You are on page 1of 36

MODUL

MASA PENERIMAAN ANGGOTA BARU PENGURUS KOMISARIAT


PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA UNISLA Veteran

Menyiapkan Generasi Bangsa yang


Agamis dan Nasionalis dalam Upaya
Mewujudkan Cita-cita Kemerdekan
Indonesia

PENGURUS KOMISARIAT
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
UNISLA Veteran

Masa Khidmat 2015-2016


1. DASAR PEMIKIRAN
Kemajuan teknologi belakangan ini menimbulkan suatu keadaan
dimana masyarakat dipaksa untuk menerimanya sebagai suatu hal
yang baik, yang denganya apapun bisa dikerjakan dengan mudah
dan segala apapun yang menjadi keinginannya akan terpenuhi.
Kemajuan teknologi ini sebenarnya merupakan suatu model yang
merupakan suatu tuntutan yang harus tersedia diera modern ini.
Era modern yang segera beranjak menuju era postmodern dengan
berbagai kemasanya telah membawa banyak perubahan di berbagai
negara diseluruh dunia. Era modern telah melahirkan globalisasi
dengan segala pernak-perniknya yang mana pada awalnya sengaja
diciptakan dengan berharap banyak perekonomian yang mendunia
serta

kesejahteraan

dapat

tercipta

dengan

mengintegrasikan

ekonomi negara-negara kedalam suatu system ekonomi global.


Bila

kita

mengkaji

secara

lebih

mendalam

maka

kita

akan

menemukan bahwa globalisasi merupakan program lanjutan dari


kapitalisme

dengan

segala

bentuk

style

dan

kemasan

yang

sedemikian rupa, sehingga banyak orang yang secara tidak sadar


telah menyerahkan hidupnya pada perubahan mode yang tidak jelas
ini. Disadari ataupun tidak sebenarnya didalam globalisasi yang
didengungkan sebagai jaman kemajuan ini mengandung unsur
kolonialisme dan developmentalisme berkelanjutan dari masa-masa.
Realita telah menjawab sendiri bila globalisasi membawa pengaruh
luar biasa besar diberbagai negara dibelahan dunia. Perubahan yang
terjadi begitu cepat terutama dibidang ekonomi dan politik yang

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

berpengaruh pula pada tatanan masyarakat yang ada. Di negaranegara berkembang khususnya Indonesia, dampak negative yang
dirasakan lebih besar dari pada dampak positifnya. Globalisasi telah
menciptakan budaya konsumtif yang tinggi yang terjadi tidak hanya
dikota-kota besa tetapi juga didaerah-daerah pinggiran.
Tidak hanya pada mereka yang memiliki perekonomian yang sudah
tertata tetapi juga mereka yang memiliki kemampuan ekonomi
lemah. Hal ini tentunya menjadi sasaran subur bagi negara-negara
maju (produsen) untuk memasarkan barang-barangnya. Budaya
konsumtif mengakibatkan kaum muda tidak lagi berfikir bagaimana
caranya agar negara ini bisa mengimbangi negara-negara maju
dengan berusaha untuk menciptakan produk baru yang bisa meraup
pasar Internasional tetapi masih tinggal pada tataran kekaguman
yang berlebih dengan menikmati produk-produk luar negeri.
Kaum muda seakan belum siap untuk menghadapi berbagai macam
tantangan jaman dengan mode lintas dimensinya. Generasi muda
terkesan untuk menunda memikirkan bagaimana menjadikan negara
ini sebagai pemasok pasar dunia yang tidak hanya dijadikan sebagai
pasar

dan

seringkali

globalisasi

dengan

kemajuan

bidang

teknologinya ditanggapi sebagai sesuatu hal yang wajar yang


merupakan bukan masalah sehingga tidak perlu penanganan.
Globalisasi

dengan

kemajuan

teknologinya

telah

menciptakan

stimulus pemikiran masyarakat untuk memperpendek/mempercepat


waktu demi tersedianya barang atau kebutuhan dihadapan mereka
yang tanpa diimbangi dengan proses yang wajar. Kecenderungan
secara instan inilah yang banyak menimbulkan berbagai macam
bentuk kriminalitas tanpa pikir panjang masyarakat di Indonesia.

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

Bila kita bercermin kedalam ruang lingkup yang lebih kecil, kader
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) juga merupakan
sebagaian kecil dari mereka yang mengalami fenomena tersebut di
atas. Tidak dipungkiri bahwa kader PMII merupakan sebagian dari
penerus tongkat estafet kehidupan Indonesia. Tetapi realita yang
menyelimuti kader saat ini jauh dari harapan. Totalias dan loyalitas
mereka terhadap organisasi sebagai miniatur dari sebuah kehidupan
masih membutuhkan banyak perhatian.
Dalam tahap ini merupakan suatu proses awal untuk melakukan
transformasi sebagai langkah dalam menghadapi realitas social yang
sedang terjadi. Sebagai kader penerus bangsa, kader-kader PMII
harus

dapat

diandalkan

dan

tentunya

PMII

sebagai

wadah

pengkaderan akan menyiapkan kadernya menjadi organ yang bisa


melakukan pergerakan di berbagai macam dimensi sampai pada
tataran praksis.
Akan tetapi kita seringkali mengalami suatu kebingungan harus
memulai dari mana agar keinginanya untuk mewujudkan suatu
perubahan social yang lebih baik. Pada dasarnya jawaban dari
kebingungan itu adalah terletak pada paradigma gerakan yang
dipilih. Sebab, paradigma adalah wordl view, bagaimana seseorang
memandang dunia kemudian menerjemahkannya dalam bentuk
gerakan, dalam tataran praksis. Dan yang lebih penting lagi adalah,
bahwa new contect (konteks baru) seringkali tidak mampu dijawab
oleh old paradigm (paradigma lama). Seringkali new contect harus
dijawab oleh new paradigm.
Dalam

hal

ini,

Masa

Penerimaan

Anggota

Baru

(MAPABA

RAYA)

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, adalah merupakan salah


satu upaya mempersiapkan kader-kader militan melalui revitalisasi

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

paradigma gerakan. Dengan itu semua, diharapkan akan tercipta


kader pergerakan yang dapat diandalkan, yang dapat melakukan
pergerakan pada berbagai lini dan segi kehidupan.
2. LANDASAN KEGIATAN
Kegiatan ini Berlandaskan pada:
a. Pancasila dan UUD 1945
b. Islam Ahlussunah Waljamaah
c. AD/ART PMII
d. Hasil Rapat Pengurus Komisariat tertanggal 22 November 2015

3. TUJUAN
Tujuan diselenggarakannya MAPABA RAYA ini adalah:
a. Membentuk kader yang aktif dan progressif dalam merespon
realitas sosial kebangsaan.
b. Mempertajam konsolidatif kader dalam memperkuat sinergisitas
gerakan intelektual advokatif..
c. Mempertajam

nalar

mahasiswa

dengan

paradikma

kritis

transformatif dalam upaya mentransformasikan pada gerakangerakan advokatif kerakyatan.


4. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Sesuai rapat kepanitiaan maka Kegiatan ini akan di laksanakan pada:
Hari

: Jumat s/d Minggu

Tanggal

: 18 - 20 Desember 2015

Tempat

: MWC Kali Tengah, Turi, Lamongan.

5. TEMA DAN BENTUK KEGIATAN

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

Tema yang diangkat pada Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA


RAYA) Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia UNISLA
Veteran Masa Khidmat 2015-2016

ini adalah Menyiapkan Generasi

Bangsa yang Agamis dan Nasionalis dalam upaya mewujudkan citacita Kemerdekaan Indonesia.
Pelaksana Kegiatan ini adalah Pengurus Komisariat PMII UNISLA
Veteran dengan Membentuk kepanitiaan dari internal PK PMII UNISLA
Veteran

yang

tersusun

dalam

struktural

Pengurus

Komisariat

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia masa khidmat 2015-2016.


