Professional Documents
Culture Documents
Gambar 1.1 Arah medan magnet yang terbentuk di sekitar kawat berarus listrik.
e=-N
dimana
d
dt
N = jumlah lilitan
d
= laju perubahan fluks
dt
emf terinduksi yang terbentuk dalam kumparan tandanya negative. Hal ini
sesuai dengan hokum Lenz :
Arah arus induksi adalah sedemikian rupa sehingga melawan
sebab yang menimbulkannya
Kesimpulan percobaan Faraday :
Apabila sepotong kawat penghantar listrik berada dalam medan
magnet berubah ubah, maka didalam kawat tersebut akan timbul
emf induksi
Arah emf induksi, medan dan gerak dapat diingat dengan kaidah tangan
kanan. Apabila ibu jari, telunjuk dan jari tengah tangan kanan saling tegak
lurus dan ibu jari searah gerakan, telunjuk searah dengan medan maka jari
tengah menunjuk ke arah tegangan induksi. Kaidah ini disebut dengan
kaidah tangan kanan Flemings dan ditunjukkan pada gambar 1.4
Gaya pada sebuah konduktor yang membawa arus dalam medan magnetic.
Apabila pada sebuah konduktor yang membawa arus ditempatkan dalam
medan magnet, maka konduktor tersebut akan mengalami gaya yang
arahnya tegak lurus terhadap arah arus dan medan.
Arah gaya ini dapat ditunjukkan dengan menggunakan kaidah tangan kiri
Flemings yaitu :
Rangka magnetik
Rangka magnetic ini berfungsi sbb :
Sebagai tempat kutub kutub magnetic dan melindungi bagian bagian
mesin yang lain.
Membawa fluk magnetic yang dihasilkan oleh kutub kutub.
2.
Gambar 2 a. inti
2b. Inti kutub terbuat dari besi atau baja padat dan sepatu kutub berlapis
2.c. Inti kutub dan sepatu kutub terbuat dari lapisan baja tipis. Desain ini adalah
desain yang modern.
Ada 2 tipe konstruksi kutub :
Inti kutub terbuat dari besi atau baja padat dan sepatu kutub
berlapis (gbr 2b)
Inti kutub dan sepatu kutub terbuat dari lapisan baja tipis. Desain
ini adalah desain yang modern spt gbr 2.c.
3. Koil kutub
Koil kutub pada gbr 3 terdiri dari kawat tembaga atau kumparan yang
ditempatkan pada inti kutub seperti gbr 2a
4. Inti jangkar
Inti jangkar sebagai tempat konduktor / koil jangkar yang kemudian berputar
dan memotong fluks magnet dari medan magnet utama. (Gbr 4)
Inti jangkar berbentuk silindris atau drum dan dibuat dari lapisan baja tipis.
Biasanya lapisan ini dilubangi sebagai saluran udara yang melalui inti untuk
tujuan pendinginan.
5. Komutator
Komutator berfungsi untuk penyearahan yaitu merubah arus bolak balik
yang terinduksi dalam konduktor jangkar menjadi arus searah pada
rangkaian beban luar. Komutator dibuat dengan struktur silindris dan
berbentuk segmen segmen dari tembaga. Segmen segmen ini diisolasi
satu sama lain dengan lapisan tipis mika. Setiap segmen komutator
terhubung ke konduktor jangkar dengan riser. (Gbr 5a dan 5b)
Gbr .7. Pole pitch Gbr .8.Konduktor Gbr. 9. Koil atau bagian kumparan
Gbr.10. Koil span
Y = YB + YF
Gbr. 11.Komutator
Gbr.13.Wave Winding
Kedua pitch yaitu YF dan YB harus ganjil, jika tidak maka akan sulit
untuk menempatkan coil dalam jangkar.
Kumparan pada awal dan akhir harus berada pada titik yang sama
tanpa pemutusan.
Average pitch YA =
Komutator pitch YC = 1
Y Y
B
10
YB =
Z
1
P
dan YB =
Z
1
P
Z
1 dan
P
YF =
Z
1
P
Gambar 14.
11
(a)
(b)
Hubungan Koil
Pada gambar 15, coil sebelah atas diberi nomor ganjil dan yang bawah
bernomor genap, seperti yang ditunjukkan dari kumparan gambar 14.
