Professional Documents
Culture Documents
Audit
Cara membahas:
Diskusi
Pos
Data Pasien
Nama: Tn. D
Persentasi dan
diskusi
HASIL PEMBELAJARAN:
1. Diagnosis Infeksi saluran kemih
2. Etiologi infeksi saluran kemih
3. Mekanisme dari manifestasi yang timbul
4. Penatalaksanaan Infeksi saluran Kemih
5. Komplikasi ISK
6. Prognosis ISK
7. Pencegahan ISK
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Subyektif :
o Keluhan Utama: Nyeri perut bagian bawah
o Anamnesis terpimpin:
Seorang pria berumur 47 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri
perut bagian bawah dan dirasakan nyeri tembus kepunggung. Osi mengeluh
sering berkemih dan terkadang nyeri, demam
BAB : Baik
BAK : Lancar
Berdasarkan keluhan utama pasien di diagnosis banding dengan Batu Saluran Kemih
dan Pielonefritis Akut.
2. Obyektif :
Keadaan umum : sakit sedang
Kesadarn : composmentis
Tanda Vital : TD 110/70 mmhg, N : 84x, P : 20x, S : 37,7C
Kepala: normosefal
Rambut: hitam, tidak mudah dicabut
Wajah : simetris
Mata : anemis (-) ikterus (-)
Hidung : pernapasan cuping hidung (-)
Mulut : tonsil T1/T1, faring hiperemis (-)
Leher : tidak ditemukan kelainan
Kelenjar getah bening : tidak ditemukan kelain
Toraks :
o Paru :
Inspeksi : simetris statis dan dinamis
Palpasi : benjolan (-). VF sama ki/ka
Perkusi : sonor dikedua lapangan paru
Auskultasi: bronkovesikuler
o Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Pemeriksaan Penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah rutin, urin
rutin dan USG abdomen. Pada pemeriksaan darah rutin: wbc : 6900 rbc: 4370000
HB :11,8 PLT: 262000, pada urin rutin menunjukan adanya peningkatan sedimen
leukosit, Epitel sel dan Eritrosit pada urin dan pada USG abdomen ditemukan kesan
cystitis.
3. Assessment :
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang di
temukan maka pada pasien ini di diagnosis cystitis ( Infeksi Saluran Kemih Bawah).
Anamnesis didapatkan bahwa pria berumur 47 tahun masuk rumah sakit
dengan nyeri perut bagian bawah tembus ke punggung. Pasien mengeluh sering
berkemih dan terkadang nyeri serta tidak puas saat berkemih. Ada riwayat demam
Pemeriksaan fisis ditemukan nyeri tekan suprapubik. Pada pemeriksaan
urinalisis didapatkan leukosit, eritrosit dan epitel sel yang banyak pada urin dan dari
hasil USG menunjukan kesan cistitis.
Infeksi saluran kemih adalah suatu infeksi yang melibatkan ginjal, ureter, bulibuli, ataupun uretra. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang
menunjukkan keberadaan mikroorganisme (MO) dalam urin. ISK dapat dibagi
menjadi ISK Atas yaitu: pielonefritis akut dan kronik serta ISK Bawah yaitu cystitis,
uretritis, prostatitis, epididimitis dan sindrom uretra.
Bakteri tersering penyebab ISK adalah bakteri Escherichia coli (E. coli) yang
banyak terdapat pada tinja manusia dan biasa hidup di kolon. E.coli dapat masuk ke
dalamg saluran kemih melalui kulit sekitar anus. Patofisiologi dari ISK sebagian besar
merupakan infeksi asenden. Pada wanita, jalur yang biasa terjadi adalah mula-mula
kuman dari anal berkoloni di vulva kemudian masuk ke kandung kemih melalui uretra
yang pendek secara spontan atau mekanik akibat hubungan seksual. Pada pria setelah
prostat terkoloni maka akan terjadi infeksi asenden. Mungkin juga terjadi akibat
pemasangan alat , seperti kateter.
Wanita lebih sering menderita ISK karena uretra yang pendek, masuknya
kuman dalam hubungan seksual, dan mungkin perubahan PH dan flora vulva dalam
siklus menstruasi serta frekuensi berkemih yang jarang juga memiliki peran.
Jenis ISK yang paling umum adalah infeksi kandung kemih yang sering juga
disebut sebagai sistitis. Gejala yang dapat timbul dari ISK bervariasi tergantung organ
yang mengenainya. Pada umumnya infeksi akut yang mengenai organ padat (ginjal,
prostat, epididimis, dan testis) memberikan keluhan yang hebat sedangkan infeksi
organ-organ berongga (buli-buli, ureter) memberikan keluhan yang ringan. Gejala
umum pada ISK yaitu:
sedikit.
Nyeri tekan suprapubik
Warna air seni kental/pekat seperti air teh, keruh, kadang kemerahan
Analisa urin rutin, pemeriksaan mikroskop urin segar tanpa putar, kultur urin
serta jumlah kuman/mL urin merupakan protokol standar untuk pendekatan diagnosis
ISK. Biasanya pemeriksaan urin ditemukan urin berwarna keruh, berbau dan pada
urinalisis terdapat hematuria dan bakteriuria. Kultur urin sangat penting untuk
mengetahui jenis kuman penyebab infeksi agar tidak mengalami kekambuhan.
Investigasi lanjutan seperti USG, gejala urologik seperti kolik ginjal dan hematuria.
Prinsip manajemen ISK meliputi intake cairan yang banyak, antibiotik yang
adekuat dan terapi simptomatik. Pemberian antibiotik tunggal diberikan selama 3-5
hari diharapkan memberikan respon yang baik setelah 48 jam pemberian antibiotik.
Bila infeksi menetap disertai kelainan urinalisi (lekosuria) diperlukan terapi
konvensional selama 5-10 hari. Pasien juga dianjurkan untuk banyak minum agar
diuresis meningkat dan menjaga higiene genitalia eksterna.
Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih harus lebih di
perhatikan jika kuman atau bakteri yang telah di obati tidak mempan dengan
pengobatan yang kita berikan yaitu antara lain batu saluran kemih, sepsis, infeksi
kuman yang multisistem, dan gangguan fungsi ginjal.
4. Plan
o Diagnosis : infeksi saluran kemih
o Pengobatan : Pada pasien ini terapi yang diberikan adalah:
R/ IVFD RL 20 tpm
Inj Ketorolac 30 mg 1 amp/8j/iv
Inj Ranitidin 1 amp/12j/iv
Inj Ceftriaxone 1 gr/ 12j/IV skin test
Paracetamol 500mg 3x1 (KP)
o Pendidikan:
Diberikan kepada pasien untuk membantu proses penyembuhan dan
pemulihan,
serta
mencegah
agar
tidak
terjadi
ISK
berulang
dan
iritasi.
o Konsultasi : konsultasikan ke dokter ahli apabila tidak ada perubahan
o Rujukan: (-)
o Kontrol : kontrol ke poli penyakit dalam dan melakukan pemeriksaan urin
porsi tengah seminggu kemudian, apabila masih positif harus dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
Peserta
Pendamping
( dr. Adrianus )