Adapun susunan kepanitiaan kegiatan ini sebagaimana terlampir
6. MANUAL ACARA
Manual Acara sebagaimana terlampir.
7. PENUTUP
Hanya gerak yang dinamis dan istiqomah yang akan menjadi
penentu masa depan Bangsa ini. Tinggal bagaimana reposisi di
setiap zaman itu terumuskan dengan tepat. Semua kita kembalikan
kepada semangat seluruh kader aktif maupun para alumni PMII
sendiri untuk menentukan sebesar apa perubahan yang akan
dilakukan. Dari sana akan kita saksikan masa depan gerakan akan
suram atau menjanjikan.
PANITIA PELAKSANA
MASA PENERIMAAN ANGGOTA BARU (MAPABA RAYA)
PK PMII UNISLA Veteran

ALI MASHUDI
Ketua

DEDY PRASETYO
Sekretaris

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

Mengetahui,
PENGURUS KOMISARIAT
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
UNISLA Veteran
Masa Khidmat 2015-2016

MOCH. ROFIAN
Ketua

SUSUNAN PANITIA PELAKSANA


MAPABA RAYA PK PMII UNISLA Veteran 2015-2016
Penanggung jawab : Moch. Rofian
(Ketua Komisariat)
Sterring Commite/SC
Ketua
: M. Mahsuli KH
: Achmad Faza Muzakky
Organiting Commite/OC
Ketua
: Ali Mashudi
Sekretaris
: Dedy Prasetyo
Bendahara
: Ninik Zarirotul Amaliah
: Putri Lestari
Seksi-seksi

1.Kesekretariatan :
:
:
:
2.Acara
:
:
:

Lailaus Saadah (koor)


Anshori
Samporno
Pengurus Rayon PMII FKIP KEBANGKITAN
Yasin Mahmud (koor)
Kartono
Ahmad Nur R

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

: Safinatul Izzah
: Putri CC
: Pengurus Rayon PMII Al-Fikr
: M Imron
(koor)
: M. Irawan Abadi
: M. Sabiqul Khoiri
: Bagus Santoso
: A Muad
: Lutfi Zubaidin
: Erlik Tri Winarti
: Pengurus Rayon PMII KEREN
: Imam Topik
(koor)
: Iman
: Khozin
: Khoiri
: Zainal A
: Teddy/Bejo
: Evan
: Pengurus Rayon PMII RESTART
: Bagus Santoso (koor)
: Elis
: Alfi Layina
: Ayu Nur F
: Alvi
:Devi

3.Perlengkapan

4.Humas

6.Konsumsi

MANUAL ACARA
MAPABA RAYA PK PMII UNISLA Veteran 2015-2016
HARI

Jumat, 18 Desember 2015

/TGL

WAKTU
18.00-19.00
19.00-20.00

JENIS ACARA
Registrasi peserta
Opening Ceremony
1.Pembukaan
2.Qiroatul Quran
3.Menyanyikan Lagu
Indonesia Raya & Mars
PMII
4.Laporan ketua Panitia

KETERANGAN
Sie Kesekretariatan
Sie acara
OC
Ahmad Nurrochim
Paduan Suara

Ali Mashudi

Sambutan-Sambutan

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

PK PMII UNISLA Veteran


PC.PMII Lamongan

7. Doa
20.00 21.00

ISHOMA

Moch. Rofian
Anik Vidia Sari,S.Pd
Ah. Muad
Sie Konsumsi

Sabtu, 19 Desember 2015

Materi-Materi
21.00 22.30
22.030 06.00
06.00 07.00
07.00 08.30
08.30 10.00

Ke-Organisasian
ISHOMA (Istirahat)
Senam Pagi dan Sarapan
Ke-PMII-an
Ke-Indonesia-an

Kartono
Sie Acara
Sie Konsumsi
Imam Taufiq
M. Mahsuli KH

10.00 11.30
11.30 13.00

ASWAJA
ISHOMA & Sholat Duhur
Paradigma Kritis

Ach. Faza Muzakky


Sie Konsumsi & Acara

13.00 14.30
14.30 16.00

Transformatif
Gender

16.00 17.30

Antripologi Kampus

Minggu, 20 Nov 2015

18.00 19.30

Nila Dasar Pergerakan

19.30 21.00
21.00 01.00

(NDP)
General Review
ISHOMA (Istirahat)

01.00 03.30

Kontemplasi

03.30 04.30
04.30 08.00
08.00 10.00

Pembaiatan
ISHOMA dan Sholat Subuh
PENUTUPAN

Anik Vidia Sari


Lailatus Saadah

Iman

Moch. Rofian
M. Zainal Abidin
Sie Acara
PK PMII UNISLA
Veteran
PC PMII LAMONGAN
Konsumsi & Sie Acara
ALL

Pulaaaaaanggg...!!!

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

Ke- Organisasi- an
Kampus adalah sebuah miniature Negara, didalamnya terdapat kehidupan
yang begitu kompleks, social budaya, politik, perekonomian, kesemuanya
ada dalam kehidupan kampus, Mahasiswa difasilitasi dengan berbagai
fasilitas dan kegiatan lewat Organisasi-organisasi yang ada di kampus,
dikampus terdapat dua jenis organisasi yaitu Intra dan Ekstra, Contoh dari
organisasi Intra Kampus adalah seperti UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa)
dan Kelembagaan Mahasiswa seperti BEM (Badan eksekutif Mahasiswa),

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

DPM (Dewan Perwakilan mahasiswa),HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan)


dan HMP (Himpunan Mahasiswa Program). Adapun organisasi Ekstra
kampus adalah seperti PMII (pergerakan mahasiswa islam Indonesia), HMI
(Himpunan Mahasiswa islam ) dan lain sebagianya.
KONSEP DASAR KEORGANISASIAN
1. Arti Organisasi
Organisasi berasal dari bahasa Yunani Organon atau dalam bahasa
Latin organum yang artinya alat, bagian atau anggota badan. Dari
berbagai

macam

batasan

organisasi

dapat

disarikan

adanya

dua

pengertian, yaitu pertama rumusan J.D. Mooney yang menyatakan


organisasi sebagai perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama,
dan kedua batasan C.I. Barnard yang menyebutkan organisasi sebagai
sistem dari usaha-usaha kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih. Dengan demikian organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam
pengertian: sebagai alat dan sebagai fungsi atau organisasi sebagai
manajemen.
Dengan perkataan lain, berdasarkan sifatnya organisasi dapat
dibedakan antara organisasi statis dan organisasi dinamis.
a.

Organisasi statis adalah gambaran secara skematis tentang

hubungan kerjasama antara orang-orang yang terdapat dalam suatu


usaha untuk mencapai sesuatu tujuan.
b. Sedangkan organisasi dinamis adalah setiap kegiatan yang
berhubungan dengan usaha merencanakan skema organis, mengadakan
departemenisasi, menetapkan wewenang, tugas, dan tanggung jawab dari
orang-orang di dalam suatu badan/organisasi. Ringkasnya organisasi
dinamis

adalah

kegiatan-kegiatan

mengorganisir

yaitu

kegiatan

menetapkan susunan organisasi suatu usaha.


2. Hubungan antara orang-orang di dalam suatu organisasi

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

10

Berdasarkan hubungan antara orang-orang yang terdapat di dalam


suatu organisasi dikenal pula adanya organisasi formal , yaitu

sistem

kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dan dikoordinasikan
secara sadar untuk mencapai tujuan tertentu; dan organisasi informal
yang merupakan kempulan hubungan antara pribadi-pribadi tanpa tujuan
bersama yang disadari. Meskipun pada akhirnya hubungan-hubungan tak
disadari tersebut ternyata dilakukan untuk mencapai tujuan bersama.
Dengan demikian seperti halnya administrasi, maka ada tiga unsur
utama dalam organisasi, yaitu :

3.