Posisi sikat dapat diletakkan dengan menemukan arah aliran arus di
berbagai konduktor. Jika arus konduktor yang berada dibawah kutub N
diasumsikan mengalir masuk dan konduktor di bawah kutub S mengalir
keluar, maka dengan meletakkan arah yang tepat pada konduktor yaitu
diperoleh batang komutator no 1 dan 9 adalah titik pertemuan dari emf dan
arus mengalir keluar dari konduktor ini dan ditempatkan juga sikat untuk
polaritas positif. Sedangkan segmen segmen komutator no 5 dan 13 titik
pemisahan dari emf, sehingga ditempatkan sikat sikat untuk polaritas
negative. Jika sikat sikat dengan polaritas yang sama dihubungkan maka
semua konduktor jangkar terbagi dalam 4 jalur parallel (gbr17)
12
Gambar 16. satu posisi sikat positif terdapat dua posisi alternative untuk sikat
negative.
= Eav X
Z
P
Z
P
13
Y Y
B
dan YA =
Z 2
P
NC =
PY A 2
2
YA =
30 2
=7
4
14
15
Gambar 19
Gambar 20
16
17
18
19
ii)
20
21
Soal :
1.
2.
3.
22
4.
23
d
=
dt
P
60 = PN
60
N
PN Z
.
60 2
ZN
P
.
volt
60
2
60
ZN
60 volt
24
Rugi-rugi Hyteresis
25
26
27
1. efisiensi mekanik
m =
2. efisiensi elektrik
e = C =
3. efisiensi total
B
A
EgIa
outputpenggerak
VI
EgIa
VI
= A = outputpenggerak
Soal :
1. generator shunt 10 KW, 250 V, DC, 6 ktub berputar pada 100 rpm saat
beban penuh. Jangkar mempunyai 534 konbuktor terhubung kumparan
gelung. Rugi tembaga beban penuh adalah 0,64 Kw, drop sikat adalah 2 V.
Tentukan fluks perkutub, abaikan arus shunt ?
2. generator shunt memberikan 195 A pada 250 V. Tahanan jangkar dan
tahanan medan shunt nasing-masing 0,02 dan 50 . Rugi-rugi besi dan
gesek 950 W
hitunglah
a. Emf yang dibangkitkan
b. Rugi-rugi cu
c. Daya output dari primeover
d. Efisiensi mekanik, elektrik dan total
BAB VI. REAKSI JANGKAR DAN KOMUTASI
6.1 Reaksi Jangkar
28
resultan
mmf
yaitu
o-F
yang
diperoleh
dengan
29
6.2 Komutasi
Yaitu proses pembalikan arah arus dan terhubung singkatnya sebuah coil
(konduktor-konduktor jangkar) setelah melewati kutub-kutub yang berlawanan (U
ke S) pada medan magnetik utama. Prosesnya sbb:
Gambar 31 Komutasi
1
Pada gambar 31A, lebar sikat sama dengan 3lebar satu segmen komutator dan satu
isolasi mika. Coil B akan terjadi hubung singkat, karena sikat akanbergerak
menuju segmen comutator a. Diasumsikan setiap coil membawa 20 A sehingga
arus sikat adalah 40 A, baik menggunakan kumparan gelung atau kumparan
gelombang. Arus mengalir dari kiri ke kanan. Gambar 31 B, coil telah memasuki
hampir
30
Dalam kasus ini, sisa arus 5A mengalir secara langsung dari segmen komutator b,
menuju sikat melalui udara sehingga menghasilkan bunga api.
31
sama, maka akan terjadi hubung singkat yang berbahaya pada sistem.
Pada
32
daya ke mesin 2 yang mulai berputar sebagai sebuah motor. Sehiinga 2 mesin
akan membentuk sebuah loop hubung singkat dan arus meningkat tajam.
Keadaan ini dapat dicegah dengan menggunakan batang penyama (equalizing bar)
sebab dua mesin yang sama memberikan arus yang hampir sama ke beban. Sedikit
perbedaan diantara dua arus dapat dibatasi dengan adanya loop yang dibuat oleh
jangkar dan equalizing bar.
