rekognisi
Reduksi
Reduksi tertutup
Reduksi terbuka

Retensi
Rehabilitasi

TERIMAKASIH...

You might also like