1.

adanya sekelompok orang

2.

adanya hubungan kerjasama antara orang-orang tersebut

3.

adanya tujuan bersama yang ingin dicapai

Dasar-dasar Organisasi
Tugas pokok seorang manager antara lain adalah menyusun

organisasi sedemikian rupa sehingga orang-orang dapat bekerja sama


dengan efektif dalam rangka mencapai tujuan. Oleh karena itu seringkali
kita dengar ungkapan bahwa seorang manager atau pemimpin yang baik
adalah seorang organisator yang baik pula.
Adapun prinsip-prinsip atau dasar-dasar organisasi tersebut adalah:
1.

Tujuan yang jelas

2.

Kesatuan komando

3.

Pembagian kerja

4.

Pelimpahan Wewenang dan Tanggung Jawab

4. Bentuk-bentuk atau Tipe-tipe Organisasi


Ada 4 macam bentuk atau tipe organisasi yang sering kita temui di
dalam praktik :
1. Organisasi Lini (Garis)
Organisasi Lini adalah

bentuk organisasi di mana pimpinan

dipandang sebagai sumber wewenang tunggal. Garis komandonya kuat

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

11

dan hanya satu, yaitu dari atas ke bawah. Dengan demikian segala
keputusan kebijaksanaan dan tanggung jawab ada pada satu tangan.
Bentuk ini biasanya dipakai untuk organisasi yang orang-orangnya sedikit
sehingga tugas-tugas pekerjaan yang ada di dalamnya juga tidak
terlampau kompleks. (contoh: Struktur Organisasi Lini)
2. Organisasi Lini dan Staf
Organisasi Lini dan Staf adalah organisasi di mana pimpinan dibantu
oleh

sekelompok

memberikan

staf,

bantuan

yang

mempunyai

wewenang

fungsional

pemikiran/saran-saran.

Sedangkan

wewenang

komando tetap berada di tangan pimpinan atau kelompok lini, yang


melaksanakan tugas-tugas pokok dalam organisasi dan yang berhak
mengambil keputusan terakhir. Bentuk ini lebih sesuai untuk organisasi
yang besar dengan kegiatan yang banyak dan kompleks dan melibatkan
banyak orang. (contoh: Struktur Organisasi Lini dan Staf).
3. Organisasi Fungsional
Organisasi Fungsional adalah organisasi

di mana orang-orang

digolongkan menurut fungsi atau pekerjaan yang mereka lakukan. Dalam


bentuk organisasi fungsional bawahan mendapat perintah dari beberapa
kepala bagian yang masing-masing ahli dalam bidangnya. (contoh:
Struktur Organisasi Fungsional)
4. Organisasi Panitia
Organisasi Panitia adalah bentuk organisasi yang pimpinannya
bersifat kolegial atau dewan, artinya terdiri dari beberapa orang. Segala
keputusan diambil dan dipertanggung jawabkan secara bersama-sama.
(contoh: Struktur Organisasi Panitia).
5. Jenis-jenis Organisasi

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

12

a. Formal adalah organisasi yang memiliki aturan main secara


tertulis dan dijadikan sebagai acuan dalam menjalankan program kerja.
Seperti Ad/Art, dll.
b. Non formal adalah organisasi yang aturannya dipahami secara
umum

dan

tidak

tertulis

seperti

kelompok

masyarakat

di

suatu

Lingkungan, dll.
c. In formal adalah organisasi skala kecil yang pengaturannya
secara alamiah seperti rumah tangga.
6. Sifat Organisasi
a. Independen adalah organisasi yang berdiri sendiri dan tidak
memiliki hubungan konstitusi dengan organisasi lain (non structural
dengan organisasi lain)
b. Non Independen adalah organisasi yang memiliki hubungan
konstitusi dengan organisasi lain.
7. Macam-macam Organisasi
a. Provit adalah organisasi yang mencari keuntungan, secara
khusus mencari keuntungan dari segi keuangan seperti PT. koperasi,
pertokoan, dll.
b. Non

provit

adalah

organisasi

yang

mengedepankan

pengembangan keilmuan seperti LDK, FSLDK dll


8. Bentuk Organisasi
a. Organisasi taktis adalah organisasi jangka pendek yang tidak
memiliki kader dan ada ketika ada masalah-masalah tertentu yang
dianggap serius. Misalnya Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat Miskin.
b. Organisasi teknis adalah organisasi jangka panjang yang
memilki kader dan aturan main yang jelas untuk dijadikan acuan dalam
melaksanakan setiap program kerja. Seperti LDK, FSLDK, dll.

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

13

9. PERANGKAT ORGANISASI
Organisasi memiliki perangkat yang jelas, baik itu organisasi taktis
maupun organisasi teknis, organisasi formal, non formal dan seterusnya
a. Perangkat lunak.

AD/ART dan aturan sejenis khusus untuk organisasi dibawah naungan

Negara
UUD untuk organisasi kenegaraan
b. Perangkat keras.
Pengurus.
Pengurus yang dimaksud adalah secara keseluruhan dan tidak dibatasi
hanya pada pengurus harian atau pengurus inti organisasi yang menjadi
penggerak dalam mencapai kesuksesan dan tidaknya suatu organisasi.
Anggota.
Anggota yang dimaksud adalah secara keseluruhan.
KE-PMII-AN
PMII dilahirkan pada 17 April 1960 di Surabaya sebagai organisasi
underbow Partai NU. Dalam perkembangannya Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia menjadi organisasi independen dan menekankan diri
sebagai organisasi pergerakan, dengan tujuan terbentuknya pribadi
muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur,
berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan
komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Makna filosofis PMII :
Pergerakan : Dinamika dari hamba (makhluk) yang senantiasa
bergerak menuju tujuan idealnya berkontribusi bagi alam sekitarnya.
Mahasiswa

: Golongan generasi muda yang menuntut ilmu di

perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa


terbangun oleh citra diri sebagai insane religius, dinamis, sosial dan
mandiri. Dari identitas diri tersebut terpantul tanggung jawab keagamaan,

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

14

intelektual, social kemasyarakatan dan individual baik sebagai hamba


Tuhan maupun sebagai warga bangsa dan Negara.
Islam : Islam sebagai agama dipahami dengan haluan/paradigma
ahlussunnah waljamaah yaitu konsep pendekatan terhadap ajaran agama
Islam secara proporsional antara iman, Islam dan ihsan yang di dalam pola
piker, sikap dan perilakunya tercermin sifat-sifat selektif, akomodatif dan
integrative.
Indonesia

: masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang

mempunyai falsafah dan ideology bangsa yaitu pancasila dan UUD 45


dengan kesadaran kesatuan dan keutuhan bangsa dan Negara yang
terbentang dari Sabang sampai Merauke yang diikat dengan kesadaran
wawasan nusantara.
Secara totalitas PMII sebagai organisasi merupakan suatu gerakan yang
bertujuan melahirkan kade-kader bangsa yang mempunyai integritas diri
sebagai hamba yang bertaqwa kepada Allah SWT, dan atas dasar
kesadaran berkiprah mewujudkan peran ketuhanannya
masyarakat

bangsa

dan

Negara

Indonesia

menuju

membangun
satu

tatanan

masyarakat yang adil dan makmur dalam ampunan dan ridlo Allah SWT.
Identitas dan Citra Diri PMII
Identitas PMII adalah cerminan dari kualitas kader PMII, seperti
empat huruf kata 'PMII', yaitu Suatu wadah atau perkumpulan organisasi
kemahasiswaan dengan label 'Pergerakan' yang Islam dan Indonesia yang
mempunyai tujuan:
Terbentuknya Pribadi Muslim Indonesia Yang;
1. Bertaqwa kepada Allah swt
2. Berbudi luhur
3. Berilmu
4. Cakap, dan
5. Bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmu pengetahuannya.
6. Komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