Gambar 33a dan b. Dua Generator Seri Identik Yang Terhubung Paralel
Soal :
1. dua generator DC masing-masing mempunyai karakteristik eksternal linier
beroperasi paralel. Mesin 1 mempunyai tegangan terminal tanpa beban dan
220 V pada arus beban 35 A. Mesin mempunyai 2 tegangan 280 V tanpa
beban dan 220 V pada arus beban 50 A. Hitunglah arus output masingmasing mesindan tegangan busbar saat beban total 60 A. Berapa KW
output masing-masing mesin pada kondisi ini?
2. Dua generator shunt beroperasi paralel da mensuplai beban 800 A.
Generator A memberikan 240 V saat tanpa beban dan 225 V pada output
500 A. Generator B memberikan 245 V tanpa beban dan 225 V pada
output 400 A. Asumsikan karakteristik beban linier, tentukan tegangan
busbar dan KW masing-masing generator ?
3. Dua generator shunt masing-masing mempunyai tahanan jangkar 0,01
dan tahanan medan 20 bekerja paralel dan mensuplai beban total 4000
A. Emf masing-masing adalah 210 V dan 220 V. Hitunglah tegangan
busbar dan output masing-masing mesin ?
33
34
menunjukan hubungan antara emf jangkar tanpa beban, Eo dengan medan atau
arus penguatan If pada kecepatan tetap. Bentuk kurva sama untuk semua
generator apakah eksitasi terpisah maupun eksitasi sendiri.
b. Karakteristik dalam / Karakteristik total ( E/Ia)
Karakteristik ini menunjukan hubungan antara emf jangkar, E ( setelah
memperhitungkan pengaruh demagnetisasi reaksi jangkar) dengan arus
jangkar Ia.
c. Karakteristik Luar (V / I )
Karakteristik ini disebut juga sebagai karakteristik performansi atau kurva
pengaturan tegangan. Kurva ini memberikan hubungan antara tegangan
terminal V dan arus beban I. Harga V diperoleh dengan mengurangi IaRa dari
harga E.
Karakteristik ini dapat diperoleh dengan dua jalan , yaitu dengan
melakukan pengukuran generator saat dibebani dengan memakai alat ukur dan
secara grafik dari OOC jika tahanan jangkar, tahanan medan, efek
demagnetisasi reaksi jangkar diketahui.
8.1 Generator Eksitasi Terpisah
a) Karakteristik saturasi tanpa beban.
Rangkaian untuk memperoleh data kurva ditunjukan pada gambar 30.
Arus medan If diperoleh dari sumber DC dan dapat diatur melalui
potensiometer.
Persamaan tegangan dc adalah,
Eg
ZN p
x Volt .
60
A
35
Gambar 30 (a) Generator Eksitasi Terpisah. (b) Kurva Saturasi Tanpa Beban
tanpa
beban
dan
dengan
memperhitungkan
pengaruh
36
paralel dengan ob. Kemudian tegangan V lebih kecil dari pada tegangan E
sebesar IaRa, dimana Ra tahanan jangkar. Dari titik d garis vertikal de =
IaRA. Titik E terletak pada kurva saturasi beban penuh. Dengan cara sama
kurva saturasi beban penuh Mp dapat digambar. Segitiga 6 kode disebut
sebgai drop reaction triagle
c) Karakteristik dalam dan luar (Internal dan External Character)
Pada gambar 32, garis I adalah tegangan tanpa beban Eo. Tegangan ini
akan tetap konstan bila tidak ada reaksi jangkar dan drop tegangan jangkar.
Bila generator dibebani, maka tegangan jatuh pada harga E akibat reaksi
jangkar. Keadaan ini diplot pada kurva II dan disebut sebagai karakteritik
dalam. Garis oa menyatakan drop tahanan jangkar. Jika E dikurangi drop
tahanan jangkar maka diperoleh harga tahanan terminal V. Yang diplot
pada kurva III dan disebut sebagai karakteristik luar.
8.2 Kurva Tanpa Beban untuk Generator Eksitasi Sendiri
OCC atau kurva saturasi tanpa beban untuk generator shunt atau seri eksitasi
sendiri diperoleh dengan jalan yang sama.
Gambar 33.