15

Rekrutment
Dalam PMII, ada tahapan-tahapan pengkaderan. Untuk tahap
pertama dalah MAPABA (Masa Penerimaan Anggota Baru) sebagai jendela
awal untuk bergabung dalam organisasi PMII. Untuk berikutnya sebagai
tindak

lanjut ada

PKD (Pelatihan Kader Dasar) dilaksanakan oleh

Komisariat/Cabang, merupakan persyaratan untuk bisa menjadi pengurus


komisariat/cabang. Dan diteruskan dengan PKL (Pelatihan Kader Lanjutan),
dilaksanakan oleh pengurus cabang, merupakan persyaratan untuk
menjadi pengurus cabang/pengurus koordinator cabang.
Struktural Organisasi

Pengurus Rayon (PR) berpusat di Fakultas

Pengurus Komisariat (PK) berpusat di Kampus/ Perguruan Tinggi

Pengurus Cabang (PC) berpusat di Kabupaten

Pengurus Koordinator Cabang (PKC) berpusat di Ibu Kota Provinsi

Pengurus Besar (PB) berpusat di Ibu Kota

Deklarasi
Pada tanggal 14-16 April 1960 diadakan Musyawarah Mahasiswa NU
yang bertempat di Sekolah Muamalat NU Wonokromo Surabaya. Peserta
Musyawarah

dalah

perwakilan

mahasiswa

dari

Jakarta,

Bandung,

Surakarta, Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan Makasar serta perwakilan


senat perguruan tinggi yang dibawah naungan NU. Saat itu perdebatan
nama organisasi yang akan didirikan. Dari Yogyakarta mengusulkan nama
Himpunan atau Perhimpunan Mahasiswa Sunny, dari Bandung dan
Surakarta mengusulkan nama PMII. Dan saat itulah nama PMII disepakati,
namun kepanjangan dari P nya menjadi perdebatan lagi, apakah
Perhimpunan atau Persatuan. Ahirnya di sepakatilah P sebagai singkatan
dari Pergerakan sehingga muncul nama PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM
INDONESIA. Musyawarah ini pula menghasilkan AD/ART (Anggaran Dasar/

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

16

Anggaran Rumah Tangga) organisasi serta memilih dan menetapkan


sahabat Mahbub Djunaidi sebagai ketua umum, sahabat M. Khalid Mawardi
sebagai wakil ketua, dan sahabat M. Said sebagai sekretaris umum. Ketiga
orang

tersebut

yang

selanjutnya

di

amanatkan

untuk

menyusun

kelengkapan kepengurusan PB PMII.Adapun PMII di deklarasikan secara


resmi pada tanggal 17 April 1960 masehi atau bertepatan pada tanggal 17
Syawal 1379 Hijriyah.
Indepedensi PMII
Pada awal berdirinya PMII sepenuhnya dibawah naungan NU.PMII
terikat dengan segala garis kebijakan partai induknya, yaitu NU.PMII
terikat dengan NU baik secara cultural maupun structural. Independensi
PMII di tandai ketika rezim neo-fasis orde baru mulai mengkerdilkan fungsi
partai politik, sekaligus juga penyederhanaan partai politik secara
kuantitas, dan issue back to campus serta organisasi-organisasi profesi
kepemudaan mulai diperkenalkanmulai kebijakan NKK/BKK, maka PMII
menuntut adanya pemikiran realistis. 14 juli 1971 di Munarjati mulai
mencanangkan independensinya , terlepas dari organisasi manapun
(terkenal dengan Deklarasi Munarjati). Kemudian pada kongres tahun 1973
di Ciloto Jawa Barat diwujutkanlan manifestasi independensi PMII.Namun
keterikatan PMII dengan NU secara cultural tidak bisa di lepaskan,
bagaimanapun juga PMII adalah anak kandung dari NU.
Motto PMII

Tri khidmah PMII

Dzikir, Fikir, Amal sholeh

Taqwa, Intelektualitas,

Profesionalitas
Tri komitmen PMII

Eka citradiri PMII

Kejujuran, Kebenaran dan Keadilan Ulul Albab

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

17

KE-INDONESIA-AN

Siapa yang tidak tahu bahwa Indonesia adalah negara di Asia


Tenggara, yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia
dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia
adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau,
oleh karena itu ia disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara),
dengan

populasi

sebanyak

237.556.363

orang,

yang

terdiri

dari

119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan. Pulau jawa menempati


urutan teratas dalam distribusi penduduk Indonesia dengan angka 58 %,
diikuti sumatera (21 %), Sulawesi (7 %), Kalimantan (6 %), Nusa tenggara
(6 %), Papua dan Maluku (3 %).
Menyorot Indonesia hari ini, ada sebuah kompleksitas permasalahan
yang cukup tinggi yang perlu kita perhatikan.Hal ini merupakan sebuah
keniscayaan bagi kita yang kerap mengaku generasi muda Indonesia (jika
memang masih mau mengakui).Menyoal permasalahan pada sebuah
Negara, setidaknya ada 3 hal yang tak boleh luput dari perhatian.Ketiga
hal ini dapat mempengaruhi kehidupan social, budaya, pertahanan,
keamanan Negara yang bersangkutan. 3 hal tersebut adalah : Politik,
hukum dan perekonomian. Politik, hukum dan perekonomian suatu Negara
akan menetukan langkah Negara tersebut baik dalam kaitannya dengan
stabilitas dalam negeri ataupun dalam hubungannya dengan Negara lain.
Indonesia masa Orde Baru (1969-1998)
Sistem ekonomi Indonesia masa Orde Baru (pasca gagalnya sistem
ekonomi terpimpin) tidak dapat terlepas dari pengaruh sistem ekonomi
kapitalisme (sistem ekonomi yang mengandalkan kekuatan, dinamika
pasar

dan

kapital

(uang)

sebagai

motor

penggeraknya).

Sistem tersebut terlihat dari adanya upaya penyusunan REPELITA, tahapan


pembangunan jangka pendek, menengah, dan panjang sampai tinggal

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

18

landas.

Selama

Orde

Baru

pembangunan

hanya

diarahkan

demi

pertumbuhan ekonomi tanpa memperhatikan aspek sosial dan budaya


masyarakat

sehingga

menimbulkan

kerugian

pada

berbagai

aspek

kehidupan. Atas nama pembangunan banyak tanah dirampas, hutan


ditebang, dan modal hanya bertumpuk pada segelintir orang yang dekat
dengan kekuasaan. IMF dan Bank Dunia menjadi mitra pembangunan yang
penting bagi Indonesia. Kedua badan tersebut pada awalnya bertugas
secara berkala mengatur supaya pinjaman dapat dikembalikan oleh
negara pengutang tetapi mereka tidak mengontrol dan mempengaruhi
pengambilan keputusan ekonomi dan politik sebuah negara. Tetapi sejak
1980 kedua badan ini memperoleh kekuasaan yang tidak terbatas
sehingga mereka dapat mendikte negara-negara untuk mengubah tata
perekonomiannya kalau mau menerima bantuan IMF dan Bank Dunia.
Sejak saat itu dimulailah era neoliberalisme yang sama sekali tidak
memberikan ruang bagi campur tangan negara dalam mengatur dan
mengelola perekonomian semua diserahkan pada mekanisme pasar.
Karena

perubahan

tersebut

maka

memberikan

dampak

pula

bagi

Indonesia IMF dan Bank Dunia semakin mendikte Indonesia seiring dengan
meningkatnya utang luar negeri Indonesia sehingga pada tahun 1998
mengalami

keruntuhan

ekonomi.

Sejak tahun 1998 perekonomian Indonesia dikendalikan oleh IMF dan Bank
Dunia. Hal ini terlihat dengan adanya privatisasi BUMN serta perusahaan
milik negara lainnya, mergernya banyak bank dan penghapusan danadana subsidi (seperti BBM) yang mampu mendatangkan dampak buruk
(negatif) bagi Indonesia seperti banyaknya pengangguran, rakyat tidak
mampu memenuhi kebutuhan hidup, dsb. Jadi kebijakan ekonomi yang
harus dijalankan di Indonesia dengan mengikuti kebijakan IMF dan Bank
Dunia sangat merugikan rakyat Indonesia. Inilah pengaruh langsung dari
perekonomian dunia akibat Perang Dunia II yang mempengaruhi sistem
pembangunan perekonomian di Indonesia sampai saat ini yaitu sistem
kapitalisme dan neoliberalisme.

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

19

Pengaruh Dalam Kebijakan Politik Luar Negeri Bagi Indonesia


Sejak proklamasi Indonesia menganut politik luar negeri bebas aktif.
Bebas artinya Indonesia tidakmemihak kepada salah satu blok dan
menempuh cara sendiri dalam menangani masalah-masalah internasional.
Sedangkan aktif artinya Indonesia berusaha sekuat tenaga untuk ikut
memelihara perdamaian dunia dan berpartisipasi meredakan ketegangan
internasional.
Politik ini dipilih dalam rangka menjamin kerjasama dan hubungan baik
dengan bangsa lain di dunia. Politik yang dicetuskan Mohammad Hatta ini
dijalankan dari awal terbentuknya Indonesia hingga saat ini meskipun
dalam pelaksanaannya tidak sesuai karena adanya pengaruh dengan
perubahan politik di dunia.
Penyimpangan terhadap politik luar negeri Indonesia yang bebas
aktif dianggap mulai muncul ketika Indonesia pada masa Kabinet Sukiman
(1951) dengan mengadakan pertukaran surat antara Menteri Luar Negeri
Ahmad Subarjo dan Duta Besar Amerika Serikat Merle Cochran dalam
rangka mendapatkan bantuan dari Amerika Serikat. Hal ini menimbulkan
protes sebab dianggap telah meninggalkan politik bebas aktif dan
memasukkan Indonesia ke dalam sistem pertahanan Blok Barat.
Sementara itu pada masa Kabinet Ali Sastroamijoyo I menitik
beratkan pada kerjasama antara negara-negara Asia-Afrika dengan
menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika. Kenyataan tersebut bukan
berarti Indonesia akan membentuk blok ketiga. Tujuan dibentuk organisasi
ini adalah sebagai landasan dalam rangka memupuk solidaritas Asia-Afrika
dan menyusun kekuatanagar mendapatkan posisi yang menguntungkan
bagi bangsa Asia-Afrika di tengah percaturan politik internasional. Pada
masa Burhanuddin Harahap (1955) politik luar negeri Indonesia lebih
dekat dengan Blok Barat, baik dengan Amerika, Australia, Inggris,
Singapura dan Malaysia. Indonesia mendapatkan bantuan makanan dari

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

20

Amerika (US$ 96.700.000). Tahun 1956 untuk menunjukkan bahwa


pemerintah Indonesia menganut politik bebas aktif maka presiden
Soekarno mengunjungi Uni Soviet. Dan ditandatangani perjanjian kerja
sama pemberian bantuan ekonomi dengan tidak mengikat dari Uni
Soviet(US$ 100.000.000). Indonesia juga mengunjungi Cekoslowakia,
Yugoslavia, dan Cina. Indonesia juga mengirimkan pasukan perdamaian di
bawah PBB yang dikenal dengan Pasukan Garuda. Pada masa Demokrasi
Terpimpin, Indonesia turut mempelopori berdirinya Gerakan Non Blok
(1961)

sejak

saat

itu

Manifesto

Politik

(Manipol)

menjadi

dasar

pengambilan kebijakan luar negeri Indonesia sehingga dunia terbagi


menjadi NEFO (negara-negara komunis) dan OLDEFO (negara-negara
kolonialis dan imperialis). Indonesia termasuk dalam kelompok NEFO
sehingga menjalin hubungan erat dengan negara bok timur dan menjaga
jarak dengan negara blok barat. Politik tersebut selanjutnya berkembang
semakin radikal menjadi politik mercusuar dan politik poros. Politik
Indonesia yang agresif selama masa Demokrasi Terpimpin memboroskan
devisa,

inflasi

menjadi

tidak

terkontrol

terlebih

dengan

adanya

pemberontakan PKI 1965.


Politik pada masa Orde Baru lebih memperhatikan masalah stabilitas
regional akan menjamin keberhasilan rencana pembangunan Indonesia.
Upaya

yang

dilakukan

Indonesia

yaitu

dengan

Mempertahankan

persahabatan dengan pihak barat Menjalankan politik pintu terbuka bagi


infestor asing serta pinjaman luar negeri. Bergabungnya kembali Indonesia
sebagai anggota PBB pada 28 Desember 1966. Memperbaiki hubungan
dengan sejumlah negara yang sempat renggang karena adanya politik
konfrontasi masa Orde Lama. Didirikan pula bentuk kerjasama regional
ASEAN dalam rangka menjaga stabilitas kawasan. Pada 1992 Indonesia
menjad ketua Gerakan Non Blok tetapi pada saat itu timbul pertikaian dan
perpecahan di
mayoritas

negara

beragama

Yugoslavia

Islam).

(Serbia

Indonesia

menyerang Bosnia

menggunakan

APEC

yang
untuk

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

21

menentukan posisi kepemimpinan Indonesia. Awalnya Indonesia tidak mau


bergabung

sebab

takut

tidak

mampu

menghadapi

liberalisasi

perdagangan dan dipandang dapat mengurangi rasa kerjasama dianatara


negara-negara ASEAN tetapi setelah berakhirnya Perang Dingin Indonesia
bergabung dalam APEC. Dengan demikian Indonesia siap untuk mengikuti
perdagangan bebas bagi negara-negara berkembang pada tahun 2020.

ASWAJA
I.

SKETSA SEJARAH
Ahlussunnah wal Jamaah (ASWAJA) lahir dari pergulatan intens antara

doktrin dengan sejarah. Di wilayah doktrin, debat meliputi soal kalam


mengenai status Alquran apakah ia mahluk atau bukan, kemudian debat
antara

sifat-sifat

Allah

antara

ulama

salafiyyun

dengan

golongan

Mutazilah dan seterusnya.


Di wilayah sejarah, proses pembentukan ASWAJA terentang hingga
zaman Khulafaur Rasyidin, yakni dimulai sejak terjadi perang shiffin yang
melibatkan Kholifah Ali bin Abi Tholib RA dengan Muawiyyah. Bersamaan
dengan kekalahan kholifah ke-empat tersebut, setelah dikelabui melalui
taktik arbitrase (tahkim) oleh kubu muawiyyah, ummat islam mulailah
islam terpecah ke dalam berbagai golongan. Di antara mereka terdapat
Syiah, Khowarij, Jabariyyah, Qadariyyah, Mutazilah, dll.
Indonesia merupakan salah satu penduduk dengan jumlah penganut
faham ASWAJA terbesar di dunia. Mayoritas penduduk yang memeluk
islam adalah penganut madzhab Syafii dan sebagian besarnya tergabung
(baik tergabung secara sadar maupun tidak sadar) dalam Jamiyyah

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

22

Nahdlotul Ulama yang sejak awal berdiri menegaskan sebagi pengamal


islam ala Ahlusunnah wal Jamaah.
II.

PENGERTIAN
Al-sunnah

memilki

arti

jalan,disamping

memiliki

arti

Al-Hadist.

Disambungkan dengan ahl keduanya bermakna pengikut jalan Nabi, Para


Sahabat, dan Tabiin. Al-Jamaah berarti sekumpulan orang yang memiliki
tujuan. Bila dimaknai secara kebahasaan, Ahlussunnah wal Jamaah berarti
segolongan orang yang mengikuti jalan Nabi, Para Sahabat dan Tabiin.
NU

merupakan

menegaskan

diri

ORMAS

berfaham

islam

pertama

ASWAJA.