(a) Generator Eksitasi Sendiri
(b) kurva antara If dan Eo
Generator digerakan pada kecepatan konstan oleh perimer mover dan emnf tanpa
beban Eo diukur dengan voltmeter. If dinaikan bertahap dari nol dengan hasil
kurva antara If dan Eo diperoleh pada gambar 33b. Ari kurva tersebut dapat
disimpulkan bahwa akibat adanya magnet sisa didalam kutub, emf dapat
dibangkitkan meskipun If = 0.
37
Volt
R
ampere
Gambar 34. Kurva Penguat Emf dan Fluks ini sampai pada titik keseimbangan di P
38
Gambar 35
(a) Tegangan Terminal dan Arus Beban Generator Terhubung
(b) Kurva Hubungan antara tegangan Terminal dan Arus Beban
Generator Shunt dieksitasi saat tanpa beban sehingga memberikan tegangan open
circuit + Oa. Kemudian beban secara bertahap dinaikan. Dari hasil pembacaan
alat ukur, diperoleh kurva karakteristik luar pada gambar 35b. Bagian ab adalah
garis kerja kurva. Titik b disebut sebagai titik breakdown dimana beban adalah
maksimum = OB. Dititik b, generator mengirimkan arus yang sangat besar, yaitu
lebih besar dari pda arus normalnya. Jika beban dikurangu pada titik b, arus beban
seharusnya lebih besar dari pada OB. Akan tetapi akibat drop tahanan jangkar dan
reaksi jangkar, tegangan teminal V turun secara drstis, sehingga arus beban akan
39
turun = 0A. Jika pada bagian b,d,c dari kurva, tegnagn terminal V turun lebih
cepat dibanding tahanan beban.
8.6 Generator Seri
Pada Generatorm seri, kumparan medan seri dengan jangkar (gambar 36) bila
Ia meningkat, fluks dan juga emf meningkat seperti ditunjukan pada kurva gambar
36.b. kurva Oa adalah OCC pengaruh reaksi jangkar pada beban penuh diberikan
oleh jarak horisontal a-b. Jadi titik b berada pada karakteristik dalam. Jika
koordinat bc = gh = drop tegangan jangkar, maka titik c berada pada karakteristik
luar
Gambar 36
(a) Generator seri
(b) Kurva Oa
Pada beban-beban tinggi , tegangan mulai berkurang akibat reaksi jangkar bila
beban semakin bertambah besar tegangan terminal berkurang sampai nol untuk
beban OD.
Soal.
Open Circuit Charakteristic (OCC) generator dc eksitasi terpisah pada Rpm
adalah sebagai berikut:
Arus Medan` : 0,2
0,4
0,6
1,0
1,2
1,6
40
jika
mesin terhubung sebagai generator shunt dan berputar pada 1000 rpm,
tahanan krisis. Dari titik C harga tahanan kritis adalah 0,6 150 .
3. Garis OB mempresentasikan tahanan shunt pada tegangan 115 volt open
115
41
arus dan berada dalam medan magnet, sehingga konduktor mengalami gaya
yang arahnya berdasarkan kaidah tangan kiri (Gambar 1b.).
Pada gambar 38a dan 38b saat medan magnet dieksitasi dan konduktorkonduktor jangkar disuplai dengan arus dari supply utama, maka konduktor
mengalami gaya yang memutar jangkar. Konduktor-konduktor jangkar
dibawah kutub U diasumsikan membawa arus menjauhi dan dibawah kutub S
mendekati, dengan menerapkan kaidah tangan kiri maka diperoleh arah gaya
pada setiap konduktor.
9.2.
ZN p
x Volt .
60
A
42
43
V Eb Ia.Ra
Dimana :
V = Suplai tegangan sumber (volt)
Eb = Emf lawan (volt)
Ia = arus jangkar (ampere)
Ra = tahanan jangkar (ohm)
Contoh soal :
1. Sebuah mesin dc 220 V mempunyai tahanan jangkar 0,5 . Jika arus jangkar
beban penuh 20 A, hitunglah emf trinduksi saat mesin dioperasikan sebagai :
a. Generator
b. Motor
2. Sebuah motor shunt 440 volt mempunyai tahanan jangkar 0,8 . Tentukan
emf lawan saat memberikan output 7,46 KW pada efesiensi 85 %.