Dalam

kali

Indonesia

konstitusi

dasar

yang
yang

dirumuskan oleh KH. Hasyim Asyari juga tidak disebutkan definisi ASWAJA
namun tertulis dalam konstitusi tersebut bahwa aswaja merupakan
sebuah faham keagamaan

dimana dalam bidang aqidah menganut

pendapat dari Abu Hasan Al-Asyari dan Al- Maturidhi, dalam bidang fiqih
menganut pada salah satu madzhab empat, dan dalam bidang tasawuf
menganut pada Imam Junaid al Baghdadi dan Abu Hamid Al-Ghozali.
III.

ASWAJA SEBAGAI MANHAJ AL-FIKR


Kurang lebih sejak 1995/1997, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

meletakkan aswaja sebagai manhaj al fikr. Th 1997 diterbitkan sebuah


buku saku tulisan sahabat Khotibul Umam Wiranu berjudul Membaca
ulang Aswaja (PB PMII 1997). Konsep dasar yang dibawa dalam aswaja
sebagai manhaj al fikr tidak dapat dilepas dari gagasan KH. Said Aqil Siraj
yang mengundang kontroversi, mengenai perlunya aswaja ditafsir ulang
dengan memberikan kebebasan lebih bagi para intelektual dan ulama
untuk merujuk langsung kepada ulama dan pemikir utama yang tesebut
dalam pengertian aswaja.
PMII memandang bahwa aswaja adalah orang-orang yang memiliki
metode berfikir keagamaan yang mencakup semua aspek kehidupan
dengan berlandaskan atas dasar moderasi, menjaga keseimbangan, dan
toleran. Aswaja bukan sebuah madzhab melainkan sebuah metode dan

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

23

prinsip berfikir dalam menghadapi persoalan-persoalan agama sekaligus


urusan sosial kemasyarakatan, inilah makna aswaja sebagai manhaj al fikr.
Sebagai manhaj alfikr, PMII berpegang pada prinsip-prinsip tawasuth
(moderat),

tawazun (netral), taadul (keseimbangan), dan tasamuh

(toleran).
IV.

PRINSIP ASWAJA SEBAGAI MANHAJ


Berikut ini adalah prinsip-prinsip aswaja dalam kehidupan sehari-hari.

Prinsip-prinsip tersebut meliputi :


1.

AQIDAH

2.

BIDANG SOSIAL POLITIK


a. Prinsip Syura (musyawarah)
b. Prinsip Al-Adl (keadilan)
c. Prinsip Al-Hurriyyah (kebebasan)

V.

3.

BIDANG ISTINBATH AL-HUKM (Pengambilan Hukum Syariah)

4.

TASAWUF
PENUTUP

Ahlussunnah wal Jamaah sebagai manhaj al fikr bersifat dinamis dan


sangat terbuka bagi pembaruan-pembaruan. Sebagai sebuah metode
pemahaman dan penghayatan dalam makna tertentu ia tidak dapat
disamakan dengan metode akademis yang bersifat ilmiah. Dalam metode
akademik, sisi teknikalitas pendekatan di atur sedemikian rupa sehingga
menjadi prosedur yang teliti dan nyaris pasti. Namun demkian dalam
ruang akademis pembaharuan atau perubahan sangat mungkin terjadi.
GENDER
Teori Feminis modern bertolak dari sejumlah pertanyaan sederhana.
Bagaimana dengan perempuan? Di mana posisi perempuan. Bila wanita
tak berperan, mengapa? Bila berperan, apa yang sebenarnya mereka
lakukan?

Bilamana

mereka

mengalami

situasi?Apa

yang

mereka

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

24

sumbangkan untuk itu? Apa artinya itu bagi mereka? ( Teori Sosiologi
Modern, George Ritzer-Douglas J. Goodman)

Meluruskan Pemahaman
Membicarakan feminisme sangat erat kaitannya dengan sosialisme.
Apa yang diungkapkan oleh George Ritzer-Douglas J. Goodman di atas
adalah fenomena feminis kuno yang akan menyebabkan minoritas pola
pikir. Minoritas pola pikir ini adalah terjadinya pengaburan peran wanita
dalam situasi sosial, peran wanita dalam kebanyakan situasi sosial,
meskipun

penting,

masih

kurang

mendapatkan

penghormatan

dan

tersubordinasikan peran lelaki.


Indikator-indikator semacam itulah yang menyebabkan pemikiran
pengetahuan bahwa wanita selalu berada pada pihak minorotas, telah
terjadinya ketidakadilan, kesenjangan, dan perbedaan peran yang nyata
antara laki-laki dan perempuan.
Nur Amin Samhuri mengatakan bahwa feminisme sebagai sebuah
ide yang diantaranya berupaya melakukan pembongkaran terhadap
ideologi penindasan atas nama gender, pencarian akar ketertindasan
perempuan, sampai upaya penciptaan pembebasan perempuan secara
sejati.

Feminisme

perempuan.

adalah

Menurut

saya

basis

teori

pendapat

dari
Nur

gerakan

Amin

pembebasan

Samsuri

tersebut,

bertentangan dengan teori feminis modern. Secara logika argument


tersebut, akan melahirkan pemikiran bahwa perempuan menjadi pihak
minoritas atau kelompok kecil yang bersumber pada peran mayoritas lakilaki. Sekali lagi, belajar feminis moderen tidaklah sama dengan teori
minoritas atau kelompok kecil.Namun, mari kita berpikir bahwa teoritis
mendasar feminisme akan menghasilkan perubahan revolusioner dalam
pemahaman kita tentang kehidupan social itu. Pengetahuan selama ini
dokonstruk oleh anggapan keabsolutan dan universal tentang kehidupan
sosial ternyata adalah pengetahuan yang berasal dari pengalaman

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

25

semata. Pengalaman yang dimaksud adalah bagian dari masyarakat yang


berkuasa yakni dari lelaki sebagai tuan. Pemikiran itu akan menjadi
rancau tatkala sudut pandang kita selama ini hanya pada kacamata
kekuasaan seorang lelaki yang menyebabkan wanita disubordinasikan
secara fungsional struktural. Padahal ada hal yang lebih penting lagi untuk
kita luruskan adalah teori feminis merupakan teori pencapaian kesejajaran
kehidupan sosial dalam konteks perubahan hidup.

Realitas Feminisme dan Gender di PMII


Sampai sekarang, Prgerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) selalu
menyajikan forum diskusi tentang teori feminisme. Fenomena ini terjadi
mulai dari rayon, komisariat, cabang, koordinator cabang dan lembaga
tertinggi yiatu pengurus besar. Bahkan di setiap level masing-masing
lembaga

tersebut,

disediakan

wadah

khusus

untuk

memberikan

pemahaman konsep feminisme itu. Melalui investigasi teoritis, sering kita


temukan kader-kader PMII masih memiliki pemikiran ala Nur Amin
Samsuri. Realitas`seperti ini pada sisi kaderisasi akan berdampak jangka
panjang bagi organisasi tentang pemahaman feminisme. Pemaknaan
tersebut selalu diawali dengan timbulnya gerakan feminisme atas dasar
penindasan kaum laki-laki terhadap perempuan.
Kita tidak boleh terjebak dengan kata Penindasan. Dalam artian konsep
penindasan jangan diartikan sebagai sebab-akibat dari perilaku laki-laki
yang berperan aktif secara absolut. Hal ini jelas akan menyebabkan direct
vis-a vis antara laki-laki dengan perempuan itu sendiri. Jika teori ini
berlaku pada pemahaman kita, maka jangan heran mindset kader-kader
PMII selama masih terkonstruk pada teoritis-praktis yaitu feminisme selalu
disandingkan dengan bentuk penindasan, kekerasan fisik, ketidakadilan
laki-laki terhadap perempuan, peran mayoritas laki-laki terutama dalam
hal fungsional-struktural, dan kekejaman laki-laki terhadap perempuan

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

26

atas ketidakadilan dan posisi laki-laki yang selama ini dianggap melebihi
perempuan.
Konsep

feminis

yang

saya

maksud

bukanlah

pembebasan

perempuan karena mereka tertindas oleh laki-laki. Akan tetapi, pemikiran


feminis beraplikasi pada pengetahuan realitas kehidupan sosial organisasi
PMII

yaitu

melakukan

perubahan

positif

bagi

keberlangsungan

ekstensialisme PMII itu sendiri.


Secara mayoritas dalam perkembangan kesempatan fungsionalstruktural selalu didominasi laki-laki. Kemudian pola pikir yang lahir adalah
anggapan

terjadinya

ketidakberhasilan

kaderisasi

perempuan

dan

sebaliknya keberhasilan kaderisasi bagi laki-laki. Secara tidak langsung,


logika yang terbentuk adalah terjadinya penyekatan kodrati jenis antara
laki-laki dan perempuan.
Pemikiran teori feminis modern selalu berorientasi pada pemhaman
kesejajaran secara sosial untuk menciptakan kehidupan sosial menjadi
lebih baik atas pengaruh sebuah kondisi sosial itu sendiri. Gender
merupakan merupakan shadow system dari feminisme. Tepatnya, gender
suatu konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki
dan perempuan dalam hal pengaruh sosial budaya yang menyebabkan
timbulnya turunan pembeda dalam hal peran, perilaku, mentalitas dan
karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang selama ini
berkembang di masyarakat khususnya di tubuh PMII.
Sedangkan konsep gender dalam persfektif agama juga ada dalam
Al-Quran. Agama Islam yang diturunkan sebagai Rahmatal Lil Alamin
men-design dengan detail mulai dari pernikahan, perceraian, aturan
pembagian warisan dan konsep kepemimimpinan dalam berumah tangga.
Turunan pembeda dalam hal peran, perilaku, mentalitas dan karakteristik
emosional antara laki-laki dan perempuan merupakan pengaruh konstruk
sosial, budaya dan politik yang menyebabkan keharusan laki-laki dan
perempuan untuk mencari jalan keluar dari pengaruh negatif tersebut.

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

27

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, konsep


feminis modern sangatlah relevan dengan sistem demokrasi kita. Dalam
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 28 huruf H Ayat 2 dijelaskan
Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai
persamaan dan keadilan. Jadi jelaslah bahwa semua warga negara
mempunyai hak yang sama tanpa membedakan status, struktur sosial,
cirri-ciri primordial maupun identitas ekslusif lainnya (baca: gender). Pasal
tersebut di jabarkan kembali dalam kehidupan politik di Indonesia.
Kebijakan pemerintah yang memberikan quota 30% (UU Pemilu pasal 53)
bagi calon legislatif (caleg) perempuan untuk masuk dalam sistem
demokrasi merupakan persaingan aksi di atas panggung perebutan
kekuasaan dalam meangaplikasikan makna gender itu. Jadi pemberian
quota itu bukanlah pembeda yang mengkontsruk pemahaman kita
tentang ketidakadilan quota, tapi mari kita pandang dalam persfektif
bentuk solusi untuk pembebasan perempuan. Pembebasan yang dimaksud
adalah mengeluarkan diri dari meraih quota itu secara makasimal. Nah,
disinilah letak arti gender dan feminisme yang sebenarnya. Mencari solusi
atas pengaruh sebuah konstruk sosial dan politik.

Tantangan Feminisme di PMII


adanya realitas feminisme di atas sekaligus akan menjadi tantangan
proses kaderisasi di organisasi PMII. Pertama, terjadinya pemikiran
penindasan fungsional-struktural. Pemahaman ini akan berdampak pada
timbulnya pemikiran politik-praktis dalam kehidupan miniatur demokrasi
di PMII. Ini disebabkan atas pola pikir dalam konsep kekuasan merupakan
dominasi kaum laki-laki. Hal ini akan melahirkan kader-kader oportunis
dan

apatis

sehingga

merusak

komitmen

atas

doktrinasi

konsep

kebersamaan dan konsep Hablum Minannas yang ada dalam Nilai Dasar

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

28

Pergerakan (NDP) PMII. Konsep kebersamaan dalam membangun PMII


yang memiliki hubungan yang kuat dengan konsep hubungan horizontal.
Kedua, terjadinya penyekatan antara kaum laki-laki dan perempuan
yang bersifat jangka panjang atas konflik kesalahpahaman feminisme.
Penyekatan
menciptakan

jangka

panjang

konsep

jelas

kebangsaan

menjadi
melalui

great

problem

kehidupan

dalam

berdemokrasi.

Demokrasi yang dimaknai menciptakan kehidupan pro-kerakyatan. Tepat


kiranya jika kehidupan berbangsa dan bernegara dalam mencapai
demokrasi ideal haruslah berawal dari penghapusan mindset kesenjangan,
ketidakadilan, kekerasan, dan penindasan struktural akibat pemikiran
feminis hanya pada jenis kelamin secara kodrati.

ANTROPOLOGI KAMPUS
Sebuah pengantar
Manusia adalah mahluk tuhan yang terbaik yang diberikan akal dan
nafsu. Sebagaimana aristoteles mengklasifikasikan manusia sebagai
animal rasional, kesempurnaan yang diberikan oleh tuhan itulah yang
menjadikan

manusia

dibedakan

dengan

mahluk

lain.

Dan

dengan

kesempurnaan itu juga tuhan menjadikan manusia sebagai Kholifa Fil


Ardi dengan dibekali konsep tuhan yang termaktub dalam kitab suci AlQuran sebagai pegangan hidup.
Pengertian Antropologi Kampus
Kata Dasar dari Antropologi berasal dari Yunani yaitu anthros yang
berarti

manusia

dan

logos

berarti

ilmu.

Sederhanya,

Antropologi

merupakan Ilmu yang mempelajari tetang manusia.


Antropologi sebenarnya kata yang sudah tidak asing lagi di telinga
kita apabila di sematkan dengan kata antropologi budaya, antropologi
politik, antropologi agama dan lain sebagainya. Namun begitu asing ketika

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

29

kata antropologi itu sendiri disandingkan dengan kata kampus. Karena


memang

belum

ada

suatu

cabang

yang

secara

terstruktur

dan

pembahasan yang tuntas mengenai antropologi kampus.


Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia sebagai organisasi gerakan
mahasiswa

menganggap

bahwa

kader-kadermya

seharusnya

dapat

memahami bahkan membaca kampus mereka sendiri. Hal ini penting


sebagai pijakan mereka berproses si bangku perkuliahan. Secara garis
besar sudah dipaparkan bahwa antropologi adalah bidang Ilmu yang
mempelajari tentang manusia.
Dalam studi kajian antropologi (manusia) mencakup tentang sejarah,
perilaku, bentuk fisik masyarakat, tradisi-tradisi, nilai-nilai dan interaksi
antar manusia sampai budaya baru yang dihasilkan karena interaksi
tersebut. Kampus sudah diutarakan diatas bahwa tempat sebagai sarana
maupun prasarana wahana untuk belajar mahasiswa. Jadi secara garis
besar antropologi kampus adalah kajian ilmu yang mempelajari tetang
kebudayaan, perilaku, tradisi, nilai-nilai, interaksi dan lain sebagainya
yang dianggap penting dalam dinamika dunia kampus ataupun lingkungan
sekitar yang berhubungan dengan kampus. Esensial Antropologi Kampus
Untuk Dunia Pergerakan Sejarah telah mencatat bahwa perjalanan
panjang bangsa Indonesia tidak lepas dari peran serta mahasiswa.
Pada saat ini kita tidak membicarakan manusia secara detail, akan
tetapi pembahasan ini akan lebih kita spesifikasikan pada salah satu
obyek antropologi kampus yaitu mahasiswa. Mahasiswa adalah bagian
dari masyarakat yang berpendidikan, sehingga dengan prediket tersebut
mahasiswa disebut Agen Of Change (agen perubahan), dari sini dapat di
garis bawahi bahwa perubahan yang dimaksud adalah perubahan di
kalangan masyarakat kearah yang lebih baik, baik dari sektor ekonomi,
pendidikan, sosial, budaya, agama dan lain sebagainya.
Mahasiswa sebagai masyarakat berpendidikan tentulah sangat berat
tanggungjawabnya, hal ini tertulis secara jelas dalam Tri Dharma
perguruan tinggi bahwa mahasisiwa berkewajiban