3. Sebuah generator dc shunt 25 KW, 250 V mempunyai tahanan jangkar dan
medan masing-masing 0,06 dan 100 . Tentukan daya jangkar total yang
dihasilkan saat bekerja sebagai :
a. Generator yang mnghasilkan output 25 KW.
b. Sebagai motor yang menarik input 25 KW.
9.4. Torsi
Adalah momen putar dari sebuah gaya terhadap sumbunya. Torsi diukur
dengan perkalian gaya dengan jari-jari dimana gaya tersebut bekerja.
44
meter
bekerja
dengan
yang
Jadi :
T = F x R (Nm)
F.r = T (torsi)
2N = kecepatan sudut dalam radian/detik
= Eb . Ia
=
1
P
ZN
Ia
2N
A
1
P
ZIa
2
A
Nm
Nm
45
Nm
. Ia
1
Eb. Ia Nm
2N
1
.Eb.Ia Nm
2N / 60
60 .Eb.Ia
2
N
= 9,55.
.Eb.Ia
N
Nm
Nm
Psh
(Nm)
2N
Tsh = 9,55.
.Psh
N
N dalam Rps
N dalam Rpm
Contoh Soal :
4. Sebuah motor dc seri kumparan gelombang 250 V, 4 kutub mempunyai
78a konduktor pad jangkarnya. Teknan jangkar 0,75 Ohm. Motor enarik
arus 40 A. Hitunglah kecepatan dan torsi jangkar motor bila fluks
perkutubnya 25 mWb.
5. Motor shunt 220 V, 4 kautub mempunyai 540 konduktoe kumapran
gelung. Motor menarik arus 32 ampere dari suplai dan menghasilkan day
46
aouput 5,595 KW. Kumparan medan menarik arus 1A tekanan jangkjar 0,9
Ohm.dan fluks berkutub 30 mWb. Hitunglah a. Kecepatan b. Torsi yang
dihasilkan
6. motor dc seri mengambil arus 40A pada 220 V dan berputar pada 800 rpm
jika tekanan jangkar dan medan masing-masing 0,2 Ohm dan 0,1 Ohm,
rugi-rugi besi dan gesekan 0,5 kw, hitunglah
a). Torsi yang dihasilkan dalam jangkar
b). Daya Output Motor.
V Ia.Ra
60 A
Eb
= Z .P x V
60 A
Eb
60 A
ZP
Eb
= K
47
Persamaan ini menunjukan bahwa kecepatan sebanding dengan emf lawan Eb dan
berbanding terbalik dengan , jadi
N
Eb
N2 = keadaan 2
Ia2 = keadaan 2
2 = keadaan 2
Eb1
dan
N2
Eb1
Jadi
N2
Eb2 1
x
N1
2 Eb1
N1
Eb1 Ia2
N1
Eb1 2
jika
2 maka
N2
Eb2
N1
Eb1
Contoh Soal :
Motor dc seri beroperasi pada 800 rpm dengan arus 100A dari tegangan
230V.tahanan jangkar dan medan masing-masing 0,15 ohm. Hitung kecepatan
bilamana motor bekerja pada arus 25 A. Asumsikan bahwa fluks pada arus ini
adalah 45 % dari fluks pada 100A.
Sebuah motor dc shunt mempunyai tahanan jangkar 0,5 ohm dan tahanan medan
115 A. Pada saat beban kecepatanya 1200 rpm dan arus jangkar 2,5A. Pada saat
48
beban nominal kecepatan turun menjadi 1120 rpm tentukan arus dan daya input
motor pada saat beban nominal.
Sbuah generator shunt mengirimkan daya 50 Kw pada 250 Volt dan 400 rpm.
Tahanan jangkar dan medan masing-masing 0,02 ohm dan 50 ohm. Hitunglah
kecepatan mesin saat operasi sebagai motor shunt dan mengambil 50 Kw input
pada 250 V misal jatuh tegangan sikat adalah 1 volt persikat.
9.6. Karakteristik motor DC seri
a. Karakteristik Ta/Ia
Dari hubungan persamaan berikut
Ta . Ia
Pada motor dc seri kumparan medan juga membawa arus jangkar, maka Ia
meningkat sampai titik saturasi magnetik.
Dengan demikian sebelum saturasi
Ta Ia2
Pada beban ringan, IA dan kecil. Bila Ia meningkat, Ta meningkat
sebanding denganb kuadrat arus. Maka kurva Ta/Ia adalah sebuah parabola
seperti gambar 5.
Setelah saturasi tidak tergantung dari
Ia, maka Ta
Ia
jadi karakteristik
jangkar.
Maka
dalamkeadaan
b. Karakteristik N/Ia
49
Eb
Perubahan Eb dari berbagai arus beban adalah kecil sehingga dapat diabaikan.
Tetapi bila Ia naik, juga meningkat, dengan demikian kecepatan berubah
sebanding terbalik dengan arus jangkar (gambar 6)
Saat beban berat, Ia adalah besar dan
kecepatan rendah (ini menurunkan Eb
dan menghasilkan arus jangkar lebih).
Bila tiba-tiba arus beban turun sampai
harga yang kecil, kecepatan menjadi
tinggi dan berbahaya. Oleh karena itu
motor seri tidak boleh distart tanpa
beban mekanik, jika tidak maka motor
akan menghasilkan kecepatan yang
berlebihan
Gambar 42. Karakteristik N/Ia
dan
mengakibatka
Ta . Ia
N
Eb
50
Ta Ia
51
9.8.
Motor-motor ini mempunyai kumparan seri dan shunt. Jika eksitasi seri
membantu eksitasi shunt yaitu fluks magnetik seri dalam arah yang sama dengan
fluks shunt, maka motor disebut sebagai komulative compoind. Tetapi jika fluks
seri berlawanan dengan fluks shunt disebut sebagai deferential compound.
Karakteristik motor yang demikian terletak terletak diantara motor-motor shunt
dan seri seperti ditunjukan pada gambar 47.
a. Motor-motor seri comulative compound
Motor-motor ini digunakan dimana krakteristik seri diperlukan dalam operasi.
Akibat adanya kumparan shunt ,kecepatan tidak menjadi tinggi secara berlebih
Akibat adanya kumparan seri ,dapat dipai untuk mengangkat beban berat.
Contoh : mesin pemotong batubara, mesin penggiling baja.
b. Motor-motor differential compound.
Karena medan seri melawan medan shunt, maka flux berkurang bila motor
dibebani. Ini menyebabkan kecepatan motor hampir tetap konstan atau bahkan
meningkat sesuai dengan kenaikan beban, karena N
Eb
52
9.9.
Performance Curves
Pada gambar 13 ditunjukkan 4 karakteristik dasar motor shunt dan seri
yaitu torsi, arus, kecepatan dan efisiensi yang diplot sebagai fungsi dari
daya output motor.
Pada motor shunt mempunyai penurunan kecepatan dari tanpa beban sampai
beban penuh yang kecil, oleh karena itu motor shunt biasa dengan adanya
kenaikan beban. Oleh karena itu, motor seri tidak tepat dipakai pada kecepatan
konstan.
Contoh Soal.
10. Kumparan jangkar type gelung motor DC shunt 4 kutub, 250 volt mempunyai
120 slot, setiap slot berisi 8 konduktor. Flux perkutub adalah 20 mWb dan
arus ditarik oleh motor sebesar 25 Ampere. Tahanan jangkar dan medan
53
b)
DAFTAR PUSTAKA
1. Anderson, L.R., 1981,Electric Machines And Transformers, Reston
Publishing Company, Inc. Reston Virginia.
2. Bimbhra, PS., 1980, Generalized Teory of Electrical Machines, Khanna
Phublishers,2-B, Nath Market, Nai Sarah, Delhi.
3. Chapman,J.s.,1985, Electrica Machinery Fundamentals, McGraw-Hill
Book Company, Singapore.
54
55
18. Veinot, G.C., and Martin, E.J., 1987, Fractional and Subfractional Horse
Power Electric Motors, Fourth Edition, Mc-Graw Hill Book Company,
Inc., Singapore.
19. Wallace, G.a., 1955, Principles and Practice of Electrical Engineering,
McGraw-Hill Book Company Inc., NewYork
56