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

30

1. Mengikuti pendidikan dikampus


2. Melakukan penelitian
3. Melakukan pengabdian kepada masyarakat.
Tiga aspek ini sangat penting di dalam tatanan proses perubahan
dalam masyarakat dan negara. Dengan demikian dibutuhkan langkahlangkah solutif sebagai formulasi terhadap kemunduran-kemunduran yang
ada di negara ini. Mahasiswa dan pelajar tentunya harus lebih peka dan
lebih bersikap responsip terhadap persoalan di atas, mahasiswa sebagai
Agen Of Change harus bersikap reaksioner dalam menyikapi masalah.
Sejarah

indonesia

mengatakan

icon

gerakan

kebangsaan

adalah

mahasiswa dan pemuda. Kalau kita mau jujur dan mengakui bahwa
negara kita ini sebetulnya belum merdeka, hal ini dijelaskan dalam
pembukaan UUD 1945, artinya bahwa dalam suatu negara itu belum
merdeka (masih banyak penindasan, keterbelakangan, kemiskinan dsb)
berati perjuangan sampai hari ini belum berakhir.
Seringkali mahasiswa tidak dapat mengimplementasikan ilmu yng di
dapatkan dari dunia pendidikan, ironisnya ketika mereka masih dalam
proses pendidikan, masyarakat sudah menunggu mereka sebagai icon
untuk perubahan. Apa yang terjadi dengan mahasiswa kita ? mengapa
bisa terjadi demikian?.
Beberapa gambaran di atas menunjukan bahwa maju mundurnya
sebuah negara tergantung pada pemudanya. Kalau kita berkaca pada TRI
DHARMA perguruan tinggi maka kita akan melhat gambaran tentang
implementasi nilai-nilai tersebut. Diatas telah disinggung bahwa lemahnya
gerakan

mahasiswa

terhadap

implementasi

nilai-nilai

TRI

DHARMA

perguruan tinggi tentu tidak lepas dari macam-macam tipologi mahasiswa


itu sendiri.
Dalam menyikapi semua itu terdapat bermacam macam tipe
mahasiwa yang ada dalam dunia kampus yang sudah dijadikan budaya
perilaku, nilai

nilai

sebagai

dasar

perilaku yang mana

mereka

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

31

mempunyai alasan-2 tersendiri mengapa berprilaku seperti itu. Tipologi


mahasiswa tersebut terbagi dalam beberapa kelompok antara lain :
1.

Akademis

2.

Agamis

3.

Apatis ( Tidak mau tahu )

4.

Hedonis ( bersikap seenaknya sendiri, hura-hura dsb)

5.

Kritis
Dari pengelompokan mahasiswa diatas jelas semuanya ada secara
berdampingan tinggal kita sendiri yang mampu menilai diposisi mana kita
berada. PMII sendiri merupakan sebuah organisasi mahasiswa dengan tipe
tipe mahasiswa yang beragam yang mana tetap menjunjung tinggi nilai
suatu perubahan dalam kampus dengan wujud mengawal segala isu isu
yang berkembang guna kepentingan mahasiswa secara umum, tetapi
kebanyakan posisi kita sebagai kader PMII berada pada tipe mahasiswa
yang kritis dengan tidak melupakan kewajiban kita sebagai mahasiswa
yang akademis serta tidak lupa pada kewajiban kita sebagai umat yang
beragama.

Mars PMII

Totalitas

Cipt : Mahbub Junaidi


Kepada Para Mahasiswa
Inilah Kami Wahai Indonesia

Yang Merindukan Kejayaan

Satu Barisan Dan Satu Cita

Kepada Pewaris Peradaban

Pembela Bangsa Penegak Agama

Yang Telah Menggoreskan

Tangan Terkepal Dan Maju Ke Muka

Kepada Rakyat Yang Kebingungan


Dipersimpangan Jalan

Habislah Sudah Masa Yang Suram

Reff :

Selesai Sudah Derita Yang Lama

Wahai Kalian Yang Rindu Kemenangan

Bangsa Yang Jaya Islam Yang Benar

Wahai Kalian Yang Turun Ke Jalan

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

32

Bangun Tersentak Dari Bumiku Subur

Demi Mempersembahkan Jiwa Dan Raga


Untuk Negri Tercinta

Reff : Denganmu PMII Pergerakanku


Ilmu Dan Bakti Ku Berikan

Semangat

Adil Dan Makmur Ku Perjuangkan


Untukmu Satu Tanah Airku

Dari Titik Api Matahari Pagi

Untukmu Satu Keyakinanku

Kan Ku Bakar Semangat Menyala-Nyala

Inilah Kami Wahai Indonesia

Bakar Badan Ku Bakarlah Jiwa Ku

Satu Angkatan Dan Satu Jiwa

Biar Menang Merdeka.

Putera Bangsa Bebas Merdeka


Tangan Terkepal Dan Maju Ke Muka
Berjuanglah PMII
Hymne PMII
Berjuanglah PMII Berjuang
Bersemilah, Bersemilah Tunas PMII

Marilah Kita Bina persatuan 2x

Tumbuh Subur, Tumbuh Subur Kader PMII

Hancur Leburkanlah Angkara Murka

Masa Depan Di Tanganmu

Perkokohlah Barisan Kita

Untuk Meneruskan Perjuangan

Siap

Bersemilah, Bersemilah Kau Harapan

Sinar Api Islam Kini Menyala

Bangsa

Tekad Bulat Jihad Kita Membara

2x

Berjuanglah PMII Berjuang


Menegakkan Kalimat Tuhan

Sumpah Mahasiswa
Kami Mahasiswa Indonesia Bersumpah,
Bertanah Air Satu,
Tanah Air Tanpa Penindasan
Kami Mahasiswa Indonesia Bersumpah,

Revolusi Pembebasan
Buruh, Tani, Mahasiswa Kaum Miskin Kota
Bersatu Padu Rebut Demokrasi
Gegap Gempita Dalam Satu Suara
Demi Tugas Suci Yang Mulia

Berbangsa Satu,

Hari-Hari Esok Adalah Milik Kita

Bangsa Yang Gandrung Akan Keadilan

Tergeraknya Masyarakat Pekerja

Kami Mahasiswa Indonesia Bersumpah,

Terciptanya Tatanan Masyarakat

Berbahasa Satu,
Bahasa Tanpa Kebohongan

Indonesia Baru Tanpa Orba


Marilah Kawan Mari Kita Kabarkan
Di Tangan Kita Tergenggam Arah Bangsa

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

33

Hidup Mahasiswa

Marilah Kawan Mari Kita Nyanyikan

Hidup Rakyat

Sebuah Lagu Tentang Pembebasan

Hidup Indonesia

Di Bawah Topi Jerami


Ku Susuri Garis Matahari

Reformasi

Berjuta Kali Turun Aksi


Bagiku Satu Langka Pasti

Kami Ada Disini Untuk Terus Beraksi


Menuntut Reformasi Yang Sedang Mati

Di Bawah Kuasa Ilahi


Ku Susuri Garis Jalan Ini

Suri
Katanya Reformasi Nyatanya Dagang
Sapi
Lawan Lawan
Segala Korupsi

Berjuta Kali Turun Aksi


Bagiku Satu Langkah Pasti
Di Bawah Kuasa Tirani
Ku Susuri Garis Revolusi
Berjuta Kali Lawan Tni Polri
Bagiku Satu Langkah Pasti
Revolusi .Sampai Mati 2x

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

34

Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Agamis dan


Nasionalis Dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita

35

You might also like